BAB II. PEMBAHASAN
2.2. Kebutuhan Zat Gizi Mikro selama Kehamilan
2.2.4 Zat Gizi Mikro
Zat gizi yang termasuk dalam golongan zat gizi mikro adalah vitamin dan sejumlah mineral yang hanya dibutuhkan dalam kuantitas sangat sedikit (Paatth, Rumdasih, Heryati 2004).
Mungkin tidak banyak disadari bahwa usia dan kualitas hidup manusia sangat bergantung pada peran vitamin dan mineral untuk mengatur fungsi otak, imunitas, fungsi kehamilan, dan pengolahan energi. Tubuh manusia sebenarnya hanya membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah yang sangat kecil, karena itu disebut dengan zat gizi mikro (Soekirman, 2000)
1. Vitamin
Menurut Almatsier, 2004 vitamin adalah zat – zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh.Tetapi berbeda dengan senyawa lain (yang harus ada dalam jumlah besar dalam makanan; vitamin dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil meskipun fungsinya sangat esensial (Nurachmah, 2001).
Selama kehamilan, ibu hamil membutuhkan vitamin A untuk pertumbuhan, vitamin B1, B2 dan niasin untuk menghasilkan energi. Di samping itu, ibu hamil juga membutuhkan tambahan vitamin B6 untuk mengatur penggunaan protein oleh tubuh, dan vitamin B12 serta asam folat untuk pembentukan sel – sel darah dan sel – sel lain. Vitamin lain yang juga dibutuhkan adalah vitamin C dan vitamin D (Musbikin, 2005). Vitamin terbagi menjadi vitamin larut lemak dan vitamin tidak larut lemak.
Vitamin larut lemak
Setiap vitamin larut lemak A, D, E dan K mempunyai peranan faali tertentu di dalam tubuh. Vitamin larut lemak diangkut ke hati melalui system limfe sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui urin (Almatsier, 2004).
a) Vitamin A
Vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dan pembelahan sel. Kebutuhan vitamin A untuk janin akan meningkat pada trimester ketiga. Kebutuhan rata – rata ibu hamil meningkat sebanyak 300 uRE/hari (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008).
ikan digunakan sebagai sumber vitamin A yang diberikan untuk keperluan penyembuhan (Almatsier, 2004)
Buruknya status vitamin A pada ibu hamil berhubungan dengan kelahiran premature, hambatan pertumbuhan dalam rahim dan penurunan berat badan lahir (Aritonang, 2010).
b) Vitamin D
Vitamin D berperan sangat penting dalam metabolisme kalsium dan fosfor dalam tubuh. Vitamin D dapat memperbaiki penyerapan kalsium oleh alat pencernaan, dan ikut mengendalikan pengeluaran dan keseimbangan mineral dalam darah. Kekurangan vitamin ini akan mengakibatkan gangguan penyerapan kalsium dan fosfor pada saluran pencernaan dan gangguan mineralisasi struktur tulang dan gigi.
Kebutuhan vitamin D yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah 10 mcg atau 400 IU. Jumlah tersebut dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan janin, dan mencegah terkurasnya vitamin D yang tersimpan dalam hati ibunya.
Vitamin D ditemukan di dalam makanan sumber lemak, seperti ikan berlemak banyak (sardines, mackerel, tuna, dan salmon), minyak ikan, telur, susu full cream dan mentega. Selain itu, vitamin D dapat dibuat dalam kulit, asalkan kulit mendapatkan kena sinar matahari (Musbikin, 2005).
Kekurangan vitamin D selama hamil dapat menimbulkan gangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin. Gangguan ini berupa hipokalsemia dan tetani pada bayi baru lahir, hipoplasia enamel gigi bayi, dan osteomalasia pada ibu (Arisman, 2009).
c) Vitamin E
Vitamin E berperan penting secara biologi sebagai antioksidan, yaitu menangkal radikal – radikal bebas dan mencegah oksidasi dari asam lemak tak jenuh. Kekurangan vitamin E pada ibu hamil dapat berdampak anemia, ketidaknormalan saraf dan otot, kegagalan reproduksi, dan kelahiran prematur (Aritonang, 2010).
