FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Pengetahuan Ibu Hamil tentang Asupan Zat Gizi Mikro selama Kehamilan
di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan
Oleh :
Trisna Sutanti Sinambela
Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
yang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengetahuan ibu hamil tentang asupan zat gizi mikro selama kehamilan.
Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir
program studi ilmu keperawatan Fakultas Keperawatan Sumaterea Utara. Saya
mengharapkan partisipasi Ibu dalam memberikan jawaban atas kuesioner sesuai
dengan pendapat Ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin
kerahasiaan identitas dan jawaban Ibu. Informasi yang Ibu berikan hanya akan
dipengaruhi untuk pengembangan ilmu keperawatan.
Partisipasi Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, Ibu bebas menerima
menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika Ibu
bersedia menjadi responden penelitian, silahkan menandatangani surat persetujuan
ini pada tempat yang telah disediakan di bawah ini sebagai bukti kesukarelaan
LEMBAR PERNYATAN PERSETUJUAN PARTISIPASI
Dengan ini saya menyatakan persetujuan saya untuk dapat ikut
berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang berujudul “Pengetahuan
Ibu hamil tentang Asupan Zat Gizi Mikro selama Kehamilan di Wilayah Kerja
Puskesmas Helvetia Medan”. Saya menyatakan bahwa keikutsertaan saya dalam
penelitian ini saya lakukan secara sukarela atau tanpa paksaan dari pihak
manapun.
Saya juga memperkenankan kepada peneliti untuk menggunakan data-data
yang saya berikan untuk dipergunakan sesuai dengan kepentingan dan tujuan
penelitian. Saya menyadari dan memahami bahwa data yang saya berikan dan
yang akan digunakan memuat informasi-informasi yang jelas tentang diri saya.
Walaupun demikian, berbagai informasi seperti nama jelas, alamat lengkap,
normor kontak dan informasi lengkap lainnya, hanya saya izinkan untuk diketahui
oleh peneliti atau pihak puskesmas tempat saya memeriksakan kehamilan saya.
Sebagai responden dalam penelitian ini, saya menyetujui untuk mengisi kuisioner.
Medan, Maret 2013
Peneliti Partisipan
INSTRUMEN PENELITIAN A. Petunjuk Umum Pengisian
1. Ibu diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang ada.
2. Tuliskan tanda ceklist ( √ ) pada kotak untuk pilihan jawaban yang tepat.
3. Jika ada pertanyaan yang kurang jelas silahkan bertanya pada peneliti.
B. Kuisioner Pengkajian Data Demografi
1. Inisial nama :
2. No. Responden : …….. ( Diisi oleh peneliti )
3. Umur : ……. tahun 6. Pekerjaan :
1. Pelajar
4. Riwayat Obstetri : 2. Mahasiswa
G : … P : … A: … 3. PNS
4. Wiraswasta
5. dll,
(sebutkan) ……
5. Tingkat pendidikan :
1. SD 7. Usia Kehamilan : … bulan
C. Pertanyaan pengetahuan ibu hamil tentang asupan zat gizi mikro selama kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan
Bacalah pertanyaan - pertanyaan dibawah ini dengan baik dan berilah tanda silang
(X) pada salah satu jawaban yang menurut anda paling benar.
A. Apakah Ibu pernah mendapat informasi tentang kebutuhan zat gizi mikro
selama kehamilan?
Ya, pernah
Tidak pernah
B. Jika Ibu pernah mendapat informasi tentang kebutuhan zat gizi mikro
selama kehamilan. Informasi tersebut ibu dapat melalui :
1. Media cetak
2. Media elektronik
3. Petugas Kesehatan
DEFINISI
1. Yang dimaksud dengan zat gizi mikro adalah …
a. Zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar
b. Zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit
c. Zat gizi yang tidak bisa dilihat atau tidak tampak
d. Tidak tahu
JENIS
2. Di antara zat gizi yang dibutuhkan selama kehamilan, yang termasuk zat
gizi mikro adalah …
a. Karbohidrat dan protein
b. Protein dan lemak
JUMLAH
3. Menurut Ibu, berapa banyak seharusnya tablet besi yang harus dikonsumsi
ibu selama hamil?
a. 30 tablet
b. 60 tablet
c. 90 tablet
d. Tidak tahu
4. Menurut Ibu, berapa banyak sayuran yang dianjurkan untuk dikonsumsi
ibu setiap hari?
a. 1 – 2 mangkok per hari b. 2 – 3 mangkok per hari c. 3 – 5 mangkok per hari d. Tidak tahu
5. Menurut Ibu, berapa banyak buah – buahan seperti apel dan jeruk yang dianjurkan untuk dikonsumsi ibu ?
a. 1 – 2 buah berukuran sedang setiap hari b. 2 – 3 buah berukuran sedang setiap hari c. 3 – 4 buah berukuran sedang setiap hari d. Tidak tahu
SUMBER
6. Di bawah ini, makanan yang banyak mengandung zat besi adalah …
a. Daging ayam
7. Makanan yang banyak mengandung vitamin B Kompleks adalah … a. Daging
b. Jeruk, mangga
c. Biji – bijian d. Tidak tahu
8. Di bawah ini, makanan yang banyak mengandung asam folat adalah …
a. Nasi, gandum dan ubi kayu
b. Wortel, kuning telur dan mentega
c. Susu, buah segar dan sayuran berwarna hijau tua
d. Tidak tahu
9. Makanan yang banyak mengandung zat yodium adalah …
a. Gandum
b. Garam dan makanan laut
c. Sayur – sayuran d. Tidak tahu
10. Kekurangan vitamin E dapat mengakibatkan kelahiran prematur, makanan
yang banyak mengandung vitamin E adalah …
a. Telur
b. Daging ayam
c. Kecambah
d. Tidak tahu
11. Selain susu, makanan yang banyak mengandung kalsium adalah …
a. Buah tomat dan jeruk
b. Teri kering, tempe dan tahu
c. Nasi dan daging ayam
FUNGSI
12. Sayur wortel bermanfaat dalam kehamilan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin karena mengandung…
a. Vitamin A
b. Vitamin B
c. Vitamin C
d. Tidak tahu
13. Vitamin yang dapat dibuat dalam kulit jika kulit mendapat sinar matahari
sehingga berfungsi membantu penyerapan kalsium dalam tubuh adalah …
a. Vitamin D
b. Vitamin E
c. Vitamin B Kompleks
d. Tidak tahu
14. Zat gizi yang berfungsi penting untuk mencegah anemia pada ibu adalah
…
a. Zat besi
b. Zat zink
c. Zat yodium
d. Tidak tahu
15. Sayuran berwarna hijau termasuk salah satu sumber vitamin K. Apa fungsi
utama vitamin K pada ibu selama hamil adalah …
a. Untuk menjaga kesehatan tulang
b. Untuk membantu proses pembekuan darah
AKIBAT KEKURANGAN
16. Menurut ibu, apa akibat yang bisa terjadi pada ibu bila kekurangan
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung kalsium selama hamil?
a. Terjadi penggeroposan tulang
b. Kerusakan pada kulit dan anemia
c. Bibir pecah - pecah
d. Tidak tahu
17. Kerang, hati, tiram dan kacang – kacangan adalah termasuk sumber
makanan yang mengandung zat zink. Apa akibat yang akan terjadi bila ibu
sangat kekurangan zat zink selama hamil?
