• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada An.M dengan prioritas masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh pada kasus Gizi Buruk di RS USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada An.M dengan prioritas masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh pada kasus Gizi Buruk di RS USU"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan dasar

Nutrisi

2.1.1 Defenisi Nutrisi

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto&wartonah, 2010).

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zatgizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva, dan lain-lain (Hidayat, 2006).

Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab “ghidza”, yang berarti makanan. Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier, 2004).

2.1.2 Saluran Pencernaan

Saluran Pencernaan (Soekirman, 2000) a. Mulut

(2)

b. Esofagus ke Lambung

Bolus kemudian melalui pipa esofagus masuk ke lambungmengeluarkan sekresi untuk keperluan pencernaan makanan. Pada pintu lambung ada sfingter kardiak yang menutup setelah bolus masuk, sehingga makanan tidak kembali masuk ke esofagus. Bolus dalam lambung bercampur dengan cairan lambung dan digiling halus menjadi cairan yang dinamakan Kimus (chyme). Lambung kemudian sedikit demi sedikit menyalurkan kimus melalui sfingter pilorus ke dalam usus halus, setelah mana sfingter pilorus menutup.

c. Usus Halus

Pada bagian atas usus halus, kimus melewati lubang saluran empedu, yang meneteskan cairan ke dalam usus halus berasal dari dua alat, yaitu kantong empedu dan pankreas. Kimus kemudian melewati tiga bagian dari usus halus: duodenum (usus dua belas jari), jejenum (bagian usus halus sesudah duodenum sampai ke ileum) dan ileum (ujung usus halus), yang panjangnya kurang lebih enam meter, sebagian besar pencernaan diselesaikam di duodenum; jejenum dan ileum terutama berfungsi mengabsorpsi zat-zat gizi.

d. Usus Besar (Kolon)

Kimus melalui sfingter lain, yaitu katup ileosekal yang berada pada awal usus besar naik (ascending colon), ke usus besar melintang (transverse colon) dankeusus besar turun (descending colon) ke dalam rektum.

e. Rektum

(3)

2.1.3 Prinsip Prinsip Nutrisi

Prinsip-prinsip nutrisi (Hidayat, 2016)

Pada umumnya, ketika butuhan energi dipenuhi lengkap oleh asupan kalori pada makanan, maka berat badan tidak berubah. Jika pemasukan kalori melebihi kebutuhan enrgi, maka berat seseorang akan bertambah. Ketika pemasukan kalori gagal untuk pemenuhan kebutuhan energi, maka seseorang kehilang berat badan.

Nutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitami dan mineral. Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Air adalah komponen tubuh yang vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk metabolisme dan keseimbangan asam basa.

a. Karbohidrat

(4)

molekul monosakarida. Jenis polisakarida adalah zat pati, glikogen, dan selulosa.

b. Protein

Protein berfungsi sebagai pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti jaringan tubuh. Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk hormon dan enzim. Protein berfungsi sebagai sumber energi disamping karbohidrat dan lemak, mempertahankan kesehatan dan vitalitas tubuh, pembentukan enzim, antibodi, dan pembentukan susu saat proses laktasi.

Sumber protein terdiri dari protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging, telur, hati, udang, ikan, kerang, dan ayam, serta protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung, kedelai, kacang hijau, dan sebagainya. Kebutuhan Protein per Hari

Umur Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm) Protein (gr)

0-6 bulan 5,5 60 12

7-12 bulan

8,5 71 14

1-3 tahun 12 89 23

4-6 tahun 18 108 32

7-9 tahun 23,5 120 36

PRIA 10-12 tahun

30 135 45

13-15 tahun

40 152 57

16-19 tahun

(5)

20-59 tahun

56 162 50

>60 tahun 56 162 50

WANITA 10-12 tahun

32 139 49

13-15 tahun

42 153 47

16-19 tahun

46 154 47

20-59 tahun

50 154 44

>60 tahun 50 154 44

c.Lemak

Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang kedua setelah karbohidrat. Lemak berfungsi sebagai sumber cadangan energi, komponen dari membran sel, melarutkan vitamin A, D, E, dan K sehingga dapat diserap oleh dinding usus, dan memberian asam-asam lemak esensial.

d.Vitamin

Vitamin adalah substansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makanan dan tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator. Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan.