Selama kehamilan terjadi peningkatan lemak pada plasma darah. Oleh sebab itu, dianjurkan peningkatan konsumsi vitamin E yang berfungsi juga untuk pertumbuhan janin. Dianjurkan peningkatan konsumsi sebesar 2mg pada ibu hamil (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008).
Vitamin E banyak terdapat dalam makanan. Sumber utama vitamin E adalah minyak tumbuh – tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan biji – bijian. Sayuran dan buah – buahan juga merupakan sumber vitamin E yang baik (Almatsier, 2004).
d) Vitamin K
Vitamin K merupakan vitamin larut lemak yang dibutuhkan untuk sintesis protrombin dan faktor pembekuan darah. Vitamin K diabsorpsi di usus halus secara efisien dengan adanya fungsi empedu dan fungsi pancreas yang normal. Vitamin K didistribusikan pada semua jaringan dengan konsentrasi tertinggi pada hati (Aritonang, 2010).
Menurut Paath dan Rumdasih (2004), angka kebutuhan vitamin K pada ibu hamil adalah 65mcg. Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran berwarna hijau, kacang buncis, kacang polong, kol dan brokoli. Semakin hijau daun – daunan semakin tinggi kandungan vitamin K – nya (Almatsier, 2004).
Vitamin tidak larut lemak (Vitamin larut air)
Vitamin larut air biasanya tidak disimpan di dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urin dalam jumlah kecil. Oleh karena itu, vitamin larut air perlu dikonsumsi tiap hari untuk mencegah kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh normal. Vitamin larut air dikelompokkan menjadi vitamin C dan vitamin B-kompleks (Almatsier, 2004).
a) Vitamin C
Fungsi utama vitamin C adalah untuk pembentukan protein kolagen melalui proses hidroksilasi. Fungsi utama vitamin C adalah untuk pembentukan protein kolagen melalui proses hidrolaksi. Sementara itu fungsi lain adalah pada metaloenzim untuk
pembentukan nerophineohrine, karnitin, elastin, dan nukleosida. Defesiensi vitamin C dapat mengakibatkan terjadinya scurvy, perdarahan gusi, serta yang umum terjadi di masyarakat adalah rasa letih, lelah dan melemahnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Selama kehamilan, konsentrasi vitamin C dalam darah turun akibat terjadinya pengenceran sel darah merah. Kadar vitamin C pada janin jauh lebih tinggi dibanding ibu hamil ( >50%), yang disebabkan aktifnya sistem transpor vitamin C melalui plasenta. Angka kecukupan gizi vitamin C pada ibu hamil hanya disarankan dengan penambahan 10 mg/hr (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI, 2007)
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah. Yaitu sayur dan buah seperti tomat, bayam segar, sawi, mangga, nenas, dan jeruk (Sediaoetama, 2006).
b) Vitamin B
1. Vitamin B1 (Thiamin)
Ekskresi thiamin pada ibu hamil meningkat sehingga kebutuhannya juga sedikit meningkat. Penambahan kebutuhan selama hamil adalah 3mg/ hr (Aritonang, 2010).
Berfungsi untuk mengubah zat karbohidrat dalam makanan menjadi energi. Sumber berasal dari nasi, roti, sereal, tepung
Thiamin juga berfungsi mengakomodasi pertumbuhan ibu dan janin. Berfungsi juga untuk peningkatan kebutuhan energi selama hamil (Aritonang, 2010).
