• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

III. METODE PENELITIAN

3.4 Pengolahan dan Analisis Data

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengolahan data yang diperoleh, yaitu:

1. Menganalisis laporan biaya-biaya operasional perusahaan yang terjadi bulan September 2011, serta besarnya jumlah penjualan yang telah dicapai oleh perusahaan selama kurun waktu tersebut.

2. Memisahkan semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan menjadi biaya tetap, biaya semivariabel, dan biaya variabel. Untuk biaya semivariabel, harus dilakukan pemisahan menjadi biaya tetap dan biaya variabel dengan menggunakan alat statistik berupa model persamaan regresi linier sederhana, berupa least squares method.

3. Membuat analisis breakeven point berdasarkan data penjualan dan biaya- biaya tetap maupun variabel, sehingga dapat menghasilkan gambaran titik dimana perusahaan tidak mendapat laba maupun mengalami kerugian.

20

4. Membuat analisis CVP berdasarkan anggaran biaya dan penjualan Bulan September 2011.

Metode analisis data yang digunakan, adalah:

Breakeven Point Analysis pada Persamaan (1) untuk menghitung titik impas dalam jumlah. Sebelum pada persamaan (1), terlebih dahulu menghitung Marjin kontribusi per unit (Persamaan 3) dan hitung marjin kontribusi rata-rata (Persamaan 9).

Cost- Volume- Profit Analysis yang akan dilakukan bertujuan untuk meningkatkan laba atau untuk mencapai titik BEP. Analisis CVP yang dilakukan, adalah:

1. Menurunkan biaya variabel per unit (VCu) 2. Menurunkan biaya tetap (FC)

3. Menaikkan harga jual (P)

4. Menaikkan volume penjualan (Q)

Dari beberapa hasil analisis CVP yang sudah dilakukan, maka akan dipilih cara mana yang dianggap paling rasional dan sesuai yang dapat dilakukan oleh PD. Alam Lestari sesuai dengan kondisi perusahaan dan kondisi pasar yang ada.

Trend Analysis, dilakukan bertujuan untuk melihat perkembangan penjualan, laba, titik impas selama bulan Mei hingga September 2011, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk analisis CVP periode selanjutnya.

21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PD. Alam Lestari 4.1.1 Sejarah Perkembangan PD. Alam Lestari

PD. Alam Lestari adalah Usaha Kecil Menengah (UKM) produsen susu bubuk kedelai yang diproduksi secara manual, namun dikemas secara modern. PD. Alam Lestari didirikan pada Tanggal 16 Oktober 2000 di Tasikmalaya oleh Elisabeth Apoliana Maureen. Pada awal berdirinya perusahaan menjual susu kedelainya denga merek dagang “Mentari”. Beberapa tahun kemudian, baru diketahui ternyata merek dagang “Mentari” tersebut sudah ada yang menggunakan. Akhirnya PD. Alam Lestari memutuskan untuk mengganti merek susu kedelai bubuknya dengan merek dagang “Maureen”. Susu kedelai merek Maureen ini baru dipasarkan pada tahun 2006. Merek Maureen sendiri diturunkan dari nama pemilik perusahaan, sedangkan untuk nama perusahaan diberi nama Alam Lestari karena produk yang dipasarkan berasal dari alam dan diproses secara tradisional. Oleh karena itu, produk ini tidak ditambah dengan bahan pengawet dan rasa tambahan lainnya agar tetap alami, sehingga diharapkan lestari baik bagi perusahaannya maupun masyarakat yang mengkonsumsi susu kedelai ini.

Pada awal berdirinya, perusahaan memasarkan produk susu kedelainya di wilayah tasikmalaya saja, namun seiring perkembangan usaha kegiatan pemasaran PD. Alam Lestari diperbanyak ke berbagai wilayah di Indonesia, seperti Bandung, Ciamis, Purwokerto, Palembang, Jakarta, dan Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk memperluas usaha dan skala bisnis. Penjualan produk andalan PD. Alam Lestari ternyata tidak selamanya mengalami keuntungan, ketika menginjak tahun 2008 produk susu bubuk kedelai mengalami penurunan dan terus mengalami penurunan permintaan dari tahun ke tahun sampai tahun 2011, sehingga pemilik perusahaan memutuskan untuk memproduksi produk lain selain kedelai, untuk mengantisipasi penurunan pendapatan secara drastis. Akhirnya PD. Alam Lestari semenjak bulan Mei 2011 menambah produknya yaitu serbuk kunyit instan dan bawang goreng Sumenep hingga sekarang.

