Karya Tulis Ilmiah
OLEH : INDRAWATI 144012014058
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG 2017
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Pada Program Studi Diploma III Keperawatan
OLEH : INDRAWATI 144012014058
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG 2017
xiv+Halaman 85, Tabel 17, Bagan 3, dan Lampiran 10
ABSTRAK
Gagal ginjal kronis merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat pada setiap nefron (biasanya berlangsung beberapa tahun dan tidak reversible). Secara klinis penyakit parenkim ginjal dan penyakit ginjal obstruksi menyebabkan Gagal Ginjal Kronik. Masalah yang akan timbul pada klien Gagal ginjal kronik adalah Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif melalui aspek bio-psiko-sosio-spiritual pada klien gagal ginjal kronik dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di RSUD Pringsewu. Desain yang dipakai dalam penelitian ini adalah 2 klien dengan diagnosa medis gagal ginjal kronik dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang diberikan intervensi sama yaitu manajemen nutrisi dengan memberikan diit rendah protein tinggi kalori. Penelitian ini dilakukan di RSUD Pringsewu pada bulan juli 2017.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa pada hari ke-3 kedua klien mengalami peningkatan nafsu makan, pada klien 1 Ny. R Porsi makan 2 sdm menjadi 10 sdm dengan mual muntah berkurang. Sedangkan pada klien 2 Porsi makan 2 sdm menjadi setengah porsi tanpa disertai mual muntah.
Kata Kunci : Gagal Ginjal Kronik, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Referensi : 18 ( 2001-2017)
xiv+ 85 Pages, Table 17, Scheme 3, and 10 Appendices
ABSTRACT
Chronic renal failure is a progressive and slow progressive kidney failur in every nephron (usually lasts several years and is not reversible). Clinically renal parenchymal disease and obstructive kidney disease leading to chronic renal failure. Problems that will arise in clients of chronic renal failure is an imbalance of nutriens less than body needs. an imbalance of nutriens less than body needs is not enough nutritional intake to meet metabolic needs this study aims to implement nursing care comprehensively through the aspect of bio-psycho-socio-spiritual on clients with chronic renal failure with imbalance of nutriens less than body needs at RSUD Pringsewu.
The desaign used in this study were 2 clients with a medical diagnosis is of chronic renal failure who were given the same intervention of nutrition management by giving high-protein diit high calorie. This research was conduction at RSUD Pringsewu in July 2017.
Based on the results of research conducted, it was realized tht on the third day both clients experienced increased appetite, on the clients 1 Ny. R reserving 2 sdm to 10 sdm with reduced nausea vomiting. While the client 2 serving eat 2 sdm into half portion without nausea vomiting.
Keywords: Chronic renal failure, imbalance of nutriens less than body needs References: 18 (2001-2017)
Karya Tulis Ilmiah
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji dihadapan TIM Penguji KTI
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Klien Gagal Ginjal Kronik Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh di RSUD Pringsewu Tahun 2017
Nama Mahasiswa : INDRAWATI
NIM : 144012014058
MENYETUJUI
Pembimbing 1
Heru Supriyatno, S.Kep.M.Kes
NBM. 927026
Pembimbing II
Ns. Yusnita, S.Kep.,M.Kes
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2017
Karya tulis ilmiah oleh Indrawati ini telah diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan Lulus pada tanggal 03 Agustus 2017
MENGESAHKAN 1. Tim Penguji
Penguji : Heru Supriyatno, S.Kep.M.Kes (…………..) NBM. 927026
Penguji II : Ns. Yusnita, S.Kep.,M.Kes (…………..)
NIDN. 225087801
Penguji III : Ns. Pira Prahmawati, S.Kep., M.Kes (…………..)
NBM. 1194 172
Ketua Program Studi
(Idayati, S.Kep.,M.Kes)
NBM. 831 884
Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu
(Ns. Asri Rahmawati, S.Kep.,M.Kes)
Sebagai sivitas akademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : INDRAWATI
NIM : 14402014058
Program Studi : DIII Keperawatan Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah
Judul : Asuhan Keperawatan Klien Gagal Ginjal Kronik Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh di RSUD Pringsewu Tahun 2017
Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan kepada STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa menuntut ganti rugi berupa materi atas karya tulis ilmiah saya yang berjudul “Asuhan Keperawatan Klien Gagal Ginjal Kronik Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh di RSUD Pringsewu Tahun 2017”.
Dengan pernyataan ini STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung berhak menyimpan, mengalih mediakan dalam bentuk format yang lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak atas karya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di: Pringsewu Pada Tanggal: 03 Agustus 2017 Yang menyatakan
Dipersembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Suwitno dan Ibunda Situm yang tak bosan-bosannya membimbing, memberikan doa dan dukungan untukku. 2. Kakakku Iwan Suhendi dan Rudianto yang selalu mendukungku
3. Adikku Wahyuniati dan Andreansyah yang selalu memberikanku semangat dan dukungan
4. Teman-temanku tercinta yang telah memberikan motivasi untukku,
khususnya Okta Setyawati, Yusika Putri, Riska Fitria Yulianto, dan Windi Opiolin.
5. Dosen STIKes Muhammadiyah Pringsewu yang telah memberikan nasehat dan motivasi untukku
Indrawati, dilahirkan pada tanggal 15 Juni 1996 di Pandansari, putri ke 3 dari pasangan Bapak Suwitno dan Ibu Situm. Pendidikan dasar di SDN 2 Pandansari, ditamatkan pada tahun 2008 dan SMP N 1 Sukoharjo diselesaikan pada tahun 2011. Pendidikan selanjutnya di SMA N 2 Pringsewu diselesaikan pada tahun 2014. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan studi di STIKes
Selalu ada harapan bagi mereka yang sering berdoa, selalu ada jalan bagi mereka yang sering berusaha
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk menyelesaikan laporan karya tulis ilmiah ini sesuai waktu yang telah ditentukan. Laporan karya tulis ilmiah ini berjudul : “Asuhan Keperawatan Klien Gagal Ginjal Kronik Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di RSUD Pringsewu Tahun 2017”.
Oleh karna itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ns.Asri Rahmawati,S.Kep.,M.Kes selaku Ketua STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.
2. Idayati,S.Kep.,M.Kes., selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung. .
3. Heru Supriyatno, S.Kep.M.Kes.,selaku Penguji I. 4. Ns. Yusnita, S.Kep.,M.Kes.,selaku Penguji II. 5. Ns. Pira Prahmawati, S.Kep., M.Kes., selaku Penguji III
6. Seluruh dosen dan staf STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
7. Bapak Suwitno, Ayah tercinta, Terimakasih atas doa, perjuangan, dan pengorbanannya.
8. Ibu Situm, Ibu Tercinta, Terimakasih atas doa dan dukungannya.
9. Kakak dan adik–adik ku tercinta yang selalu menantikan keberhasilanku.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan karya tulis ilmiah ini sudah baik. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya dan profesi keperawatan khususnya.
Wasalammu’alaikum Wr. Wb.