a. Terjadi perdarahan hebat saat melahirkan
b. Kekurangan energi saat melahirkan
c. Terjadi penggeroosan tulang
d. Tidak tahu
18. Kekurangan asam folat selama kehamilan dapat menyebabkan …
a. Bayi lahir dengan cacat bawaan
b. Kekurangan energi pada saat melahirkan
c. Terjadi penggeroposan tulang
d. Tidak tahu
19. Sayuran berwarna hijau dan biji – bijian termasuk sumber makanan yang mengandung magnesium. Di bawah ini dampak buruk yang akan terjadi
bila ibu sangat kekurangan magnesium selama hamil adalah … a. Berkurangnya berat badan ibu secara signifikan
b. Kekurangan energi pada saat melahirkan
c. Terjadi tekanan darah tinggi pada ibu
20. Menurut Ibu, apa dampak buruk yang akan terjadi pada janin bila ibu
sangat kekurangan yodium selama hamil?
a. Perdarahan hebat
b. Lahir mati
c. Anemia
d. Tidak tahu
TEKNIK PENYIMPANAN, PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN
21. Menurut Ibu, salah satu cara penyimpanan yang baik terhadap daging agar
zat gizi yang terkandung di dalamnya tidak berkurang adalah?
a. Dimasak lalu disimpan dan pada saat makan dipanaskan kembali
b. Disimpan dalam wadah yang tertutup dan dimasukkan dalam
lemari pendingin
c. Diawetkan seperti dibuat dendeng atau rendang daging
d. Tidak tahu
22. Menurut Ibu, bagaimana penyimpanan yang baik agar kandungan asam
folat pada sayur tidak rusak?
a. Disimpan di luar lemari pendingin dan dicampur dengan buah dan
sayur lain
b. Disimpan di lemari pendingin, di dalam tempat beku
c. Disimpan di lemari pendingin tetapi tidak di tempat beku dan tidak
dicampur dengan buah dan sayuran lain
d. Tidak tahu
23. Penyimpanan yang baik terhadap buah pisang agar kandungan vitamin B
24. Pengolahan di bawah ini yang dapat merusak vitamin B-Kompleks adalah
a. Dipanaskan dalam larutan asam
b. Pemasakan normal
c. Direbus dalam suhu tinggi
d. Tidak tahu
25. Cara memasak makanan yang banyak mengandung vitamin A, D, E dan K
adalah …
a. Dikukus atau direbus
b. Langsung dimakan mentah
c. Ditumis dengan diberi sedikit minyak
d Tidak tahu
26. Kandungan magnesium pada sayuran berwarna hijau akan hilang bila
penyajian makanan tidak tepat seperti?
a. Dikukus
b. Direbus biasa
c. Direbus sampai lewat matang
d. Tidak tahu
27. Menurut Ibu, cara penyajian susu yang baik adalah … a. Menyeduh dengan air panas yang telah mendidih
b. Menyeduh dengan air panas mendidih dahulu baru dicampur
dengan air biasa
c. Menyeduh dengan air hangat
d. Tidak tahu
28. Di bawah ini, cara pengkonsumsian sumber makanan yang mengandung
zat besi dengan cara benar adalah …
b. Minum sumber makanan yang mengandung zat besi sebelum
makan malam
c. Minum sumber makanan yang mengandung zat besi jangan disertai
dengan buah – buahan apalagi dengan buah yang mengandung vitamin C
d. Tidak tahu
29. Agar kandungan zat gizi pada sayuran tidak banyak hilang dan rusak,
maka cara memasak atau menyajikan yang paling baik adalah …
No Pertanyaan Pengetahuan
RELIABILITY
/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17
P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
[DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.774 29
Item Statistics
Jenis 1.33 .711 30
Jumlah 1.90 .305 30
Jumlah 1.33 .479 30
Jumlah 1.47 .571 30
Sumber 1.30 .877 30
Sumber 1.23 .935 30
Sumber 1.47 .730 30
Sumber 1.93 .254 30
Sumber 1.33 .922 30
Sumber 1.70 .651 30
Fungsi 1.97 .183 30
Fungsi 1.57 .774 30
Fungsi 1.93 .365 30
Fungsi 1.53 .776 30
Akibat Kekurangan 1.93 .254 30
Akibat Kekurangan 1.47 .819 30
Akibat Kekurangan 1.80 .610 30
Akibat Kekurangan 1.17 .834 30
Akibat Kekurangan 1.53 .776 30
Teknik Penyimpanan,
Pengolahan dan Penyajian 1.87 .434 30
Teknik Penyimpanan,
Teknik Penyimpanan,
Pengolahan dan Penyajian 1.33 .606 30
Teknik Penyimpanan,
Pengolahan dan Penyajian 1.60 .621 30
Teknik Penyimpanan,
Pengolahan dan Penyajian 1.80 .407 30
Teknik Penyimpanan,
Pengolahan dan Penyajian 1.47 .776 30
Teknik Penyimpanan,
Pengolahan dan Penyajian 1.77 .430 30
Fungsi 44.33 43.954 .318 .766
Fungsi 43.97 45.206 .505 .763
Fungsi 44.37 43.964 .316 .767
Akibat Kekurangan 43.97 46.516 .357 .769
Akibat Kekurangan 44.43 41.426 .542 .752
Akibat Kekurangan 44.10 42.852 .575 .754
Akibat Kekurangan 44.73 41.651 .508 .754
Akibat Kekurangan 44.37 44.792 .233 .772
Teknik Penyimpanan,
Pengolahan dan Penyajian 44.03 44.447 .550 .760
Teknik Penyimpanan,
Pengolahan dan Penyajian 44.07 43.995 .503 .759
Teknik Penyimpanan,
Pengolahan dan Penyajian 44.37 43.964 .465 .760
Teknik Penyimpanan,
Pengolahan dan Penyajian 44.50 45.500 .230 .771
Teknik Penyimpanan,
Pengolahan dan Penyajian 44.57 44.599 .352 .765
Teknik Penyimpanan,
Pengolahan dan Penyajian 44.30 45.459 .235 .771
Teknik Penyimpanan,
Pengolahan dan Penyajian
44.10 45.817 .333 .768
Teknik Penyimpanan,
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
45.90 47.817 6.915 29
Pertanyaan Pengetahuan
Pertanyaan.1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Pertanyaan.4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Pertanyaan.8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Pertanyaan.12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak tahu 34 38.6 38.6 38.6
Pertanyaan.16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Pertanyaan.20
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 67 76.1 76.1 76.1
Benar 21 23.9 23.9 100.0
Salah 31 35.2 35.2 37.5
Benar 55 62.5 62.5 100.0
Total 88 100.0 100.0
Pertanyaan.25
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 3 3.4 3.4 3.4
Pertanyaan.29
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Salah 27 30.7 30.7 30.7
Benar 61 69.3 69.3 100.0
Karakteristik Demografi
Statistics
Umur Riwayat.Obstetri Pendidikan Pekerjaan Usia.Kehamilan Sumber.Informasi
N Valid 88 88 88 88 88 88
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 2.08 3.74 3.23 4.16 5.66 .55
Median 2.00 2.00 3.00 5.00 6.00 .00
Mode 2 1 4 5 6a 0
Std. Deviation .508 3.120 .813 1.049 1.844 .982
Minimum 1 1 1 2 1 0
Maximum 3 13 4 5 8 3
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Remaja 8 9.1 9.1 9.1
Dewasa Awal 65 73.9 73.9 83.0
Dewasa Madya 15 17.0 17.0 100.0
Riwayat.Obstetri
Frequency Percent Valid Percent
PERGURUAN
TINGGI 39 44.3 44.3 100.0
Total 88 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
TAKSASI DANA
1. Persiapan Proposal
a. Biaya kertas dan tinta printer : Rp. 150.000,-
b. Foto kopi sumber-sumber tinjauan pustaka : Rp. 70.000,-
c. Perbanyak proposal : Rp. 100.000,-
d. Biaya internet : Rp. 150.000,-
e. Sidang proposal : Rp. 100.000,-
2. Pengumpulan Data
a. Izin penelitian dari Dinkes : Rp. 100.000,-
b. Izin penelitian dari Puskesmas : Rp. 90.000,-
c. Transportasi : Rp. 100.000,-
d. Penggandaan Kuisioner : Rp. 100.000,-
e. Cendera Mata : Rp. 200.000,-
3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan Penelitian
a. Biaya kertas dan tinta printer : Rp. 150.000,-
b. Penjilidan : Rp. 100.000,-
c. Penggandaan laporan penelitian : Rp. 150.000,-
4. Biaya Sidang : Rp. 450.000,-
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2004). Prisnsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : EGC.
