• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah data iklim sekolah dan t ss pada siswa SMA

Harapan I Medan sudah terkumpul semua. Maka data tersebut diolah dengan menggunakan bantuan program bantuan0 for windows.

H. METODE ANALISIS DATA

Analisis data yang digunakan untuk melihat pengaruh iklim sekolah terhadap school connectedness adalah dengan menggunakan metode analisa

"#$%#& ' (' )#*%+ , *%* -# )$.' /0) $*))1* 2' 3*)/ 0 2# )$ *) 4# )$$0) *5 *) - %6$ %*4

78779:+;<or =>?@A =B+

C # 3#D 04 2'D*5 05 *) *)*D'&' & 2 */ * /#%D#3' . 2 *. 0D0 *5 *) 2' D *5 05 *) 0E' *& 04&'

/# %. *2 *-.*& 'D-# )# D'/'*)1* )$4 # D'- 0/'0E ')6%4 *D' /*&2 *)D')#*%' / *& F

1. GE'H 6%4 *D' / *&

GE' )6%4 *D' / *& 3# %/0E0*) 0)/05 4# )$#/*. 0' *- *5 *. 2' & / %' 30& ' 2 *%'

-#)# D' /' *)4*& ')$-4 *& ' ) $I *%'*3# D1*' / 0I *%'*3#D3# 3*&2 *)/#%'5 *//# D *.4# ) 1#3*% &# J*%* )6%4 *D. G E' ) 6%4*D' / *& & # 3*%*) 2'*)*D'& '& 2# )$*) 4 #) $$ 0)*5 *) KA LMA NA OAP QBM>O?AP2 # )$*)3 *)/ 0*)7877< A O=>?@A =BPR OB >9:+0 for windows.

2. GE'(' )# * %' / *&

GE' D' )# *%' / *& 2'$0)*5*) 0)/05 4# )$# /*. 0' *- *5 *. 2' & / %'30& ' 2 */ *

-#)# D' /' *)S 1*'/0 I *%'*3# D 3# 3*& T' 5 D' 4 & #5 6D *.U 2 *) I *%'*3#D /# %'5*/ Tschool

connectedness) 4 #4 ' D'5' . 030)$*) D' )# *%. GE ' D' )# *%'/*& 2'D*5 05 *) 2# )$ *)

4# )$$0) *5 *) 0E' test for linerarity 2#)$*) 4# )$$0) *5 *) 3*)/ 0 *) SPSS for

58 BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai keseluruhan hasil penelitian. Bab ini akan diawali dengan analisa data yang disertai gambaran umum subjek penelitian serta hasil penelitian. Selanjutnya, hasil tersebut akan dibahas berdasarkan teori yang telah dipaparkan.

A. ANALISA DATA

1. Gambaran Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Harapan I Medan yang diwakilkan dari siswa setiap tingkatan kelas yaitu kelas X, kelas XI, dan kelas XII dengan jumlah keseluruhan subjek penelitian adalah 152 orang. Namun, terdapat 6 subjek penelitian yang memberikan respon yang tidak serius yang ditandai dengan subjek tidak mengisi lengkap seluruh aitem pada skala sehingga peneliti memutuskan untuk tidak mengikutsertakan 6 subjek tersebut dalam pengolahan data selanjutnya. Oleh karena itu, jumlah data subjek penelitian yang diolah dalam penelitian ini sebanyak 146 orang. Sampel penelitian digambarkan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tingkatan kelas.

a. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, maka dapat digambarkan penyebaran subjek pada tabel 10.

