• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Gagal Ginjal Kronik

Pengkajian merupakan proses dinamis yang terorganisasi, dan meliputi tiga aktivitas dasar yaitu: pertama, mengumpulkan data secara sistematis; kedua, memilah dan mengatur data yang dikumpulkan; dan ketiga, mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali. (Tarwoto& Wartonah, 2011: 2)

a. Pengkajian pada klien Gagal Ginjal Kronik sebagai berikut:

1) Data biografi: Nama, alamat, umur, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis, nomor keluarga yang dapat dihubungi.

2) Keluhan utama

Keluhan utama yang didapat biasanya bervariasi, muli dari urine output sedikit sampai tidak dapat BAK, gelisah sampai

penurunan kesadaran, tidak selera makan (anoreksi), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, napas berbau (ureum), dan gatal pada kulit.

3) Riwayat kesehatan sekarang

Kaji onset penurunan urine output, penurunan kesadaran, perubahan pola napas, kelemahan fisik, adanya perubahan kulit, adanya napas berbau amonia, dan perubahan pemenuhan nutrisi. Kaji sudah ke mana saja klien meminta pertolongan untuk mengatasi masalahnya dan mendapat pengobatan apa.

4) Riwayat kesehatan dahulu

Kaji adanya riwayat penyakit Gagal Ginjal Akut, infeksi saluran kemih, payah jantung, penggunaan obat-obatan nefrotoksik, Benign Prostatic Hyperplasia, dan prostaektomi. Kaji adanya riwayat penyakit batu saluran kemih, infeksi saluran kemih, infeksi sistem perkemihan berulang, penyakit diabetes melitus, dan penyakit hipertensi pada masa sebelumnya yang menjadi predisposisi penyebab. Kaji mengenai riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat. 5) Psikososial

Adanya perubahan fungsi struktur tubuh dan adanya tindakan dialisis akan menyebabkan penderita mengalami gangguan pada gambaran diri. Lamanya perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami kecemasan,

gangguan konsep diri (gambaran diri) dan gangguan peran pda keluarga (self esteem)

6) Pemeriksaan fisik

1. Kesadaran dan keadaan umum pasien

Kesadaran pasien perlu dikaji dari salit-tidak sadar (komposmestis – koma) untuk mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien.

2. Tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik kepala-kaki

TD, nadi, respirasi, temperature yang merupakan tolak ukur dari keadaan umum pasien. Pada TTV sering didapatkan adanya perubahan; RR meningkat. Tekanan darah terjadi perubahan dari hipertensi ringan sampai berat. Pemeriksaan dari kepala sampai kaki dengan prinsip-prinsip(inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi).

(Muttaqin, A & Sari, A, 2011: 171) 2. Diagnosa

Diagnosa Keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya. (Tarwoto& Wartonah, 2011: 3)

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet dan perubahan membrane mukosa mulut.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi, produksi sampah.

c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritus, gangguan status metabolic sekunder.

(Nurarif,A.H & Kusuma,H, 2015: 16) 3. Rencana Keperawatan

Pada tahap perencanaan ada empat hal yang harus di perhatikan yaitu : menentukan prioritas masalah, menentukan tujuan, menentukan kriteria hasil dan merumuskan intervensi. (Tarwoto& Wartonah, 2011: 4-6)

Tabel 2.2 Rencana Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Definisi : asupan nutrisi

tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik Batasan karakteristik : 1. Kram abdomen 2. Nyeri abdomen 3. Menghindari makanan 4. Berat badan 20%

atau lebih dibawah berat badan ideal 5. Kerapuhan kapiler 6. Diare 7. Kehilangan rambut berlebihan 8. Bising usus hiperaktif 9. Kurang makanan NOC : 1. Nutritional status 2. Nutritional status : food

and Fluid Intake

3. Nutritional status : nutrien Intake

4. Weight control

Kriteria Hasil :