(6)

Jenis Vitamin, Sumber dan Fungsinya

Jenis Vitamin Sumber Fungsi Vitamin A Lemak hewani,

mentega, keju, kuning telur, susu lengkap, minyak ikan, sayuran hijau, buah yang kuning dan sayuran

Membantu

pertumbuhan sel tubuh dan penglihatan, menyehatkan rambut dan kulit, integritas membran epitel dan

membantu kelancaran sistempersarafan dan mencegah beri-beri atau penyakit yang danging tanpa lemak, susu dan biji-bijian

Membantu

pembentukan enzim, pertumbuhan dan membantu adaptasi cahaya dalam mata. Vitamin B3

(niacian)

Daging tanpa lemak, hati, ikan, kacang-kacangan, biji-bijian dan telur

Metabolisme

karbohidrat lemak, protein dan komponen enzim serta mencegah menurunnya nafsu makan.

Vitamin B6 (pyridoksin)

Biji-bijian, sayuran, daging dan pisang

(7)

metabolisme

karbohidrat, lemak dan protein. dan kerang laut

Metabolisme protein, membantu

pembentukan sel

darah merah,

kesehatan jaringan dan mencegah anemia. Vitamin C

Menjaga kesehatan tulang, gigi dan gusi, membantu

pembentukan dinding pembuluh darah dan pembuluh kapiler, kesembuhan jaringan dan tulang, serta memudahkan

penyerapan zat besi dan asal folat.

Vitamin D Minyak ikan, susu, kuning telur, mentega, hati, kerang, atau terbentuk di kulit akibat pemanasan sinar matahari

Membantu

penyerapan kalsium dan fosfor serta mencegah rakhitis.

Vitamin E (alpa

tocopherol)

Sayuran hijau Membantu

(8)

e. Mineral

Mineral adalah elemen organik esensial untuk tubuh karena peranannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Secara umum fungsi dari mineral adalah membangun jaringan tulang, mengatur tekanan osmotik dalam tubuh, memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf serta membuat berbagai enzim.

Jenis Mineral, Sumber dan Fungsinya

Jenis Mineral Sumber Fungsi

Kalsium Susu Pembuntukan gigi

dan tulang , aktivitas neuromuskular dan koangulasi

(penggumpulan) darah

Fasfor Telur, daging dan susu

Penyangga

pembentukan gusi dan tulang

Yodium Garam beryodium

dan makanan laut

Pengaturan

metabolisme tubuh dan memperlancar pertumbuhan

Besi Hati, telur dan

daging

Komponen

hemoglobin dan membantu oksidasi dalam sel

Magnesium Biji-bijian, susu dan daging

Komponen

hemoglobin dan membantu oksidasi dalam sel

Zinc Makanan laut dan

hati

(9)

f.Air

Air merupakan zat makanan paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tubuh manusia terdiri atas 50%-70% air. Asupan air sangat penting bagi makhluk hidup untuk bertahan hidup dibandingkan dengan pemasukan nutrisi lain.

Rentang Kebutuhan Cairan Sehari-hari

Usia Kebutuhan cairan (ml/kg/hari)

3 hari 80-100

10 hari 125-150

3 bulan 140-160

6 bulan 130-155

9 bulan 125-145

1 tahun 120-135

2 tahun 115-125

4 tahun 100-110

6 tahun 100-110

10 tahun 90-100

14 tahun 50-60

18 tahun 40-50

19-60 tahun 50

2.1.4 Karakteristik Status Nutrisi

Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan Ideal Body Image Weight (IBW).

a. Body Mass Index (BMI)

Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.

(10)

Tabel : batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17

Kekurangan berat badan tingkat sedang

17,0 - 18,5

Normal 18,5 – 25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 - 27,0

Kelebihan berat badan tinggakat berat >27,0

b. Ideal Body Weight (IBW)

Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu. Berat badan ideal orang dewasa (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] – [10% (Tinggi badan – 100)]. Mengukur IBW bayi, balita dan anak : Usia 0-12 bulan : BBI(kg) = (umur(bln) / 2) + 4 dan usia 1-10 tahun : BBI(kg) = (umur(thn) x 2) + 8.

