• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif meliputi transfer data, editing data, pengolahan data dan interprestasi data secara deskriptif. Analisis kualitatif dilakukan untuk menganalisis keadaan DBC & Spageti Restaurant di lokasi penelitian.

Analisis kuantitatif digunakan untuk menguji kelayakan suatu usaha yang sedang berjalan, yaitu dengan mengolah data yang diperoleh dan menyederhanakan dalam bentuk tabulasi kemudian diolah secara komputerisasi dengan menggunakan Software Microsoft Excel dan interprestasi data secara deskriptif.

4.3.1. Analisis Rugi-Laba

Rugi-laba perusahaan dihitung berdasarkan jumlah penerimaan dikurangi dengan jumlah pengeluaran (biaya-biaya) dan pajak. Besarnya laba pada perusahaan DBC & Spageti restaurant adalah membandingkan data laporan penjualan pada tahun 2007- 2008, dan mengevaluasi apakah terjadinya peningkatan atau penurunan pada penjualan perusahaan.

4.3.2. Analisis Kelayakan Usaha

Analisis kelayakan yang dilakukan diarahkan kepada DBC & Spageti Restaurant yang sudah berjalan, dimana investasi dimulai pada tahun ke nol selama setahun sedangkan dimulainya produksi pada tahun pertama. Analisis kelayakan usaha ini bertujuan untuk mengevaluasi, yang kemudian dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan apakah suatu gagasan usaha atau proyek dapat diteruskan (diterima) atau dihentikan (ditolak).

Biaya Death by Chocolate & Spageti Restaurant, terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan, upah tenaga kerja, pajak tanah dan sebagainya, sedangkan biaya variabel meliputi biaya bahan baku, Tenaga kerja langsung dan lain-lain.

Komponen manfaat dan biaya dilakukan melalui penyusunan aliran tunai (cash flow), dengan terlebih dahulu mengelompokan komponen yang termasuk ke dalam manfaat dan biaya. Penyusunan ini dilakukan untuk mengetahui nilai manfaat bersih dan nilai manfaat bersih tambahan.

Alat analisis data yang digunakan berdasarkan studi kelayakan proyek yaitu (1) Analisis Aspek Pasar, (2) Analisis Aspek Teknis, (3) Analisis Aspek Manajemen, (4) Analisis Aspek Sosial dan (5) Analisis Aspek Finansial seperti

NPV, IRR, Net B/C, Payback period dan Analisis Sensitivitas. Analisis aspek- aspek tersebut adalah sebagai berikut :

4.3.2.1 Analisis Aspek Pasar

Ide melakukan aspek pasar dilakukan dengan pertimbangan sangat jarang usaha yang memerlukan bahan baku cokelat sebagai bahan utama. Memproyeksi tentang permintaan dan penawaran akan suatu produk, terkait jumlah yang ditawarkan pesaing, bagaimana perkembangan dimasa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang akan datang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ketersediaan bahan baku pembuatan cokelat dan spageti, distribusi dari mulai bahan baku hingga proses bahan jadi, kapasitas produksi, kontinuitas serta tingkat harga. Harga di DBC & Spageti Restaurant dibandingkan dari pesaingnya dan cara penentuan harga dilakukan. Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan seperti cara cara distribusi dan pembayaran serta perkiraan penjualan yang bisa dicapai oleh perusahaan.

4.3.2.2 Analisis Aspek Teknis

Aspek teknis dianalisis secara deskriptif melihat kebutuhan bahan baku dan peralatan pada DBC & Spageti Restaurant, apa yang diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi suatu produk akan dibuat, terkait kapasitas produksi produk, jenis teknologi yang dipakai dalam pembuatan suatu produk, temperatur proses pematangan cokelat, pemakaian peratan dan mesin, lokasi proyek, input proyek (penyediaan) dan output (produksi). Dalam analisis aspek teknis dapat mengetahui bagaimana suatu produk dihasilkan, dan yang paling terpenting adalah komposisi bahan baku yang tepat untuk menghasilkan produk yang memuaskan bagi konsumen.

4.3.2.3 Analisis Aspek Manajemen

Merencanakan pengelolaan proyek DBC & Spageti Restaurant yang sudah berjalan dua tahun dalam operasi nanti sesuai dengan struktur organisasi yang ada apakah memiliki wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing.. Analisis ini digunakan secara kualitatif untuk melihat apakah fungsi manajemen dapat diterapkan dalam kegiatan operasional suatu usaha. Analisis ini dapat dilihat berdasarkan sesuai tidaknya proyek dengan pola sosial budaya masyarakat setempat dan kesanggupan atau keahlian staf yang ada untuk mengelola proyek.

4.3.2.4 Analisis Aspek Sosial

Analisis sosial dapat dilakukan dengan menganalisis perkiraan dampak yang ditimbulkan terhadap berjalannya kegiatan usaha DBC & Spageti Restaurant

terhadap kondisi sosial masyarakat, lingkungan maupun terhadap manfaat- manfaat dari adanya suatu kegiatan usaha yang sudah berjalan.

4.3.2.5 Analisis Aspek Finansial

Dalam perhitungan manfaat dan biaya, pendekatan yang dilakukan pada dasarnya tergantung pada pihak yang berkepetingan langsung dalam usaha. Dilihat dari sudut badan atau orang yang menanamkan modalnya dalam usaha, suatu perhitungan dapat dikatakan privat atau finansial bila yang berkepentingan langsung dalam manfaat atau biaya adalah individu pengusaha.

Studi kelayakan finansial yang dilakukan adalah untuk menganalisis usaha DBC & Spageti Restaurant. Analisis kelayakan usahadalam penelitian ini berarti memulai usaha dari tahun ke nol dan belum memiliki asset sama sekali. Untuk aspek finansial kelayakan usaha, modal usaha seluruhnya berasal dari modal sendiri.

