• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

1.6 Pengkajian Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah suatu keadaan di mana tidur yang dijalani seorang individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran di saat terbangun (Khasanah, 2012). Kualitas tidur termasuk bagaimana kualitas tidur yang dirasakan, latensi

tidur, durasi tidur, efisiensi tidur dan gangguan tidur, penggunaan obat-obat tidur, disfungsi pada siang hari (Wavy, 2008). Kualitas tidur menyangkut pengkajian subjektif yaitu seberapa menyegarkan dan tenangnya tidur mereka dan pengkajian objektif yang dapat diketahui dari rekaman poligrafi, gerakan pergelangan tangan, gerakan kepala dan mata (Mac Arthur, 1997 dalam Nisrina, 2008).

1. Data subjektif

Dari data subjektif salah satu kriteria yang paling penting dalam menentukan keadekuatan tidur klien adalah pernyataan yang disampaikan oleh klien (Craven & Hirnle, 2000 dalam Butar-butar, 2007). Hal ini difokuskan pada hal yang disampaikan klien yang dapat menjadi indikator, karakteristik gangguan tidur yang meliputi masalah verbal klien bahwa tidak dapat tidur dengan baik, tidak merasa segar saat tidur, merasa kelelahan, terbangun lebih cepat dari biasanya, atau mengalami gangguan tidur, merasa tidak puas dengan tidurnya (Foreman, 1995 dalam Butar-Butar, 2007). Hanya para penderita penyakit saja yang dapat melaporkan apakah mereka mendapatkan tidur yang baik atau buruk. Jika para penderita penyakit puas dengan kualitas dan kuantitas tidurnya maka mereka mempunyai tidur yang baik (Potter & Perry, 2005).

2.Data Objektif

Data objektif bisa didapatkan melalui pengkajian fisik pasien yaitu dengan mengobservasi lingkaran mata, adanya respon pasien yang lamban, ketidakmampuan/kelemahan, penurunan konsentrasi, berapa kali pasien terbangun karena nyeri, inkontinensia dan gangguan lain (Hodges, 1996 dalam Junita, 2005). Disamping itu data objektif tentang kualitas tidur pasien juga bisa dianalisa

melalui pemeriksaan laboratorium yaitu EEG. Tipe gelombang EEG diklasifikasikan sebagai gelombang alfa, betha, tetha, dan delta (Guyton & Hall, 1997 dalam Junita, 2005).

3. Hubungan antara data subjektif dan data objektif

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuat antara kualitas tidur berdasarkan data subjektif dan data objektif. Dari data objektif yang diperoleh maka dapat diketahui bagaimana kualitas tidur seseorang. Menurut beberapa penelitian, semakin banyak gelombang kecil perdetiknya pada EEG maka semakin lelap dan tenang tidur seseorang (Selamihardja, 2002 dalam Dewi, 2011). Pengukuran terhadap kualitas tidur telah dilakukan oleh beberapa peneliti salah satunya Buysee dkk (1989). Buysee menggunakan instrumen pengukuran kualitas tidur yang disebut The Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI).

Buysee dkk (1989) mengatakan bahwa kualitas tidur adalah sebuah konsep klinis yang sudah diterima dan merupakan gambaran sebuah fenomena yang kompleks yang mana hal tersebut sangat sulit untuk ditentukan dan diukur secara objektif. Kualitas tidur terdiri dari aspek kuantitatif tidur, seperti durasi tidur, latensi tidur dan seberapa besar keinginan seorang individu untuk tidur, sama halnya juga dengan aspek subjektif seperti kedalaman atau ketenangan tidur. Walaupun demikian elemen yang pasti yang menyusun kualitas tidur, mungkin akan bervariasi pada setiap individu, terlebih lagi dikarenakan kualitas tidur sebagian besar adalah subjektif. PSQI adalah instrumen efektif yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan pola tidur pada orang dewasa. PSQI dibuat dan

dikembangkan untuk mengukur dan membedakan individu dengan kualitas tidur yang baik dan kualitas tidur yang buruk.