1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan 3. Mampu mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi 4. Tidak ada tanda tanda

malnutrisi 5. Menunjukkan

peningkatan fungsi penegcapan dari menelan

6. Tidak terjadi penurunan

NIC

Nutrition Management 1. Kaji adanya alergi

makanan

2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien 3. Anjurkan pasien untuk

meningkatkan intake Fe

4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C 5. Berikan substansi gula 6. Yakinkan diet yang

dimakan tinggi serat untuk mencegah konstipasi 7. Berikan makanan

yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan

10. Kurang informasi 11. Kurang minat pada

makanan 12. Penurunan berat

badan dengan asupan makanan adekuat 13. Kesalahan konsepsi 14. Kesalahan informasi 15. Membran mukosa pucat 16. Ketidakmampuan memakan makanan 17. Tonus otos menurun 18. Mengeluh gangguan

sensasi rasa 19. Mengeluh asupan

makanan kurang dari RDA (recommended daily allowance) 20. Cepat kenyang setelah makan 21. Sariawan rongga mulut 22. Steatorea 23. Kelemahan otot pengunyah 24. Kelemahan otot untuk menelan Faktor-faktor yang berhubungan : 1. Faktor biologis 2. Faktor ekonomi 3. Ketidakmampuan untuk mencerna makanan 4. Ketidakmampuan menelan makanan 5. Faktor psikologis

berat badan yang berarti ahli gizi) 8. Ajarkan pasien

bagaimana membuat catatan makanan harian 9. Monitor jumlah nutrisi

dan kandungan kalori 10. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi 11. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan Nutrition Monitoring

1. BB pasien dalam batas normal

2. Monitor adanya penurunan berat badan 3. Monitor tipe dan

jumlah aktivitas yang biasa dilakukan 4. Monitor interaksi anak

atau orangtua selama makan

5. Monitor lingkungan selama makan 6. Monitor kulit kering

dan perubahan pigmentasi

7. Monitor turgor kulit 8. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah 9. Monitor mual dan

muntah 10. Monitor kadar

albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht 11. Monitor pertumbuhan dan perkembangan 12. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva 13. Monitor kalori dan

intake nutrisi 14. Catat adanya edema,

hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral 15. Catat jika lidah

berwarna magenta, scarlet

4. Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah di rencanakan dalam keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi. (Tarwoto& Wartonah, 2011: 7)

5. Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Langkah-langkah evaluasi adalah sebagai berikut :

a. Daftar tujuan-tujuan pasien

b. Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu c. Bandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien

d. Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau tidak. (Tarwoto& Wartonah, 2011: 8)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalan nya penelitian ( Dharma Kusuma,K, 2011: 72)

Karya tulis ilmiah ini adalah studi kasus yaitu studi untuk mengeksplorasi masalah Asuhan Keperawatan klien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu tahun 2017

B. Batasan Istilah

Asuhan keperawatan klien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di RSUD Pringsewu tahun 2017.

Tabel 3.1 batasan istilah

Variable Batasan Istilah Cara Ukur

Gagal Ginjal Kronik Pasien yang mengalami perkembangan gagal ginjal yangprogresifdan lambat hasil diagnosis dokter

Observasi, pemeriksaan lab, rekam medik

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Asupan nutrisi yang tidak seimbang antara kebutuhan dengan yang masuk ke dalam tubuh pasien terutama asupan protein pada penyakit gagal ginjal kronik.

Observasi, wawancara, pemeriksaan fisik

C. Partisipan

Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 pasien, dengan diagnosa medis Gagal Ginjal Kronik dengan masalah keperawatan yang sama yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Studi kasus pada Keperawatan Medikal Bedah (dirumah sakit) lama waktu sejak klien pertama kali masuk rumah sakit sampai pulang dan klien yang dirawat minimal 3 hari. Jika sebelum 3 hari klien sudah pulang, maka perlu penggantian klien lainnya yang sejenis dan bila perlu dapat dilanjutkan dalam bentuk home care. penelitian dilakukan di RSUD Pringsewu pada bulan Juli 2017.

E. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Wawancara

Hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang-dahulu-keluarga.Sumber data didapat dari klien, keluarga, perawat lainnya atau rekam medik dari Rumah Sakit.

2. Pemeriksaan fisik

Hasil pengukuran masalah Gagal Ginjal Kronik dengan menggunakan pendekatan IPPA: inspeksi. sedangkan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh menggunakan metode observasi dengan pengkajian fisik dan wawancara.