Pringsewu, 03 Agustus 2017
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
ABSTRAK ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ... v
LEMBAR PENGESAHAN ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
RIWAYAT HIDUP ... ix
MOTTO ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR BAGAN... xiv
DAFTAR TABEL... . xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Batasan Masalah ... 5 C. Rumusan Masalah ... 5 D. Tujuan ... 5 1. Tujuan Umum ... 5 2. Tujuan Khusus ... 5 E. Manfaat ... 6 1. Manfaat Teoritis ... 6 2. Manfaat Praktis ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Penyakit Gagal Ginjal Kronik... 8
1. Pengertian ... 8
2. Penyebab ... 9
3. Patofisiologi ... 11
4. Manifestasi Klinis ... 13
1. Pengertian ... 19
2. Faktor Yang Mempengaruhi KebutuhanNutrisi ... 19
3. Masalah Kebutuhan Nutrisi ... 20
4. Definisi Masalah Keperawatan ……… ... 22
5. Asuhan Keperawatan pada Masalah Kebutuhan Nutrisi……… … 23
6. Diit Gagal Ginjal Kronik ... 25
C. Konsep Asuhan Keperawatan ... 26
1. Pengkajian Gagal Ginjal Kronik ... 26
2. Diagnosa ... 28
3. Rencana Keperawatan ... 29
4. Implementasi ... 31
5. Evaluasi ... 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 32
B. Batasan Istilah ... 32
C. Partisipan ... 33
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
E. Pengumpulan Data ... 33
F. Analisa Data ... 34
G. Etik Penelitian ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 37 B. Pembahasan ... 69 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 84 B. Saran ... 85 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Bagan 2.1 Pathway Gagal Ginjal Kronik ... 11 Bagan 4.1 Genogram Klien 1 ... 40 Bagan 4.2 Genogram Klien 2 ... 41
Tabel 2.1 Bahan Makanan Sehari... 17
Tabel 2.2 Rencana Keperawatan... 29
Tabel 3.1 batasan istilah ... 32
Tabel 4.1 Identitas klien ... 38
Tabel 4.2 Riwayat penyakit ... 39
Tabel 4.3 Perubahan pola kebutuhan ... 42
Tabel 4.4 Pemeriksaan fisik...47
Tabel 4.5 Data psikososial spiritual ...49
Tabel 4.6 Hasil pemeriksaan Diagnostik ...51
Tabel 4.7 Analisis Data ...51
Tabel 4.8 Intervensi Keperawatan ... 55
Tabel 4.9 Pelaksanaan ...58
Tabel 4.10 Evaluasi ...65
Tabel 4.11 Pengkajian ...70
Tabel 4.12 Diagnosis Keperawatan ...76
Tabel 4.13 Intervensi Keperawatan ...78
Tabel 4.14 Implementasi keperawatan ...79
Lampiran 1. Jawaban izin pra survey
Lampiran 2. Jawaban izin pengambilan data Lampiran 3. Informed consent klien 1 Lampiran 4. Informed consent klien 2 Lampiran 5. Format pengkajian KMB
Lampiran 6. Format intervensi pasien gagal ginjal kronik Lampiran 7. SOP Pemberian nutrisi
Lampiran 8. SAP Lampran 9. Leaflet
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM), merupakan penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang. penyakit tidak menular mempunyai durasi yang panjang dan umumnya berkembang lambat. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) adalah Gagal Ginjal Kronik (Riset Kesehatan Dasar 2013). Gagal ginjal kronis merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat pada setiap nefron (biasanya berlangsung beberapa tahun dan tidak reversible), gagal ginjal akut seringkali berkaitan dengan penyakit kritis, berkembang cepat dalam hitungan beberapa hari hingga minggu, dan biasanya reversible bila pasien dapat bertahan dengan penyakit kritisnya. (Nurarif,A.H dan Kusuma,H, 2015: 13).
Secara klinis penyakit parenkim ginjal dan penyakit ginjal obstruksi menyebabkan Gagal Ginjal Kronik. Dengan Gagal Ginjal Kronik ini terjadi penurunan fungsi renal sehingga terjadi uremia. Kemudian terjadi penurunan laju filtrasi glomerolus dan pada keadaan ini nilai kreatinin serum dan BUN akan meningkat dengan sangat mencolok sehingga akan terjadi penumpukan toksik uremik dan menyebabkan gangguan gastrointestinal yang kemudian menyebabkan pasien mual, muntah serta mengalami anoreksia sehingga menyebabkan Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh behubungan dengan ketidakmampuan dalam memasukan, mencerna, mengabsorbsi makanan karna mual dan muntah. (Rendi M.C dan Margareth
T.H ,2012: 235). Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. (Nurarif,A.H & Kusuma,H, 2015: 302)
Nutrisi memegang peranan penting dalam memelihara kesehatan dan menambah daya tahan tubuh terhadap penyakit serta membantu proses penyembuhan penyakit. seseorang pasien kebutuhan nutrisinya terpenuhi lebih dapat mempertahankan status kesehatannya dan memiliki kecenderungan proses penyembuhan penyakit lebih baik. sebaliknya seorang pasien yang mengalami kekurangan nutrisi sangat rentan terhadap berbagai penyakit. salah satu kesehatan yang berhubungan dengan nutrisi yaitu malnutrisi. Malnutrisi lebih diartikan sebagai kondisi kekurangan bahan-bahan nutrisi esensial pada tingkat seluler sebagai akibat dari faktor fisiologi, sosial, pendidikan, ekonomi, budaya dan politik. (Elly Nurchmah, 2001).
Menurut Aora P et al (2013) dalam manajemen penyakit ginjal kronik, beberapa aspek yang perlu diperhatikan antara lain aspek terapi nutrisi, manajemen cairan (termasuk penggunaan diuretik), aspek terapi penyakit primer dan komplikasi, serta terapi penyakit ginjal (transplantasi, hemodialisis, atau dialisis peritoneal). Manajemen nutrisi termasuk salah satu pilar yang sangat penting karena kebiasaan makan yang tidak tepat dapat berdampak serius pada perburukan penyakit (Kidney Heath Australia, 2013)
Menurut data riset kesehatan dasar (2013) gagal ginjal kronik di Indonesia menunjukkan prevalensi (0,3%) pada laki-laki, lebih tinggi daripada perempuan (0,2%). Di provinsi Lampung sendiri diperkirakan selama awal
hingga juli 2014 mencapai 9,8% atau sebanyak 735.000 penduduk yang mempunyai penyakit Gagal Ginjal Kronik. Menurut Dinas kesehatan Provinsi Lampung (2015), belum ada data pasti terkait dengan Gagal Ginjal Kronik itu sendiri, namun diperkirakan berdasarkan pengumpulan data di setiap instansi kesehatan swasta maupun negeri yang berada di provinsi lampung melaporkan penyakit Gagal Ginjal Kronik ini terdapat 360 kasus selama 2011-2014. Peneliti melakukan prasurvey di RSUD Pringsewu pada tanggal 18 April 2017 dan mengambil data dari ruang penyakit dalam. peneliti mengambil beberapa data jumlah pasien dari bulan Januari - Desember 2016. Diantaranya adalah BPH 147 orang, Diabetes Mellitus 187 orang, Hipertensi 86 orang, Gagal Gagal Kronik 276 orang. Dari jumlah penderita/pasien pada 5 penyakit yang dirawat di RSUD Pringsewu dari Januari – Desember 2016, Gagal Ginjal Kronik menduduki peringkat pertama yaitu 35,98% disusul Diabetes Mellitus 24,38%, BPH 19,17%, hipertensi 11,21%, dan terakhir yaitu APP 9,26 %. Dari 5 jumlah pasien gagal ginjal kronik yang diwawancarai didapatkan 4 pasien yang mengalami mual muntah dan 1 tidak mengalami mual muntah tetapi gatal-gatal.