2. Vitamin B2 (Riboflavin)
Berfungsi untuk menjaga kesehatan mata dan kulit. Kebutuhan pada wanita hamil adalah 1,6 mg. Sumber vitamin B2 berasal dari susu, keju, ayam, brokoli, bayam, jamur (Dinas Kesehatan DKI, 2011)
Menurut Aritonang (2010) vitamin B2 berfungsi menyediakan kenaikan sintesis ibu dan janin.
3. Vitamin B3 (Niasin)
Berfungsi untuk kesehatan kulit, meningkatkan nafsu makan, memperbaiki sistem pencernaan serta membantu mengubah makanan menjadi energi. Kebutuhan pada wanita hamil 18 mg. Sumber vitamin B3 berasal dari padi-padian, kacang-kacangan, daging sapi, jamur.
4. Vitamin B5 (asam pantotenat)
Bersama-sama dengan jenis vitamin B lainnya, vitamin B5 berguna dalam proses pemecahan lemak, protein, karbohidrat menjadi energi. Manfaat lainnya adalah untuk pembentukan sel darah merah dan membuat vitamin D. Kebutuhan pada wanita hamil 5 mg. Sumber vitamin B5 berasal dari ayam, ikan sarden, alpukat, semangka.
5. Vitamin B6 (pyridoxine)
Diperlukan dalam proses asam amino dan lemak. Kebutuhan pada wanita hamil 1,9 mg. Kebanyakan konsumsi vitamin B6 dengan konsumsi lebih dari 50 mg per hari dapat menyebabkan kerusakan saraf secara permanen. Sumber: Daging unggas, ikan, sapi, kentang, tomat, pisang, buah yang berwarna ungu dan sayuran hijau.
6. Vitamin B7 (biotin)
Berfungsi untuk membantu dalam proses pemecahan lemak, protein menjadi energi yang akan digunakan oleh tubuh. Kebutuhan pada wanita hamil 30 mkg. Sumber vitamin B7 dapat diperoleh dari daging ikan salmon, telur, susu, sereal, pisang dan kacang tanah.
7. Vitamin B9 (asam folat)
Bertugas agar sel-sel pada tubuh berkembang dengan benar, membentuk sel darah merah dan mencegah kerusakan saraf pada janin. Kebutuhan pada wanita hamil 600 mkg. Kekurangan asam folat berkaitan dengan berat lahir rendah, ablasio plasenta, dan neural tube defects atau cacat lahir akibat tidak sempurnanya pertumbuhan dan perkembangan sistem
8. Vitamin B12 (kobalamin)
Vitamin B12 berfungsi untuk mengubah karbohidrat, protein dan lemak menjadi energi, menjaga sel darah merah tetap sehat, melindungi sel saraf, mencegah penyakit jantung, dan mencegah penyusutan otak yang dapat menyebabkan daya ingat menurun.
Kebutuhan pada wanita hamil 2,6 mkg. Sumber: Daging sapi, daging ikan, hati, telur, susu, kedelai dan rumput laut (Dinas Kesehatan DKI, 2011).
2. Mineral
Mineral melayani fungsi dalam tubuh kita. Dari susunan strukturnya, mineral-mineral memberikan kekerasan dan kekuatan untuk gigi-gigi dan kerangka; komponen mineral kerangka juga berfungsi sebagai penyimpanan untuk kebutuhan lain tubuh. Fungsi lain mineral, termasuk mewakili kofaktor untuk enzim-enzim dan mempertahankan keseimbangan asam-basa pada cairan tubuh. Mineral juga diperlukan untuk pembekuan darah dan untuk perbaikan jaringan dan pertumbuhan (Grodner, Anderson, dan Deyoung, 2000).
a. Kalsium
Kalsium adalah mineral yang paling berlimpah dalam tubuh. Hampir semua kalsium dalam tubuh, kira-kira 99%, ditemukan di tulang kita, memberi struktur dan menyimpan sebagai cadangan. 1% yang lain dari kalsium tubuh dilepaskan ke cairan-cairan tubuh
ketika darah melewati tulang; interaksi tetap darah dengan tulang ini memberikan kalsium dapat diedarkan sepanjang tubuh (Grodner, Anderson, dan Deyoung, 2000).
