• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN

Yekti Maryanti 1) Meri Oktariani 2)

Email : yekti.maryanti@icloud.com 1) ; merry_octariani@yahoo.com 2) Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 1)

Dosen Prodi D3 Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta 2)

ABSTRAK

Gagal Ginjal Kronik merupakan suatu kondisi dimana ginjal rusak dan tidak dapat menyaring darah serta sebagaimana mestinya sehingga diperlukan terapi hemodialis untuk menggantikan fungsi tersebut. Kecemasan merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Pasien dengan kecemasan perlu diberikan stimulus, salah satunya dengan pemberian terapi musik. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien Gagal Ginjal Kronik dalam pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek dalam studi kasus ini adalah satu orang pasien dengan gagal ginjal kronik dengan kecemasan diruang Flamboyan 8. Hasil studi menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien Gagal Ginjal Kronik dalam pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman dengan masalah keperawatan ansietas yang dilakukan tindakan keperawatan terapi musik selama 2 hari didapatkan hasil terjadi penurunan skor kecemasan dari 23 (kecemasan sedang) menjadi 19 (kecemasan ringan). Rekomendasi tindakan terapi musik efektif dilakukan pada pasien gagal ginjal kronik dengan kecemasan.

(2)

NURSING CARE ON PATIENT WITH CHRONIC KIDNEY FAILURE IN FULFILLMENT OF SAFE AND COMFORTABLE NEEDS: ANXIETY

Yekti Maryanti 1) Meri Oktariani 2)

Email : yekti.maryanti@icloud.com1) ; merry_octariani@yahoo.com2)

Student of D3 Nursing Study Program of STIKes Kusuma Husada Surakarta 1) Lecturer of D3 Nursing Study Program of Stikes Kusuma Husada Surakarta 2)

ABSTRACT

Chronic Kidney Failure is a condition in which the kidneys are damaged and cannot refine the blood. Hemodialysis therapy is required to replace its functions. Anxiety is one of the problems that often occur in patients with chronic kidney failure undergoing hemodialysis. Patients with anxiety require a stimulus, one of the stimuli is music therapy. The purpose of this case study was to obtain the description of nursing care in Chronic Kidney Failure patients in meeting the need for safe and comfortable. This type of research was descriptive with a case study approach. The subject was one patient with chronic kidney failure with anxiety in the Flamboyant 8 room. The result of the management of nursing care in Chronic Kidney Failure patients in meeting the need for safe and comfortable with anxiety nursing problems performed by music therapy nursing actions for 2 days reduced anxiety scores from 23 (moderate anxiety) to 19 (mild anxiety). Recommendation: Music therapy is effective in chronic kidney failure patients with anxiety.

Keywords: Music Therapy, Anxiety, Chronic Kidney Failure

PENDAHULUAN

Penyakit gagal ginjal kronik atau chronic kidney disease (CKD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit dimana pada ahirnya menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Handayani & Rahmawati, 2013).

Prevalensi gagal ginjal kronik di Indonesia pada tahun 2013 sekitar 2,0 % dan mengalami peningkatan pada tahun 2018 menjadi 3,8 %. Prevalensi gagal ginjal di Kalimantan

meningkat pada tahun 2018 mencapai 6,4 % dan di Sulawesi Barat pada tahun 2013 sekitar 2,0 %. Namun pada tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 1,8 %. Prevalensi gagal ginjal kronis di Jawa Tengah pada tahun 2013 sebanyak 3,0 % dan meningkat pada tahun 2018 menjadi 3,8 % (Riskesdas, 2018).

Penyakit gagal ginjal kronik harus mendapat penanganan yang baik agar tidak terjadi peningkatan. Penyakit gagal ginjal kronik atau Chronic Kidney Disease (CKD) mengalami penurunan fungsi ginjal yang berlangsung lama dan bertahap, bersifat progresif dengan kreatinin klirens. Fungsi ginjal mengalami

(3)

gangguan dan tidak bisa berfungsi dengan normal. Oleh karena itu diperlukan terapi pengganti untuk membawa sisa-sisa metabolisme tubuh. Terapi pengganti ini dilakukan untuk membantu pasien mempertahankan hidup sampai beberapa tahun lamanya. Salah satu terapinya adalah dengan melakukan hemodialisis (Hayani, 2014).

Pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa jangka panjang akan mengalami gangguan kebutuhan dasar manusia yaitu rasa aman dan nyaman. Gangguan kebutuhan rasa aman dan nyaman adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya. Gangguan rasa aman dan nyaman yang terjadi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa adalah kecemasan. Kecemasan disebabkan beberapa stressor, diantaranya pengalaman nyeri pada daerah penusukan saat memulai hemodialisis, masalah finansial, kesulitan dalam mempertahankan masalah pekerjaan, dorongan sosial yang menghilang, depresi akibat penyakit kronis serta ketakutan terhadap kematian (Brunner dan Suddarth, 2014).

Nuraeni (2015) menjelaskan bahwa jika kecemasan tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan beberapa dampak diantaranya seseorang cenderung mempunyai penilaian negatif tentang makna hidup, perubahan emosional seperti depresi kronis serta gangguan psikososial. Maka dari itu dibutuhkan terapi untuk mengatasi kecemasan. Terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi

kecemasan terdiri dari terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi non farmakologi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan yaitu pengaturan diri, terapi psikologi, dan terapi relaksasi. Salah satu terapi relaksasi yang dapat dilakukan adalah terapi musik.

Musik pada hakekatnya dapat melampaui kondisi kesehatan seseorang setiap saat menghantar ke tempat-tempat yang sama sekali tidak terbayangkan. Bila seseorang menggunakan terapi musik sebagai relaksasi, maka pikiran abstraknya akan menurunkan kekondisi normal dari kecemasan yang dihadapinya. Ketika proses terus berlanjut, ia akan bergerak memperluas ambang sensori, kondisi mediatif dan kondisi terpesona. Seringkali terapi musik akan menghilangkan kesadaran waktu, yang pada gilirannya membantu mereka mengurangi perasaan stress, kecemasan, rasa takut dan rasa sakit (Djohan, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Firman (2010) ada pengaruh yang signifikan dari musik sunda “ayun ambing” sebagai terapi untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Hasilnya terbukti bahwa ada perubahan pada tingkat kecemasan mengunakan terapi musik dari pada terapi standar.

METODE STUDI KASUS

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif (Nursalam, 2009). Studi

(4)

kasus ini dilakukan untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman : kecemasan.

Subjek studi kasus ini adalah satu orang pasien gagal ginjal kronik dengan kecemasan dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman. tempat penelitian di ruang Flamboyan 8 RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 19 Februari – 21 Februari 2019.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengkajian didapatkan data pasien Tn. J mengatakan seringkali mengalami gelisah pada saat akan dilakukan terapi hemodialisa. Pasien juga mengatakan khawatir dan tidak nyaman dengan keadaan perutnya. Data obyektif pasien terlihat memegangi perutnya, pasien terlihat gelisah, tangan berkeringat, dan wajah pasien tegang, TD : 150/90 mmHg, nadi : 110x/menit, RR : 28x/menit, terlihat dari kuesioner yang dibagikan menggunakan HARS pasien termasuk dalam kecemasan sedang dengan skor 23.

Menurut Brunner & Suddarth (2014), pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis akan mengalami kecemasan yang disebabkan berbagai stressor, diantaranya pengalaman nyeri pada daerah penusukan saat memulai hemodialisis, masalah finansial, kesulitan dalam mempertahankan pekerjaan, dorongan seksual yang menghilang, depresi akibat penyakit kronis serta ketakutan terhadap kematian.

Didapatkan kecemasan yang dirasakan pasien gagal ginjal kronik berada pada skor 23. Menurut Max Hamilton pada Nurseline journal (2017) pengaplikasian menggunakan skala HARS, dimana alat ukur tingkat kecemasan <14 tidak ada kecemasan, 14-20 kecemasan ringan, 21-27 kecemasan sedang dan >27 kecemasan berat. Skala 23 termasuk tingkat kecemasan sedang yang secara obyektif pasien terlihat gelisah, tangan berkeringat, dan wajah pasien tegang, terjadi peningkatan tekanan darah, peningkatan nadi dan pernafasan.

Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil pengkajian diagnosa yang diangkat penulis dalam pengelolaan kasus Tn. J adalah kecemasan. Berdasarkan teori Herdman & Kamitsuru (2018) terdapat faktor yang berhubungan pada diagnosa keperawatan kecemasan salah satunya yaitu stressor.