2.1.5 Masalah-masalah Kebutuhan Nutrisi

Masalah-masalah kebutuhan nutrisi (Hidayat, 2006) a. Kekurangan Nutrisi

(11)

b. Kelebihan Nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorangyang mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhanmetabolisme secara berlebihan.

c. Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapailebih dari0% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalampenggunaankalori.

d. Malnutrisi

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekuranganzat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zatgizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalahberatbadan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahanotot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.

e. Diabetes Melitus

Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuham nutrisi yang ditandaidengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat

kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan. f. Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas,serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup berlebihan.

g. Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.

Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup tidaksehat, obesitas, dan lain-lain.

(12)

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang di sebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.

i. Anoreksia Nervosa

Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi,pembengkakan badan nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihanenergi.

2.1.6Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi

Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi (Hidayat, 2006) a. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.

b. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makan bergizi tinggi dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah,tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.

c. Kebiasaan

(13)

d. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat Mengakibatkankurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yangdibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat

mengakibatkan merosotnya gizipada remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saat ini,para remaja di kota-kota besar di negarakita memiliki kecenderunganmenyenangi makanan tertentu secara berlebihan, seperti makanan cepat saji(junk food), bakso, dan lain-lainnya, makanan-makanan ini tentu saja dapat berdampak buruk bagi kesehatanmereka jika di konsumsi terlalu sering danberlebihan karena tidak memilikiasupan gizi yang baik. e. Ekonomi

Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaanmakanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karemaitu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

2.1.7 Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah suatu komponen dari proses keperawatan yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan dari pasien meliputi pengumpulan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan (Muttaqin, 2009).

Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian khusunya masalah nutrisi dan pengkajian fisisk secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi (Hidayat, 2010). a. Riwayat makanan

(14)

jenis makanan untuk sekarang, dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.

b. Kemampuan makan

Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara lain kemampuan mengunyah, menelan, dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain.

c. Pengetahuan tentang nutrisi

Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi d. Nafsu makan, jumlah asupan

e. Tingkat aktivitas f. Pengonsumsian obat g. Penampilan fisik

Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik terhadap aspek-aspek berikut: rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan tidak mengalami kebotakan bukan karena faktor usia; daerah di atas kedua pipi dan bawah kedua mata tidak berwarna gelap; mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau penonjolan pembuluh darah; daerah bibir tidak kering, pecah-pecah, ataupun mengalami Rpembengkakan; lidah berwarna merah gelap, tidak berwarna merah terang, dan tidak ada luka pada permukaannya; gusi tidak bengkak, tidak mudah berwarna; kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak kemerahan, atau tidak terjadi pendarahan yang berlebihan; kuku jari kuat dan berwarna merah muda.

h. Pengukuran Antropometrik

(15)

2.1.8 Rumusan Masalah

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis tentang respon individu, keluarga, komunitas, terhadap masalah kesehatan yang aktual dan potensial, atau proses kehidupan (Potter, 2005). Perumuhan masalah pada penyakit kanker lambung adalah gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, ansietas, gangguan rasa nyaman dan kurang pengetahuan. Menentukan prioritas masalah bergantung pada urgensi dari masalah, sifat dari pengobatan yang diberikan dan interaksi diantara diagnosis keperawatan . Masalah-masalah nutrisi:

1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 2) Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

2.2.9 Perencanaan

a.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Defenisi: Keadaan di masa intake nutrisi kurang dari kebutuhan metabolisme tubuh.

Kemungkinan berhubungan dengan: 1) Efek dari pengobatan

2) Mual/muntah

3) Gangguan intake makanan 4) Radiasi/kemoterapi

5) Penyakit kronis

Kemungkinan ditemukan data: 1) Berat badan menurun 2) Kelemahan

3) Kesulitan makan

4) Nafsu makan berkurang 5) Hipotensi

(16)

Masalah klinik berhubungan dengan: 1) Anoreksia nervosa

2) AIDS 3) Pembedahan 4) Kehamilan 5) Kanker 6) Anemia 7) Marasmus

Tujuan yang diharapkan:

1) Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu. 2) Peningkatan status nutrisi

INTERVENSI RASIONAL

1. Tingkatkan intake makanan melalui:Mengurangi gangguan dari lingkunganseperti berisik.

2. Jaga kebersihan mulut pasien.

3. Bantu pasien makan jika tidak mampu.

4. Sajikan makanan yang mudah dicerna, dalam keadaan hangat, tertutup, danberikan sedikit tetapi sering.

5. Selingi makanan dan minuman. 6. Hindari makanan yang banyak mengandung gas.

7. Ukur intake makanan dan timbang berat badan.

8. Lakukan latihan pasif dan aktif. 9. Kaji tanda vital, sensori, bising

1. Cara untuk meningkatkan nafsu makan.

2. Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan.