Sebuah penelitian oleh PERNEFRI tahun 2011 (dikutip dalam Ajeng A.I, 2017) mendemonstrasikan bahwa masalah yang sering timbul pada pasien dengan terapi hemodialisis adalah malnutrisi. Malnutrisi adalah suatu keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun absolute satu atau lebih zat gizi. Peyebab utama malnutrisi pada Penyakit Ginjal Kronik karena asupan gizi yang tidak adekuat. Prevalensi malnutrisi
meningkat secara progresif sejalan dengan progresifitas penurunan fungsi ginjal. Kasus malnutrisi ditemukan di awal hemodialisis pada penderita Penyakit Ginjal Kronik sebanyak 40%. Malnutrisi merupakan factor penyebab meningkatnya morbiditas, mortalitas serta menurunnya kualitas hidup pasien.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Santoso et al. (2015) tentang “Hubungan lama hemodialisis dengan penurunan nafsu makan pada pasien gagal ginjal kronik” disimpulkan data bahwa sebanyak sampel 174 responden
pasien gagal ginjal kronik, sebanyak 31 orang (79,5%) mengalami penurunan nafsu makan ringan, 79 orang (82,3%) mengalami penurunan nafsu makan berat. Hasil analisis dengan uji chi square diperoleh hasil bahwa nilai p=0,000 < =0,5 atau dapat dikatakan bahwa ada hubungan lamanya hemodialisis dengan penurunan nafsu makan pada pasien gagal ginjal kronik di Unit Hemodialisa RSUD Ulin Banjarmasin.Hal yang sama juga dilaporkan Wirhan A,dkk pada tahun 2014, yang meneliti perubahan gizi pada 41 orang penderita PGK yang menjalani hemodialisis,dimana malnutrisi berkisar antara 30%-77,8%, tergantung kriteria penilaian status gizi.
Berdasarkan fenomena dan data yang dikumpulkan oleh peneliti, peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian pada pasien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi di RSUD Pringsewu Tahun 2017.
B. Batasan Masalah
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan Klien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di RSUD Pringsewu 2017.
C. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan Klien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan masalah keperawatan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di RSUD Pringsewu 2017.
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Keperawatan Klien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di RSUD Pringsewu 2017.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian perawatan pada klien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di RSUD Pringsewu 2017.
b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di RSUD Pringsewu 2017.
c. Menyusun perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di RSUD Pringsewu 2017.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di RSUD Pringsewu 2017.
e. Melakukan evaluasi pada klien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di RSUD Pringsewu 2017.
E. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Sebagai pengembangan ilmu keperawatan dalam melakukan Asuhan Keperawatan klien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi perawat
Sebagai masukan dan evaluasi dalam menjalankan pelayanan keperawatan pada Asuhan Keperawatan klien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
b. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan untuk pengajaran pada Asuhan Keperawatan klien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan sumber data bagi penelitian yang memerlukan masukan berupa data atau pengembangan penelitian dengan masalah yang sama demi kesempurnaan peneliti.
d. Klien
Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi kepada pasien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
e. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat menjadi inspirasi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan tema yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit Gagal Ginjal Kronik 1. Pengertian
a. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan irreversible dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan metabolik,cairan dan elektrolit yang mengakibatkan uremia atau azotemia (Wijaya A.S & Putri Y.M,2013: 228)
b. Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat pada setiap nefron (biasanya berlangsung beberapa tahun dan tidak reversible), gagal ginjal akut seringkali berkaitan dengan penyakit kritis, berkembang cepat dalam hitungan beberapa hari hingga minggu, dan biasanya reversible bila pasien dapat bertahan dengan penyakit kritisnya. (Nurarif,A.H & Kusuma,H, 2015: 13)
c. Gagal ginjal kronik adalah Penyakit ginjal tahap akhir dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan dan elektrolit serta mengarah pada kematian. ( Padila, 2012: 247)
2. Penyebab
a. Gangguan pembuluh darah ginjal: berbagai jenis lesi vaskular dapat menyebabkan iskemik ginjal dan kematian jaringan ginjal. Lesi yang paling sering adalah aterosklerosis pada arteri renalis yang besar, dengan konstriksi skleratik progresif pada pembuluh darah. Hiperplasia fibromuskular pada satu atau lebih arteri besar yang juga menimbulkan sumbatan pembuluh darah. Nefrosklerosis yaitu suatu kondisi yang disebabkan oleh hipertensi lama yang tidak diobati, dikarakteristikan oleh penebalan, hilangnya elasitisas sistem, perubahan darah ginjal mengakibatkan penurunan aliran darah dan akhirnya gagal ginjal.
b. Gangguan imunologis: Seperti glomerulonefritis & SLE
c. Infeksi: Dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri terutama E.Coli yang berasal dari kontaminasi tinja pada traktus urinarius bakteri. Bakteri ini mencapai ginjal melalui aliran darah atau yang lebih sering secara ascenden dari traktus urinarius bagian bawah lewat ureter ke ginjal sehingga dapat menimbulkan kerusakan irreversible ginjal yang disebut pleonefritis.
d. Gangguan metabolik: seperti DM yang menyebabkan mobilisasi lemak meningkat sehingga terjadi penebalan membran kapiler dan di ginjl dan berlanjut dengan disfungsi endotel sehingga terjadi nefropati amiloidosis yang disebabkan oleh endapan zat-zat proteinemia abnormal pada dinding pembuluh darah secara serius merusak membran glomerolus.
e. Gangguan tubulus primer: Terjadinya nefrotoksis akibat analgesik atau logam berat
f. Obstruksi traktus urinarius: Oleh batu ginjal, hipertrofi prostat, dan konstriksi uretra
g. Kelainan kongenital dan herediter: Penyakit polikistik = kondisi keturunan yang dikarakteristik oleh terjadinya kista/kantong berisi cairan di dalam ginjal dan organ lain, serta tidak adanya jaringan ginjal yang bersifat kongenital (hipoplasia renalis) atau adanya asidosis.