Tabel 10. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentase (%)

1 Laki-Laki 71 48,6%

2 Perempuan 75 51,4%

Total 146 orang 100%

Berdasarkan gambaran tabel 10 dapat diperoleh bahwa 48.6% jumlah subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan, sebanyak 51.4% jumlah subjek penelitian berjenis kelamin perempuan.

b. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Penyebaran subjek berdasarkan usia disajikan pada tabel 11. Tabel 11. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah (N) Persentase (%)

1 14 3 2.1% 2 15 22 15.1% 3 16 48 32.9% 4 17 67 45.9% 5 18 6 4.1% Total 146 orang 100%

Berdasarkan tabel 11 dapat diperoleh bahwa jumlah subjek penelitian terbanyak adalah siswa berusia 17 tahun yakni sebesar 45.9% dari total subjek penelitian. Sedangkan, jumlah subjek penelitian paling sedikit adalah siswa berusia 14 tahun sebanyak 2.1%.

c. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkatan Kelas

Berdasarkan tingkatan kelas, maka dapat disajikan penyebaran subjek pada tabel 12.

60

Tabel 12. Gambaran Subjek Berdasarkan Tingkatan Kelas

No Kelas Jumlah (N) Persentase (%)

1 10 20 13.7%

2 11 59 40.4%

3 12 67 45.9%

Total 146 orang 100%

Berdasarkan gambaran tabel 12 dapat diperoleh bahwa jumlah subjek penelitian yang berada di kelas 12 sebanyak 45.9%, siswa yang berada di kelas 11 sebanyak 40.4%, dan siswa yang berada di kelas 10 sebanyak 13.7%.

2. Hasil Penelitian a. Uji Asumsi Penelitian

Sebelum data penelitian dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi pada data penelitian tersebut yakni meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Kemudian setelah melakukan pengujian kedua asumsi tersebut dilanjutkan dengan uji hipotesis. Pengujian asumsi dan uji hipotesis menggunakan bantuan program

WXWWYZ[\] ^_` abc ^`s.

1) Uji Normalitas Sebaran

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data penelitian terdistribusi memenuhi prinsip-prinsip distribusi normal agar dapat digeneralisasikan pada populasi. Data yang berdistribusi normal dianggap bisa mewakili populasi yang diteliti. Bila sebaran data tidak berdistribusi normal maka berarti data tidak mewakili populasi dan tidak bisa digeneralisasikan.

Hasil uji normalitas pada data penelitian ini menggunakan uji

maka sebaran data penelitan tersebut dapat dikatan normal. Sedangkan apabila nilai p < 0.05 maka sebaran data penelitian tidak normal (Field, 2009).

Berdasarkan hasil analisis ini menunjukkan bahwa data iklim sekolah memiliki nilai D(146) = 0.053, p = 0.200 dengan demikian p > .05, dan data

j klmmn kmoop ktpqopss menunjukkan nilai D(146) = 0.049, p = 0.200 dengan

demikian p > .05. Maka dapat dikatakan kedua variabel berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat tabel 13.

Tabel 13. Uji Normalitas

Variabel D Sig.

rklmmnsmoop ktp qopss .053 .200

Iklim Sekolah .049 .200

2) Uji Linearitas Hubungan

Uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah dua variabel penelitian yakni iklim sekolah dengan j klmmn kmoop ktp qo pss mempunyai hubungan yang

linear atau tidak secara signifikan. Data yang linear berarti iklim sekolah memiliki keterikatan terhadapsklm mnkmoop ktp qo pss .

Uji linearitas menggunakan metode statistik analisa regresi. Kaidah yang digunakan adalah apabila nilai signifikansi ntopuv ttw < 0.05 dan signifikansi

qpxiuyimo fvmz niopuvtyw > 0.05 maka hubungan kedua variabel dapat dikatakan

linear. Sebaliknya bila nilai signifikansi dexiuyimo fvmz niopuvtyw < 0.05 maka

hubungan kedua variabel dikatakan tidak linear.

Berdasarkan uji linearitas hubungan antara iklim sekolah dengan jchmmn

cmoopcyedoej j dapat dikatakan linear dengan nilai p = 0.000 yang mana nilai p <

62

Tabel 14. Hasil Uji Linearitas

Statistik Sig. Keterangan

Li{|}~  € 0.000 Linear ‚eƒi} €i„ {…~ „ † Li{|}~  € 0.221 b. Uji Hipotesis

Untuk melakukan pengujian statistik, maka dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut ini :

Ho : Tidak ada pengaruh iklim sekolah terhadap ‡ ˆh„„ ‰ c„ {{|c€ed{|‡‡

pada siswa SMA Harapan I Medan

Ha : Ada pengaruh iklim sekolah terhadap ‡ch„„ ‰ c„ {{|c€ed{e‡ ‡ pada

siswa SMA Harapan I Medan

Sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini, maka dilakukan analisa statistik dengan menggunakan uji Regresi Linear Sederhana. Hasil uji statistik yang didapat digambarkan dalam tabel 15.