3. Membantu pasien makan.

4. Meningkatkan selera makan dan intake makan.

5. Memudahkan makanan masuk. 6. Mengurangi rasa nyaman.

7. Observasi kebutuhan nutrisi.

(17)

usus.

10. Atur posisi semifowler saat Memberikan makanan. 11. Cek kepatenan tube.

12. Cek temperatur makanan agar tidak

terlalu panas/dingin.

pasien.

10. Mengurangi reguritasi.

11. Menghindari aspirasi.

12. Mengurangi kram dan rasa terbakar

Padaabdomen.

b. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

Definisi: Pasien dengan risiko atau aktual mengkonsumsi makanan melebihi dari kebutuhan metabolisme tubuh.

Kemungkinan berhubungan dengan: 1) Kelebihan intake

2) Gaya hidup 3) Perubahan kultur

4) Psikolgi untuk konsumsi tinggi kalori Kemungkinan data yang ditemukan: 1) 20% lebih berat dari badan ideal 2) Pola makan yang berlebihan

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada: 1) Obesitas

2) Imobilisasi yang lama Tujuan yang diharapkan:

1) Teridentifikasinya kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol 2) Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang

(18)

Rencana Tindakan Rasional 1. Lakukan pengkajian pola makan

pasien

2. Diskusikan dengan pasien tentang kelebihan makan

3. Diskusikan motivasi untuk menurunkan berat badan

4. Kolaborasi dengan ahli diet yang tepat

5. Ukur intake makanan dalam 24 jam

6. Buat program latihan untuk olah raga 7. Hindari makanan yang banyak

mengandung lemak

8. Berikan pengetahuan kesehatan tentang: program diet yang benar, akibat yang mungkin timbul pada kelebihan berat badan

1. Informasi dasar untuk perencanaan awal

2. Membantu mencapai tujuan

3. Membantu memecahkan masalah

4. Menentukan makanan yang sesuai dengan pasien

5. Mengetahui jumlah kalori yang masuk

6. Meningkatkan kebutuhan energi

7. Makan berlemak banyak menghasilakan energi

(19)

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

2.2 Asuhan Keperawatan Kasus

2.2.1 Pengkajian

a. Identitas pasien

Nama : An. M

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 6 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : Belum sekolah

Alamat : Jalan Garu I gang Bacang No. 70 BB Medan. Tanggal pengkajian : 03 Mei 2017

Diagnosa medis : Gizi buruk b. Keluhan utama

Dalam pengkajian yang dilakukan ibu dari An. M mengatakan bahwa dari kecil An. M sangat sulit makan dan makanannya selalu bersisa. c. Riwayat Kesehatan Sekarang

An. M tampak terlihat lelah dan lemas. Dari pengkajian terhadap An. M ditemukan bahwa An. M tampak kurus, kulit tampak kering, rambut tipis,konjungtiva anemis. Berat badan sekarang : 12 kg , tinggi badan 112 cm, lingkarlengan atas (LLA) : 11 cm

d. Riwayat kesehatan masa lalu

1) Penyakit yang pernah dialami

(20)

2) Pengobatan atau tindakan yang dilakukan

Ibu dari An. M mengatakan membawa An. M kepelayanan kesehatanterdekat, dan obat di dapatkan dari tempat tersebut.

3) Alergi

Ibu dari An. M mengatakan bahwa An. M tidak mempunyai alergi Terhadap makanan.

4) Imunisasi

Ibu An. M mengatakan bahwa imunisasi An. M lengkap.

e. Riwayat kesehatan keluarga 1) Orang tua

Orang tua An. M tidak ada mengalami gangguan kesehatan yang serius. 2) Saudara kandung

Saudara kandung dari An. M tidak ada mengalami ganggguan kesehatanyang serius.