Urokrom trtmbun 3. Patofisiologi
Bagan 2.1 Pathway Gagal Ginjal Kronik
Vaskular Infeksi Obs. Saluran kemih Zat toksik
Suplay darah ginjal turun
Iritasi/cedera Menekan syaraf
perifer
Arterio skerosis Tertimbun Ginjal Retensi Urine Batu besar & kasar Reaksi antigen antibodi GFR Turun Hematuria Nyeri pinggang GGK Anemia Sekrs. eritropoitis Sekr. Protein trgnggu Retensi Na Prod. Hb Turun
Sindrom uremia Total CES naik
Perpospatemia Suplai nutrisi
Ggn kseim asam basa Tek kapiler naik
Perub wrna kulit Pruritis Gangguan nutrisi Prod asam
lambung naik
Vol intrstial naik
Iritasi lambung Kerusakan integr Oksihemoblobin
Nausea, vomitus Edema
Resiko pendarahan Suplai O2 kasar
Resiko infeksi Pre load naik
Hematemesis melena Intoleransi
Gastritis Beban jantung naik
Anemia Ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Hipertrofi vent. kiri
Keletihan
Aliran darah ke ginjal
Payah jantung kiri
Suplai o2 jaringan
COP turun
RAA turun
Bend atrium kiri
Metabolisme
Suplai o2 ke otak
Retensi Na dan
Tekanan vena
Asam laktat naik
Syncope Kapiler paru naik Edema paru
Gangguan pertukaran gas
Secara klinis penyakit parenkim ginjal dan penyakit ginjal obstruksi menyebabkan Gagal Ginjal Kronik. dengan Gagal Ginjal Kronik ini terjadi penurunan fungsi renal sehingga terjadi uremia. Kemudian terjadi penurunan laju filtrasi glomerolus dan pada keadaan ini nilai kreatinin serum dan BUN akan meningkat dengan sangat mencolok sehingga akan terjadi penumpukan toksik uremik dan menyebabkan gagngguan gastrointestinal yang kemudian menyebabkan pasien mual, muntah serta mengalami anoreksia sehingga menyebabkan Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan dalam memasukan, mencerna, mengabsorbsi makanan karna mual dan muntah. adanya ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ini menyebabkan kelemahan fisik pada pasien sehingga pasien mengalami intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara menyeluruh,immobilisasi. adanya Gagal Ginjal Kronik ini juga menyebabkan gangguan output psikososial yang juga didukung oleh tingkat pendidikan yang rendah dari pasien sehingga terjadi kurangnya pengetahuan pasien dan keluarganya tentang penyakit yang diderita (pasien merasa takut tidak dapat mencari nafkah untuk keluarganya) dan hal ini menyebabkan cemas berhubungan dengan perubahan status peran. (Rendi M.C & Margareth T.H ,2012: 235)
4. Manifestasi Klinis
a. Gangguan kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada dan sesak akibat perikarditis, effusi pericardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edema.
b. Gangguan pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels.
c. Gangguan gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau amonia.
d. Gangguan muskuloskeletal
Resiles leg sindrom (pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan), burning feet syndrom (rasa kesemutan dan terbakar, terutama di telapak kaki), tremor, miopati (kelemahan dan hipertropi otot-otot ekstremitas). e. Gangguan integumen
Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning-kuningan akibat penimbunan urokom, gatal-gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh. f. Gangguan endokrin
Gangguan seksual: libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan aminore. Gangguan metabolik glukosa, gangguan metabolik lemak dan vitamin D.
g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa
Biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.
h. System hematologi
Anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritropin, sehingga rangsangan eritopoesis pada sum-sum tulang berkurang, hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksik, dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.
(Rendi M.C & Margareth T.H ,2012: 32-33)
Gejala dan tanda mayor defisit nutrisi yaitu Berat badan menurun 10% dibawah rentang ideal. Tanda minor: cepat kenyang setelah makan, kram/nyeri abdomen, nafsu makan menurun, bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan lemah, membran mukosa pucat, sariawan, serum albumin menurun, rambut rontok berlebihan, diare. Penyebab defisit nutrisi: Ketidakmampuan menelan makanan, ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien, peningkatan kebutuhan metabolisme, faktor ekonomi dan faktor psikologis. (PPNI, 2016)
5. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Penunjang a. Urine
1) Volume: biasanya kurang dari 400ml/24 jam atau tak ada (anuria) 2) Warna: secara abnormal urin keruh kemungkinan disebabkan oleh
pus, bakteri,lemak, fosfat atau urat sedimen kotor, kecoklatan menunjukan adanya darah ,Hb, miglobin,porfirin
3) Berat Jenis: kurang dari 1,010 menunjukan kerusakan ginjal berat 4) Osmoalitas: kurang dari 350mOsm/kg menunjukan kerusakan
ginjal tubular dan rasio urin/serum sering 1:1 5) Klirens Kreatinin: agak turun
6) Natrium: lebih besar dari 40mEq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi natrium
7) Protein: Derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukan kerusakan glomerolus bila SDM dan fragmen juga ada.
b. Darah
1) BUN/Kreatinin: meningkat, kadar kreatinin 10 mg/dl diduga tahap akhir
2) Hitung darah lengkap 3) Sel darah merah 4) Natrium serum 5) Kalium
6) Magnesium fosfat 7) Osmolaritas serum 8) Pielografi Intravena
b) Pielografi dilakukan bila di curigai adanya obstruksi yang refersible
c) Arteriogram ginjal
d) Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskuler,massa
9) Sistouretrogam berkemih
Menunjukan ukuran kandung kemih,refluks kedalaman,ureter,retensi 10) Ultrasono ginjal
Menunjukan ukuran kandung kemih dan adanya
massa,kista,obstruksi pada saluran kemih bagian atas. 11) Biopsi ginjal
Mungkin dilakukan secara endoskopi untuk menemukan sel jaringan untuk diagnosis histology
12) Endoskopi ginjal nesfroskopi
Dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal:keluar batu,himatura dan pengangkatan tumor efektif
13) EKG
Mungkin abnormal menunjukan ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa,aritmia,hipertropi ventrikeldan tanda-tanda perikarditis. (Padila,2012: 248-250)
6. Penatalaksanaan
a. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam. Biasanya diusahakan hingga tekanan vena jugularis sedikit meningkat
dan terdapat edema betis ringan. Pengawasan dilakukan melalui berat badan, urine dan pencatatan keseimbangan cairan.
b. Diet rendah kalori dan rendah protein.
Diet rendah protein (20-40 g/hari) dan tinggi kalori menghilangkan gejala anoreksia dan nausea dari uremia, menyebabkan penurunan uremia, menyebabkan penurunan ureum dan perbaikan gejala. Hindari masukan berlebih dari kalium dan garam. (Rendi M.C & Margareth T.H ,2012: 35)
Jenis diit dan indikasi pemberian, meliputi:
(1) Diit Protein Rendah I: 30 g protein. Diberikan kepada pasien dengn berat badan 50 kg.
(2) Diit Protein Rendah II: 35 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 60 kg.
(3) Diit Protein Rendah III: 40 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 65 kg.
(Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo & Asosiasi Dietisien Indonesia,2004: 180)
Tabel 2.1Bahan Makanan Sehari Bahan
Makanan
30 g protein 35 g protein 40 g protein Berat (g) urt Berat (g) urt Berat (g) urt Beras 100 1 ½ gelas nasi 150 2 gelas nasi 150 2 gelas nasi Telur ayam 50 1 butir 50 1 potong
besar 50 1 potong besar Daging 50 1 potong sedang 50 1 potong sedang 75 1 potong besar
Sayuran 100 1 gls 150 1 ½ gls 150 1 ½ gls Pepaya 200 2 potong sedang 200 2 potong sedang 200 2 potong sedang Minyak 35 3 ½ sdm 40 4 sdm 40 4 sdm Gula pasir 60 6 sdm 80 8 sdm 100 10 sdm Susu bubuk 10 2 sdm 150 3 sdm 20 4 sdm Kue rendah protein 150 2 sdm 150 3 porsi 150 3 porsi Madu 20 2sdm 20 2 sdm 30 3 sdm
Agar-agar - 1 porsi - 1 porsi - 1 porsi
(Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo & Asosiasi Dietisien Indonesia, 2004: 180)
c. Kontrol hipertensi
d. Kontrol ketidakseimbangan elektrolit
e. Mencegah dan tatalaksana penyakit tulang ginjal f. Deteksi dini dan terapi infeksi
g. Modifikasi terapi obat dengan fungsi ginjal h. Deteksi dini dan terapi komplikasi‟
i. Persiapkan dialisis dan program transplantasi. (Rendi M.C & Margareth T.H ,2012: 35-36)
B. KONSEP NUTRISI
1. Pengertian
a. Nutrisi adalah zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. (Tarwoto & Wartonah, 2011: 45) b. Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan
oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.(Hidayat Alimul.A.A, 2011: 52)
2. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapatdisebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makan bergizi tinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat mempengaruhi status gizi.