Tabel 15. Pengaruh Iklim Sekolah TerhadapŠ ˆh„„‰‹„ {{|c€ed{|‡ ‡

F Sig.

76.733 .000

Berdasarkan tabel 15 dapat dilihat bahwa nilai F = 76.73, p = .000 yang berarti p < 0.05. Hal ini berarti hasil model regresi ini secara siginifikan memprediksi dengan baik akan tingkat‡ ˆh„„ ‰ c„{{|c€ed{|‡ ‡. Singkatnya, secara

keseluruhan model regresi memprediksi ‡ˆh„„ ‰ c„ {{|c€ed{|‡‡ secara signifikan

(Field, 2009).

Selanjutnya, pengujian seberapa besar pengaruh iklim sekolah terhadap

Tabel 16. Koefisien Determinan (R2)

Model R R2 Adjusted R Square

1 .590 .348 9.247

Berdasarkan tabel 16 maka diperoleh nilai koefisien determinan (Œ-

 Ž‘’) dari pengaruh iklim sekolah terhadap ch““” c“••’c–ed•’  pada siswa

SMA Harapan I Medan adalah sebesar 0.348 ( Œ —Ž‘’/ R

2

= 0.348). Artinya, iklim sekolah memberikan sumbangan efektif sebesar 34.8% dalam memunculkan ˜h““” c“••’c–ed•e . Kemudian, sisanya sebesar 65.2%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Kemudian persamaan regresi kedua variabel didapat berdasarkan tabel 17.

Tabel 17. TabelM“™’ ” P‘ še–e‘ Model B t Sig. 1 Konstan Iklim Sekolah 17.086 3.974 .000 0.620 8.760 .000

Dari hasil tabel 17 diperoleh nilai t = 8.760 yang signifikan pada p < 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa iklim sekolah merupakan prediktor terhadap ˜h““”

c“••’c–ed•e  atau dengan kata lain iklim sekolah mempengaruhi  ˜h““”

c“••’c–ed•e  secara signifikan. Dengan demikian, maka hipotesis nol (Ho)

ditolak sehingga hipotesis penelitian ini yang menyatakan ada pengaruh iklim sekolah terhadap˜h““” c“••’c–ed•e siswa SMA Harapan I Medan diterima.

Persamaan garis regresi yang dihasilkan adalah Y = 17.086 + 0.620X. Artinya setiap penambahan satu satuan skor variabel iklim sekolah (X), maka

64

semakin positif iklim sekolah maka akan semakin tinggi pula tingkat › œžžŸ

œž  ¡œt¡¢  ¡ss .

B. PEMBAHASAN

Dari deskripsi subjek penelitian telah didapat bahwa subjek penelitian berjumlah 146 orang yang terdiri dari 71 siswa laki-laki dan 75 siswa perempuan. Kemudian, subjek merupakan siswa yang berada di tingkatan kelas X, XI, XII yang rentang umurnya dimulai dari 14 18 tahun.