22

Saat ini PD. Alam Lestari telah bekerja sama dan aktif dalam organisasi Asosiasi Industri Kecil Menengah Agro (AIKMA) yang didirikan pada tahun 2005 sebagai suatu organisasi formal dibawah bimbingan Departemen Perindustrian Jawa Barat. Adapun jenis perizinan usaha yang dimiliki diantaranya adalah P.IRT dengan nomor 315327801162, Halal, SIUP, TDP, IUI, HKI, dan IG. Tergabungnya PD. Alam Lestari dalam organisasi semacam ini berfungsi sebagai wahana sosialisasi, mempermudah perolehan informasi dan sekaligus sebagai mekanisme control dari penipuan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

PD Alam Lestari termasuk kedalam kategori Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan klasifikasi perusahaan kecil, karena pada Tahun 2010 perusahaan dapat menghasilkan penjualannya sebesar Rp 855.000.000.

4.1.2 Struktur Organisasi

PD. Alam Lestari merupakan jenis perusahaan kecil yang belum memiliki struktur organisasi yang jelas. Secara keseluruhan perusahaan dipegang oleh pemilik. Perusahaan ini hanya terdiri dari pemilik dan tenaga kerja langsungnya, sehingga struktur organisasinya pun sangat sederhana.

Gambar 2.Struktur Organisasi PD. Alam Lestari

Pemilik mengerahkan tenaga kerja langsung dalam memproduksi setiap jenis produk yang dimiliki. Masing-masing jenis produk membutuhkan empat orang pegawai. Pemilik selalu memantau setiap melakukan kegiatan produksi. 4.1.3 Deskripsi Produk

PD. Alam Lestari mengeluarkan merek Maureen yang memiliki satu jenis produk, yaitu susu bubuk kedelai. Pada tahun 2011 tepatnya bulan Mei hingga

Pemilik PD. Alam Lestari

Produk

Bawang Merah Goreng Produk

Susu Bubuk Kedelai

Produk Serbuk Kunyit Instan

Tenaga Kerja Langsung Tenaga Kerja Langsung Tenaga Kerja Langsung

23

sekarang PD. Alam Lestari menambah dua produk baru yang ditawarkan, yaitu Serbuk kunyit instan dan bawang merah goreng, sehingga ada tiga produk yang dipasarkan oleh PD. Alam Lestari. Berikut ini adalah paparan lebih jauh mengenai produk PD. Alam Lestari:

1. Susu Bubuk Kedelai Maureen

Susu bubuk kedelai merupakan minuman kesehatan instan dan praktis yang dibuat secara sederhana dengan konsep modern. Produk ini terbuat dari biji kedelai pilihan tanpa dicampur dengan bahan-bahan lainnya, sehingga kandungan protein dari susu bubuk kedelai sangat tinggi dan alami. Sebelum tahun 2011, susu bubuk kedelai dikemas 300 gram/kotak, namun setelah memasuki tahun 2011 kemasan yang dijual tidak hanya dalam ukuran 300 gram/kotak, tetapi adapula kemasan 200 gram/kotak.

2. Serbuk Kunyit Instan Maureen

Serbuk kunyit instan merupakan produk olahan dari kunyit dan gula aren. Sama halnya dengan serbuk kedelai, serbuk kunyit ini memiliki khasiat untuk kesehatan. Produk ini di proses secara sederhana, namun tetap higienis dan alami. Serbuk kunyit instan dijual dalam kemasan 200 gram/kotak.

3. Bawang Merah Goreng Maureen

Seperti bawang merah goreng lainnya, bawang merah goreng merek “Maureen” diolah secara sederhana, hanya dikemas secara modern, yaitu dikemas di dalam kotak ukuran 3 ons/kotak. Selain itu yang membedakan dengan bawang merah goreng lainnya, bawang merah ini tidak dicampur dengan tepung dan menggunakan bawang merah asli dari Sumenep yang berkualitas dengan rasa tidak pahit.