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nila gizinya tidak sesuai yang diharapkan.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah. 3. Masalah Kebutuhan Nutrisi
a. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolik. Tanda Klinis:
1) Berat badan 10%-20% dibawah normal 2) Tinggi badan dibawah ideal
3) Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar 4) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
5) Adanya penurunan albumin serum 6) Adanya penurunan transferin
Kemungkinan Penyebab:
1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi atau kanker
2) Disfagi karena adanya kelainan persyarafan
3) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
4) Nafsu makan menurun b. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva, dll.
4. Definisi Masalah Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik (Nurarif, 2015: 311)
Ketidakseimbangan nutrisi adalah kondisi ketika individu, yang tidak puasa, mengalami atau beresiko mengalami ketidakefektifan asupan atau metabolisme nutrien untuk kebutuhan metabolisme dengan atau tanpa disertai penurunan berat badan (Carpenito, 2012: 346)
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, yakni asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan metabolik
a. Batasan karakteristik Subjektif:
kram abdomen, nyeri abdomen, menolak makan, persepsi ketidakmampuan untuk mencerna makan, melaporkan perubahan sensasi rasa, melaporkan kurangnya makan merasa cepat kenyang setelah mengkonsumsi makanan.
Objektif:
Pembuluh kapiler rapuh, diare dan steatore, adanya bukti kekurangan makanan, kehilangan rambut yang berlebihan, bisisng usus hiperaktif, kurang informasi(informasi salah), kurangnya minat terhadap makanan, membran mukosa pucat, tonus otot buruk, menolak untuk makan, rongga mulut terluka, kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan atau mengunyah.
b. Faktor yang berhubungan
Ketergantungan zat kimia, penyakit kronis, kesulitan mengunyah atau menelan, faktor ekonomi, intoleransi makanan, kebutuhan metabolic tinggi, kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi, akses terhadap makanan terbatas, hilang nafsu makan, mual dan muntah, gangguan psikologis.
(Judith M Wilkinson, Nancy R Ahern, 2012) 5. Asuhan Keperawatan pada Masalah Kebutuhan Nutrisi
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.
1) Riwayat makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe maanan yang dihindari atau di abaikan, makanan yang lebih disukai, yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang, dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.
2) Kemampuan makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antar lain kemampuan mengunyah, menelan, dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
3) Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
4) Nafsu makan, jumlah asupan 5) Tingkat aktivitas
6) Pengonsumsian obat 7) Penampilan fisik
Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik terhadap aspek-aspek berikut: rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan tidak mengalami kebotakan bukan karena faktor usia; daerah diatas kedua pipi dan bawah mata
tidak berwarna gelap; mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau penonjolan pembuluh darah; daerah bibir tidak kering, pecah-pecah, ataupun mengalami pembengkakan; lidah berwarna merah gelap, tidak berwarna merah terang, dan tidak ada luka pada permukaannya: gusi tidak bengkak, tidak mudah berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi harus rapat serta erat tidak tertarik ke bawah sampai di bawah permukaan gigi; gigi tidak berlubang dan tidak berwarna; kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak kemerahan atau tidak terjadi pendarahan yang berlebihan; kuku jari kuat dan berwarna merah muda.
8) Pengukuran antropometrik 9) Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hb, glukosa, elektrolit, dan lain-lain.
(Hidayat Alimul.A.A, 2006: 67-71) b. Diit Gagal Ginjal Kronik
Tujuan diit penyakit Gagal Ginjal Kronik adalah untuk:
1) Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memperberat kerja ginjal.
2) Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia).
4) Mencegah atau mengurangi progresivitas gagal ginjal, dengan memperlambat turunnya laju filtrasi glomerolus.
c. Syarat-syarat diit penyakit Gagal Ginjal Kronik adalah: 1) Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB
2) Protein Rendah, yaitu 0,6-0,75 g/kg BB. Sebagian harus bernilai biologik tinggi
3) Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total. Diutamakan lemak tidak jebuh ganda.
4) Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi yang berasal dari protein dan lemak.
5) Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, asites, oliguria, atau anuria. Banyaknya natrium yang diberikan antara 1-3 g. 6) Kalium dibatasi (40-70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium
darah>5,5 mEq), oliguria, atau anuria.
7) Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran cairan melalui keringat dan pernafasan (500 ml). 8) Vitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen piridoksin, asam
folat, vitamin C, dan vitamin D. d. Jenis diit dan indikasi pemberian :
Ada tiga jenis diit yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu: 1) Diit Protein Rendah I: 30 g protein. Diberikan kepada pasien
2) Diit Protein Rendah II: 35 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 60 kg.
3) Diit Protein Rendah III: 40 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 65 kg.
(Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo & Asosiasi Dietisien Indonesia, 2004: 179-180)
C. Konsep Asuhan Keperawatan
Berdasarkan tanda gejala penyakit Gagal Ginjal Kronik, maka asuhan keperawatan yang prioritas ditegakkan adalah berisikan tentang pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan dan evaluasi, yaitu:
1. Pengkajian Gagal Ginjal Kronik
Pengkajian merupakan proses dinamis yang terorganisasi, dan meliputi tiga aktivitas dasar yaitu: pertama, mengumpulkan data secara sistematis; kedua, memilah dan mengatur data yang dikumpulkan; dan ketiga, mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali. (Tarwoto& Wartonah, 2011: 2)
a. Pengkajian pada klien Gagal Ginjal Kronik sebagai berikut:
1) Data biografi: Nama, alamat, umur, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis, nomor keluarga yang dapat dihubungi.
2) Keluhan utama
Keluhan utama yang didapat biasanya bervariasi, muli dari urine output sedikit sampai tidak dapat BAK, gelisah sampai
penurunan kesadaran, tidak selera makan (anoreksi), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, napas berbau (ureum), dan gatal pada kulit.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Kaji onset penurunan urine output, penurunan kesadaran, perubahan pola napas, kelemahan fisik, adanya perubahan kulit, adanya napas berbau amonia, dan perubahan pemenuhan nutrisi. Kaji sudah ke mana saja klien meminta pertolongan untuk mengatasi masalahnya dan mendapat pengobatan apa.
4) Riwayat kesehatan dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit Gagal Ginjal Akut, infeksi saluran kemih, payah jantung, penggunaan obat-obatan nefrotoksik, Benign Prostatic Hyperplasia, dan prostaektomi. Kaji adanya riwayat penyakit batu saluran kemih, infeksi saluran kemih, infeksi sistem perkemihan berulang, penyakit diabetes melitus, dan penyakit hipertensi pada masa sebelumnya yang menjadi predisposisi penyebab. Kaji mengenai riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat. 5) Psikososial
Adanya perubahan fungsi struktur tubuh dan adanya tindakan dialisis akan menyebabkan penderita mengalami gangguan pada gambaran diri. Lamanya perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami kecemasan,
gangguan konsep diri (gambaran diri) dan gangguan peran pda keluarga (self esteem)
6) Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran dan keadaan umum pasien
Kesadaran pasien perlu dikaji dari salit-tidak sadar (komposmestis – koma) untuk mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien.
2. Tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik kepala-kaki
TD, nadi, respirasi, temperature yang merupakan tolak ukur dari keadaan umum pasien. Pada TTV sering didapatkan adanya perubahan; RR meningkat. Tekanan darah terjadi perubahan dari hipertensi ringan sampai berat. Pemeriksaan dari kepala sampai kaki dengan prinsip-prinsip(inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi).
(Muttaqin, A & Sari, A, 2011: 171) 2. Diagnosa
Diagnosa Keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya. (Tarwoto& Wartonah, 2011: 3)
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet dan perubahan membrane mukosa mulut.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi, produksi sampah.
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritus, gangguan status metabolic sekunder.
(Nurarif,A.H & Kusuma,H, 2015: 16) 3. Rencana Keperawatan
Pada tahap perencanaan ada empat hal yang harus di perhatikan yaitu : menentukan prioritas masalah, menentukan tujuan, menentukan kriteria hasil dan merumuskan intervensi. (Tarwoto& Wartonah, 2011: 4-6)
Tabel 2.2 Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Definisi : asupan nutrisi
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik Batasan karakteristik : 1. Kram abdomen 2. Nyeri abdomen 3. Menghindari makanan 4. Berat badan 20%
atau lebih dibawah berat badan ideal 5. Kerapuhan kapiler 6. Diare 7. Kehilangan rambut berlebihan 8. Bising usus hiperaktif 9. Kurang makanan NOC : 1. Nutritional status 2. Nutritional status : food
and Fluid Intake
3. Nutritional status : nutrien Intake
4. Weight control
Kriteria Hasil :
1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan 3. Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi 4. Tidak ada tanda tanda
malnutrisi 5. Menunjukkan
peningkatan fungsi penegcapan dari menelan
6. Tidak terjadi penurunan
NIC
Nutrition Management 1. Kaji adanya alergi
makanan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien 3. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C 5. Berikan substansi gula 6. Yakinkan diet yang
dimakan tinggi serat untuk mencegah konstipasi 7. Berikan makanan
yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan
10. Kurang informasi 11. Kurang minat pada
makanan 12. Penurunan berat
badan dengan asupan makanan adekuat 13. Kesalahan konsepsi 14. Kesalahan informasi 15. Membran mukosa pucat 16. Ketidakmampuan memakan makanan 17. Tonus otos menurun 18. Mengeluh gangguan
sensasi rasa 19. Mengeluh asupan
makanan kurang dari RDA (recommended daily allowance) 20. Cepat kenyang setelah makan 21. Sariawan rongga mulut 22. Steatorea 23. Kelemahan otot pengunyah 24. Kelemahan otot untuk menelan Faktor-faktor yang berhubungan : 1. Faktor biologis 2. Faktor ekonomi 3. Ketidakmampuan untuk mencerna makanan 4. Ketidakmampuan menelan makanan 5. Faktor psikologis
berat badan yang berarti ahli gizi) 8. Ajarkan pasien
bagaimana membuat catatan makanan harian 9. Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori 10. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi 11. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan berat badan 3. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang biasa dilakukan 4. Monitor interaksi anak
atau orangtua selama makan
5. Monitor lingkungan selama makan 6. Monitor kulit kering
dan perubahan pigmentasi
7. Monitor turgor kulit 8. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah 9. Monitor mual dan
muntah 10. Monitor kadar
albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht 11. Monitor pertumbuhan dan perkembangan 12. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva 13. Monitor kalori dan
intake nutrisi 14. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral 15. Catat jika lidah
berwarna magenta, scarlet
4. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah di rencanakan dalam keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi. (Tarwoto& Wartonah, 2011: 7)
5. Evaluasi
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Langkah-langkah evaluasi adalah sebagai berikut :
a. Daftar tujuan-tujuan pasien
b. Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu c. Bandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien
d. Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau tidak. (Tarwoto& Wartonah, 2011: 8)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalan nya penelitian ( Dharma Kusuma,K, 2011: 72)
Karya tulis ilmiah ini adalah studi kasus yaitu studi untuk mengeksplorasi masalah Asuhan Keperawatan klien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu tahun 2017
B. Batasan Istilah
Asuhan keperawatan klien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di RSUD Pringsewu tahun 2017.
Tabel 3.1 batasan istilah
Variable Batasan Istilah Cara Ukur
Gagal Ginjal Kronik Pasien yang mengalami perkembangan gagal ginjal yangprogresifdan lambat hasil diagnosis dokter
Observasi, pemeriksaan lab, rekam medik
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Asupan nutrisi yang tidak seimbang antara kebutuhan dengan yang masuk ke dalam tubuh pasien terutama asupan protein pada penyakit gagal ginjal kronik.
Observasi, wawancara, pemeriksaan fisik
C. Partisipan
Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 pasien, dengan diagnosa medis Gagal Ginjal Kronik dengan masalah keperawatan yang sama yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Studi kasus pada Keperawatan Medikal Bedah (dirumah sakit) lama waktu sejak klien pertama kali masuk rumah sakit sampai pulang dan klien yang dirawat minimal 3 hari. Jika sebelum 3 hari klien sudah pulang, maka perlu penggantian klien lainnya yang sejenis dan bila perlu dapat dilanjutkan dalam bentuk home care. penelitian dilakukan di RSUD Pringsewu pada bulan Juli 2017.
E. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Wawancara
Hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang-dahulu-keluarga.Sumber data didapat dari klien, keluarga, perawat lainnya atau rekam medik dari Rumah Sakit.
2. Pemeriksaan fisik
Hasil pengukuran masalah Gagal Ginjal Kronik dengan menggunakan pendekatan IPPA: inspeksi. sedangkan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh menggunakan metode observasi dengan pengkajian fisik dan wawancara.
3. Intervensi
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis memberikan intervensi sesuai dengan masalah keperawatan yang dialami kedua klien, yaitu dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Dalam karya tulis ilmiah ini penulis menjelaskan tentang pemberian nutrisi dengan melakukan anjuran (makanan terpilih) diit rendah protein dan tinggi kalori.
F. Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini adalah : 1. Pengumpulan data
Data dikumpulkan melalui wawancara , observasi , dokumentasi.Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan kemudian disalin dalam bentuk transkip/ catatan terstruktur.
2. Mereduksi data
Data dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk transkip dan dikelompokan menjadi data subyektif dan obyektif , dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan.
3. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan menggunakan tabel , gambar, bagan maupun teks naratif.Kerahasian dari klien dijaga dengan membuat nama inisial dalam identitas klien.
4. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian akan dibahas dan dibandingkan pada hasil penelitian terdahulu secara teori dengan perilaku kesehatan.Penarikan kesimpulan dengan metode induksi.Data yang dikumpulkan terkait proses keperawatan dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.