Selanjutnya hasil analisa data yang telah dipaparkan adalah iklim sekolah mempengaruhi secara signifikan terhadap ›œžž Ÿ œž  ¡œt¡¢ ¡ss . Iklim sekolah

mempengaruhi › œžžŸ œž  ¡œt¡¢ ¡ss sebesar 34.8%. Artinya iklim sekolah

memberikan sumbangan efektif sebesar 34.8% dalam meningkatkan › œžžŸ

œž  ¡œt¡¢  ¡ss pada siswa SMA Harapan I Medan, sedangkan sisanya dipengaruhi

oleh faktor lain. Blum (2002) menyatakan bahwa faktor lain yang turut mempengaruhi sœžžŸ œ ž  ¡œt¡¢ ¡ss yang tidak diteliti dalam penelitian ini

adalah dukungan orang dewasa, kelompok teman sebaya yang positif, dan komitmen terhadap pendidikan. Berdasarkan persamaan regresi didapat bahwa setiap penambahan skor iklim sekolah maka ›œ žžŸ œž  ¡œt¡¢  ¡ss mengalami

penambahan sebesar adalah 17.086 + 0.620X dengan kata lain semakin baik iklim sekolah maka semakin tinggi›œžžŸœž   ¡œt¡¢  ¡››£

Hal ini berarti bahwa semakin sekolah memberikan suasana yang menyenangkan dan aman bagi siswa maka keyakinan siswa akan kepedulian orang-orang dewasa di sekolah juga ikut meningkat. Hasil penelitian ini sesuai

dengan pendapat Blum (2002) bahwa timbulnya ¤ ¥¦§§¨ ¥§©©ª ¥tª«©ªss

dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni iklim sekolah dan juga pendapat dari Marshall (2004) bahwa iklim sekolah yang positif akan membentuk perilaku dan psikologis siswa yang lebih baik salah satunya adalah¤ ¥¦§§¨¥§©©ª¥tª«©ªss .

Iklim sekolah berarti interaksi dari antara orang dewasa dengan para siswa di sekolah, serta terlibat di dalamnya faktor lingkungan seperti sarana dan prasarana gedung, serta adanya rasa aman dan percaya (Gruenert, 2008). Iklim sekolah positif ditandai dengan adanya komitmen untuk saling menghormati satu sama lain sesama siswa, guru, dan staf sekolah baik di dalam maupun di luar kelas, menghormati setiap perbedaan individu, dan proses belajar mengajar yang efektif (Preble & Gordon, 2011).

Selanjutnya ketika sekolah memberikan iklim sekolah yang positif bagi para siswa, maka mereka cenderung tidak akan menghindari sekolah. Siswa akan memandang bahwa sekolah merupakan tempat yang memberikan ilmu dengan cara menyenangkan dan tidak memberikan tekanan bagi dirinya. Oleh karena itu, secara langsung iklim sekolah yang positif akan memberikan pengaruh yang baik terhadap kesejahteraan sosial dan emosional setiap siswa. Berdasarkan penelitian Osher (2009) secara emosional, iklim sekolah yang positif akan membentuk rasa keterhubungan siswa terhadap sekolahnya. Siswa membentuk keyakinan di dalam dirinya bahwa di sekolah ia didukung, diterima, serta dihargai sebagai siswa maupun individu.

Kemudian, ketika siswa meyakini bahwa guru dan staf sekolah peduli dengan pencapaian akademik serta ia sebagai individu maka siswa akan

66

menunjukkan keterlibatan aktif. Siswa akan lebih mungkin menunjukkan upaya yang besar dalam menyelesaikan tugas sekolah serta menunjukan kesenangan dan terlibat aktif dalam kegiatan sekolah. Siswa juga mau menghargai setiap hubungan, dan mau mencari dukungan dari orang-orang dewasa di sekolahnya.

