Pengkajian kualitas tidup pada pasien sangat penting dilakukan, (Pilowsky, I, & Townley, 1985) menyatakan bahwa pasien dengan penyakit kronis yang mengeluh mengalami gangguan tidur harus dikaji dengan baik untuk memudahkan dalam mendeteksi
24
masalah pada pasien terkait gejala emosional dan fisik. Temuan yang ada kemudian digunakan sebagai cara untuk menghasilkan diskusi dengan pasien pada isu-isu emosional dan lainnya yang baik untuk menentukan diagnosis dan pengobatan pada pasien.
Untuk melakukan pengkajian kualitas tidur dibutuhkan format pengkajian yang valid. Dalam (Babson & Feldner, 2015) ada bebrbagai macam cara dalam melakukan pengkajian. Setiap pengkajian memiliki keuntungan dan kekurangan masing masing yang dapat dijelaskan pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Gambaran dari Metode yang digunakan untuk Assessment of Sleep
Metode Deskripsi Keuntungan Kekurangan Polysomnography
(PSG)
Pengukuran yang objektif dari tidur dan gangguan tidur
Gold Standar untuktidur dan gangguan tidur
1. Mahal 2. Sulit diakses 3. Tidak nyaman 4. Efek pertama
sampai malam 5. Analisa dan
interpretasi membutuhkan pro dan kontra Multiple sleep
latency test (MSLT)
ukuran yang obyektif untuk tidur di siang hari
1. Gold Standart untuk
mengukur mengantuk di siang hari 2. Digunakan
untuk
mendiagnosis narkolepsi
1. Membutuhkan PSG
sebelumnya 2. Membutuhkan
penilaian Lab oleh staf ahli 3. Efek Ceiling 4. Kurang
validitas ekologi 5. Membutuhkan
analisis dan interpretasi Maintenance of
wakefulness test (MWT)
evaluasi obyektif untuk mengukur bangun dan kewaspadaan di bawah pengaturan obat tidur
1. Tidak ada efek Ceiling dan tidak
memerlukan PSG
2. Meningkatkan validitas ekologi yang
1. Membutuhkan penilaian lab oleh staf ahli 2. Sulit untuk
diakses 3. Dbutuhkan
analisis dan interpretasi
25
lebih dari pada MSLT
Actigraphy ukuran yang obyektif dari gerakan yang digunakan untuk
menyimpulkan perilaku tidur-bangun
1. Berkorelasi dengan PSG 2. Dapat
digunakan oleh jangka panjang 3. Valid secara
ekologi 4. Dapat
digunakan untuk pengobatan
1. Diabatasi oleh penggunaan baterai 2. Dbutuhkan
analisis dan interpretasi
Clinical interview ukuran yang obyektif dari gerakan yang digunakan untuk
menyimpulkan perilaku tidur-bangun
1. Dapat diakses 2. Valid secara
klinis 3. Berguna
sebelum pengobatan atau penelitian
1. Standarisasi masih kurang 2. Terbatas tanpa
langkah-langkah lebih lanjut dari tidur
Sleep diary ukuran subjektif dari perilaku tidur-bangun
1. Mudah diakses 2. Target untuk
pengobatan 3. Mudah
digunakandan murah
1. Korelasi lemah dengan PSG 2. Harus selalu
diisi 3. Ukuran
subjektif tidur 4. Membutuhkan
analisis dan interpretasi Questionnaires
langkah-langkah subjektif dari tidur, bangun, kesehatan, dan kognitif
1. Mudah diakses 2. Target untuk
pengobatan 3. Mudah
digunakan dan murah
1. Mudah bias 2. Membutuhkan
analisis dan interpretasi
Brain imaging ukuran yang obyektif dari otak dan fungsinya
1. Metode noninvasif untuk menyelidiki otak 2. Dapat
digunakan saat tidur 3. Dapat
mengukur aktivasi otak dan
metabolisme
1. Mahal 2. Sulit untuk
diakses 3. Kurang
resolusi temporal 4. Kurangnya
validitas 5. Membutuhkan
analisis dan interpretasi
26
Cortisol Hormon yang
digunakan untuk
menyimpulkan stres
1. Ukuran yang objektif
2. Erat kaitannya dengan siklus tidur
1. Membutuhkan analisis 2. Sulit untuk
diakses 3. Membutuhkan
uji validitas lebih lanjut Melatonin Hormon yang
digunakan untuk
menyimpulkan keselarasan sirkadian
1. Ukuran yang objektif 2. Bisa
digunakan untuk
menunjukkan perubahan dengan pengobatan 3. Erat kaitannya
dengan siklus tidur
1. Membutuhkan analisis 2. Sulituntuk
diakses 3. Membutuhkan
validitas lebih lanjut
(Babson & Feldner, 2015)
a. Pengkajian tidur yang digunakan di RS
Pengkajian gangguan tidur meliputi pengkajian singkat mengenai tidur pasien dan kualitas tidur saat tidur sebagai bagian dari riwayat kekeperawatan awal. Pada pengkajian awal yang dikaji adalah jumlah jam tidur dan bangun pasien, kemudian prefensi dan kebiasaan yang dapat meningkatkan kualitas tidur.
