III. METODOLOGI PENELITIAN
3.4. Metode Penelitian
3.4.4. Pengolahan dan Analisis Data
2 2 1 1 t b k k
...(2)Dimana : r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyak butir pertanyaan dan pernyataan
2b
= Jumlah varians butir
t2 = Varians total Rumus varians yang digunakan :
2 = n n X X
2 2 ( ) ...(3) Di mana : n = Jumlah respondenX = Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor butir pertanyaan dan pernyataan)
3.4.4 Pengolahan Dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer program
Microsoft Excel 2003 dan Statistical Program For Social Science (SPSS) for Windows versi 13.0 dan Minitab versi 14.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami, dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Analisis deskriptif berkenaan dengan bagaimana data dapat digambarkan, dideskripsikan, atau disimpulkan secara numerik untuk mendapatkan gambaran mengenai data tersebut, sehingga lebih mudah dibaca dan bermakna. Metode analisis data yang digunakan adalah Mean. Mean merupakan nilai rata-rata dari observasi yang diteliti (Nugroho dalam Aisyah, 2007). Rumus Mean adalah sebagai berikut:
x=
n x
……….……….…...…….…..(4)Dimana : x = Mean / rata-rata
x= Jumlah data semua responden n = Jumlah respondenApriadi dalam Aisyah (2007), interpretasi rentang skala (Rs) menggunakan rumus sebagai berikut:
Rs= uran kalapenguk Banyaknyas Xik Xib ……….…(5) Dimana:
Xib = Skor terbesar yang diperoleh terhadap setiap variabel i pada faktor-faktor lingkungan kerja/ motivasi kerja
Xik = Skor terkecil yang diperoleh terhadap setiap variabel i pada faktor-faktor lingkungan kerja/ motivasi kerja
Berdasarkan rumus diatas, maka didapat rentang skala dari tiap faktor lingkungan kerja dan motivasi kerja karyawan yang dibagi menjadi lima kategori berdasarkan rentang skala, yaitu (1) tidak setuju ; (2) kurang setuju; (3) cukup setuju; (4) setuju; (5) sangat setuju.
2. Korelasi Product Moment (Pearson)
Analisis korelasi berguna untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain (Nugroho dalam Aisyah, 2007). Korelasi Product Moment (Pearson) digunakan apabila dua variabel yang akan dicari korelasinya adalah variabel kontinu yang bersifat rasional atau minimum bersifat interval. Rumus Product Moment (Pearson) adalah sebagai berikut:
r =
)] ) ( )( ) ( [( ) ( ) ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n …………...(6)Dimana : r = Angka korelasi n = Jumlah responden
Y= Skor total tiap pertanyaan atau pernyataan dari tiap responden
Nilai koefisien koralasi r berkisar antara -1 sampai +1 yang kriteria pemanfaatannya adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai r>0 artinya telah terjadi hubungan linear positif. Makin besar nilai variabel X, maka makin besar pula nilai variabel Y, begitu sebaliknya.
2. Jika nilai r<0 artinya telah terjadi hubungan linear negatif. Makin besar nilai variabel X, maka makin kecil nilai variabel Y, begitu sebaliknya.
3. Jika r=0 artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dan Y.
4. Jika nilai r = +1 atau r = -1 artinya terjadi hubungan linear sempurna.
Keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. 0,00 – 0.20 berarti korelasi memiliki keeratan yang sangat lemah.
2. 0.21 – 0.40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah 3. 0,41 – 0.70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat. 4. 0.71 – 0.90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat. 5. 0,91– 0.99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat
sekali.
6. 1 berarti korelasi sempurna.