67

ºada bab ini akan diuraikan kesimpulan, serta saran-saran sehubungan

dengan hasil yang didapatkan dari penelitian. »aran-saran yang dikemukakan

berupa saran-saran praktis dan metodologis yang berguna pada penelitian

selanjutnya. ­ ¼ ¯°± ² ³´µ¶­· ½¾¿À ÁÂÁ¿Ã ÁÄ ÅÁÂ Æ Ç È¾Ä ¾ ÇÆ ÉÆÁÄ ÊÁÄË ÀÆ Ç ÁÃÌÃÁÄ È ÁÀ Á Â Æ Â Í Á » ÎÏ Ð Á¿ÁÈ ÁÄ Ñ Î¾ ÀÁÄÒÁÃÁÀ ÁÈ ÁÉÀÆ ÂÆÒÈ ÌÇ ÃÁľÓÁ ËÁÆÓ¾¿ÆÃÌÉÔ ÕÖ ×¾ ¿ÀÁÈÁÉ È¾Ä ËÁ¿ÌÅ ÆÃÇÆÒ Â ¾ ÃØ ÇÁŠɾ ¿ÅÁÀÁÈ Ù ÚÛÜÜ Ý ÚÜÞÞßÚàßáÞßÙ Ù È ÁÀ Á  Æ ÍÁ » ÎÏÐÁ¿ÁÈ ÁÄÑξÀÁÄÖ âÖ º ¾Ä ËÁ ¿ÌÅÆ ÃÇÆÒ¾ ÃØ Ç ÁÅÉ ¾ ¿ÅÁÀÁÈÙÚÛÜÜÝÚÜÞÞßÚàßáÞßÙ ÙÁÀÁÇÁÅ ¾Ó¾Â Á ¿ãäÖ å%Ö ¬ ¼ ± ­¹­· ½¾¿À ÁÂÁ¿Ã ÁÄ Ã¾ÂÆÒÈ ÌÇ ÁÄ ÀÁ¿Æ Ⱦľ ÇÆ ÉÆÁÄ Æ ÄÆ æ ÒÁÃÁ Ⱦľ ÇÆ ÉÆ Ò¾ÄçØÓÁ Ò¾Ò Ó¾ ¿Æ ÃÁÄ Ó¾Ó¾ ¿ÁÈÁ ÂÁ ¿ÁÄ ÊÁÄË È¾¿Ç Ì ÀÆȾ ¿ÅÁÉÆÃÁÄÖ »Á¿ÁÄèÂÁ¿ÁÄ Æ ÄÆ ÀÆÅ Á¿ÁÈ ÃÁÄ Ó¾¿ ËÌÄ Á ÓÁ ËÆ È¾¿Ã¾ÒÓÁÄ ËÁÄ Â ÉÌÀÆ ÆÇÒÆ ÁÅ Ò¾ÄË¾Ä ÁÆ Æ ÃÇÆÒ Â¾ ÃØ ÇÁÅ À ÁÄ Ù ÚÛÜÜÝ ÚÜÞÞß Úàß áÞ ßÙ Ù Ö

68 1. éaran êenelitian. a. ë ìíîï ðñìñò ó íóô ì õ ñìöô ì í ñ÷ô ø ùúûûü ù ûýýþÿþ ý þøø õ óïô ñìô ïô ì ô óôñò óìó ÷ô ó ôô ìö õ ó íñòóí ó ÷ô ïô õ óô ôðïô ì ðñìñò ó íó ñòô ìîí ìô í ñî ÷ñìöñ÷ô ì öïô ìô óô ñòóìó éñò ô ìîí ìô õôò ô ÷ðñì öô÷ óò ô ìõô íôïñðôõôó ôñïòô ñô óïìôðñ ìñòóí ó ÷ñ÷ðñíó ÷ô ìöïô ì ôõ ôò ó ô ñóìööô í óõô ï ôõô ïñôòô ôì õôò ô ÷ ðñì ïô ì ôõôò ô ìíô ô ðñìñò ó íó õô ì î ñï ôöô ðñì ñòóí ó õô ðô í ÷ñò ôïî ïô ì ô ìõ ÷ ó ô óðôõô ô ÷ð ñò é ôô ìê ôïí ó ô ñõ ô ôïô ì ôóò ðñìñò óíóôì óìó õ óõô ðô í ô ô ó ïò ó ÷ ñïò ô ÷ñ÷ðñìöôîó øù úûûü ù ûýýþù ÿþ ý þø ø òñ ïôñìô óíî õ ó ôô ðïô ì ñïò ô í ñî ÷ñòô ïî ïô ì ñôòîô ó õôìðñìó ì öïô íô ìõôò ô ÷ ÷ñì ó ðí ô ïô ì óïòó ÷ ñïò ô ô ì ö òñ ó ð ó íó òô öóôöô ÷ ñ÷ô ì öîìø ùúûûüù ûýýþù ÿþ ý þø øôì öí óìööóðôõôó ô ïò ó ÷ ñïòô ð óí ó õôðô í õ óïñ÷ô ì öô ïô ì ÷óôòìô õ ñì öô ì ÷ñ÷óìíô þþ ù õôó ó ô ôìö íîô ó ô ÷ô îðîì ñòîî ðñ ìñò ôì ö ôõ ô õ ó ñïò ô ÷ ñ÷ðñ ôó ïó ô óòóíô öñõ îì ö ñïò ô ôì ö îõô î ôï ñíô ÷ñ÷ðññô í î îìöô ì ôìíô öîî õ ô ì ó ô ôò óìó ñöîìô ôöó ó ô ô ó ï ñô ôô ïôõ ñ÷ó÷ô îðîìñ÷ ó ìôò ùúûûü ù ûýýþù ÿþ ý þø ø õôðô í õ ó ïñ÷ô ìöô ìïôì ò ñó ô óï õ ñìöô ì òñ ó ñ óìö ÷ñò óô íïô ì ïñò îô öô õôòô ÷ ñï ÷îìó ïô ó ñô ô ñ öîò ô ÷ ñì öñìô ó ðñïñ÷ô ì öô ì ó ô õ ó ñïò ôôò ò ô óì ô ì ö ó ô õ óòô ïîïô ì ôõ ôò ô õñì öô ì ò ñ óñó ìö÷ ñòóô íïô ìó ôõôò ô ÷÷ ñì öô ÷ óòïñðîí îô ìõ ó ñïò ô