G. Etik Penelitian
Etika yang mendasari penelitian ini adalah : 1. Self Determinan
Menghormati otonomi yang mempersyaratkan, bahwa manusia yang mampu menalar pilihan pribadinya harus diperlakukan dengan
menghormati kemampuannya untuk mengambil keputusan
mandiri.(Hanafiah,M.J, 2012:185) 2. Berbuat Baik (Beneficience)
Berbuat baik menyangkut kewajiban membantu orang lain, dilakukan dengan mengupayakan manfaat maksimal dengan kerugian minimal. Prinsip ini diikuti prinsip tidak merugikan (primum non nocere, first no harm non malefience) yang menyatakan bahwa jika orang tidak dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat, setidak-tidaknya jangan merugikan orang lain.(Hanafiah,M.J, :2012:185)
3. Justice (Keadilan)
Setiap orang harus diperlakukan sama (tidak diskriminatif) dalam memperoleh haknya. Prinsip etik keadilan terutama menyangkut keadilan
distributif yang mempersyarakan pembagian seimbang dalam hal beban dan manfaat. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan distribusi gender status ekonomi, budaya dan etnik.(Hanafiah,M.J :2012:186)
4. Informed Consent
Persetujuan untuk berpartisipasi dalam penelitian setelah mendapat penjelasan dan telah memahami seluruh aspek penelitian yang relevan terhadap keputusan nya untuk berpartisipasi.(Hanafiah,M.J,:2012:186) 5. Anonimity
Merupakan kerahasian nama klien dalam identitas klien dengan inisial. 6. Confiedentiality
Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak asasi untuk mendapatkan kerahasiaan informasi. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa penelitian menyebabkan keterbukanya informasi tentang subjek. Sehingga peneliti perlu merahasiakan berbagai informasi yang menyangkut privasi subjek yang tidak ingin identitas dan segala informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain. Prinsip ini dapat diterapkan dengan cara meniadakan identitas seperti nama dan alamat subjek kemudian diganti dengan kode tertentu. Dengan demikian segala informasi yang menyangkut identitas subjek tidak terekspos secara luas.(Dharma,K.K 2011:239)
7. Non - Maleficienci
Non – Maleficienciberarti tidak melukai atau tidak menimbulkan bahaya/cidera bagi orang lain.(Suhaemi,M.E: 2014:15)
A. Hasil
1. Gambaran Lokasi Pengambilan Data
Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu beralamat di jalan Lintas Barat Pekon Fajar Agung Barat kec. Pringsewu 35373. Berdasarkan SK menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 1995 nomor 106/Menkes/SK/I/1995 Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu termasuk dalam kategori Rumah Sakit tipe C. Manajemen Rumah Sakit terus berusaha untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan serta kepuasan pelayanan melalui pengembangan organisasi, peningkatan sumber daya manusia, pengembangan sarana dan prasarana pelayanan serta dengan peningkatan pola pengelolaan keuangan yang sehat dapat menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu sebagai institusi pemerintah yang profesional dan akuntabel.
Dalam upaya mengembangkan organisasi dan meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat, Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu memiliki visi, yaitu: “Terwujudnya Pelayanan Prima di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu”. Dan sebagai pendukung dari visi yang akan
diraih maka Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu memiliki misi, yaitu:”Memberi Pelayanan Kesehatan yang Prima dan Berkualitas” dimana filosofi dari Rumah Sakit Umum Daera Pringsewu adalah “Anda
Sehat dan Puas Kami Bahagia”. Sementara itu tujuan yang ingin dicapai
oleh Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu adalah
“Terselenggarakannya pelayanan Rumah Sakit yang mudah, ramah, dan
menyenangkan pelanggan, sumber daya manusia yang kompeten, dan terbentuknya tatanan Rumah Sakit yang bersih”. Jenis pelayanan dan
fasilitas penunjang yang diberikan Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu diantaranya Unit Gawat Darurat, ICU, Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Kamar Operasi, Instalasi Gizi, Fisioterapi, Radiologi, Unit Transfusi Darah. Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu mempunyai tenaga kesehatan sebanyak 14 Dokter Umum, 19 Dokter Spesialis, 29 Bidan, dan 166 Perawat (Profil RSUD Pringsewu, 2015).
2. Pengkajian
a. Identitas Klien
Tabel 4.1 Identitas Klien
IDENTITAS KLIEN Klien 1 Klien 2 Nama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Suku
Bahasa yang digunakan Alamat rumah Sumber biaya Tanggal masuk RS Diagnosa Medis Ny. R 34 Tahun Islam SD IRT Menikah Jawa Jawa Sumbersari, Padang Ratu, RT 01 RW 04 BPJS 5 Juli 2017 CKD+Anemia Ny. E 54Tahun Islam SD Tani Menikah Sunda Sunda Sukamulya, RT 08 RW 02 BPJS 5 Juli 2017 CKD+Anemia
b. Riwayat penyakit
Tabel 4.2 Riwayat Penyakit
RIWAYAT PENYAKIT Klien 1 Klien 2 Keluhan Utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat Penyakit dahulu
Mual
Pada saat pengkajian tanggal 05 Juli 2017, dengan keluhan mual, muntah, mual dirasakan apabila bau makanan, mual bertambah jika makan makanan dan
berkurang apabila tidak makan, mual dirasakan sejak 2 hari yang lalu, mual dirasakan hilang timbul 1-5 menit. Muntah 10x/hari Klien mengatakan mempunyai magh kronis, Klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap jenis makanan dan minuman maupun obat-obatan, Klien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan lalu lintas, Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit
Lemas Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 05 Juli 2017, klien mengatakan lemas, klien mengatakan pusing, kaki klien susah untuh digerakan, klien hanya berbaring di tempat tidur.
Klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap jenis makanan dan minuman maupun obat-obatan, Klien mengatakan pernah mengalami kecelakaan lalu lintas, Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit dengan keluhan Anemia, Klien rutin melakukan
Riwayat Keluarga
dengan keluhan Gagal Ginjal, Klien rutin melakukan
Hemodialisa selama 8 bulan ( 1 minggu 2x, hari selasa dan jumat), Klien tidak
mempunyai riwayat operasi.
Klien mengatakan di dalam anggota keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit Diabetes Mellitus, Hipertensi dan Asma.
bulan ( 1 minggu 2x, hari selasa dan jumat), Klien tidak pernah operasi.
Klien mengatakan di dalam anggota keluarga ada yang mempunyai riwayat Hipertensi
Genogram Klien 1
Gambar 4.1 Genogram Klien 1
Keterangan: : Laki-laki : Perempuan : Garis Pernikahan : Garis Keturunan : Klien : Tinggal Serumah : Meninggal Dunia
Genogram Klien 2
Gambar 4.2 Genogram Klien 2
Keterangan: : Laki-laki : Perempuan : Garis Pernikahan : Garis Keturunan : Klien : Tinggal Serumah : Meninggal Dunia
c. Perubahan Pola Kesehatan
Tabel 4.3
Perubahan Pola Kesehatan
POLA KESEHATAN Klien 1 Klien 2 Pola manajemen kesehatan Pola nutrisi (Sebelum sakit)
Klien makan melalui oral, 3x/hari (pagi, siang dan sore), nafsu makan baik, tidak ada gangguan menelan, klien mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan, makanan yang disukai klien nasi, sayur sop, klien sebelum dan sesudah makan mencuci tangan dan berdoa, BB saat sehat 60 Kg
(Saat sakit)
Klien makan melalui oral dengan bubur dari rumah sakit, 3x/hari (pagi, siang dan sore), klien mengatakan nafsu makan kurang, klien mengatakan makan nya tidak habis, klien hanya menghabiskan 3 sendok makan, klien tidak memiliki alergi terhadap makanan, klien mengatakan membatasi buah-buahan yang mengandung banyak air,
(Sebelum sakit)
Klien makan melalui oral, 3x/hari (pagi, siang dan sore), nafsu makan baik, tidak ada gangguan menelan, klien mengatakan tidak ada alergi terhadap makanan, makanan yang disukai klien nasi, sayur sop, klen sebelum dan sesudah makan mencuci tangan dan berdoa, BB saat sehat 45 Kg
(Saat sakit)
Klien makan melalui oral, 3x/hari (pagi, siang dan sore), nafsu makan kurang karena klien merasa mual, klien mengatakan makan nya tidak habis, klien hanya menghabiskan 5 sendok makan, klien tidak memiliki alergi terhadap makanan, klien mengatakan mual, klien sebelum dan sesudah makan mencuci tangan dan berdoa, klien mengalami perubahan berat badan selama sakit yaitu 12 Kg.