4.1.4 Proses Produksi

PD. Alam Lestari membuat produk-produknya dilakukan dengan proses yang sederhana, namun dikemas secara modern. Susu bubuk kedelai, Serbuk kunyit instan, dan bawang merah goreng diproses seluruhnya secara alami dan higienis dengan proses produksi setiap produk berbeda-beda. Dalam memproduksi setiap produknya memerlukan bahan baku, mesin sebagai alat produksi, dan pengemasan. Proses produksi tiap produk adalah sebagai berikut.

24 1. Susu Bubuk Kedelai

Cara pembuatan susu bubuk kedelai sangat mudah dan sederhana, tetapi karena produk yang akan dihasilkan sangat banyak maka proses pengolahannya sangat lama. Proses produksi dalam setiap bulannya dilakukan hanya satu kali produksi yang dapat menghabiskan waktu selama 2 hari. Proses pembuatan dimulai dari pukul 07.00 – 18.00 yang diawali dengan proses pemilihan biji kedelai sampai yang terakhir adalah pengemasan. Produksi tidak dilakukan setiap hari dan akan mulai beroperasi saat menginjak bulan berikutnya.

Proses pertama yang harus dilakukan adalah pemilihan kedelai yang dilakukan dengan cara ditampi, kedelai yang bagus adalah kedelai yang tidak pecah, kedelai yang pecah tidak digunakan. Kemudian dilanjutkan dengan pencucian biji kedelai secara manual, agar kedelai yang diolah bersih, setelah itu dilanjutkan dengan penyaringan kedelai yang sudah dicuci dan ditiriskan dengan menggunakan baskom besar. Setelah ditiriskan, kedelai di sangan di dalam wajan besar tanpa menggunakan minyak goreng. Kedelai yang sudah disangan di tampi ulang dan membuang kulit-kulit kedelai yang terkelupas. Kedelai yang sudah melalui tahap tersebut langsung digiling denagn menggunakan mesin penggilingan, dengan hasil akhir kedelai yang tadinya berupa biji-bijian berubah menjadi bubuk kedelai. Kemudian bubuk kedelai di kemas sesuai ukuran, yaitu 300 gr/kotak dan 200 gr/kotak. Agar tahan lama, susu bubuk kedelai dibungkus dengan alumunium foil dan direkatkan oleh mesin perekat atau mesin sealer. Tahap akhir proses produksi susu bubuk kedelai adalah packaging, alumunium foil yang sudah diisi susu bubuk kedelai dimasukkan ke dalam dus-dus sesuai ukuran dan diberi label atau labeling. Pengemasan dilakukan setelah proses penggilingan yang dilakukan hingga sore hari dan dilanjutkan pada hari selanjutnya. Dalam satu kali produksi setiap bulannya menghasilkan 500 kotak ukuran 300 gram/kotak dan 250 kotak dalam ukuran 200 gram/kotak.

2. Serbuk Kunyit Instan

Pembuatan serbuk kunyit instan memerlukan bahan baku kunyit dan gula aren. Pembuatan serbuk kunyit instan yang dilakukan oleh PD. Alam Lestari dilakukan secara sederhana dan mudah pengerjaannya. Proses produksi serbuk kunyit instan dalam satu hari dimulai dari pukul 08.00-17.00. Produksi dapat

25

menghabiskan waktu selama 3 hari, hari kedua dan ketiga digunakan untuk proses pengemasan. Proses yang pertama adalah kunyit digiling dan dihancurkan dengan menggunakan mesin penggiling. Kemudian kunyit yang sudah hancur langsung dimasak dan dicampur langsung oleh gula aren, diaduk terus-menerus hingga kunyit yang sudah tercampur dengan gula aren mengering tanpa ada air yang menyisa. Setelah mengering, serbuk kunyit tersebut dimasukkan ke dalam alumunium foil dengan berat 200 gram dan dikemas ke dalam kotak yang sudah disediakan.