9

as Community and Their Involvement in Problem Behaviors. >?eri@/.

AB-C ./2 of 3 -D 2i@Ee /2th.

Blum, R. (2002).0@hool Fonne@G .Hte ss IJmproKving Sivestudent s . USA :Center for Adolescent Helath and Development.

Diputri, C I. (2013). Pentas Seni UFO-3 SMA Harapan I Medan Heboh. Tersedia :

h tt

LIMMwwNww/,L/G /N@BN4GMexNLOLPBLQdin iB.Rm_cocoRntent&viewarticle&id

RSTUVWXIpentas Yseni YufoY SYsma Yrapaahn YX Ymedan Yheboh&caGRZ STIti sma Y

h a ra

pan Y XYmedan&JtemiGRXTV . (diakses pada tanggal 18 Oktober 2015). Eccles JS, Midgefield C, Wigfield A. Development During Adolescence: the

Impact of Stage-Environment fit on Young Adolescent s Experiences in

School and Families.America3 , [n chology AournNal\ B2ume UVNWT Y XTX

Field, Andy. (2009). ]iscovering Statistics Usin03 00Ng London: Sage

Publication Inc.

Freiberg, H.J. (2005). School Climate ^easuri._` Jmproving and Sustaining

Eealty Kearning a .bmennirot (e Ylibracry edition . Philadelphia: Falmer Press. Gruenert, S. (2008).School Climate and Sl Culture oochI They adre ot the Same

Thi

._N issue of principal , is availabele on the NAESP website:

w w w

N./H,LNBC_ N

Hadi, S. (2000).^etodologi Research . Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Hardianto. (2013). Undang-Undang RI No 20 Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV. Tamita Utama.

Hurlock, E. (1999).3, 4ko3Hlogi rkembangan . Jakarta : Erlangga.

Irwanto, E. dkk. (1996).3,4ko`logi Umume -1u 3uanda/Nn mahasisw Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Karcher, M.J., Lee, Y. (2002). Connectedness among Taiwanese Middle School Studnets: A Validation Study of the Hemingway Measure of Adolescent Connectedness.Asia3 /@ific aG -@ationANournal\ B2ume SNWZ Y XXUN

f0

Kozina, A. et al. (2008). The School Climate as Predictor of the Achievement. ghij klm of nohool pelmth .Voqrlume .