Harga produk, investasi bangunan, peralatan yang digunakan, harga input dan output yang digunakan dalam penelitian adalah harga konstan yang berlaku pada tahun 2007 dan 2008. Nilai penjualan dari tahun pertama hingga tahun ke sepuluh diasumsikan konstan, ini dilakukan agar memudahkan dalam perhitungan analisis sensitivitas. Umur proyek yang ditetapkan sepuluh tahun, penetapan umur proyek didasarkan pada umur ekonomis peralatan yang digunakan.

Tingkat diskonto sebesar 7 persen, ini berdasarkan tingkat suku bunga deposito Bank Umum tahun 2009. Tahun ke nol usaha berjalan merupakan tahun investasi dan persiapan yang dilakukan selama setahun. Pada tahun pertama perusahaan sudah dapat menjual produknya.

Data keseluruhan dilakukan secara kuantitatif dan alat analisis yang digunakan untuk menguji kelayakan yaitu NPV, IRR, Net B/C, Payback period

1. Net Present Value (NPV)

NPV dari suatu proyek merupakan nilai sekarang (present value) dari selisih antara (benefit) manfaat dengan cost (biaya) pada tingkat diskonto (bunga) tertentu. Dinyatakan dalam rumus :

=

+

=

n t t

i

Ct

Bt

NPV

0

(1

)

Keterangan : NPV = Nilai bersih sekarang (Rupiah) Bt = Manfaat pada tahun ke-t (Rupiah) Ct = Biaya pada tahun ke-t (Rupiah) i = tingkat diskonto (%)

n = umur proyek (tahun) t = Tahun

Dalam metode NPV terdapat tiga kriteria investasi, yaitu :

1. NPV 0, secara finansial proyek layak untuk diusahakan dan dapat menghasilkan keuntungan.

2. NPV 0, secara finansial proyek sulit untuk dilaksanakan dan tidak akan menghasilkan keuntungan maupun mendatangkan kerugian.

3. NPV < 0, secara finansial lebih baik proyek tidak dilaksanakan karena akan menimbulkan kerugian.

2 Internal Rate Return (IRR)

IRR merupakan tingkat pengembalian yang dapat dibayar proyek atas sumber-sumber yang digunakan untuk menutupi pengeluaran investasi dan operasional selama umur proyek. Secara matematis nilai tersebut dirumuskan sebagi berikut : ) (2 1 2 1 1 1 i i NPV NPV NPV i IRR − + =

Keterangan : IRR = Tingkat internal hasil (%)

NPV1 = Nilai bersih sekarang bernilai positif (Rupiah) NPV2 = Nilai bersih sekarang bernilai negatif (Rupiah) i1 = Tingkat diskonto menghasilkan NPV positif (%) i2 = Tingkat diskonto menghasilkan NPV negatif (%)

Jika hasil analisis IRR lebih besar dari bunga bank (tingkat diskonto) yang berlaku, maka proyek tersebut layak untuk dilaksanakan, sebaliknya jika IRR lebih kecil dari tingkat suku bank maka usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)

Net B/C Ratio merupakan angka perbandingan antara jumlah present value arus benefit (bruto) dengan jumlah present value arus cost (bruto). Net B/C ini menunjukan gambaran berapa kali lipat manfaat atau benefit yang akan diperoleh dari sejumlah biaya atau cost yang dikeluarkan. Secara matematis dapat dirumuskan. = = + + = n t t n t t i Ct i Bt C B Gross 0 0 ) 1 ( ) 1 ( /

Keterangan : Bt = Manfaat pada tahun ke-t (Rupiah) Ct = Biaya pada tahun ke-t (Rupiah) I = Tingkat diskonto (%)

N = Umur proyek (Tahun) T = Tahun

Penilaian kelayakan finansial Net B/C terdapat tiga kriteria evaluasi, yaitu : 1. Gross B/C 1, secara finansial proyek layak untuk dilaksanakan dan dapat

menghasilkan keuntungan.

2. Gross B/C 1, secara finansial proyek sulit untuk dilaksanakan dan tidak akan menghasilkan keuntungan maupun mendatangkan kerugian.

3. Gross B/C < 1, secara finansial lebih baik proyek tidak dilaksanakan kerena akan menimbulkan kerugian.

4 Payback Period (PBP)

Payback Period (PBP) diartikan sebagai jangka waktu pengembalian biaya infestasi yang telah dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Masa pengembalian investasi dapat diartikan juga sebagai jangka waktu pada saat NPV sama dengan nol.

Nilai NPV berbanding terbalik dengan nolai MPI, jika nilai NPV besar maka MPI semakin kecil dan demikian pula sebaliknya. Nilai NPV semakin besar menunjukan jangka waktu pengembalian investasi yang ditanam semakin cepat. Suatu proyek dapat dikatakan layak jika MPI lebih kecil daripada umur ekonomis proyek.

Ab I

PP=

Keterangan : I = Jumlah modal investasi

Ab = Manfaat bersih rata-rata per tahun per periode

4.3.2.6 Analisis Sensitivitas

Dalam menganalisis suatu proyek selalu menghadapi ketidakpastian atau perubahan-perubahan yang dapat terjadi pada keadaan yang telah diramalkan. Ketidakpastian perkiraan itu diantaranya karena terjadi kenaikan biaya, terutama biaya input (harga bahan baku) penurunan harga jual produk dan penurunan produksi, sehingga menurunkan benefit serta ketidakpastian akan hasil produksi yang akan dicapai. Untuk mengantisipasi perubahan-perubahan tersebut maka dilakukan dengan analisis sensitivitas.

Dokumen terkait