Arisman, M.B. (2009). Gizi dalam Daur Kehidupan . Edisi 2. Jakarta : EGC. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Aritonang, E. (2010). Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Kampus IPB Taman Kencana Bogor : Penerbit IPB Press.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia. (2008). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Depkes. (2008). Profil Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta : Depkes RI.
Depkes. (2008). Ibu Selamat Anak Sehat Fokus Hari Kesehatan Nasional Ke-48. Jakarta : Depkes RI.
Dinkes DKI. (2010). Vitamin B yang Kaya Manfaat. Diperoleh tanggal 24
Oktober 2012 dari
http://111.67.77.202/dinkesdki/index.php?option=com_content&view=arti
cle&id=200:vitamin-b-yang-kaya-manfaat-&catid=62:hidup-sehat&Itemid=149.
Grodner, M., Anderson, S.L., & Deyoung, S. (2000). Foundation and Clinical Applications of Nutrition. St. Louis : Mosby, Inc.
Hardinsyah. (2012). Kecukupan Zat Gizi Mikro, Termasuk Zinc, Penting untuk Tumbuh Kembang Anak. Diperoleh tanggal 28 Oktober 2012 dari
http://www.sarihusada.co.id/ina/news-
detail/8213082012090806/kecukupan-zat-gizi-mikro-termasuk-zinc-penting-untuk-tumbuh-kembang-anak/.
Hidayat, A.A. (2009). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
Musbikin, I. (2005). Panduan bagi Ibu Hamil dan Melahirkan. Yogyakarta : Mitra Pustaka.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nurachmah, E. (2001). Nutrisi dalam Keperawatan. Jakarta : Perpustakaan
Nasional RI.
Nurhidayah, R.E. (2010). Ilmu Perilaku dan Pendidikan Kesehatan. Medan : USU Press.
Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Saminem. (2008). Kehamilan Normal. Jakarta : EGC.
Sediaoetama, A.D. (2006). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid I. Jakarta : Dian Rakyat.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Siahaan, M. (2013). Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pentingnya Asupan Nutrisi
selama Kehamilan di RSUP H. Adam Malik. Medan : USU.
Sigalingging, G. (2009). Pengaruh Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi
pada Ibu Hamil di Klinik Bersalin SAM Medan. Medan : UDA.
Sitompul, M.T. (2011). Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi Semasa Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Tukka Kabupaten Tapanuli Tengah. Medan : Skripsi Fakultas Keperawatan USU.
Soekirman. (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjana. (2001). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Sukmadinata, N. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung :
Remaja Rosakarya
Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
Susiloningtyas, I. (2004). Pemberian Zat Besi (Fe) dalam Kehamilan. Diperoleh
tanggal 28 Desember 2012 dari
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=tablet+besi+yang+diberikan+
pada+ibu+hamil&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CDIQFjAB&url=ht
rticle%2Fdownload%2F178%2F137&ei=ZpvlUM-bBdDQrAfEnIFY&usg=AFQjCNFFSYTQeEPEcCRS1Z0vb0tjxa3pRw&
bvm=bv.1355534169,d.bmk.
UPI. (2012). Vitamin. Diperoleh tanggal 20 November 2012 dari http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KE
LUARGA/197807162006042-AI_MAHMUDATUSSA%27ADAH/VITAMIN.pdf.
UMS. (2008). Fortifikasi Garam dengan Zat Besi, Strategi Praktis dan Efektif Menanggulangi Anemia. Diperoleh tanggal 20 Oktober 2012 dari
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran
pengetahuan ibu hamil tentang asupan zat gizi mikro selama kehamilan. Dalam
penelitian ini gizi mikro yang dibutuhkan selama kehamilan adalah vitamin dan
mineral.
Skema 3.1 Kerangka Penelitian terhadap Pengetahuan Ibu Hamil tentang Asupan
Zat Gizi Mikro selama Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas
Helvetia Medan
Pengetahuan Ibu Hamil tentang asupan zat gizi mikro selama kehamilan mencakup :
- akibat jika kekurangan
3.2 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1 Pengetahuan
Kuesioner pengetahuan yang
terdiri dari 29 pertanyaan yang
berisi :
pengetahuan tentang akibat
kekurangan
- 9 pertanyaan untuk
pengetahuan tentang teknik
penyimpanan, pengolahan dan
penyajian
- Baik
- Cukup
- Kurang
Ordinal
Tabel 3.2 Definisi Operasional Pengetahuan Ibu Hamil tentang Asupan Zat Gizi
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang asupan zat gizi mikro
selama kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia, Medan (Arikunto, 2005).
4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti.
Populasi dapat berupa orang, benda, gejala atau wilayah yang ingin diketahui
oleh peneliti. Peneliti dapat menentukan sendiri kriteria – kriteria yang ada
pada populasi yang akan diteliti (Setiadi, 2007).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wanita hamil yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan. Berdasarkan data dari Puskesmas
Helvetia Medan jumlah ibu hamil 106 orang (Rekapitulasi laporan
PWS-KIA Puskesmas Helvetia bulan November 2012)
4.2.2 Sampel
Menurut Nursalam (2009), sampel merupakan bagian dari populasi
terjangkau yang memenuhi kriteria penelitian dan dapat dipergunakan sebagai
subjek penelitian melalui sampling. Sampel juga harus bersifat representatif,
menggambarkan keadaan populasi penelitian. Semakin banyak sampel, maka
hasil penelitian mungkin akan lebih representatif dan dapat memberikan
gambaran tentang populasi yang sesungguhnya. Besar dan kecilnya sampel
sangat dipengaruhi oleh rancangan dan ketersediaan subjek dari penelitian
tersebut. Dengan kata lain semakin besar sampel, semakin mengurangi angka
kesalahan. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus
Slovin yaitu:
Keterangan:
n = besar sampel
N= besar populasi
d = tingkat signifikansi (0,05)
Dengan tingkat kesalahan yang dipilih adalah d : 0,05 (dikutip dari Zainuddin M,
2000), didapat jumlah sampel dari penelitian ini sebanyak 88 orang. Adapun
pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling. Menurut
Arikunto (2002), accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan
karena kebetulan bertemu dengan kriteria sampel :
Kriteria inklusi
1. Ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Helvetia Medan dan
memeriksakan kehamilannya n = N
5. Bersedia berpartisipasi dan menandatangani lembar persetujuan
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia, Medan.