3. Intervensi

Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis memberikan intervensi sesuai dengan masalah keperawatan yang dialami kedua klien, yaitu dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Dalam karya tulis ilmiah ini penulis menjelaskan tentang pemberian nutrisi dengan melakukan anjuran (makanan terpilih) diit rendah protein dan tinggi kalori.

F. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini adalah : 1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan melalui wawancara , observasi , dokumentasi.Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan kemudian disalin dalam bentuk transkip/ catatan terstruktur.

2. Mereduksi data

Data dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk transkip dan dikelompokan menjadi data subyektif dan obyektif , dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan.

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan menggunakan tabel , gambar, bagan maupun teks naratif.Kerahasian dari klien dijaga dengan membuat nama inisial dalam identitas klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian akan dibahas dan dibandingkan pada hasil penelitian terdahulu secara teori dengan perilaku kesehatan.Penarikan kesimpulan dengan metode induksi.Data yang dikumpulkan terkait proses keperawatan dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

G. Etik Penelitian

Etika yang mendasari penelitian ini adalah : 1. Self Determinan

Menghormati otonomi yang mempersyaratkan, bahwa manusia yang mampu menalar pilihan pribadinya harus diperlakukan dengan

menghormati kemampuannya untuk mengambil keputusan

mandiri.(Hanafiah,M.J, 2012:185) 2. Berbuat Baik (Beneficience)

Berbuat baik menyangkut kewajiban membantu orang lain, dilakukan dengan mengupayakan manfaat maksimal dengan kerugian minimal. Prinsip ini diikuti prinsip tidak merugikan (primum non nocere, first no harm non malefience) yang menyatakan bahwa jika orang tidak dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat, setidak-tidaknya jangan merugikan orang lain.(Hanafiah,M.J, :2012:185)

3. Justice (Keadilan)

Setiap orang harus diperlakukan sama (tidak diskriminatif) dalam memperoleh haknya. Prinsip etik keadilan terutama menyangkut keadilan

distributif yang mempersyarakan pembagian seimbang dalam hal beban dan manfaat. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan distribusi gender status ekonomi, budaya dan etnik.(Hanafiah,M.J :2012:186)

4. Informed Consent

Persetujuan untuk berpartisipasi dalam penelitian setelah mendapat penjelasan dan telah memahami seluruh aspek penelitian yang relevan terhadap keputusan nya untuk berpartisipasi.(Hanafiah,M.J,:2012:186) 5. Anonimity

Merupakan kerahasian nama klien dalam identitas klien dengan inisial. 6. Confiedentiality

Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak asasi untuk mendapatkan kerahasiaan informasi. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa penelitian menyebabkan keterbukanya informasi tentang subjek. Sehingga peneliti perlu merahasiakan berbagai informasi yang menyangkut privasi subjek yang tidak ingin identitas dan segala informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain. Prinsip ini dapat diterapkan dengan cara meniadakan identitas seperti nama dan alamat subjek kemudian diganti dengan kode tertentu. Dengan demikian segala informasi yang menyangkut identitas subjek tidak terekspos secara luas.(Dharma,K.K 2011:239)

7. Non - Maleficienci

Non – Maleficienciberarti tidak melukai atau tidak menimbulkan bahaya/cidera bagi orang lain.(Suhaemi,M.E: 2014:15)

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu beralamat di jalan Lintas Barat Pekon Fajar Agung Barat kec. Pringsewu 35373. Berdasarkan SK menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 1995 nomor 106/Menkes/SK/I/1995 Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu termasuk dalam kategori Rumah Sakit tipe C. Manajemen Rumah Sakit terus berusaha untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan serta kepuasan pelayanan melalui pengembangan organisasi, peningkatan sumber daya manusia, pengembangan sarana dan prasarana pelayanan serta dengan peningkatan pola pengelolaan keuangan yang sehat dapat menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu sebagai institusi pemerintah yang profesional dan akuntabel.

