• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pengolahan dan Analisis Data .1 Analisis Regresi Linier Sederhana .1 Analisis Regresi Linier Sederhana

MATRIK SWOT ROAD MAP STRATEGY

3.3 Metode Kajian

3.3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data .1 Analisis Regresi Linier Sederhana .1 Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis data yang digunakan untuk mengidentifikasi ketersediaan tenagakerja dengan menggunakan TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja), PUK (Penduduk Usia Kerja) Angkatan Kerja (AK) dan penghitungan kebutuhan tenagakerja dari pendekatan proyeksi PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) adalah analisis regresi linier sederhana berdasarkan Peraturan Menteri Tenagakerja RI Nomor: PER.24/MEN/XII/2008 Tentang Metode Penghitungan Persediaan dan Kebutuhan Tenagakerja. Penghitungan berdasarkan TPAK, PUK dan AK dengan asumsi bahwa perkembangan fertilitas, mortalitas, dan migrasi dianggap ceteris paribus, dengan formulasi sebagai-berikut:

Y = a + b

x

= Y – bX

b

=

n∑XY - ∑X∑Y

n∑X

2

– (∑X)

2

Y

X =

Keterangan : Y = Hasil Proyeksi a = Konstanta b = Parameter x = Tahun

3.3.3.2 Analisis Shift Share

Analisis shift share adalah salah satu teknik kuantitatif yang biasa digunakan untuk menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah relatif terhadap struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi sebagai pembanding atau referensi. Untuk tujuan tersebut, analisis ini menggunakan tiga informasi dasar yang berhubungan satu sama lain yaitu: pertama, pertumbuhan ekonomi preferensi propinsi atau nasional (national growth effect), yang menunjukkan bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Kedua, pergeseran proforsional (proportional shift), yang menunjukkan perubahan relatif kinerja suatu sektor di daerah tertentu terhadap sektor yang sama di preferensi propinsi atau nasional. Pergeseran proporsional (proporsional shift) tersebut juga pengaruh bauran industri (industry mix). Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah perekonomian daerah terkosentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan preferensi. Ketiga, pergeseran diferensial (differential shift) yang memberikan informasi dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah (lokal) dengan perekonomian yang dijadikan referensi. Jika pergeseran differensial dari suatu industri positif, maka industri tersebut relatif lebih tinggi daya saingnya dibandingkan industri yang sama pada perekonomian yang dijadikan referensi. Pergeseran differensial ini disebut juga pengaruh keunggulan kompetitif (Widodo, 2006).

Analisis Shift Share adalah analisis yang digunakan untuk melihat kesempatan kerja nyata di Kabupaten Natuna yang dipengaruhi oleh laju

pertumbuhan kesempatan kerja di Provinsi Riau dan Kepri, Bauran Industri dan Keunggulan Kompetitif yang dimiliki Kabupaten Natuna.

Analisis ini menggunakan rumus sebagai-berikut (Tarigan, 2005) : Dij = Nij + Mij +Cij... (1) Nij = Eij + rn.. ... (2) Mij = Eij (rin – rn) . ... (3) Cij = Eij (rij – rin) ... (4) rn = (E*n – En) ... (5) En rin = (E*n – Ein) ... (6) Ein rij = (E*ij – Eij) ... (7) Eij Keterangan :

Dij : perubahan nyata kesempatan kerja sektor i di Kabupaten Natuna Nij : komponen pengaruh pertumbuhan Provinsi Kepulauan Riau Mij : komponen pengaruh bauran industri

Cij : komponen pengaruh keunggulan kompetitif

Eij : kesempatan kerja sektor i di Kabupaten Natuna tahun awal E*ij : kesempatan kerja sektor i di Kabupaten Natuna tahun akhir Ein : kesempatan kerja sektor i di Provinsi Riau dan Kepri tahun awal E*in : kesempatan kerja sektor i di Provinsi Riau dan Kepri tahun akhir En : total kesempatan kerja di Provinsi Riau dan Kepri tahun awal E*n : total kesempatan kerja di Provinsi Riau dan Kepri tahun akhir rn : laju perubahan total kesempatan kerja di Provinsi Riau dan Kepri rin : laju perubahan kesempatan kerja sektor i di Prov. Riau dan Kepri rij : laju perubahan kesempatan kerja sktor i di Kabupaten Natuna.

3.3.3.3 Analisis Location Quotient (LQ)

Metode Location Quotient adalah membandingkan porsi lapangan kerja/ nilai tambah untuk sektor tertentu diwilayah kita dibandingkan dengan porsi lapangan kerja/ nilai tambah untuk ekspor yang sama secara nasional. Dalam

bentuk rumus, apabila yang digunakan adalah data lapangan kerja, hal tersebut dapat dituliskan sebagai berikut ( Tarigan, 2005) :

LQ =

1i / e Li / E

Keterangan:

1i = Banyaknya lapangan kerja sektor i di wilayah analisis e = Banyaknya lapangan kerja sektor di wilayah analisis L i = Banyaknya lapangan kerja sektor i secara nasional E = Banyaknya lapangan kerja secara nasional

Catatan: Istilah nasional adalah wilayah yang lebih tinggi jenjangnya. Misalnya apabila wilayah analisis adalah provinsi maka wilayah nasional adalah wilayah negara. Apabila wilayah analisis adalah wilayah kabupaten/ kota maka istilah nasional digunakan untuk wilayah provinsi, dan seterusnya.

