• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengisian dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) Adapun Tata cara Pengisian dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Objek

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

GAMBARAN UMUM PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

A. Tata cara Pengisian dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Objek Pajak Dalam tatacara pengisian dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Objek Pajak

1. Pengisian dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) Adapun Tata cara Pengisian dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Objek

Pajak(SPOP) adalah :

a. Formulir SPOP/LSPOP dapat diperoleh di tempat-tempat pengambilan

yang telah di tentukan antara lain Kantor Pelayanan Pajak Pratama ,di Kantor Kelurahan, Kantor Kecamatan, dan tempat lainnya yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Dalam hal formulir SPOP/LSPOP diperoleh di Kantor Pelayanan Pajak Pratama, Subjek Pajak dapat langsung datang ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai atau melalui kuasanya untuk mengambil formulir-formulir tersebut.

b. Wajib Pajak mengajukan permohonan Pendaftaran Objek dan Subjek

Kantor Pelayanan Pajak Pratama melalui Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT). Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) menerima permohonan Pendaftaran Objek Pajak dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan dan Bangunan kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.

Bukti-bukti pendukung yang perlu dilampikan berupa :

1. Fotocopy salah satu bukti Surat Tanah antara lain seperti Sertifikat, Akte Jual Beli Tanah, Surat Tanah garapan, Surat perjanjian sewa-menyewa, Surat Keterangan Lurah/Kepala desa atau dokumen lainnya.

2. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk/Kartu Keluarga atau Identitas

lainnya.

3. Fotocopy salah satu bukti Surat Bangunan anatara lain seperti

Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Surat keterangan Lurah/Kepala desa, Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak dan dokumen lainnya.

c. Setelah Subjek Pajak menyebarkan Permohonan Pendaftaran lengkap

dengan bukti-bukti pendukungnya, kemudian Subjek Pajak mengisi Formulir SPOP/LSPOP dengan jelas, benar, lengkap, dan tepat waktu serta ditandatangani.

1. Jelas, maksudnya adalah bahwa penulisan data yang diminta dalam Surat Pemberitahuan Objek Pajak harus dinyatakan dengan jelas sehingga tidak menimbulkan salah tafsir yang dapat merugikan Negara maupun wajib pajak.

2. Benar, maksudnya agar data yang dilaporkan/dituliskan harus

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya seperti luas tanah dan/atau bangunan, tahun dan/atau harga perolehan, letak tanah dan/atau bangunan serta peruntukkan atau penggunaannya yang dilaporkan dan/atau dituliskan dalam Surat Pemberitahuan Objek Pajak harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

3. Lengkap, maksudnya bahwa semua kolom dalam Surat

Pemberitahuan Objek Pajak, baik yang menyangkut subjek pajak dan/atau wajib pajak maupun data tanah dan/atau bangunan harus diisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Kemudian Surat Pemberitahuan Objek Pajak tersebut harus diberi tanggal Pengisian Surat Pemberitahuan Objek Pajak dan ditandatangani oleh wajib pajak. Wajib Pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) agar mencantumkan NPWP dalam kolom yang tersedia dalam Surat Pemberitahuan Objek Pajak .

4. Tepat waktu, maksudnya Surat Pemeberitahuan Objek Pajak yang

ditandatangani harus dikembalikan ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama tersebut diatas selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal diterimanya Surat Pemberitahuan Objek Pajak oleh Wajib Pajak.

d. Dalam hal Subjek Pajak atau kuasanya mengalami kesulitan dalam

pengisian formulir tersebut, maka mereka dapat meminta petunjuk kepada petugas pajak (fiskus), dalam hal formulir tersebut diisi oleh kuasa dari Subjek Pajak, maka harus dilampiri surat kuasa yang dibubuhi bea materai sebesar Rp. 6000.