Dalam upaya mengembangkan organisasi dan meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat, Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu memiliki visi, yaitu: “Terwujudnya Pelayanan Prima di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu”. Dan sebagai pendukung dari visi yang akan

diraih maka Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu memiliki misi, yaitu:”Memberi Pelayanan Kesehatan yang Prima dan Berkualitas” dimana filosofi dari Rumah Sakit Umum Daera Pringsewu adalah “Anda

Sehat dan Puas Kami Bahagia”. Sementara itu tujuan yang ingin dicapai

oleh Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu adalah

“Terselenggarakannya pelayanan Rumah Sakit yang mudah, ramah, dan

menyenangkan pelanggan, sumber daya manusia yang kompeten, dan terbentuknya tatanan Rumah Sakit yang bersih”. Jenis pelayanan dan

fasilitas penunjang yang diberikan Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu diantaranya Unit Gawat Darurat, ICU, Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Kamar Operasi, Instalasi Gizi, Fisioterapi, Radiologi, Unit Transfusi Darah. Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu mempunyai tenaga kesehatan sebanyak 14 Dokter Umum, 19 Dokter Spesialis, 29 Bidan, dan 166 Perawat (Profil RSUD Pringsewu, 2015).

2. Pengkajian

a. Identitas Klien

Tabel 4.1 Identitas Klien

IDENTITAS KLIEN Klien 1 Klien 2 Nama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Suku

Bahasa yang digunakan Alamat rumah Sumber biaya Tanggal masuk RS Diagnosa Medis Ny. R 34 Tahun Islam SD IRT Menikah Jawa Jawa Sumbersari, Padang Ratu, RT 01 RW 04 BPJS 5 Juli 2017 CKD+Anemia Ny. E 54Tahun Islam SD Tani Menikah Sunda Sunda Sukamulya, RT 08 RW 02 BPJS 5 Juli 2017 CKD+Anemia

b. Riwayat penyakit

Tabel 4.2 Riwayat Penyakit

RIWAYAT PENYAKIT Klien 1 Klien 2 Keluhan Utama

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat Penyakit dahulu

Mual

Pada saat pengkajian tanggal 05 Juli 2017, dengan keluhan mual, muntah, mual dirasakan apabila bau makanan, mual bertambah jika makan makanan dan

berkurang apabila tidak makan, mual dirasakan sejak 2 hari yang lalu, mual dirasakan hilang timbul 1-5 menit. Muntah 10x/hari Klien mengatakan mempunyai magh kronis, Klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap jenis makanan dan minuman maupun obat-obatan, Klien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan lalu lintas, Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit

Lemas Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 05 Juli 2017, klien mengatakan lemas, klien mengatakan pusing, kaki klien susah untuh digerakan, klien hanya berbaring di tempat tidur.

Klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap jenis makanan dan minuman maupun obat-obatan, Klien mengatakan pernah mengalami kecelakaan lalu lintas, Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit dengan keluhan Anemia, Klien rutin melakukan

Riwayat Keluarga

dengan keluhan Gagal Ginjal, Klien rutin melakukan

Hemodialisa selama 8 bulan ( 1 minggu 2x, hari selasa dan jumat), Klien tidak

mempunyai riwayat operasi.

Klien mengatakan di dalam anggota keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit Diabetes Mellitus, Hipertensi dan Asma.

bulan ( 1 minggu 2x, hari selasa dan jumat), Klien tidak pernah operasi.

Klien mengatakan di dalam anggota keluarga ada yang mempunyai riwayat Hipertensi

Genogram Klien 1

Gambar 4.1 Genogram Klien 1

Keterangan: : Laki-laki : Perempuan : Garis Pernikahan : Garis Keturunan : Klien : Tinggal Serumah : Meninggal Dunia

Genogram Klien 2

Gambar 4.2 Genogram Klien 2

Keterangan: : Laki-laki : Perempuan : Garis Pernikahan : Garis Keturunan : Klien : Tinggal Serumah : Meninggal Dunia

c. Perubahan Pola Kesehatan

Tabel 4.3

Perubahan Pola Kesehatan

POLA KESEHATAN Klien 1 Klien 2 Pola manajemen kesehatan Pola nutrisi (Sebelum sakit)

Klien makan melalui oral, 3x/hari (pagi, siang dan sore), nafsu makan baik, tidak ada gangguan menelan, klien mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan, makanan yang disukai klien nasi, sayur sop, klien sebelum dan sesudah makan mencuci tangan dan berdoa, BB saat sehat 60 Kg

(Saat sakit)

Klien makan melalui oral dengan bubur dari rumah sakit, 3x/hari (pagi, siang dan sore), klien mengatakan nafsu makan kurang, klien mengatakan makan nya tidak habis, klien hanya menghabiskan 3 sendok makan, klien tidak memiliki alergi terhadap makanan, klien mengatakan membatasi buah-buahan yang mengandung banyak air,