Adapun daerah ini dipilih peneliti karena adanya angka kejadian tentang ibu hamil
yang mengalami kekurangan gizi sekitar 24 orang (Rekapitulasi KIA November
2012) , karena pekerjaan setiap ibu hamil di Puskesmas Helvetia berbeda – beda,
mulai dari ibu rumah tangga sampai wanita karir, sehingga memungkinkan
pengetahuan ibu hamil tentang asupan zat gizi mikro selama kehamilan sangatlah
terbatas. Penelitian ini dilaksanakan pada 16 April 2013 sampai 11 Mei 2013.
4.4 Pertimbangan Etik
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin
pelaksanaan penelitian kepada institusi Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara, ethical clearence dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, kemudian surat permohonan izin yang diperoleh
diajukan ke Dinas Kesehatan untuk mendapatkan surat izin ke tempat penelitian
(Puskesmas Helvetia). Setelah mendapatkan izin dari Puskesmas Helvetia Medan,
peneliti melaksanakan pengumpulan data. Sedangkan kepada responden, peneliti
memberikan penjelasan kepada responden tentang maksud dan tujuan dari
penelitian ini. Lembar persetujuan menjadi bukti kesediaan sebagai sampel
penelitian. Dalam hal ini responden berhak untuk menolak terlibat dalam
mencampuri hal-hal yang bersifat pribadi dari calon responden. Kerahasiaan
informasi responden dijamin olen peneliti (Nursalam, 2009). Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data
primer, yang diperoleh langsung dari responden melalui penyebaran kuesioner
kepada ibu hamil yang menjadi sampel penelitian dan juga dilakukan pengawasan
pada saat responden menjawab kuesioner.
4.5 Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data dari responden, peneliti menggunakan instumen
berupa kuesioner. Kuesioner ini disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman
pada konsep dan tinjauan teoritis. Kuesioner penelitian terdiri dari data demografi
dan pengetahuan.
a. Kuesioner Data Demografi
Kuesioner data demografi meliputi: inisial nama, umur, riwayat obstetri,
tingkat pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan dan sumber informasi. Data
demografi ini diperlukan untuk membantu peneliti dalam mengukur
tingkat pengetahuan ibu hamil tentang asupan zat gizi mikro selama
kehamilan.
b. Kuesioner Pengetahuan
skor 0. Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan nilai yang
tertinggi adalah 58 menggunakan rumus Sudjana (2001) :
P = ��� ��
�� �
Dimana rentang (nilai tertinggi – nilai terendah) sebesar 58 dan banyak
kelas ada 3 yaitu baik, cukup dan kurang. Maka didapat setiap kelas ada
sebanyak 19. Dengan menggunakan panjang kelas sebesar 19 dan nilai
terendah adalah 0 maka pengetahuan ibu hamil dapat dikategorikan
sebagai berikut:
0 – 18 dikategorikan sebagai pengetahuan ibu hamil yang kurang
19 – 38 dikategorikan sebagai pengetahuan ibu hamil yang cukup
39 – 58 dikategorikan sebagai pengetahuan ibu hamil yang baik
No Pertanyaan Pengetahuan Nomor Soal
1 Definisi zat gizi mikro 1
2 Jenis zat gizi mikro 2
3 Jumlah zat gizi mikro 3, 4, 5
4 Sumber zat gizi mikro 6, 7, 8, 9, 10, 11
5 Fungsi zat gizi mikro 12, 13, 14, 15
6 Akibat kekurangan zat gizi mikro 16, 17, 18, 19, 20
7 Teknik penyimpanan, pengolahan dan
penyajian zat gizi mikro
21, 22, 23, 24, 25, 26,
4.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen 4.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar –
benar mengukur apa yang diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid jika
instrument itu itu mampu mengukur apa – apa yang seharusnya diukur
menurut situasi dan kondisi tertentu (Notoatmodjo, 2010).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi untuk mengukur
kevaliditasan instrumen penelitian yaitu kuesioner. Validitas isi adalah suatu
alat yang mengukur sejauh mana kuesioner atau alat ukur tersebut mewakili
semua aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep (Riwidikdo, 2008).
Karena instrumen ini dibuat sesuai dengan rumusan-rumusan yang ditetapkan
oleh peneliti berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran
pengetahuan ibu hamil tentang asupan zat gizi mikro selama kehamilan. Uji
validitas instrumen telah dilakukan oleh ahli keperawatan maternitas di
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila
fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali dalam
alat ukur untuk mengukur secara konsistensi sasaran yang akan di ukur
(Nursalam, 2009).
Uji reliabilitas ini digunakan dengan menggunakan formula Cronbach
Alpha untuk kuesioner pengetahuan ibu hamil tentang asupan zat gizi mikro
selama kehamilan. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan pada bulan
Maret 2013 di Puskesmas Kota Matsum dengan memberikan kuesioner
kepada 30 ibu hamil yang mempunyai kriteria yang sama dengan sampel,
dengan hasil koefisien reliabilitas sebesar 0,77 dan kuesioner ini dikatakan
reliabel karena nilainya lebih dari 0,70 (Arikunto, 2006).
4.7 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa prosedur yaitu peneliti
mengajukan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Institusi
Pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Kepala Dinas
Kesehatan, dan Kepala Puskesmas Helvetia Medan. Pengumpulan data dilakukan
setelah calon responden memeriksakan kehamilannya yang dibantu petugas
kesehatan, peneliti meminta persetujuan calon responden secara sukarela dan
bersedia menandatangani lembar persetujuan (informed consent) dan diminta
untuk mengisi kuesioner dengan waktu 10 – 15 menit. Peneliti menjelaskan cara
pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk
mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan mengisi seluruh pertanyaan. Dalam
pengumpulan data, beberapa responden didampingi dalam menyelesaikan
Apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner, peneliti
langsung memberikan penjelasan terkait pertanyaan dari responden. Setelah
kuesioner diisi, peneliti akan mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan data
sehingga data yang diperoleh terpenuhi. Peneliti memberikan souvenir kepada
responden sebagai ucapan terima kasih karena telah berpartisipasi dalam
penelitian ini. Dalam pengumpulan data, sebanyak 3 orang calon responden tidak
bersedia menjadi responden dan 1 orang calon responden tidak menyelesaikan
pengisian kuesioner.
4.8 Pengolahan Dan Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data. Analisa
data yang dilakukan yaitu analisa data satu variabel yang disebut analisa univariat.