Ibu hamil sangat disarankan mengkonsumsi cukup kalsium untuk mempertahankan kerangka dan menyediakan kebutuhan janin. Ibu hamil membutuhkan tambahan 400 mg kalsium per hari. Ibu hamil membutuhkan 3 gelas susu untuk memenuhi 1200 mg. Hampir semua tambahan kalsium ini ditransfer ke tulang bayi. Jika pangan ibu tidak cukup kalsium, maka janin akan mengambil kalsium dari tulang ibu. Kekurangan kalsium saat hamil dapat menyebabkan osteopenia, yaitu penurunan densitas tulang pada ibu. Suplementasi kalsium harian dapat mengurangi insiden hipertensi yang dipicu oleh kehamilan dan kejang kaki ibuyang berhubungan dengan defisiensi kalsium (Aritonang, 2010).
b. Fosfor
Menurut Paath, 2004 angka kebutuhan fosfor selama hamil sebesar 700 mg. Fosfor sama seperti kalsium akan disimpan dalam janin pada trimester akhir. Efesiensi absorbsi meningkat sedikit pada trimester kedua. Fosfor banyak ditemukan di dalam makanan yang mengandung sumber protein yang tinggi seperti telur, daging, ikan,
c. Magnesium
Berfungsi sama dengan kalsium dan fosfor. Magnesium banyak ditemukan di tulang kita, memberi struktur dan tempat penyimpanan cadangan. Sumber Magnesium yang bagus adalah makanan yang tidak diproses secara berlebihan seperti gandum, brokoli dan sayur berdaun hijau (Grodner, Anderson, dan Deyoung, 2000). Suplementasi magnesium selama hamil akan mengurangi frekuensi gagal tumbuh pada janin. Ibu hamil yang mengonsumsi magnesium akan menurunkan angka preeklamsia (Aritonang, 2010). Menurut Paath (2004), angka kebutuhan magnesium pada ibu hamil sebesar 350 mg.
d. Copper (tembaga)
Enzim – enzim yang mengandung tembaga seperti sitokrom oksidase berperan dalam banyak proses oksidasi seperti produksi energy yang dibutuhkan untuk metabolisme. Enzim – enzim tembaga tertentu penting dalam tubuh dengan fungsi untuk menangkal radikal bebas, sintesis jaringan pengikat, transport dan penggunaan besi, sintesis norepinefrin dan sebagai jalur metabolisme.
Defesiensi copper dapat menyebabkan kemandulan, aborsi dan lahir mati. Selama hamil, total copper yang disimpan berkisar 30 mg dimana 17 mg diakumulasi pada janin. Kebanyakan copper diakumulasi pada akhir kehamilan yaitu 0,28mg/hari. Perkiraan
kebutuham copper selama hamil adalah 1,5 – 2,0mg /hari (Aritonang, 2010). Sumber makanan yang mengandung tembaga antara lain hati, kerang, kacang – kacangan, coklat dan biji – bijian (Almatsier, 2004).
e. Flour
Fluor banyak berperan untuk mencegah kerusakan gigi. Fluoridasi di masyarakat dilakukan melalui suplai air. Suplementasi secara oral lebih ditujukan pada bayi dan anak – anak daripada orang dewasa. Fluor paling banyak terakumulasi dalam lapisan enamel bagian luar. Suplementasi pada ibu hamil akan menurunkan insidens karies meskipun suplai air sudah difluoridasi (Aritonang, 2010). Sumber dari fluor terdapat diberikan dalam pasta gigi disamping suplementasi di dalam air minum (Sediaoetama, 2006).