Hipotesis nol dan hipotesis alternatif yang akan diuji secara korelasi adalah :
1. Ho1= Hubungan atasan dengan bawahan tidak berkorelasi dengan motivasi kerja
Ha1= Hubungan atasan dengan bawahan berkorelasi dengan motivasi kerja
2. Ho2= Hubungan dengan rekan kerja tidak berkorelasi dengan motivasi kerja
Ha2= Hubungan dengan rekan kerja berkorelasi dengan motivasi kerja
3. Ho3= Peraturan dan kebijakan perusahaan tidak berkorelasi dengan motivasi kerja
Ha3= Peraturan dan kebijakan perusahaan berkorelasi dengan motivasi kerja
4. Ho4= Kondisi kerja tidak berkorelasi dengan motivasi kerja Ha4= Kondisi kerja berkorelasi dengan motivasi kerja 5. Ho5= Kompensasi tidak berkorelasi dengan motivasi kerja
Ha5= Kompensasi berkorelasi dengan motivasi kerja
Pedoman yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis nol dan hipotesis alternatif adalah:
a. Tolak Ho : jika p- value < Level of Significant
Terima Ho : jika p- value > Level of Significan
b. Tolak Ha : jika p- value > Level of Significant
Terima Ha : jika p- value < Level of Significant 3. Uji Regresi Linear Sederhana
Regresi linear sederhana adalah regresi yang memiliki satu variabel dependen dan satu variabel independen (Nugroho dalam
Aisyah, 2007). Model persamaan yang dapat digambarkan adalah sebagai berikut :
Y = a + bX………(7)
Dimana : Y = Variabel dependen (motivasi kerja)
X = Variabel independen (faktor lingkungan kerja) a = Nilai intercept (konstan)
b = Koefisien regresi
Hipotesis untuk uji regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :
Ho1= Diduga faktor lingkungan kerja tidak bepengaruh terhadap motivasi kerja.
Ha1= Diduga faktor lingkungan kerja bepengaruh terhadap motivasi kerja
4. Uji Regresi Berganda
Regresi berganda bertujuan untuk menguji pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Pada penelitian ini variabel dependen adalah motivasi kerja karyawan, sedangkan variabel independen adalah faktor-faktor lingkungan kerja. Rumus Regresi Berganda adalah sabagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + ………+………bnXn………...…(8)
Dimana :
Y = Variabel dependen Xn = Variabel independen a = Nilai intercept (konstant) bn = Koefisien regresi
b merupakan koefisien arah regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen berdasarkan pada variabel independen.
Hipotesis untuk uji regresi linear berganda sebagai berikut :
1. Ho2= Diduga faktor hubungan atasan dengan bawahan, faktor hubungan dengan rekan kerja, faktor peraturan dan kebijakan perusahaan, faktor kondisi kerja dan faktor kompensasi secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja
Ha2= Diduga faktor hubungan atasan dengan bawahan, faktor hubungan dengan rekan kerja, faktor peraturan dan kebijakan perusahaan, faktor kondisi kerja dan faktor kompensasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap motivasi kerja
2. Ho3= Diduga hubungan atasan dengan bawahan tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja
Ha3= Diduga hubungan atasan dengan bawahan berpengaruh terhadap motivasi kerja
3. Ho4= Diduga hubungan dengan rekan kerja tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja
Ha4= Diduga hubungan dengan rekan kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja
4. Ho5= Diduga peraturan dan kebijakan perusahaan tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja
Ha5= Diduga peraturan dan kebijakan perusahaan berpengaruh terhadap motivasi kerja
5. Ho6= Diduga kondisi kerja tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja
Ha6= Diduga kondisi kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja
6. Ho7= Diduga kompensasi tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja
Ha7= Diduga kompensasi berpengaruh terhadap motivasi kerja
5. Uji F dan Uji T
Uji simultan dengan F-Test bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil F-Test menunjukkan variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen jika p-value < level of significant (α) yang ditentukan (α = 10%).
Uji parsial dengan T-Test bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (Parsial) terhadap variabel dependen. Nilai uji T-test
dapat dilihat dari p-value pada masing-masing variabel independen jika p-value < level of significant (α) yang ditentukan (α = 10%).