3) Penyakit keturunan yang ada

keluarga dari An. M tidak ada mengalami penyakit keturanan. 4) Genogram

Ayah Ibu

(21)

f. Pemeriksaan fisik 1) Keadaan umum

Secara umum An. M tampak sadar, dapat diajak berkomunikasi dengan baik.

2) Tanda-tanda vital

Suhu tubuh : 36,7 oC Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 78 x/i Pernafasan : 18 x/i Tinggi badan : 112 cm Berat badan :12 kg 3) Pemeriksaan head to toe:

a). Kepala :

Bentuk kepala An. M simetris, tidak ada benjolan pada ubun-ubun. b). Rambut:

Penyebaran rambut dari An. M merata, tipis dan tampak bersih. c). Wajah:

Warna kulit An. M sawo matang, tampak kering dan bersisik struktukwajah berbentuk kotak dan Simetris

d). Mata:

Mata dari An. M lengkap dan simetris, tidak ada kelainan pada

palpebra,konjungtiva tampak anemis, pupil tampak putih kekuningan, kornea bulat merata, iris simetris, visus mata baik, mata mampumenahan tekanan ringan.

e). Hidung:

Posisi tulang hidung tepat di tengah septum nasi simetris, lubanghidung ada dua tampak bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung.

f). Telinga:

(22)

g). Mulut dan faring:

Bibir tampak kering, gusi tampak kemerahan, gigi tampak kotor, lidahtampak kemerahan, orofaring berfungsi dengan baik.

h). Leher:

Posisi trakea tepat ditengah, tidak ada pembengkakan pada tiroid, suara normal, tidak ada pembengkakan pada kelenjar limfe, tidak adadistensi vena jugularis, denyut nadi karotis teraba.

i). Pemeriksaan Integumen:

Integumen tampak tidak bersih, tubuh teraba hangat, warna kulit sawo matang, turgor kembali dibawahdua detik, kulit tampak kering, bersisik dan tidak ada kelainan pada kulit.

g. Pola Kebiasaan Sehari-hari 1) Pola makan dan minum

Ibu dari An. M mengatakan bahwa anaknya diberi makan tiga kali sehari, selera makan kurang, An. M tidak ada mengalami alergi, tidak adakeluhanmual muntah, waktu pemberian makan tidak di tentukan. Jumlah dan jenismakanan terdiri dari sedikit nasi dan sedikit lauk, An. M hanya jika merasahaus saja, tidak ada kesulitan makan dan minum.

2) Perawatan diri

Tubuh tampak kurang bersih, gigi tampak kotor, kuku kaki dan kuku tangan kotor.

3)Pola Kegiatan / aktivitas

An. M untuk melakukan aktivitas mandi, makan, eliminasi, ganti pakaiandilakukan sebagian yaitu dengan bantuan orang tuanya.

An. M bermain dengan anak seumurannya.

Ibu An. M mengatakann An. M tidak ada melakukan ibadah. h. Pola eliminasi

1) BAB

(23)

2) BAK

Pola BAK tidak menentu, karakter urin tidak diketahui, tidak pernahmengalami nyeri / rasa terbakar / kesuliatan BAK, tidak pernah menggunakandiuretik.

2.2.2 Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah

Keperawatan 1. DS:

Ibu dari An. M mengatakan hanya menyajikan makanan seadanya.

DO:

BB: 12 kg ; TB: 112 cm

Usia 6 tahun. BB Normal : 20 kg TB Normal : 116 cm Pada usia 6 tahun

Akses terhadap makanan terbatas

Ketidakmampuan memenuhi

kebutuhan asupan makanan sesuai kebutuhan tubuh

Nutrisi kurang dari

kebutuhantubuh

(24)

2.2.3 Rumusan Masalah

a. Masalah keperawatan

1) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 2) Kurang pengetahuan

b. Diagnosa keperawatan:

1) ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denganketidakmampuan memenuhi asupan makanan sesuai kebutuhan tubuh di tandaidengan An. M tampak kurus, rambut tipis, lesu dan lemas, lingkar lengan atas (LLA) : 11 cm, berat badan : 12 kg, tinggi badan: 112 cm dengan usia 6 tahun

2)Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang asupan gizi yang adekuat ditandai dengan An. M tampak kurus, rambut tipis, lemas, lesu dan lemah, berat badan : 12 kg, tinggi badan: 112 cm.