f. Yodium
Yodium merupakan komponen penting dari hormon tiroid, yaitu tiroksin dan triiodotironin. Kekurangan iodium pada ibu selama hamil merupakan penyebab dari dampak gangguan akibat kekurangan iodium secara luas terhadap janin yaitu lahir mati, aborsi (pengguguran janin), cacat kongenital, kretin endemic (tubuh pendek/kerdil), defesiensi mental, tuli dan lemah saraf
hamil akan mendukung proses adaptasi fisiologik, sehingga tidak sampai menimbulkan hipotiroksinemia maupun pembesaran kelenjar gondok. Namun, bagi wanita hamil sehat yang mengalami defesiensi iodium perubahan patologik akan muncul sebagai akibat stimulasi berlebih pada kelenjar tiroid maternal, sehingga timbul hipotiroiksinemia baik relatif maupun absolut serta goitrogenesis, yang tergantung ada berat ringannya defesiensi iodium yang terjadi. Kondisi – kondisi akibat kurang tersedianya iodium selama hamil inilah yang menimbulkan stimulasi pada system tiroid ibu melalui mekanisme umpan balik hipofisi – tiroid (Aritonang, 2010). Sumber iodium bisa didapat dari garam yang difortifikasi, makanan laut, air dan sayur di daerah non-gondok (Almatsier, 2004)
g. Zat besi
Dalam daur kehidupan ibu hamil dan bayi yang mempunyai pertumbuhan cepat merupakan kelompok yang paling beresiko terhadap defesiensi besi. Kedua kelompok ini harus mengabsorbsi zat besi yang lebih banyak daripada zat besi yang keluar tubuh. Selama hamil, besi banyak dibutuhkan untuk mensuplai pertumbuhan janin dan placenta dan meningkatkan jumlah sel darah merah ibu. Defesiensi besi sering terjadi pada ibu hamil yang dinyatakan pada beberapa studi dimana kadar hemoglobin darah ibu selama kehamilan lebih tinggi pada ibu hamil yang mendapat
suplemen besi daripada ibu hamil yang mendapat suplemen placebo atau tidak disulplementasi. Zat besi banyak dibutuhkan bukan hanya untuk kebutuhan janin tetapi juga peningkatan volume darah ibu sebanyak 30%. Karena umumnya kebutuhan tambahan besi ini tidak dienuhi dengan pola makan ibu hamil yang minimal besi maka direkomendasikan pemberian suplemen besi 30-60 mg (Aritonang, 2010). Menurut Susiloningtyas (2004), program pemerintah dalam mencegah anemia pada ibu hamil adalah dengan memberikan tablet besi pada ibu hamil sebanyak 90 tablet selama kehamilan atau bisa diberikan 30 tablet selama sebulan dan vitamin C membantu penyerapan zat besi. Sumber makanan yang mengandung zat besi adalah tempe kacang kedelai, kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah, daun kacang panjang, bayam, kelapa tua, hati sapi, daging sapi (Almatsier, 2004).
h. Zink
Pada level molekuler, zink merupakan senyawa penting dalam asam nukleat dan metabolisme protein yang berperan dalam proses fundamental untuk replikasi dan diferensiasi sel. Defesiensi zink yang berat pada manusia selama hamil mengakibatkan insiden tinggi komplikasi – komplikasi kandungan. Dampak kekurangan
Diperkirakan 100 mg zink disimpan dalam jaringan ibu dan janin selama hamil dimana 0,7 mg/hari diakumulasi selama trimester III, maka diperlukan tambahan 4 mg zink/hari. Kebutuhan zink pada trimester I adalah 0,5 mg/ hari dan kebutuhan zink pada trimester II adalah 1,5 mg/hari. Uji laboratorium yang digunakan untuk mengukur status zink adalah pengukuran zink plasma atau zink serum. Pengukuran zink plasma lebih akurat tetapi lebih sulit dilakukan (Aritonang, 2010). Sumber zink bisa didapat dari kerang, tiram, hati, kacang–kacangan, susu dan gandum (Almatsier, 2004).