Pola cairan
klien mengatakan mual dan muntah (360cc), klien sebelum dan sesudah makan mencuci tangan dan berdoa, klien mengalami perubahan berat badan selama sakit yaitu 14 Kg.
BB saat ini 46 Kg
(Sebelum sakit)
Klien minum melalui oral sebanyak 5 gelas/hari, jenis air putih yang diminum (1200 cc/hari)
(Saat sakit)
Klien mengatakan hanya minum 2-4 gelas/hari (800 cc/hari) dengan jenis air putih, klien terpasang infus RL 20 tetes/menit (1440cc), klien menerima transfusi darah 1 kantong (250cc). IWL= BBx15 46x15 = 690 Input: minum+infus+tranfusi 800+1440+250 = 2490cc Output: IWL+BAK+Muntah 690+550+360 = 1600cc BB saat ini 33 Kg, (Sebelum sakit)
Klien minum melalui oral sebanyak 4 gelas/hari, jenis air putih yang diminum (1000 cc/hari)
(Saat sakit)
Klien mengatakan hanya minum 2-3 gelas/hari (700 cc/hari) dengan jenis air putih, klien terpasang infus RL 20 tetes/menit (1440cc), IWL = BBx15 33x15 = 495 Input: Minum+infus 700+1440 = 2140cc Output: IWL+BAK 495+1050 = 1545cc
Balance cairan: Intake – output
Pola eliminasi
Pola istirahat tidur
Balance cairan: intake-output
2.490-1600 = +890cc
(Sebelum sakit)
Klien mengatakan BAK 5x/hari, warna kuning, bau khas, tidak ada keluhan saat BAK. keluarga klien mengatakan bahwa Klien BAB 1x/hari pada pagi hari, warna feses kuning, bau khas, konsistensi padat, tidak ada keluhan saat BAB, tidak menggumakan obat pencahar.
(Saat sakit)
Klien mengatakan BAK 4x/hari dengan jumlah urine 550cc/hari dengan warna urine kuning, bau khas, klien mengatakan BAK sedikit. Klien mengatakan selama di RS belum BAB. (Sebelum sakit) Klien mengatakan bahwa tidur malam sekitar pukul 21.00 WIB kemudian bangun pada pukul 05.00 WIB untuk
(Sebelum sakit)
Klien mengatakan BAK 5x/hari, warna kuning, bau khas, klien mengatakan BAK nya sedikit.
Keluarga klien mengatakan bahwa klien BAB 1x/hari pada pagi hari, warna feses kuning, bau khas, konsistensi padat, tidak ada keluhan saat BAB, tidak menggumakan obat pencahar.
(Saat sakit)
Klien mengatakan BAK 7x/hari dengan jumlah urine 1050cc/hari dengan warna bening, bau khas, BAK sedikit. Klien mengatakan selama di RS belum BAB.
(Sebelum sakit)
Klien mengatakan bahwa tidur malam sekitar pukul 20.00 WIB kemudian bangun pada pukul 05.00 WIB untuk melaksanakan
Pola Personal hygiene
Pola Aktivitas dan latihan
melaksanakan sholat subuh.
(Saat sakit)
Klien mengatakan susah tidur, klien mengatakan tidur pada malam hari selama 9 jam, siang hari 1 jam. sebelum tidur klien berdoa.
(Sebelum sakit)
Klien mengatakan mandi 2x/hari (pagi dan sore) disertai dengan menggosok gigi, klien mengatakan mencuci rambut 4x/minggu.
(Saat sakit)
Klien mengatakan mandi 1x/hari (pagi), klien mengatakan menggosok gigi 2x/hari, klien belum pernah mencuci rambutnya selama dirawat di rumah sakit.
(Sebelum sakit)
Klien bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga, klien mengatakan dapat beraktivitas tanpa bantuan, klien dapat melakukan secara mandiri, kegiatan waktu luang untuk berkumpul
sholat subuh.
(Saat sakit)
Klien mengatakan susah tidur dan sering terbangun, klien mengatakan tidur pada malam hari selama 7 jam, siang hari 2 jam. sebelum tidur klien berdoa.
(Sebelum sakit)
Klien mengatakan mandi 2x/hari (pagi dan sore) disertai dengan menggosok gigi, klien mengatakan mencuci rambut 4x/minggu.
(Saat sakit)
Klien mengatakan mandi 2x/hari (pagi dan sore), klien mengatakan menggosok gigi 2x/hari, klien belum pernah mencuci rambutnya selama dirawat di rumah sakit.
(Sebelum sakit)
Klien bekerja sebagai petani, klien mengatakan dapat beraktivitas tanpa bantuan, klien dapat melakukan secara mandiri, kegiatan waktu luang untuk berkumpul bersama keluarga, saat beraktivitas
Pola kebiasaan yang
mempengaruhi kesehatan
bersama keluarga, saat beraktivitas klien mengatakan cepat lelah.
(Saat sakit)
Klien mengatakan aktivitasnya terbatas tidak seperti saat sehat, karena kondisinya yang lemah dan cepat lelah. klien melakukan aktivitas dengan dibantu. Klien saat duduk dibantu, klien berjalan dengan dibantu, klien makan dan minum dengan dibantu, klien saat berpakaian dibantu dengan keluarga. klien mampu mobilisasi di tempat tidur
(Sebelum sakit)
Klien tidak merokok dan tidak minum minuman keras maupun
ketergantungan obat
(Saat sakit)
Klien tidak pernah merokok dan minum minuman keras, klien tidak ketergantungan obat tetapi minum obat sesuai terapi yang diberikan.
klien mengatakan cepat lelah.
(Saat sakit)
Klien mengatakan aktivitasnya terbatas tidak seperti saat sehat, karena kondisinya yang lemah. klien melakukan aktivitas dengan dibantu. Klien saat berjalan dengan dibantu, Klien saat mandi dengan dibantu, Klien berpakain dibantu keluarga, Klien makan dan minum dengan mandiri. klien mampu mobilisasi di tempat tidur
(Sebelum sakit)
Klien tidak merokok dan tidak minum minuman keras maupun ketergantungan obat
(Saat sakit)
Klien tidak pernah merokok dan minum minuman keras, klien tidak ketergantungan obat.