2. DS:

Ibu dari An. M mengatakan tidak mengetahui informasi tentang asupan gizi yang adekuat.

DO:

An. M tampak kurus, lemas dan lemah

Faktor kemiskinan

Asupan makanan tidak terpenuhi

Kurang pengetahuan

(25)

2.2.4 Perencanaan Keperawatan dan Rasionalnya

Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi Kriteria hasil:

Klien mendapat asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan Berat badan klien bertambah, rambut tidak tipis dan badan menjadi segar dan sehat.

Rencana tindakan Rasional 1. Gali pengetahuan orang

tua tentang asupan nutrisi pada anak 2. Anjurkan orang tua

anak untuk memberikan makanan yang cukup bergizi

3. Sajikan makanan yang mudah dicerna dalam keadaan hangat.

4. Jelaskan kepada keluarga tentang cara mengatasi kurang nutrisi pada anak dan pengolahan makanan yang baik dan benar. 5. Anjurkan orang tua

anak untuk selalu menjaga kebersihan mulut.

6. Ukur berat badan dan

1. Dengan menggali pengetahuan orangtua tentang asupan nutrisi pada anak maka dapat diketahui sejauh mana pengetahuan orang tua untuk memenuhi nutrisi anaknya

2. Makanan yang cukup dan bergizi dapat mengatasi masalah kurang nutrisi

3. Dengan menyajikan makanan yang mudah dicerna dan hangat mampu meningkatkan selera makan pada anak.

(26)

tinggi badan klien nutrisi pada anak dan cara pengolahan makanan yang baik dan benar dapat mengatasi kurang nutrisi dan dapat meningkatkan dan mempertahankan zat gizi dalam makanan. 5. Dengan mulut yang

bersih meningkatkan nafsu makan

6. Dengan mengukur berat dan tinggi badan dapat diketahui apakah tinggi dan berat badan klien sesuai dengan usia klien.

Hari/ Tangg al

No. Dx

Perencanaan keperawatan

2.

Tujuan:

Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang asupan gizi yang adekuat

Kriteria hasil:

Keluarga menyatakan kesadaran dan merencanakan perubahan pola hidup.

(27)

Rencana tindakan Rasional 1. Ajarkan pada keluarga

tentang cara pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan gizi yang seimbang.

2. Anjurkan untuk aktif dalam kegiatan posyandu.

1. Membantu merencanakan untuk asupan makanan baru.

2. Posyandu dapat memantau status gizi dan pemberian makanan tambahan.

2.2.5 Implementasi dan Evaluasi

Hari/ Tanggal

No

Dx Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP) Kamis/

04 Mei 2017

1. 1. Menggalipengetahuan orang tuatentangasupannutrisipadaanak yaitu menggali pengetahuan orang tua tentang makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin yang sangat baik bagi tubuh.

2. Menganjurkan

orangtuaanakuntukmemberikan makanan yang cukupbergizi yaitu anak umur Anak 4-6 tahun: setiap kali makan besar harus menghabiskan sekitar 430 kilo kalori dan 150 kilo kalori snack. Takaran dalam rumah tangga yaitu: Kelompokkarbohidrat : Nasi: 7-8 sendok makan, pasta hangat untuk An. M

O: Ibu An. M dapat Memberikanmakana

n yang

(28)

ukuran sedang atau 4 potong kentang (potongan wedges), roti tawar: 1-2 lembar, sereal (sebelum disiram susu): 4-5 sendok makan.

Kelompok protein :Daging sapi (giling): 5-6 sendok makan, ayam: setengah potong ayam (bila ayam dipotong menjadi 8 bagian), Ikan: 4 sendok makan, sosis: 1 buah ukuran sedang, tempe: 1 potong sedang, tahu: 1 potong sedang, kacang-kacangan (sebelum dimasak): 2-3 sendok makan.

Kelompok buah :Avokad: ½ buah ukuran sedang, apel: ½ buah ukuran sedang, jeruk: ½ – 1 buah ukuran sedang, mangga: ½ buah ukuran sedang, pepaya: 6-8 potong (potongan kotak kecil kira-kira 3×3 cm), Pisang: ½ – 1 buah ukuran sedang.