The Pittsburg Sleep Quality Index dikembangkan dengan beberapa tujuan

diantaranya, (1) untuk menyediakan sebuah instrumen pengukuran kualitas tidur yang reliabel, valid, dan terstandarisasi; (2) untuk membedakan orang-orang yang memiliki kualitas tidur yang baik dan buruk; (3) untuk menyediakan sebuah instrumen yang mudah untuk digunakan, membantu para kilinisi dan peneliti untuk menginterpretasi; (4) untuk menyediakan sebuah uraian, pengkajian yang bermanfaat secara klinis terhadap berbagai macam gangguan tidur yang mungkin akan mempengaruhi kualitas tidur. Item-item dalam PSQI diambil dari 3 sumber: intuisi klinis dan pengalaman pasien yang memiliki gangguan tidur; tinjauan kuisioner kualitas tidur yang sebelumnya telah diterbitkan melalui literatur dan pengalaman klinis dengan pengujian instrumen selama 18 bulan. PSQI mengkaji kualitas tidur selama satu bulan sebelumnya dengan asumsi penilaian dilakukan hanya untuk aktivitas tidur yang dilakukan di malam hari. PSQI terdiri dari 18 pertanyaan yang berkaitan untuk penilaian individu diberikan mampu menilai varietas yang sangat luas berkaitan dengan kualitas tidur seseorang termasuk estimasi dari durasi tidur, latensi tidur, frekuensi tidur serta tingkat keparahan permasalahan tidur seseorang.

PSQI terdiri dari 18 pertanyaan yang tersebar dalam 7 dimensi. Dimensi itu antara lain:

1. Kualitas tidur subjektif, yaitu evaluasi singkat seseorang terhadap kualitas tidurnya secara subjektif apakah tidurnya baik atau buruk. Komponen ini

merujuk pada pertanyaan nomor 9 yang berbunyi: “Selama 1 bulan terakhir, bagaimana Anda menilai kualitas tidur Anda secara umum ?”. Kriteria penilaian disesuaikan dengan pilihan jawaban responden sebagai berikut.

Sangat baik :0 Cukup baik :1 Cukup buruk :2 Sangat buruk :3

2. Latensi tidur, yaitu durasi mulai dari berangkat tidur hingga dapat tertidur. Seseorang dengan kualitas tidur baik menghabiskan waktu kurang dari 15 menit untuk memasuki tahap tidur selanjutnya secara lengkap. Sebaliknya, lebih dari 20 menit menandakan level insomnia yaitu seseorang yang mengalami kesulitan dalam tahap tidur selanjutnya. Komponen ini merujuk pada pertanyaan nomor 2 yang berbunyi: “Selama 1 bulan terakhir, berapa lama (dalam menit) Anda membutuhkan waktu untuk dapat tertidur di malam hari ?”. Kriteria penilaian sebagai berikut:

≤15 menit :0 16-30 menit :1 31-60 menit :2 >60 menit :3

Ditambah dengan Pertanyaan 5a yang berbunyi: “Selama 1 bulan terakhir seberapa sering Anda mengalami gangguan tidur yang disebabkan karena

tidak dapat tidur dalam waktu 30 menit ?”. Kriteria penilaian sebagai berikut:

Tidak terjadi selama 1 bulan terakhir :0 Kurang dari 1 kali dalam seminggu :1 1 atau 2 kali dalam seminggu :2 3 kali atau lebih dalam seminggu :3

Selanjutnya skor pertanyaan 2 dan 5a dijumlahkan dan didapatkan kriteria penilaian sebagai berikut:

Skor 0 :0 Skor 1-2 :1 Skor 3-4 :2 Skor 5-6 :3

3. Durasi tidur, yaitu waktu yang dihitung dimulai dari waktu seseorang tidur sampai terbangun di pagi hari tanpa menyebutkan terbangun pada tengah malam. Orang dewasa yang dapat tidur selama lebih dari 7 jam setiap malam dapat diakatakan memiliki kualitas tidur yang baik. Komponen ini merujuk pada pertanyaan nomor 4 yang berbunyi: “Selama 1 bulan terakhir, berapa jam Anda dapat tidur nyenyak di malam hari”. Kriteria penialaian sebagai berikut:

Durasi tidur >7 jam :0 Durasi tidur 6-7 jam :1 Durasi tidur 5-6 jam :2 Durasi tidur <5 jam :3