e. Dalam hal berkas permohonan pendaftaran sudah lengkap, kemudian

Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) akan melakukan penelitian atas pengisian formulir SPOP/LSPOP yang sudah diisi secara jelas, benar, dan lengkap oleh subjek pajak. Apabila dari hasil penelitian terdapat item-item yang belum diisi atau terdapat ketidakjelasan penulisan dan/atau belum ada tanda tangan Subjek Pajak atau kuasanya, maka petugas tempat pelayanan terpadu dapat melakukan konfirmasi dan mengembalikan SPOP/LSPOP tersebut kepada subjek pajak untuk memenuhi kelengkapan dan kejelasan pengisian formulir SPOP/LSPOP tersebut.

f. Dalam hal berkas permohonan pendaftaran dan formulir SPOP/LSPOP

akan mencetak Bukti Penerimaan Surat (BPS) dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD). BPS akan diserahkan kepada Subjek Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas permohonan pendaftaran, kemudian Pelaksana Seksi Pengelolaan Data dan Informasi (PDI) melakukan perekaman SPOP/LSPOP, mencetak Daftar Hasil Rekaman (DHR), melakukan pencocokan antara SPOP/LSPOP dan DHR guna pembentukkan Basis Data Objek dan Subjek Pajak dan meneruskan berkas permohonan pendaftaran kepada Kepala Seksi Pelayanan untuk dicetak.

Berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP.533/PJ/2000 yaitu Blanko SPOP terdiri dari Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) dan Lampiran Surat Pemberitahuan Objek Pajak (LSPOP).

1. Lembar Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)

Lembar SPOP adalah lembar yang digunakan untuk mengisi Indentitas, letak Objek Pajak, Data Tanah, Denah/sket/lokasi Objek Pajak yang dimiliki oleh Subjek Pajak.

Tabel 2 : Lembar SPOP

Data Diisi Wajib

Pajak Diisi Petugas Pajak Jenis Transaksi -  NOP -  NOP BERSAMA - 

Tamabahan Untuk Data Baru - 

Data Letak Objek Pajak  -

Data Subjek Pajak  -

Data Tanah  -

Zona Nilai Tanah - 

Data Bangunan  -

Pernyataan Subjek Pajak  -

Identitas Pendata - 

Sket/Denah Lokasi Objek Pajak

 -

Keterangan :

a. NOP adalah nilai Identifikasi Objek Pajak yang mempunyai

Karakteristik Unik, Permanen, standar dengan satuan Blok dalam satu wilayah Administrasi Pemerintah desa/kelurahan yang berlaku secara Nasional.

b. ZNT (Zona Nilai Pajak) adalah Zona Geografis yang terdiri

dari sekelompok Objek Pajak yang mempunyai Nilai Indikasi Rata-Rata (NIR) sama yang dibatasi oleh batas penguasaan/pemilikan subjek pajak dalam satu wilayah Administrasi Pemerintahan desa/kelurahan.

2. Lembar Lampiran Surat Pemeberitahuan Objek Pajak (LSPOP)

Lembar LSPOP ini tidak digunakan bila Subjek Pajak tidak mempunyai Bangunan pada sebidang tanah dan digunakan bila dalam suatu tanah tersebut terdapat 1 Bangunan, jika dalam tanah tersebut terdapat 2 atau lebih, maka jumlah LSPOP yang digunakan adalah sebanyak jumlah bangunan yang ada.

Tabel 3 : Lembar LSPOP

Data Diisi Wajib

Pajak

Diisi Petugas

Pajak

Rincian Data Bangunan  -

Fasilitas  -

Data Tambahan Untuk Jenis Penggunaan Bangunan JPB = 3/8

- 

Data Tambahan Untuk Bangunan Non-Standar

- 

Penilaian Individual - 

Identitas Pendata - 

Sumber : Seksi Pendataan dan Penilaian/Ekstensifikasi Keterangan :

a. Bangunan Non Standard adalah Objek Pajak yang tidak

memenuhi kinerja Objek Pajak Standard.

b. Objek Pajak Standard adalah Objek Pajak yang memiliki Luas

Bangunan < 1000 m2 dan jumlah lantai 4 (empat) serta luas tanah < 10.000 m2 .

c. Penilaian Individual adalah penelitian terhadap Objek Pajak dengan cara memperhatikan semua karakteristik dari setiap Objek Pajak.

2. Kendala-Kendala Dalam Pengisian dan Pelaporan Surat

Dokumen terkait