(Sebelum sakit)

Klien makan melalui oral, 3x/hari (pagi, siang dan sore), nafsu makan baik, tidak ada gangguan menelan, klien mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan, makanan yang disukai klien nasi, sayur sop, klen sebelum dan sesudah makan mencuci tangan dan berdoa, BB saat sehat 45 Kg

(Saat sakit)

Klien makan melalui oral, 3x/hari (pagi, siang dan sore), nafsu makan kurang karena klien merasa mual, klien mengatakan makan nya tidak habis, klien hanya menghabiskan 5 sendok makan, klien tidak memiliki alergi terhadap makanan, klien mengatakan mual, klien sebelum dan sesudah makan mencuci tangan dan berdoa, klien mengalami perubahan berat badan selama sakit yaitu 12 Kg.

Pola cairan

klien mengatakan mual dan muntah (360cc), klien sebelum dan sesudah makan mencuci tangan dan berdoa, klien mengalami perubahan berat badan selama sakit yaitu 14 Kg.

BB saat ini 46 Kg

(Sebelum sakit)

Klien minum melalui oral sebanyak 5 gelas/hari, jenis air putih yang diminum (1200 cc/hari)

(Saat sakit)

Klien mengatakan hanya minum 2-4 gelas/hari (800 cc/hari) dengan jenis air putih, klien terpasang infus RL 20 tetes/menit (1440cc), klien menerima transfusi darah 1 kantong (250cc). IWL= BBx15 46x15 = 690 Input: minum+infus+tranfusi 800+1440+250 = 2490cc Output: IWL+BAK+Muntah 690+550+360 = 1600cc BB saat ini 33 Kg, (Sebelum sakit)

Klien minum melalui oral sebanyak 4 gelas/hari, jenis air putih yang diminum (1000 cc/hari)

(Saat sakit)

Klien mengatakan hanya minum 2-3 gelas/hari (700 cc/hari) dengan jenis air putih, klien terpasang infus RL 20 tetes/menit (1440cc), IWL = BBx15 33x15 = 495 Input: Minum+infus 700+1440 = 2140cc Output: IWL+BAK 495+1050 = 1545cc

Balance cairan: Intake – output

Pola eliminasi

Pola istirahat tidur

Balance cairan: intake-output

2.490-1600 = +890cc

(Sebelum sakit)

Klien mengatakan BAK 5x/hari, warna kuning, bau khas, tidak ada keluhan saat BAK. keluarga klien mengatakan bahwa Klien BAB 1x/hari pada pagi hari, warna feses kuning, bau khas, konsistensi padat, tidak ada keluhan saat BAB, tidak menggumakan obat pencahar.

(Saat sakit)

Klien mengatakan BAK 4x/hari dengan jumlah urine 550cc/hari dengan warna urine kuning, bau khas, klien mengatakan BAK sedikit. Klien mengatakan selama di RS belum BAB. (Sebelum sakit) Klien mengatakan bahwa tidur malam sekitar pukul 21.00 WIB kemudian bangun pada pukul 05.00 WIB untuk

(Sebelum sakit)

Klien mengatakan BAK 5x/hari, warna kuning, bau khas, klien mengatakan BAK nya sedikit.

Keluarga klien mengatakan bahwa klien BAB 1x/hari pada pagi hari, warna feses kuning, bau khas, konsistensi padat, tidak ada keluhan saat BAB, tidak menggumakan obat pencahar.

(Saat sakit)

Klien mengatakan BAK 7x/hari dengan jumlah urine 1050cc/hari dengan warna bening, bau khas, BAK sedikit. Klien mengatakan selama di RS belum BAB.

(Sebelum sakit)

Klien mengatakan bahwa tidur malam sekitar pukul 20.00 WIB kemudian bangun pada pukul 05.00 WIB untuk melaksanakan

Pola Personal hygiene

Pola Aktivitas dan latihan

melaksanakan sholat subuh.

(Saat sakit)

Klien mengatakan susah tidur, klien mengatakan tidur pada malam hari selama 9 jam, siang hari 1 jam. sebelum tidur klien berdoa.