Pasien di kaji dengan menanyakan kualitas tidur secara umum.
Kemudian dilanjutkan dengan mengkaji penyebab dari gangguan dengan mencatat diantaranya:
1) Aktivitas yang biasa dilakukan pada jam sebelumnya tidur 2) Kelatenan tidur
3) Jumlah dan penyebab tidur 4) Keteraturan pola tidur
5) Konsistensi waktu bangun tidur 6) Frekuensi dan durasi tidur siang
27
7) Kejadian yang tekait dengan awal mula terjadi gangguan onset tidur
8) Lebih mudah tertidur di tempat lain selain kamar tidur 9) Situasi dimana klien melawan susah tidur
10) Asupan kafein harian
11) Penggunaan alcohol, obat tidur, dan medikasi lain 12) Kejadian sakit kepala di pagi hari
13) Frekuensi mendengkur, adanya jeda pernapasan (apnea), dengan gerakan menendang informasi terakhir ini akan lebih baik didapatkan dari pasangan atau berdasarkan observasi anda selama klien di RS (Black & Hawks, 2014).
Owens & Dalzell (2005) menyatakan bahwa penggunaan alat skrining di klinik menggunakan 5 pertanyaan sederhana untuk masalah tidur, secara signifikan lebih mungkin dibandingkan penggunaan standar grafik tunggal yang cepat untuk menghasilkan informasi tidur pada umumnya, juga untuk menghasilkan informasi tentang domain tidur tertentu. 5 pernyataan yang dimaksud adalah mengenai waktu tidur, kantuk berlebihan, waktu bangun, pola tidur, dan gangguan pernapasan saat tidur.
b. Pengkajian PSQI
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) adalah kuesioner yang menilai kualitas tidur dan gangguan tidur selama selang waktu 1 bulan. Sembilan belas item individual yang dikaji
28
menghasilkan tujuh "komponen" nilai yaitu: kualitas subjektif tidur, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi kebiasaan tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi siang hari.
Jumlah skor untuk tujuh komponen ini menghasilkan satu skor global. sifat klinis dan clinimetric dari PSQI yang dinilai selama periode 18-bulan dengan pasien dengan tidur yang baik (subyek sehat, n = 52) dan pasien yang tidur buruk (pasien depresi, n = 54; pasien dengan gangguan tidur, n = 62) . langkah-langkah yang dapat diterima homogenitas internal konsistensi (test-retest reliability), dan validitas. Hasil PSQI global yang dengan nilai skor lebih dari 5 menghasilkan sensitivitas diagnostik 89,6% dan spesifisitas 86,5% (kappa = 0.75, p kurang dari 0.001) dalam membedakan tidur yang baik dan yang buruk (Buysse, Reynolds, Monk, Berman, & Kupfer, 1989).
Kriteria validitas PSQI awalnya dibentuk dengan mengevaluasi kemampuan PSQI untuk membedakan "tidur yang baik" dan "tidur yang buruk" seperti yang didefinisikan oleh diagnosis berdasarkan pada integrasi ahli klinis, dengan wawancara terstruktur, pemeriksaan fisik, dan pengujian polysomnographic. Skor global dan semua nilai komponen dibedakan menjadi kelompok pasien dengan tidur yang buruk dari kontrol (p < 0.001). Sebuah post hoc Skor cutoff global > 5 diidentifikasi 88,5% dari semua pasien dan kontrol (kappa=0.75,
29
p < 0.001) dengan sensitivitas 89,6% dan spesifisitas 86,5%
(Smith & Wegener, 2003).