Analisa univariat yang digunakan peneliti adalah analisis deskriptif (Arikunto,
2005). Analisis deskriptif yaitu suatu prosedur pengolahan data yang berfungsi
untuk meringkas, mengklasifikasikan, dan menyajikan data. Proses pengolahan
data ditempuh melalui beberapa tahap yaitu memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh (editing), membuat kegiatan pemberian kode terhadap data
(coding), memasukkan data yang telah dikumpulkan (data entri) dan melakukan
teknik analisis (Hidayat, 2009). Untuk memeriksa apakah pertanyaan dalam
tentang asupan zat gizi mikro selama kehamilan dari setiap responden dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi. Penilaian pengetahuan pasien dalam penelitian
ini dikategorikan pengetahuan ibu hamil yang baik, cukup, dan kurang.
Pengolahan data demografi meliputi inisial nama, nomor responden, umur,
riwayat obstetri, tingkat pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi, dan usia
kehamilan. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi data
tetapi tidak dianalisis.
Analisa data hasil penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Analisa
data dilakukan dengan cara analisa univariat. Analisa univariat disajikan untuk
mendeskripsikan karakteristik variabel penelitian. Analisa univariat menghasilkan
distribusi frekuensi responden berdasarkan umur, riwayat obstetri, pendidikan
terakhir, pekerjaan, usia kehamilan dan sumber informasi, serta presentase setiap
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
pengetahuan ibu hamil tentang asupan zat gizi mikro selama kehamilan di wilayah
kerja Puskesmas Helvetia Medan. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 16
April 2013 sampai dengan 11 Mei 2013 di Wilayah kerja Puskesmas Helvetia
Medan. Responden pada penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung dan
memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Helvetia Medan.
5.1 Hasil Penelitian
Berikut akan dipaparkan hasil penelitian pengetahuan ibu hamil tentang
asupan zat gizi mikro selama kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia
Medan. Penelitian ini dilakukan pada 88 orang ibu hamil yang meliputi umur,
riwayat obstetrik, pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan, dan sumber informasi.
Tabel 5.1.1 Distribusi frekuensi dan persentase Karakteristik Responden
Karakteristik Frekuensi Persentase
Umur
a. < 20 tahun b. 20 – 35 tahun c. > 35 tahun
8 67 13
9,1 76,1 14,8 Riwayat Obstetri
Pekerjaan Sumber Informasi tentang Zat
Gizi Mikro selama Kehamilan
Berdasarkan Tabel 5.1.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 88 orang responden
mayoritas berada pada rentang umur 21 – 35 tahun (65 orang) dan berusia di
bawah 20 tahun sebanyak 8 orang responden. Mayoritas responden sudah
pernah hamil sebanyak 64 orang. Mayoritas responden memiliki pendidikan
terakhir dari perguruan tinggi (39 orang) dan 2 orang responden mempunyai
pendidikan terakhir SD. Responden yang tidak bekerja lebih banyak yaitu
sebanyak 45 orang daripada responden yang bekerja. Mayoritas usia
kehamilan responden berada pada rentang trimester kedua (41 orang) dan 14
orang responden berada pada rentang trimester pertama, dan mayoritas
5.1.2 Pengetahuan ibu hamil tentang asupan zat gizi mikro selama kehamilan
Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan.
Pengetahuan Keseluruhan tentang Asupan Zat Gizi Mikro selama Kehamilan
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Baik 63 71,6
Cukup 15 17
Kurang 10 11,4
Total 88 100
Dari tabel 5.1.2 dapat dilihat mayoritas responden memiliki pegetahuan
yang baik tentang asupan zat gizi mikro selama kehamilan (63 orang).
Namun sebanyak 10 orang responden memiliki pengetahuan yang kurang.
Tabel 5.1.3 Pengetahuan ibu hamil tentang asupan zat gizi mikro selama kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia
Pertanyaan Benar Salah Tidak tahu
f (%) f (%) f (%)
DEFINISI
Definisi zat gizi mikro 25 28,4 32 36,4 31 35,2
JENIS
Yang termasuk zat gizi mikro 34 38,6 40 45,5 14 15,9
JUMLAH
Jumlah tablet besi yang harus dikonsumsi ibu selama hamil
26 29,5 60 68,2 2 2,3
B-Kompleks
TEKNIK PENYIMPANAN, PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN
Cara penyimpanan daging agar zat gizi tidak berkurang
38 43,2 49 55,7 1 1,1
Cara penyimapanan sayur agar kandungan asam folat tidak rusak
71 80,7 8 9,1 9 10,2
Cara penyimpaan pisang agar kandungan vitamin B di dalamnya tidak rusak
21 23,9 67 76,1 - -
Cara pengolahan yang dapat merusak vitamin B-Kompleks
48 54,5 31 35,2 9 10,2
Cara memasak makanan yang mengandung vitamin A, D, E dan K
32 36,4 51 58 5 5,7
Cara penyajian makanan yang tidak tepat dan merusak kandungan magnesium pada sayuran berwarna hijau
70 79,5 10 11,4 8 9,1
Cara penyajian susu yang baik 51 58 37 42 - -
Cara pengkonsumsian sumber makanan yang mengandung zat besi yang benar
85 96,6 3 3,4 - -
Cara memasak dan menyajikan makanan yang paling baik agar kandungan zat gizi pada sayuran tidak banyak hilang/rusak
56 63,6 31 35,2 1 1,1
Pada pertanyaan definisi, mayoritas responden menjawab salah sebanyak
32 orang dan menjawab tidak tahu sebanyak 31 orang. Pada pertanyaan jenis,
menjawab benar. Pada pertanyaan jumlah, mayoritas responden menjawab benar
pada pertanyaan jumlah sayuran yang dianjurkan dikonsumsi per hari sebanyak 48
orang, mayoritas responden menjawab salah pada pertanyaan jumlah tablet besi
yang harus dikonsumsi ibu selama hamil sebanyak 60 orang. Pada pertanyaan
sumber, mayoritas responden menjawab benar pada pertanyaan sumber makanan
yang mengandung asam folat sebanyak 71 orang, mayoritas responden menjawab
salah dan tidak tahu pada pertanyaan sumber makanan yang mengandung vitamin
E. Pada pertanyaan fungsi, mayoritas responden menjawab benar pada pertanyaan
fungsi wortel sebanyak 72 orang, mayoritas responden menjawab salah pada
pertanyaan vitamin yang membantu penyerapan kalsium sebanyak 34 orang,
sedangkan mayoritas responden menjawab tidak tahu pada pertanyaan fungsi
vitamin K sebanyak 35 orang. Pada pertanyaan akibat kekurangan, mayoritas
responden menjawab benar pada pertanyaan akibat kekurangan kalsium sebanyak
76 orang, mayoritas responden menjawab salah pada pertanyaan akibat
kekurangan magnesium sebanyak 35 orang, sedangkan mayoritas responden yang
menjawab tidak tahu pada pertanyaan akibat kekurangan zink dan akibat
kekurangan yodium sebanyak 39 orang. Pada pertanyaan teknik penyimpanan,
pengolahan dan penyajian, mayoritas responden menjawab benar pada pertanyaan
cara pengkonsumsian sumber makanan yang mengandung zat besi yang benar
pengolahan yang dapat merusak vitamin B Kompleks masing - masing sebanyak
9 orang.