Kelompok sayur (dalam keadaan sudah matang) :Bayam: 5 sendok makan, brokoli: 5-6 potongan kecil atau 2-3 sendok makan, wortel: 5-6 potongan memanjang, Jagung manis: 2 sendok makan.

Kelompok susu dan produknya :Susu: 1 gelas, keju: 1 potong

keadaan hangat kepada An. M A: Masalah teratasi sebagian

(29)

sedang, yoghurt: 1 gelas kecil. Snack :Biskuit: 4-5 keping sedang, kue/cake: 1 potong, popcorn: 5-6 sendok makan, cokelat: 2-4 potong kotak.

3. Menyajikan makanan yang mudah dicerna dalam keadaan hangat yaitu memberikan makanan yang baru dimasak dan langsung disajikan sehingga makanan tidak bertahan, mengkonsumsi buah seperti pepaya, pisang dan makanan lain yang mudah di cerna di dalam tubuh.

Hari/ Tanggal

No

Dx Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP) Jumat/

05 Mei 2017

1. 1. Menjelaskan kepada keluarga tentang cara mengatasi kurang nutrisi pada anak dan pengolahan makanan yang baik dan benar, dengan memilih makanan yang baik dan segar, tidak membiarkan makanan yang telah dimasak terbuka dan dalam suhu luar, dan menghindari makan dengan tangan yang kotor.

2. Menganjurkan orang

tuaanakuntukselalumenjagakebe

rsihanmulut dengan

S: Ibu An. M

mengatakan akan selalu

memperhatikan kebersihan gigi dan mulut.

(30)

mengajarkan anak cara menggosok gigi 2 kali dalam sehari (Pagi dan sore).

3. Mengukur berat badan dan tinggi badan klien

Menyebutkancara pengolahanmakan an yangbaik dan benar.

Ibu An.M tampak mengarahkan An.M

membersihkan mulut dan gigi BB: 12kg TB: 112kg Usia 6 tahun. A: Masalah teratasi sebagian

Dx Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP) Sabtu/

06 Mei 2017

2. 1. Mengajarkan pada keluarga tentang cara pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan gizi yang seimbang dengan mendemonstrasikan atau memberikan contoh bahan makanan, cara memilih atau memasak, serta tunjukkan makanan pengganti protein hewani apabila dirasakan mahal seperti tempe, tahu, atau makanan yang dibuat dari kacang-kacangan.

2. Menganjurkan untuk aktif dalam

S:Ibu An. M mengatakan akan memenuhi

kebutuhan nutrisi An. M dengan

gizi yang

seimbang.

Ibu An. M mengatakan akan aktif dalam kegiatan

(31)

kegiatan posyandu, dengan aktif dalam posyandu dapat memantau status gizi, berat badan, tinggi badan dan pemberian makanan tambahan.

O: Ibu An. M dapat mengerti tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan gizi yang seimbang dengan Ibu An. M dapat mengulang

kembali penjelasan mengenai nutrisi. A: Masalah teratasi sebagian

Referensi

Dokumen terkait

The management has the task of further developing knowledge of the customer base, relationship networks, and customer processes to enhance the intellectual property of the company,

(3) Wajib pajak yang diperiksa tidak memenuhi kewajiban yang menyebabkan petugas pemeriksa menemui kesulitan dalam menghitung jumlah uang yang diterima atau yang

Setelah memilih new document , lalu pilih beberapa fitur dari Microsoft Office Online.. Salah satunya pilih Resume and CVs

Wang et al., (2009) menyajikan model binary integer programming untuk perencanaan operasi yang melibatkan traceability produk, ukuran bets produksi, tingkat persediaan,

Menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur Perseroan sejak September 2007 dan ditunjuk kembali untuk jabatan yang sama dengan masa jabatan hingga tahun 2016 oleh RUPST tahun 2013

consisting of three adjoining traditional cages 90 = 45 = 90 cm. All cages were supplied with nest boxes. At 5 months of age, the siblings were removed leaving the females

Beliau juga memegang berbagai posisi senior di Grup Jaya Konstruksi dan Grup Jaya, menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur Jaya Konstruksi, tahun 2007 hingga tahun 2011, menjabat

) Corresponding author.. cant differences at any time point between the standard dose and the placebo groups in the sign vocalization. The low-dose clomipramine group produced