Pengkajian PSQI telah diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia dengan format sebagai berikut:
KUESIONER UNIVERSITAS PITTSBURGH SLEEP QUALITY INDEX Indonesian Version
1) Selama satu bulan terakhir, pukul berapa anda biasa ke tempat tidur?
2) Selama satu bulan terakhir, berapa menit waktu yang Anda biasanya butuhkan mulai dari berbaring hingga benar-benar tertidur setiap malamnya? (waktu dalam menit)
3) Selama satu bulan terakhir, pukul berapa Anda biasanya bangun dari tempat tidur di pagi hari?
4) Selama satu bulan terakhir, berapa jam Anda benar-benar tidur setiap malamnya? (Lamanya waktu ini bisa berbeda dengan lamanya waktu yang Anda habiskan di tempat tidur.) 5) Selama satu bulan
terakhir, seberapa sering
anda mengalami
gangguan tidur
Karena….
a. Tidak dapat tidur
walau sudah
berbaring selama 30 menit atau lebih b. Terbangun di tengan
malam atau terlalu pagi
c. Terpaksa bangun untuk kekamar mandi
d. Tidak bisa bernapas dengan nyaman
Tidak pernah selama sebulan terakhir
Kurang dari satu kali
seminggu
Satu atau dua kali seminggu
Tiga kali atau lebih seminggu
30
e. Batuk atau
mendengkur dengan keras
f. Merasa kedinginan g. Merasa kepanasan
h. Mengalami mimpi buruk
i. Merasa
nyeri/kesakitan j. Satu atau beberapa
alasan lainnya, mohon jelaskan
6) Selama satu bulan terakhir, bagaimana kualitas tidur anda secara keseluruhan?
Sangat Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Buruk
7) Selama satu bulan terakhir, seberapa sering anda minum obat untuk membuat anda tidur
Tidak pernah selama sebulan terakhir
Kurang dari satu kali
seminggu
Satu atau dua kali seminggu
Tiga kali atau lebih seminggu
8) Selama satu bulan terakhir, seberapa sering Anda merasa mengantuk ketika mengendarai
kendaraan, makan, atau melakukan kegiatan dengan orang lain?
9) Selama satu bulan terakhir, apakah anda mendapat kesulitan
untuk tetap
bersemangat menyelesaikan pekerjaan/kegiatan?
Tidak ada kesulitan sama sekali
Hanya ada sedikit kesulitan
Cukup kesulitan
Sangat kesulitan
10) Apakah anda tidur atau tinggal serumah dengan orang lain?
Saya tidak tidur atau tinggal serumah
Saya tinggal serumah dengan
Orang lain tidur dikamar yang
Orang lain tidur di tempat tidur yang
31 dengan orang lain
orang lain yang tidur di kamar lain
sama, tapi tidak satu tempat tidur
sama
Jika anda tidur atau tinggal serumah dengan orang lain, tanyakan kepadanya seberapa sering anda dalam sebulan yang lalu…
Tidak pernah selama sebulan terakhir
Kurang dari satu kali
seminggu
Satu atau dua kali seminggu
Tiga kali atau lebih seminggu
a) Mendengkur
b) Lama tidak menarik napas sewaktu tidur c) Menendang dengan
tiba-tiba sewaktu tidur
d) Linglung atau bingung ketika terbangun di malam hari
e) Gangguan lainnya yang dialami sewaktu Anda tidur, mohon jelaskan
Pengukuran PSQI terdiri dari 19 item dimana pertanyaan 1-4 terdiri dari pertanyaan mengenai kebiasaan tidur berdasarkan menit untuk mengukur latensi tidur dan jam untuk mengukur total tidur. Pertanyaan 5-18 merupakan pengukuran dengan menggunakan skala likert yaitu; tidak selama sebulan nilainya (0), "Kurang dari sekali seminggu nilainya 1, Sekali atau dua kali seminggu nilainya 2, dan tiga kali atau lebih seminggu nilainya 3.