5.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Karakteristik Responden
Tingkat pengetahuan responden juga dideskripsikan berdasarkan karakteristik
responden yaitu umur, riwayat obstetri, pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan dan
sumber informasi yang didapat. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 5.2.1 Distribusi Tingkat Pengetahuan Menurut Umur
Umur Baik Cukup Kurang Total Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada responden mayoritas (umur 21-35
tahun) sebanyak 79,1% berpengetahuan baik, 16,4% berpengetahuan cukup
dan 4,5% berpengetahuan kurang, sedangkan pada responden minoritas
(umur ≤ 20 tahun) sebanyak 75% berpengetahuan kurang dan 25%
berpengetahuan cukup.
Tabel 5.2.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Menurut Riwayat Obstetri
Jumlah
(multigravida) sebanyak 79,7% berpengetahuan baik, 14,1% berpengetahuan
minoritas (primigravida) 50% berpengetahuan baik, 25% berpengetahuan
cukup dan 25% berpengetahuan kurang.
Tabel 5.2.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan Menurut Pendidikan
Tingkat Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada responden mayoritas (pendidikan
terakhir Perguruan Tinggi) sebanyak 97,4% berpengetahuan baik dan 2,6%
berpengetahuan cukup. Sedangkan pada responden minoritas (pendidikan
terakhir SD) sebanyak 100% berpengetahuan kurang.
Tabel 5.2.4 Distribusi Tingkat Pengetahuan Menurut Pekerjaan
Pekerjaan Baik Cukup Kurang Total Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada responden mayoritas (wiraswasta)
sebayak 75,8% berpengetahuan baik, 24,2% berpengetahuan cukup.
Kehamilan F P(%) F P(%) F P(%) F P(%)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada responden mayoritas (trimester 2)
sebanyak 70,7% berpengetahuan baik, 12,2% berpengetahuan cukup dan
17,1% berpengetahuan kurang. Sedangkan pada responden minoritas
(trimester 1) sebanyak 85,7% berpengetahuan baik dan 14,3%
berpengetahuan cukup.
Tabel 5.2.6 Distribusi Tingkat Pengetahuan Menurut Informasi
Informasi Baik Cukup Kurang Total
pernah mendapat informasi tentang asupan zat gizi mikro selama
kehamilan) sebanyak 61,9% berpengetahuan baik, 22,2% berpengetahuan
cukup dan 15,9% berpengetahuan kurang. Sedangkan pada responden
yang pernah mendapat informasi sebanyak 96% berpengetahuan baik dan
4% berpengetahuan cukup.
5.3 Pembahasan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris
mengidentifikasi informasi tertentu. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa
pengetahuan ibu hamil tentang asupan zat gizi mikro selama kehamilan di wilayah
kerja Pusksesmas Helvetia Medan secara keseluruhan yaitu memiliki pengetahuan
yang baik sebanyak 63 orang responden (71,6%), responden yang berpengetahuan
cukup sebanyak 15 orang (17%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 10 orang
(11,4%). Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang tersebut
adalah umur, riwayat obstetri, pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan dan sumber
informasi.
Pada pertanyaan definisi zat gizi mikro, sebanyak 25 orang menjawab benar,
sedangkan 32 orang responden menjawab salah dan 31 orang responden
menjawab tidak tahu. Menurut Path (2004) zat gizi mikro adalah zat gizi yang
dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Dari hasil jawaban responden, peneliti
berasumsi bahwa pada umumnya responden tidak mengetahui apa itu zat gizi
mikro.
Pada pertanyaan jenis, sebanyak 34 orang responden menjawab benar,
sedangkan 40 orang responden menjawab salah dan 14 orang responden
menjawab tidak tahu. Menurut Path (2004), jenis zat gizi mikro adalah vitamin
dan mineral. Dari hasil jawaban responden, peneliti berasumsi bahwa pada
umumnya responden tidak mengetahui yang dimaksud dengan jenis zat gizi
dikonsumsi per hari adalah 1 – 2 mangkok per hari. Dari hasil jawaban responden
peneliti berasumsi bahwa sebagian besar responden mengetahui berapa jumlah
sayuran yang dianjurkan dikonsumsi per hari. Mayoritas responden menjawab
salah pada pertanyaan jumlah tablet besi yang harus dikonsumsi ibu selama hamil.
Menurut Susiloningtyas (2004) jumlah tablet besi yang harus dikonsumsi ibu
selama hamil adalah 90 buah tablet besi. Dari hasil jawaban responden, peneliti
berasumsi tidak mengetahui berapa jumlah tablet besi yang harus dikonsumsi ibu
selama hamil.
Pada pertanyaan sumber, mayoritas responden menjawab benar pada
pertanyaan sumber makanan yang mengandung asam folat yaitu sebanyak 71
orang. Menurut Dinkes DKI (2011), sumber makanan yang mengandung asam
folat adalah susu, buah segar dan sayuran berwarna hijau tua. Dari hasil jawaban
responden, peneliti berasumsi sebagian besar responden mengetahui sumber
makanan yang mengandung asam folat. Mayoritas responden menjawab salah
pada pertanyaan sumber makanan yang mengandung vitamin E. menurut
Almatsier (2004), sumber makanan yang mengandung vitamin E adalah minyak,
tumbuh-tumbuhan, kecambah, gandum, dan biji-bijian. Dari hasil jawaban
responden, peneliti berasumsi sebagian besar responden tidak mengetahui bahwa
kecambah adalah sumber makanan yang mengandung vitamin E.
Pada pertanyaan fungsi, mayoritas responden menjawab benar pada
pertanyaan fungsi wortel. Menurut FKM UI (2008), fungsi vitamin A dalam masa
kehamilan adalah untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Dari hasil
membantu fungsi pertumbuhan dan perkembangan janin karena adanya
kandungan vitamin A didalamnya. Mayoritas responden menjawab salah pada
pertanyaan vitamin yang dapat membantu penyerapan kalsium. Menurut
Musbikin (2008) vitamin D berperan sangat penting dalam metabolisme kalsium
dan fosfor tubuh. Dari hasil jawaba responden, peneliti berasumsi sebagian besar
responden menjawab dengan salah bahwa vitamin D dapat membantu penyerapan
kalsium dalam tubuh, jika kulit mendapat sinar matahari. Mayoritas responden
menjawab tidak tahu pada pertanyaan fungsi vitamin K dalam kehamilan.
Menurut Aritonang (2010), vitamin K berfungsi dalam sintesis protrombin dan
faktor pembekuan darah. Dari hasil jawaban responden, peneliti berasumsi bahwa
sebagian besar responden tidak tahu tentang pentingnya vitamin K sebagai faktor
pembekuan darah.
Pada pertanyaan akibat kekurangan, mayoritas responden menjawb benar
pada akibat kekurangan kalsium. Menurut Aritonang (2010), kekurangan kalsium
saat kehamilan dapat menyebabkan ostopenia, penurunan densitas tulang pada
ibu. Dari hasil jawaban responden, peneliti berasumsi bahwa sebagian besar
responden sudah mengetahui bahwa pentingnya kalsium dalam masa kehamilan.