Kriteria hasil dari diagnosa kecemasan berhubungan dengan stressor yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam diharapkan kecemasan pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil yaitu skala cemas dipertahankan pada 3 di tingkatkan ke 4 (skala cemas 14 – 20/ kecemasan ringan).

Berdasarkan tujuan dan kriteria hasil tersebut intervensi yang dilakukan berdasakan NIC (Nursing

Outcome Clasification) yaitu

memberikan terapi relaksasi (terapi musik). Terapi musik yang diberikan adalah musik sunda yang berjudul ayun ambing. Terapi musik ini diberikan selama 15 menit sebelum pasien melakukan terapi hemodialisa

(5)

dan 15 menit sesudah pasien dilakukan terapi hemodialisa.

Hasil evaluasi yang telah dilakukan selama 2 hari. Pada hari pertama sebelum diberikan tindakan relaksasi musik tingkat kecemasan pasien termasuk sedang dengan skor 23. Setelah diberikan terapi musik turun menjadi 20. Pada hari kedua setelah diberikan terapi musik skor kecemasan pasien turun menjadi 19 dan sudah termasuk dalam tingkat kecemasan ringan.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik dalam pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman dengan masalah kecemasan yang dilakukan tindakan keperawatan terapi relaksasi musik selama 15 menit selama 2 hari didapatkan hasil terjadi penurunan skor kecemasan dari 23 menjadi 19. Rekomendasi tindakan terapi relaksasi musik efektif dilakukan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa dengan kecemasan.

Saran

1. Bagi institusi pendidikan keperawatan

Diharapkan dapat menambah wacana dan pengetahuan tentang perkembangan ilmu keperawatan, terutama tentang asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik dengan ansietas/kecemasan dengan pemberian terapi musik.

2. Bagi intitusi pelayanan kesehatan (Rumah Sakit)

Dapat memberikan masukan pada rumah sakit dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan terutama penanganan kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik dengan pemberian relaksasi terapi musik.

3. Bagi pasien dan keluarga

Diharapkan pasien dan keluarga dapat memberikan pilihan terhadap penanganan ansietas dengan pemberian terapi musik untuk mengurangi kecemasan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2015. The

psychological impact of

hemodialysis on patients with

chronic renal failure.

Departement of Psychiatry

Chang Gung Memorial

Hospital : Taiwan.

Djohan. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Firman. 2010. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatannya. Edisi III. Jakarta: Salemba Medika. Handayani & Rahmawati. 2013.

Askep Pada Pasien Dengan

Gangguan Sistem

Perkemihan”. Salemba : Jakarta.

Hayani. 2014. “Keperawatan Kritis”. EGC : Jakarta.

Herdman & Kamitsuru. 2018. Buku

Ajar Fundamental

Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. EGC : Jakarta.

Nuraeni. 2015. Terapi Musik untuk Relaksasi. FKUI : Jakarta.

(6)

Nursalam. 2008. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta : Asdi Mahasatya.

NurseLine Journal. 2017.

Metodologi Penelitian

Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS. Jakarta : Balitbang Kemenkes RI.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Wilayah Kecamatan Ringinrejo sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), semula merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Kandat dan Kecamatan Kras.. (3) Dengan dibentuknya

Maksud dari kegiatan pameran seni rupa dengan tema “MELALUI SENI BERSAMA MELANGKAH MENGGAPAI MIMPI” adalah dengan adanya seni kita akan berpikir secara

berbicara pada saat memerankan drama sehingga nilai rata-rata siswa dan hasil ketuntasan siswa di siklus I masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum

Total biaya persediaan bahan baku di UKM WIRA BAG’S PRODUCTION dihitung dengan mengetahui total kebutuhan bahan baku, pembelian rata-rata bahan baku, biaya pemesanan dalam

Menurut Hendriyani (2009) dalam Hermantoro (2011), perlakuan pemberian air berdasarkan perhitungan kapasitas lapang yang diberikan merupakan jumlah air yang mampu

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengadakan penelitian di Universitas Swasta yang berada di Jakarta Barat yaitu Universitas Mercu Buana dan Universitas Esa unggul,

Implementasi sistem didasarkan karena adanya kebutuhan dari full-stack developer untuk mempermudah jalannya suatu web dengan database yang sudah ter

kadar feritin dan kadar prohepsidin yang merupakan prekursor bagi hormon hepsidin dikumpulkan dengan cara pengambilan contoh darah dari responden sebanyak 2,5 ml melalui