Ada 5 pertanyaan tambahan yaitu pertanyaan 19 dinilai oleh teman tidur/teman sekamar yang tidak termasuk dalam total skor, tapi mungkin berguna untuk tujuan klinis. Cara pengukurannya menggunakan skala likert yaitu Sangat bagus nilanya 0, Cukup
32
Baik nilainya 1, Cukup buruk nilainya 2, dan Sangat buruk nilainya 3 (Smith & Wegener, 2003).
PSQI menilai 7 domain dengan menggunakan skor dari 19 item pertanyaan. Masing masing domain memiliki rumus tersendiri untuk mengetahui skornya yaitu:
Tabel 2. Skoring Untuk PSQI
Komponen Rumus Kriteria Penilaian
1 Subjektif
kualitas tidur
Pertanyaan no 6 Sangat Baik “0”
Cukup Baik “1”
Kurang Baik “2”
Sangat Buruk “3”
2 Sleep Latency
Pertanyaan 2 + pertanyaan 5a Pertanyaan 2
≤ 15 menit “0”
16-30 menit “1”
31-60 menit :2”
>60 menit “3”
Pertanyaan 5a Tidak pernah selama sebulan “0”
Kurang dari 1 kali seminggu “1”
Satu atau dua kali seminggu “2”
Tiga kali atau lebih seminggu “3”
Skor Hasil 0 “0”
1-2 “1”
3-4 “2”
5-6 “3”
3 Sleep Duration
Pertanyaan 4 >7 “0”
6-7 “1”
5 – 6 “2”
< 5 “3”
4 Efficiency
Sleep
(Pertanyaan 4/ pertanyaan 3+1) x 100
>85% “0”
75-84 “1”
65 – 74 “2”
<65 “3”
5 Sleep Disturbance
Jumlah Skor Pertanyaan 5b-5j Tidak pernah selama sebulan “0”
Kurang dari 1 kali seminggu “1”
Satu atau dua kali seminggu “2”
33
Tiga kali atau lebih seminggu “3”
Skor Penilaian 0 “0”
1-9 “1”
10-18 “2”
19-27 “3”
6 Sleep Medication
Pertanyaan 7 Tidak pernah
selama sebulan “0”
Kurang dari 1 kali seminggu “1”
Satu atau dua kali seminggu “2”
Tiga kali atau lebih seminggu “3”
7 Day Time Disfunction
Pertanyaan 8+9 Skor Pertanyaan 8 Tidak pernah selama sebulan “0”
Kurang dari 1 kali seminggu “1”
Satu atau dua kali seminggu “2”
Tiga kali atau lebih seminggu “3”
Skor Pertanyaan 9 Tidak ada kesulitan sama sekali “0”
Hanya ada sedikit kesulitan “1”
Cukup sulit “2”
Sangat kesulitan “3”
Skor total 0 “0”
1-2 “1”
3-4 “2”
5-6 “3”
Secara keseluruhan, hasil PSQI menunjukkan bahwa pengkajian kualitas tidur berguna dengan pasien dewasa dengan perawatan primer pada kasus (Generalized Anxiety Disorder) GAD, PSQI menunjukkan beberapa sifat psikometrik positif dari skor dan komponen skor global, dan temuan menunjukkan bahwa skor dan komponen skor global dapat memberikan
34
informasi yang berguna sebagai ukuran hasil untuk uji klinis pada pasien dewasa (Bush et al., 2012).
PSQI merupakan pengkajian kualitas tidur yang telah diterjemahkan kedalam beberapa Bahasa dan diujikan validitasnya dengan gold standar polisomnograpy (PSG). PSG adalah istilah yang diterapkan untuk pengukuran simultan dan berkesinambungan dari beberapa parameter fisiologis saat tidur.
Dalam prakteknya, PSG merupakan istilah yang berarti jenis tertentu dari studi PSG di mana pengukuran memungkinkan untuk mengidentifikasi tahap tidur, pemantauan fungsi kardiopulmoner, pemantauan gerakan tubuh saat tidur (Matheson, Singh, & Packard, 2007).
35 B. Kerangka Teori
Skema 2. Kerangka Teori