Mayoritas responden menjawab salah pada pertanyaan akibat kekurangan asam
folat. Menurut Dinkes DKI (2011), kekurangan asam folat berkaitan dengan berat
dan kelahiran adalah hipertensi, proses kelahiran lama dan sulit, perdarahan hebat
saat melahirkan sedangkan kekurangan yodium pada ibu selama hamil merupakan
penyebab dari lahir mati, aborsi, cacat congenital, kretin endemik, defisiensi
mental, tuli dan dan lemah syaraf. Dari hasil jawaban responden, peneliti
berasumsi bahwa sebagian besar responden jarang mendengar tentang zat zink
dan yodium sehinggan tidak mengetahui akibat kekurangan zat zink dan yodium
selama hamil.
Pada pertyanyaan teknik penyimpanan, pengolahan dan penyajian, mayoritas
responden menjawab benar pada pertanyaan cara pengkonsumsian makanan yang
mengandung zat besi. Menurut Aritonang (2010), dalam meningkatkan absorbso
besi selama hamil dapat mengkonsumsi makanan seperti daging, sayur, dan buah
yang kaya akan vitamin C, sedangkan penghambat absorbsi besi seperti teh dan
kopi. Dari hasil jawaban responden, peneliti berasumsi bahwa sebagian besar
responden mengtahui cara pengkonsumsian makanan yang mengandung zat besi
dengan cara benar yaitu mengkonsumsi dngan air putih, bukan dengan teh.
Mayoritas responden menjawab salah pada pertanyaaan cara penyimpanan pisang
agar kandungan vitamin B di dalamnya tidak rusak. Menurut Saptoningsih (2013),
cara penyimpanan pisang yang benar adalah disimpan di lemari pendingin.
Mayoritas responden menjawab tidak tahu pada pertanyaan cara menyimpan
sayur agar kandungan asam folat tidak rusak dan cara pengolahan yang dapat
merusak vitamin B-Kompleks. Menurut Saptoningsih (2013), cara penyimpanan
sayur agar kandungan asam folat agar tidak rusak dengan cara disimpan di lemari
UPI (2012), cara pengolahan yang dapat merusak vitamin B-Kompleks adalah
direbus dalam suhu yang tinggi.
Dalam penelitian ini mayoritas responden berada pada rentang umur 20-35
sebanyak 79,1% berpengetahuan baik sedangkan pada responden minoritas
dengan umur dibawah 20 tahun sebanyak 75% berpengetahuan kurang dan tidak
ada yang berpengetahuan baik. Dapat disimpulkan responden yang berada di
rentang usia dewasa awal berpengetahuan lebih baik dibanding responden yang
berada di rentang usia remaja. Ini dapat dikaitkan dengan pendapat Notoatmodjo
(2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang bertambah sesuai dengan
bertambahnya umur, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Melvitha
(2012) bahwa semakin bertambah umur maka pengetahuan pun semakin
bertambah. Peneliti berpendapat bahwa umur adalah suatu keadaan yang menjadi
dasar kematangan dan perkembangan seseorang, semakin bertambah umur
pengalaman pun makin luas, dan jika pengalaman luas maka pengetahuan pun
akan semakin baik.
Dari hasil penelitian pengetahuan diketahui pengetahuan responden
multigravida lebih baik dibanding dengan pengetahuan responden primigravida.
Pada ibu multigravida sebanyak 79,7% berpengetahuan baik sedangkan pada ibu
primigravida sebanyak 50% berpengetahuan baik. . Ini dapat dikaitkan dengan
selama kehamilan. Ibu yang lebih sering hamil mempunyai pengalaman yang
lebih banyak dalam pengaturan makanan selama kehamilan, sehingga
pengetahuannya tentang hal itu juga akan semakin baik.
Pengetahuan responden dengan lulusan Perguruan Tinggi sebanyak 97,4%
berpengetahuan yang baik dan tidak ada yang berpengetahuan kurang, sedangkan
responden dengan lulusan SD sebanyak 100% berpengetahuan kurang. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sukmadinata (2003) yang menyatakan bahwa pendidikan
juga mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang maka
makin mudah seseorang tersebut untuk menerima informasi, sehingga seseorang
yang berpendidikan tinggi cenderung akan mendapatkan informasi yang baik dari
yang kurang berpendidikan. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ganda Singgalingging (2009) bahwa dalam pendidikan itu terjadi sebuah proses
pertumbuhan, perkembangan, perubahan ke arah yang lebih dewasa, semakin
tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi juga ilmu pengetahuan
dimilikinya.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengetahuan responden yang
bekerja lebih baik dari responden yang tidak bekerja. Ini dapat dikaitkan dengan
pendapat Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa pekerjaan merupakan
faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering
berinteraksi dengan orang lain lebih banyak pengetahuannya bila dibandingkan
dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang lain.
Dari hasil penelitian, responden yang mendapat informasi sebanyak 96,6%
respoden yang belum pernah mendapat informasi sebanyak 61,9%
berpengetahuan baik dan 15,9% berpengetahuan kurang. Ini dapat dikaitkan
dengan pendapat Sukmadinata (2003) yang menyatakan bahwa sumber informasi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Seseorang yang
terpapar media akan memperoleh informasi lebih banyak jika dibandingkan
dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi. Sesuai dengan penelitian
informasi tentang asupan zat gizi mikro selama kehamilan ini bisa didapat dari
media massa, media elektronik dan petugas kesehatan. Sejalan dengan penelitian
Martina Sitompul (2012) bahwa pengetahuan responden yang sudah pernah
mendapat informasi akan lebih baik dari pengetahuan responden yang belum
pernah mendapat informasi.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah saat pengumpulan data karena beberapa
calon responden dating secara bersamaan ke Puskesmas Helvetia. Sulitnya
membagi waktu untuk responden yang dating secara bersamaan menyebabkan
beberapa responden tidak didampingi peneliti dalam pengisian kuesioner karena
sedang mendampingi responden lainnya, sehingga kemungkinan jawaban yang
diberikan responden yang tidak didampingi oleh peneliti tidak sesuai dengan yang
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan data hasil penelitian dapat diambil
kesimpulan dan saran mengenai pengetahuan ibu hamil tentang asupan zat gizi
mikro selama kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan.
6.1 Kesimpulan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan :
Tingkat pengetahuan ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Helvetia
Medan tentang asupan zat gizi mikro selama kehamilan sebagian besar baik. pada
pertanyaan definisi, jenis, jumlah dan sumber, mayoritas responden tidak
mengetahui definisi, jenis, jumlah dan sumber zat gizi mikro yang harus
dikonsumsi ibu kecuali sumber makanan yang mengandung asam folat.
Pada pertanyaan fungsi, mayoritas responden sudah mengetahui fungsi zat
gizi mikro seangkan pada pertanyaan akibat kekurangan, mayoritas responden
tidak mengetahui apa akibat kekurangan zat gizi mikro. Pada teknik penyimpanan,
penyajian dan pengolahan, mayoritas responden udah mengetahui dengan benar
kecuali pada cara penyimpanan pisang dan cara memasak makanan yang
mengandung vitamin A, D, E dan K.
Perbedaan pengetahuan setiap responden dapat juga dilihat dari
karakteristik responden yaitu umur, jumlah kehamilan, pendidikan, pekerjaan dan
6.2 Saran
Berdasarkan penelitian pengetahuan ibu hamil tentang asupan zat gizi mikro
selama kehamilan, maka saran yang diberikan peneliti adalah :
1. Pendidikan Keperawatan
Diharapkan pendidikan keperawatan semakin mengembangkan ilmu
mengenai pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi mikro selama
kehamilan.