Dalam satu bulan, PD. Alam Lestari dapat memproduksi serbuk kunyit instan sebanyak 650 kotak untuk kemasan 200 gram/kotak. Pembuatan serbuk kunyit instan ini dapat menghabiskan 52 kg kunyit pilihan dan 78 kg gula aren. 3. Bawang Merah Goreng

Seperti pembuatan bawang goreng lainnya, PD. Alam Lestari membuat bawang merah goreng dengan cara digoreng hingga kering. Dalam satu bulan dapat menghasilkan 1.000 kotak dalam kemasan 300 gr/kotak. PD. Alam Lestari dapat menghabiskan 3 kuintal bawang merah goreng asli Sumenep. Sebelum digoreng, bawang merah dikupas terlebih dahulu dan dicuci hingga bersih, kemudian diiris tipis-tipis. Setelah diiris bawang merah digoreng dengan hingga kering kecoklatan. Dalam menggoreng 3 kwintal dapat menghabiskan 19 liter minyak goreng untuk untuk menggoreng bawang merah. Setelah digoreng, bawang merah ditiriskan hingga tidak ada lagi minyak yang tersisa, hal ini dilakukan agar bawang merah goreng tidak langu. Setelah kering, baru dicampur dengan garam, tetapi garam yang digunakan hanya sedikit saja. Setelah selesai semuanya bawang merah goreng langsung dikemas. Proses pembuatan bawang merah goreng ini dikerjakan dari pukul 08.00-16.00 dan sampai proses akhir pengemasan dapat menghabiskan waktu selama 3 hari, dengan hari kedua dan ketiga digunakan untuk proses pengemasan.

4.2 Biaya Operasional Bulan Mei-September 2011

Semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya operasional, yang terdiri dari biaya variabel, biaya semivariabel. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya sebanding dengan aktivitas produksi, sedangkan biaya semivariabel merupakan biaya yang mengandung unsur biaya variabel dan biaya

26

tetap. Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak terpengaruh oleh aktivitas produksi, biaya ini akan tetap dikeluarkan meskipun perusahaan tidak melakukan kegiatan produksi.

Biaya yang termasuk ke dalam kategori biaya variabel di perusahaan PD. Alam Lestari adalah biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, gas, bensin mesin penggiling dan packaging. Sedangkan untuk biaya tetap berupa, biaya listrik, telepon, fotocopy, iklan, penyusutan mesin pabrik, pemeliharaan mesin, dan biaya iklan.

4.2.1 Biaya Variabel Bulan Mei-September 2011

Semenjak diproduksinya produk baru menjadi tiga jenis produk, maka diketahui biaya variabel periode bulan Mei-september 2011. Biaya variabel periode bulan Mei-september 2011 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Biaya Variabel Bulan Mei-September 2011

Jenis Biaya Bulan (Rp)

Mei Juni Juli Agustus September

Bahan Baku Langsung 7.677.150 7.638.150 7.693.150 7.774.650 7.774.650 Tenaga Kerja Langung 2.039.500 2.039.500 2.039.500 2,039,500 2,115,000 Bensin Mesin Penggiling 85.500 85.500 85.500 85.500 85.500

Gas 630.000 630.000 630.000 630.000 630.000

Kemasan dan Label 2.640.200 2.640.200 2.640.200 2.640.200 2.640.200 Total 13.072.350 13.032.650 13.088.350 13.169.850 13.245.350

Sumber: Data Perusahaan

Biaya variabel yang terjadi selama lima bulan terakhir semenjak diproduksinya produk baru berada dalam kisaran Rp 13.000.000. Perubahan yang terjadi pada biaya variabel pada masing-masing jenis biaya memang tidak berubah secara signifikan, hal ini dikarenakan karena jangka waktu produksi yang sangat berdekatan dan konsistensi kegiatan produksinya. Biaya variabel yang mengalami perubahan meskipun hanya mengalami sedikit perubahan, adalah biaya untuk bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

Total biaya bahan baku langsung setiap bulannya berubah-berubah, dikarenakan adanya perubahan harga beli bahan baku dari para pemasok. Biaya bahan baku langsung untuk masing-masing jenis produk dapat dilihat pada Tabel 5.