Libbey, H. (2004). Measuring Student Relationship to School: Attachment,

Bonding, Connectedness, and Engagement.gournal of Spl oochealth .Volume

st.

Marshall, M.L. (2004). uvamining School Climaw xteefining Factors and

uy ioational znfluences . Publication of Georgia State University Center for School Safety, School Climate and Classroom Management.

Matsumoto, D. (2004). Culture a{| }nd chology ~

rd

uy tion . USA : Wadsworth

Thomson.

McNeely, C. (2003).Connection to Sol aochs anzndicator of { h| tive

xpmen€evelo t Division of General Pediatrics and Adolescent HealthUniversity of Minnesota.

McNeely, C., Nonnemaker, J., and Blum, R. (2002). Promoting School Connectedness: Evidence from the National Longitudinal Study of Adolescent

Health€ gournal of Sl oochpealt‚ s ƒ , 138 146. doi: 10.1111/j.1746-

1561.2002. tb06533.x.

Monahan, K. (2010). Predictors and Consequences of School Connectedness. gournal of th{e Reseationrevenrcher .Voqslume .

Noonan, J. (2004). School Climate and Safe School: Seven Contributing Factors.

gournal opf School ealt€„hmume r~ Page 61-65. ISSN:ISSN-0013-175X.

Osher, D. (2009). zmproving Academic Achzmproievemenving St Thoochrough l

Climate and School Connectedness . USA.

Papalia, Olds, Feldman. (2009). pumaxnevelopment . Jakarta : Salemba

Humanika.

Preble W, Gordon R. (2011). Transforming Sol Climaoch…earningte and . USA:

Corwin.

Reynolds, W. (2003). pand† hh‡ of {| }wgylooch edit ions uy ioational

{|}olochgy . Son Inc: Kanada.

Resnick MD, Harris LJ. (1993). The Impact of caring and connectedness on adolescent health and well-being.gournal o{ lˆf diatrics & Childpealth . Rosenfeld LB, Richman JM, Bowen GL. (2000). Low social support among at-

Stracuzzi N, Meghan L. (2010). ‘e hers ’“te” • Feelings of Soolch

Connectedness and–—˜ ™tive Yošuthevelopment among Coos Country Youth . Article of University of New Hampshire.

Thapa A, Cohen J. (2012). School Climate Research Summary . New York:

National School Climate Centre.

Whitlock, J. (2003). Fostering School Connectedness. New York: ACT for Youth Upstate Center of Exellence Cornell University.

Witt, C. (2013). An Investigation of School Connectedness Among Agricultural Education Students›œournal of AgriculturažŸ ‘l ati— ¡¢—£¤¥¦o§›

Wilson,D. (2004). The Interface of school climate and school connectedness and relationship with aggression and victimization› œour nal of School ¨elath

§©©¥ª§ «¬­§ ¬¬›

Yayasan Pendidikan Harapan. (2013). Visi dan Misi. Tersedia :

h tt

®•¯¯ ° ” ® › ‘› ™ž¯Visi ­dan ­’isi¯Visi ­dan ­’¯isivisi ­dan ­misi›° “ml › (diakses pada tanggal 18 Oktober 2014).

Zahendra. (2014). Tingkat Kelulusan Siswa UN di Medan Ditargetkan Capai 100%.

Tersedia:htt®•¯¯www›±edanbisn› ‘ailyisdom¯new˜¯rež¯§© ²¥¯ ©¥¯ ²¤¯¬© «³§¯gtin

kat ­kelulusan ­siswa ­un­di ­medan ­capai ­²©© ®´rse ¯µ › ¢¶ ­·² ¸³ ¹U. (diakses pada tanggal 18 Oktober 2014).

Zullig K, Huebner E. (2011). Relationships Among School Climate Domains and School Satisfaction.œournal o–˜ ¸f logy inoch¡ School¢—£›¥º(§»›

¼ ½

¾

A

¿À ÁÂ

A

à Á

ÄÅ Æ ÇÈ É ÆÊ ËÆÉÆÌÊÍ ÍÎÊ ÉÊ ÄÅ Æ

Dokumen terkait