4. Efisiensi kebiasaan tidur, yaitu rasio persentase antara jumlah total jam tidur dibagi dengan jumlah jam yang dihabiskan di tempat tidur. Seseorang dikatakan mempunyai kualitas tidur yang baik apabila efisiensi kebiasaan tidurnya lebih dari 85%. Komponen ini merujuk pada pertanyaan 1, 3 dan 4 mengenai jam tidur malam dan bangun pagi serta durasi tidur. Jawaban responden kemudian dihitung dengan rumus:

Durasi tidur (#4) X 100% Jam bangun pagi (#3) – Jam tidur malam (#1)

Hasil perhitungan dikelompokkan sesuai penilaian sebagai berikut: Efisiensi tidur >85% :0

Efisiensi tidur 75-84% :1 Efisiensi tidur 65-74% :2 Efisiensi tidur <65% :3

5. Gangguan tidur, yaitu terputusnya tidur yang mana pola tidur-bangun seseorang berubah dari pola kebiasaannya, hal ini menyebabkan penurunan baik kuantitas maupun kualitas tidur seseorang. Komponen ini merujuk pada pertanyaan nomor 5b-5j yang terdiri dari hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan tidur. Tiap item memiliki kriteria penilaian sebagai berikut:

Tidak terjadi 1 bulan terakhir :0 Kurang dari 1 kali dalam seminggu :1 1 atau 2 kali dalam seminggu :2 3 kali atau lebih dalam seminggu :3

Skor tiap item dijumlahkan lalu dikelompokkan sesuai kriteria penilaian sebagai berikut:

Skor gangguan tidur 0 :0 Skor gangguan tidur 1-9 :1 Skor gangguan tidur 10-18 :2 Skor gangguan tidur 19-27 :3

6. Penggunaan obat tidur, yaitu penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi ataupun membantu seseorang untuk dapat tertidur. Komponen ini merujuk pada pertanyaan nomor 7 yang berbunyi: “Selama 1 bulan terakhir, Seberapa sering Anda mengonsumsi obat tidur?”. Kriteria penilaian disesuaikan dengan pilihan jawaban responden sebagai berikut: Tidak terjadi selama 1 bulan terakhir :0

Kurang dari 1 kali dalam seminggu :1 1 atau 2 kali dalam seminggu :2 3 kali atau lebih dalam seminggu :3

7. Disfungsi pada siang hari, yaitu keadaan seseorang yang memiliki gangguan ketika beraktivitas di siang hari, kurang antusias atau perhatian, tidur sepanjang siang, kelelahan, depresi, mudah mengalami distres, dan penurunan beraktivitas. Komponen ini merujuk pada pertanyaan nomor 6 yang berbunyi: “Selama 1 bulan terakhir, seberapa sering anda mendapat masalah agar tetap terjaga dalam berkendara, makan atau ketika melakukan aktivitas sosial?”. Kriteria penilaian sebagai berikut:

Kurang dari 1 kali dalam seminggu :1 1 atau 2 kali dalam seminggu :2 3 kali atau lebih dalam seminggu :3

Ditambah dengan pertanyaan nomor 8 yang berbunyi: “Selama 1 bulan terakhir, seberapa berat bagi Anda agar tetap antusias atau bersemangat dalam mengerjakan sesuatu?”. Kriteria penilaian sebagai berikut:

Tidak menjadi masalah :0 Hanya masalah kecil :1 Agak menjadi masalah :2

Masalah besar :3

Selanjutnya skor pertanyaan 6 dan 8 dijumlahkan, sesuai kriteria penilaian Skor disfungsi 0 :0

Skor disfungsi 1-2 :1 Skor disfungsi 3-4 :2 Skor disfungsi 5-6 :3

Penelitian kualitas tidur yang baik dan buruk dilakukan dengan mengukur 7 dimensi tersebut. Tiap dimensi berkisar antara 0 (tidak ada masalah) sampai 3 (masalah berat). Nilai tiap komponen kemudian dijumlahkan menjadi skor global dengan kisaran nilai 0-21. Skor global >5 dianggap memiliki kualitas tidur yang buruk sedangkan skor ≤5 memiliki kualitas tidur baik.

Dokumen terkait