2. Praktek Keperawatan
Diharapkan praktek keperawatan dapat menggali informasi lebih banyak
lagi yang berhubungan dengan pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi
mikro selama kehamilan sehingga pemberian asuhan keperawatanpun
menjadi lebih baik.
3. Penelitian Keperawatan
Diharapkan peneliti selanjutnya meneliti lebih dalam lagi tentang
masalah yang terkait pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi mikro
selama kehamilan.
4. Tempat Penelitian
Diharapkan lebih aktif lagi dalam memberikan penyuluhan tentang
pentingnya asupan zat gizi mikro selama kehamilan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris
khusunya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan tertentu
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka
(overt behavior). Perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat
langsung (Sunaryo, 2004)
Menurut Nurhidayah (2010) pengetahuan yaitu kemampuan individu
untuk menghafal, mengingat, mendefinisikan, atau mengidentifikasi
informasi tertentu.
2.1.2 Tingkatan Pengetahuan
Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif, mencakup 6
tingkatan, yaitu tahu, memahami, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
Tahu merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Tahu artinya dapat
mengingat atau mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang itu tahu, adalah ia dapat menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan.
Memahami, artinya kemampuan untuk menjelaskan dan
yang telah paham tentang sesuatu harus dapat menjelaskan, memberi contoh,
dan menyimpulkan.
Penerapan, yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi nyata atau dapat menggunakan hukum –
hukum, rumus, metode dalam situasi nyata.
Analisis, artinya adalah kemampuan untuk menguraikan objek ke dalam
bagian – bagian lebih kecil, tetapi masih di dalam suatu struktur objek
tersebut dan masih terkait satu sama lain. Ukuran kemampuan adalah ia dapat
menggambarkan, membuat bagan, membedakan, memeisahkan, membuat
bagan proses adopsi perilaku, dan dapat membedakan pengertian psikologi
dengan fisiologi.
Sintesis, yaitu suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian –
bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada. Ukuran
kemampuan adalah ia dapat menyusun, meringkaskan, merencanakan, dan
menyesuaikan suatu teori atau rumusan yang telah ada.Evaluasi, yaitu
kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek.
Evaluasi dapat menggunakan kriteria yang telah ada atau disusun
sendiri (Sunaryo, 2004).
1. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Pada usia madya individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan
kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan melakukan demi
suksesnya upaya menyasuaikan diri menuju usi tua. Dua sikap tradisional
mengenai jalannya perkembangan hidup dimana semakin tua semakin
bijaksana semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah
pengetahuan dan tidak dapat mengerjakan kepandaian baru kepada orang
yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental.
2. Pendidikan
Pendidikan juga suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan
tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik
dari orang klain maupun media massa.
3. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Ditinjau
dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak
pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan
memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman
belajar dalam bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan dalam
mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah
dan etik
4. Sumber Informasi
Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal
dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia
bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan
masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi berbagai bentuk
media massa seperti radio, televisi, surat kabar, majalah yang mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan semua orang.
2.1.4 Cara Mengukur Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan yang dikemukakan oleh Bloom dan Skinner
dalam Evin (2009), yaitu dengan cara orang yang bersangkutan
mengungkapkan kata-kata yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban
baik lisan maupun tulisan. Bukti atau jawaban tersebut merupakan reaksi dari
suatu rangsangan yang berupa pertanyaan baik lisan maupun tulisan.
Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan secara umum
a. Pertanyaan subjektif berupa jenis pertanyaan essai
Pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari penilaian, sehingga
nilainya akan beda dari seorang penilai dibandingkan dengan yang lain
dari suatu waktu ke waktu yang lain.
b. Pertanyaan objektif berupa pertanyaan pilihan berganda dan benar
salah. Pernyataan ini dapat dinilai secara pasti penilaiannya tanpa
melibatkan faktor subjektivitas dari penilai.
Dari kedua pertanyaan tersebut, penilaian objektif khususnya dengan
pilihan berganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat ukur
pengetahuan karena lebih mudah disesuaikan dengan pengetahuan yang
akan diukur dan lebih cepat dinilai.
2.2 Kebutuhan Zat Gizi Mikro selama Kehamilan 2.2.1 Definisi Gizi
Menurut Almatsier (2004), Ilmu Gizi (Nutrition Science) adalah imu
yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya
dengan kesehatan optimal. Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab Ghidza, yang
berarti “makanan” dan di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan di
sisi lain dengan tubuh manusia. Sedangkan zat gizi (nutrient) adalah ikatan
kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan
energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses – proses
2.2.2 Kebutuhan Gizi bagi Ibu Hamil
Ibu hamil memiliki kebutuhan makan yang berbeda karena ada janin
yang tumbuh di rahimnya. Dan bukan berarti, ibu hamil harus
melipatgandakan jumlah konsumsi makannya, tapi yang penting adalah
kualitas makanan yang masuk (Musbikin, 2005).
Tujuan penataan gizi pada ibu hamil adalah menyiapkan : (1) cukup
kalori, protein yang bernilai tinggi, vitamin, mineral, dan cairan untuk
memenuhi kebutuhan gizi ibu, janin, serta plasenta; (2) makanan padat kalori
dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan lemak; (3) cukup kalori
dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku selama hamil; (4)
perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk
memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat
menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, melahirkan bayi dengan
potensi fisik dan mental yang baik, dan memperoleh cukup energy untuk
menyusui serta merawat bayi kelak; (6) perawatan gizi yang dapat membantu
pengobatan penyulit yang terjadi selama kehamilan (diabetes kehamilan); dan
(7) mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan kebiasaan
makanan yang baik yang dapat diajarkan kepada anaknya selama hidup
(Arisman, 2009).
untuk keperluan pertumbuhan sel atau jaringan, fungsi pemeliharaan maupun
aktivitas tubuh. Kelompok zat gizi makro ini terdiri dari karbohidrat untuk
menyediakan energi, serat dan gula alami (sukrosa dan fruktosa), protein
mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu
membangun serta memelihara sel – sel dan jaringan tubuh, dan lemak
(Paatth, Rumdasih, Heryati 2004).
2.2.4 Zat Gizi Mikro
Zat gizi yang termasuk dalam golongan zat gizi mikro adalah vitamin
dan sejumlah mineral yang hanya dibutuhkan dalam kuantitas sangat sedikit
(Paatth, Rumdasih, Heryati 2004).
Mungkin tidak banyak disadari bahwa usia dan kualitas hidup manusia
sangat bergantung pada peran vitamin dan mineral untuk mengatur fungsi
otak, imunitas, fungsi kehamilan, dan pengolahan energi. Tubuh manusia
sebenarnya hanya membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah yang
sangat kecil, karena itu disebut dengan zat gizi mikro (Soekirman, 2000)
1. Vitamin
Menurut Almatsier, 2004 vitamin adalah zat – zat organik kompleks
yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak
dapat dibentuk oleh tubuh.Tetapi berbeda dengan senyawa lain (yang
harus ada dalam jumlah besar dalam makanan; vitamin dibutuhkan
dalam jumlah sangat kecil meskipun fungsinya sangat esensial