Dari rumus diatas diketahui bahwa apabila LQ > 1 berarti bahwa porsi lapangan kerja sektor i di wilayah analisis terhadap total lapangan kerja wilayah adalah lebih besar dibandingkan dengan porsi lapangan kerja untuk sektor yang sama secara nasional. Artinya, sektor i di wilayah kita secara proporsional dapat menyediakan lapangan kerja melebihi porsi sektor i secara nasional. LQ > 1 memberikan indikasi bahwa sektor tersebut basis, sedangkan apabila LQ < 1 berarti sektor itu adalah non basis (Tarigan, 2005).

Soepono (2001) penggunaan LQ sebagai salah satu teknik pengukuran yang paling terkenal dari model basis ekonomi untuk menentukan apakah setiap produk/ jasa, kategori produk, industri atau sektor ekonomi regional yang pertumbuhannya diurai oleh analisis shift share, basis atau non basis. Jadi analisis LQ merupakan tindak lanjut atau pelengkap dari shift share untuk menentukan sektor basis dan sektor non basis. Sektor basis adalah sektor yang memiliki kesempatan kerja lebih besar lebih dari cukup dan sektor non basis sebaliknya. Suatu Location Quotient (LQ) diberi batasan suatu rasio berikut (Soepono, 2001) :

LQ = (Eij / Ej) (Ein / En)

Keterangan :

Eij = kesempatan kerja persektor di Kabupaten Natuna Ej = kesempatan kerja total di Kabupaten Natuna

Ein = kesempatan kerja persektor di Provinsi Riau dan Kepri (sebagai perekonomian benchmark/ patokan/ acuan)

En = kesempatan kerja kerja total di Provinsi Riau dan Kepri.

3.3.3.4 Pengganda Basis Lapangan Kerja (Employment Base Multiflier) Analisis basis dan non basis pada umumnya didasarkan atas nilai tambah ataupun lapangan kerja. Misalnya, penggabungan lapangan kerja basis dan lapangan kerja non basis merupakan total lapangan kerja yang tersedia untuk wilayah tersebut. Demikian pula penjumlahan pendapatan sektor basis dan pendapatan sektor non basis merupakan total pendapatan wilayah tersebut. Di dalam suatu wilayah dapat dihitung berapa besarnya lapangan kerja basis dan lapangan kerja non basis, dan apabila kedua angka itu dibandingkan, dapat dihitung nilai rasio basis (base ratio) dan dapat dipakai untuk menghitung nilai pengganda basis (base multiflier) (Tarigan, 2005).

Tarigan (2005) mengatakan bahwa nilai pengganda basis lapangan kerja (employment base multiflier) adalah nilai yang digunakan untuk melihat besarnya perubahan kesempatan kerja total untuk setiap satu perubahan kesempatan kerja di sektor basis, dihitung dengan rumus :

Pengganda basis kesempatan kerja = total kesempatan kerja Kesempatan kerja basis

Perubahan kesempatan kerja total yang ditimbulkan bisa dirinci lagi mengenai banyaknya lapangan kerja non basis yang tersedia. Ini dapat dihitung dengan rasio basis (base ratio). Rasio basis adalah perbandingan antara banyaknya lapangan kerja non basis yang tersedia untuk setiap satu lapangan kerja basis (Tarigan, 2005).

3.3.3.5 Metode Analisis Deskriptif

Metode deskriptif, digunakan untuk menganalisis pengangguran menurut berbagai karakteristik yang dianggap relevan dalam kajian, diantaranya pengangguran terbuka menurut golongan umur, daerah, tingkat pendidikan, keterampilan dan kategori. Penjelasan kategori dapat dibagi menjadi empat yaitu; 1). Mencari pekerjaan, 2). Mempersiapkan usaha, 3). Tidak mencari pekerjaan, 4). Sudah punya pekerjaan tapi belum mulai bekerja. Keterampilan terdiri dari sembilan jenis yaitu: 1). Otomotif, 2). Listrik/ Elektro, 3). Bangunan, 4). Teknik Mekanik, 5). Tata Niaga, 6). Aneka Kejuruan, 7). Pariwisata, 8). Pertanian, 9). Tidak Mengikuti Kursus. Analisis ini digunakan untuk mendeskriptifkan bagaimana pemberdayaan penganggur terbuka guna mengantisipasi pembangunan base camp Blok D-Alpha Natuna di Kabupaten Natuna