(Sebelum sakit)

Klien mengatakan mandi 2x/hari (pagi dan sore) disertai dengan menggosok gigi, klien mengatakan mencuci rambut 4x/minggu.

(Saat sakit)

Klien mengatakan mandi 1x/hari (pagi), klien mengatakan menggosok gigi 2x/hari, klien belum pernah mencuci rambutnya selama dirawat di rumah sakit.

(Sebelum sakit)

Klien bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga, klien mengatakan dapat beraktivitas tanpa bantuan, klien dapat melakukan secara mandiri, kegiatan waktu luang untuk berkumpul

sholat subuh.

(Saat sakit)

Klien mengatakan susah tidur dan sering terbangun, klien mengatakan tidur pada malam hari selama 7 jam, siang hari 2 jam. sebelum tidur klien berdoa.

(Sebelum sakit)

Klien mengatakan mandi 2x/hari (pagi dan sore) disertai dengan menggosok gigi, klien mengatakan mencuci rambut 4x/minggu.

(Saat sakit)

Klien mengatakan mandi 2x/hari (pagi dan sore), klien mengatakan menggosok gigi 2x/hari, klien belum pernah mencuci rambutnya selama dirawat di rumah sakit.

(Sebelum sakit)

Klien bekerja sebagai petani, klien mengatakan dapat beraktivitas tanpa bantuan, klien dapat melakukan secara mandiri, kegiatan waktu luang untuk berkumpul bersama keluarga, saat beraktivitas

Pola kebiasaan yang

mempengaruhi kesehatan

bersama keluarga, saat beraktivitas klien mengatakan cepat lelah.

(Saat sakit)

Klien mengatakan aktivitasnya terbatas tidak seperti saat sehat, karena kondisinya yang lemah dan cepat lelah. klien melakukan aktivitas dengan dibantu. Klien saat duduk dibantu, klien berjalan dengan dibantu, klien makan dan minum dengan dibantu, klien saat berpakaian dibantu dengan keluarga. klien mampu mobilisasi di tempat tidur

(Sebelum sakit)

Klien tidak merokok dan tidak minum minuman keras maupun

ketergantungan obat

(Saat sakit)

Klien tidak pernah merokok dan minum minuman keras, klien tidak ketergantungan obat tetapi minum obat sesuai terapi yang diberikan.

klien mengatakan cepat lelah.

(Saat sakit)

Klien mengatakan aktivitasnya terbatas tidak seperti saat sehat, karena kondisinya yang lemah. klien melakukan aktivitas dengan dibantu. Klien saat berjalan dengan dibantu, Klien saat mandi dengan dibantu, Klien berpakain dibantu keluarga, Klien makan dan minum dengan mandiri. klien mampu mobilisasi di tempat tidur

(Sebelum sakit)

Klien tidak merokok dan tidak minum minuman keras maupun ketergantungan obat

(Saat sakit)

Klien tidak pernah merokok dan minum minuman keras, klien tidak ketergantungan obat.

d. Pemeriksaan fisik

Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik

Observasi Klien 1 Klien 2

Suhu Nadi Tekanan Darah Pernafasan BB TB GCS 36,4oC 77x/menit 160/110 mmHg 25x/menit 46Kg 160cm 15 35,9oC 89x/menit 180/100 mmHg 21x/menit 33Kg 153cm 15 Pemeriksaan fisik (6 B) B1. Breathing (Pernafasan) B2. Bleeding (Kardiovaskuler/ Sirkulasi)

Klien mengalami sesak, tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak mengeluh nyeri dada, Frekuensi nafas 25x/menit, suara nafas vesikuler, saat dipalpasi tidak ada kelainan, klien tidak batuk, klien menggunakan oksigen.

1) Sirkulasi perifer: Nadi 89x/menit, irama teratur, denyut kuat, klien tidak mengalami distensi vena jugularis, temperature kulit hangat. 2) Sirkulasi Jantung Kecepatan denyut 89x/menit, irama

Klien tidak mengalami sesak, tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak mengeluh nyeri dada, Frekuensi nafas 21x/menit, suara nafas vesikuler, saat dipalpasi tidak ada kelainan, klien tidak batuk, tidak menggunakan alat bantu pernafasan.

Dokumen terkait