• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG)

Penginderaan jauh adalah suatu ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji (Purbowaseso 1996).

Soenarmo (2003) menyatakan bahwa penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau fenomena dengan menganalisa data yang diperoleh melalui alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji. Kegiatan observasi informasi objek tersebut dalam arti khusus adalah mendeteksi gelombang elektromagnetik yang dipantulkan, ditransmisikan dan dihamburkan oleh objek

tersebut. Melalui persamaan-persamaan sifat, interaksi gelombang

elekromagnetik dengan objek dapat dikembangkan teknologi akuisi dan pengolahan data sehingga informasi objek dapat diektraksi sekaligus dapat diturun dari data penginderaan jauh. Data inderaja satelit dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi yaitu aplikasi untuk atmosfer, hidrosfer, litosfer- geosfer,biosfer, lingkungan,kriosfer dan sistem pengumpulan data.

Secara umum penginderaan jauh saat ini dimanfaatkan tidak saja pada alat pengumpulan data mentah, tapi penginderaan jauh dapat juga digunakan untuk memproses data mentah secara manual dan otomatis serta dapat menganalisis citra dan menampilkan hasil informasi yang diperoleh (Howard 1996).

Sutanto (1986) menyatakan bahwa dalam penginderaan jauh digunakan

tenaga elektromagnetik. Matahari merupakan sumber utama tenaga

elektromagnetik ini. Dalam perjalanannya radiasi matahari menembus atmosfer mengalami proses atenuasi yaitu penyerapan, pantulan, pancaran, dan hampuran oleh partikel-partikel dalam atmosfer baru kemudian diteruskan.

Sistem informasi geografis (SIG) adalah sistem komputer yang mempunyai kemampuan pemasukan, pengambilan, analisis data dan tampilan data geografis yang sangat berguna bagi pengambilan keputusan. SIG adalah sistem komputer yang terdiri dart perangkat keras, perangkat lunak, dan personal (manusia) yang dirancang untuk secara efisien memasukkan, menyimpan, memperbaharui, memanipulasi, menganalisis dan menyajikan semua jenis informasi yang berorientasi geografis (ESRI 1990).

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk menunjang pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir pulau- pulau kecil. Perencanaan spasial atau keruangan di wilayah pesisir lebih kompleks dibandingkan dengan perencanaan spasial di daratan (Dahuri 1997), karena (1) Perencanaan di daerah pesisir harus mengikutsertakan semua aspek yang berkaitan baik dengan wilayah daratan maupun lautan; (2) Aspek daratan dan lautan tidak dapat dipisahkan secara fisik oleh garis pantai karena saling berinteraksi dan bersifat dinamis sesuai dengan proses-proses fisik dan biogeokimia yang terjadi; (3) Bentang alam wilayah pesisir secara cepat berubah dibanding dengan daratan karena hasil interaksi tadi.

Rofiko (2005) menyatakan bahwa kriteria utama yang harus

dipertimbangkan pada saat evaluasi kesesuaian SIG yaitu 1). Model dan struktur data yang digunakan dapat di pakai pada wilayah yang luas dengan ketelitian dan resolusi yang tinggi, 2). Data spasial maupun non spasial yang telah tersusun dapat diperbaiki, disimpan, dapat diambil pada saat tertentu dan dapat ditampilkan secara efisien dan efektif.

Supriatna et al.(2005) menyatakan bahwa SIG adalah teknologi di garis depan dan merupakan interdisiplin yang membutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas untuk tiap-tiap tingkatan dalam pekerjaannya. Secara umum sumberdaya manusia yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: 1). Staf operasional

yang terdiri dari end user (orang yang bertugas untuk membuat sistem menghasilkan keuntungan, termasuk mengantisipasi segala kemungkinan selama berlangsungnya pekerjaan), kartografer (bertugas melayout peta sehingga jelas dan mudah dimengerti), data capturer (bertugas mengkonversi peta menjadi bentuk digital), potential users (orang yang mampu mengoperasikan teknologi SIG), 2). Staf analis profesional terdiri dari : analist (orang yang menganalis berdasarkan pengetahuan dan pengalaman di bidang SIG), system administrator (bertugas menjaga, merawat perangkat keras dan perangkat lunak dari komputer yang digunakan untuk pekerjaan), progrmmer (bertugas menterjemahan aplikasi khusus untuk keperluan SIG menjadi program yang bisa dijalankan), data base administrator (orang yang mengatur fenomena-fenomena geografi ke dalam bentuk layer-layer, mengidentifikasi sumber data, mendokumenkan informasi yang terkandung dalam data base sehingga dapat dibaca sistem dan dapat terintegrasikan), super operator (orang yang ahli dalam semua perangkat keras dan perangkat lunak dalam SIG), dan 3). Manajer perorangan yang bertanggungjawab atas perkembangan harian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan yang mengatur kerja tim, mengatur hasil output/produksi yang dibutuhkan seperti layaknya sebuah organisasi.

Sistem Informasi Geografis (GIS) merupakan alat yang dapat digunakan untuk pengumpulan, penyimpanan, mendapatkan kembali, tranformasi dan menampilkan suatu data dengan tujuan tertentu. Data tersebut dapat berupa data spasial maupun data atribut. Data spasial merupakan data yang mencerminkan aspek keruangan, sedangkan data atribut merupakan data yang menggambarkan suatu atribut tertentu (Aronof 1989).

Data yang digunakan untuk analisis SIG harus dilengkapi dengan informasi posisi geografis (lintang dan bujur). Database yang telah dibuat akan memudahkan dalam melakukan analisis dalam SIG. Data yang dihasilkan dari pengukuran parameter lingkungan nantinya akan dibentuk suatu layer yang akan dimasukan dalam dalam peta dasar yang telah tersedia. Data parameter lingkungan yang dikumpulkan tersebut berbentuk titik, sehingga untuk dapat melakukan analisis antar layer, data-data tersebut terlebih dahulu dilakukan

interpolasi sehingga nantinya data akan berbentuk area/poligon (Charter dan Agtrisari 2003).

Sistem Informasi Geografis (SIG), data dirujukkan dengan kejadian yang akan memberikan perbaikan, analisis dan tayangan pada kriteria spasial. SIG paling tidak terdiri dari subsistem pemrosesan, subsistem analisis data dan subsistem yang menggunakan informasi (Masrul 2002).

Raharo (1996) in Haris (2003) menyatakan keunikan SIG jika

dibandingkan dengan sistem pengolahan basis data lainya adalah kemampuannya untuk menyajikan informasi spasial maupun non spasial secara bersama-sama. SIG merupakan penyederhanaan (miniatur) dari fenomena alam/geografis yang nyata, maka SIG harus betul-betul mewakili kondisi, sifat-sifat (atribut yang penting) bagi suatu aplikasi/pemanfaatan tertentu.

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah terjemahan dari Geogrphical Information Systemyang merupakan teknologi berbasis computer yang digunakan untuk memperoses, menyusun, menyimpan, memanipulasi dan menyajikan data spasial yang disimpan dalam basis data untuk berbagai macam aplikasi (Azis 1998).

Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) sudah banyak digunakan untuk pengelolaan sumberdaya alam, seperti pengelolaan dalam penggunaan lahan di bidang pertanian, kehutanan, perkebunan, dan perikanan serta pembangunan pemukiman penduduk dan fasilitasnya. Hanya dalam beberapa tahun, penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) telah tersebar luas pada berbagai bidang, seperti dalam bidang ilmu lingkungan, perairan, dan sosial ekonomi (Anwar 2002).

Dokumen terkait