27

Tabel 5. Bahan Baku Langsung Produk Bulan Mei-September 2011

No. Jenis Produk Bahan Baku Biaya (Rp)

Mei Juni Juli Agustus September 1. SBK 300 gram Kedelai 1.750.000 1.750.000 1.800.000 1.800.000 1.800.000 SBK 200 gram Kedelai 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 2. Serbuk Kunyit Kunyit

Gula aren 745.000 741.000 741.000 741.000 741.000

3. Bawang Goreng Bawang merah Garam Minyak goreng

4.182.150 4.147.150 4.152.150 4.233.650 4.233.650 Total 7.677.150 7.638.150 7.693.150 7.774.650 7.774.650

Sumber: Data Perusahaan

Seperti yang tertera pada Tabel 5, bahwa bahan baku langsung untuk Susu Bubuk Kedelai (SBK 300 gram dan SBK 200 gram) mengalami peningkatan dari bulan Juli hingga bulan September biaya bahan baku kedelai berada pada posisi Rp 2.800.000 dengan asumsi untuk biaya bahan baku SBK 200 gram (susu bubuk kedelai 200 gram) disamakan tiap tahunnya. Kedelai sebagai bahan baku susu bubuk kedelai mengalami kenaikan dikarenakan adanya kelangkaan kedelai, sehingga harga beli kedelai naik. Biaya bahan baku kedelai setiap bulannya digunakan untuk 1 kali proses produksi dalam 1 bulan. Setiap bulannya PD. Alam Lestari dapat menghabiskan 2 kwintal kedelai untuk 1 kali proses produksi.

Berbeda dengan kedelai, bahan baku untuk Serbuk Kunyit Instan mengalami penurunan setelah menginjak bulan Juni. Harga kunyit awalnya sebesar Rp 160.000 dari pemasok, tetapi untuk gula aren tidak mengalami perubahan harga setiap bulannya yaitu sebesar Rp 585.000. Bahan baku untuk serbuk kunyit instan digunakan hanya 1 kali proses produksi dalam 1 bulan. Setiap bulannya PD. Alam Lestari memerlukan 130 kg bahan baku, yang terdiri dari 52 kg kunyit dan 78 kg gula aren untuk membuat serbuk kunyit instan dalam kemasan 200 gr/kotak.

Bawang merah yang digunakan sebagai bahan baku mengalami perubahan setiap bulannya, terkadang mengalami kenaikan ataupun penurunan, hal ini dikarenakan harga yang diberikan oleh pemasok menyesuaikan dengan kondisi pasar yang ada. Sama seperti bahan baku lainnya, bawang merah dipakai untuk satu kali proses produksi dalam 1 bulan. Setiap bulannya PD. Alam Lestari membutuhkan 300 kg bawang goreng, 5 kg garam dan 15,2 kg minyak goreng untuk memproduksi 1.000 kotak bawang merah goreng.

28

Biaya variabel lainnya selain bahan baku langsung adalah tenaga kerja langsung. Setiap tenaga kerja yang bekerja di PD. Alam Lestari dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tenaga kerja langsung Susu Bubuk Kedelai, Serbuk Kunyit Instan, dan Bawang Merah Goreng. Secara keseluruhan PD. Alam Lestari memiliki 12 orang tenaga kerja langsung. Tentunya akan ada biaya yang dikeluarkan untuk menggaji tenaga kerja langsung. Biaya yang dikeluarkan oleh PD. Alam Lestari untuk tenaga kerja langsung dapat dilihat pada Tabel 6. Biaya tenaga kerja langsung setiap produknya berbeda-beda, tergantung jam kerja. Tabel 6. Tenaga Kerja Langsung Bulan Mei-September 2011

Jenis Produk Jumlah Tenaga Kerja (org) Biaya/produksi (Rp)

Mei Juni Juli Agustus September

SBK 4 382.000 382.000 382.000 382.000 412.500

SKI 4 697.500 697.500 697.500 697.500 712.500

BMG 4 960.000 960.000 960.000 960.000 990.000

Total 12 2.039.500 2.039.500 2.039.500 2,039,500 2,115,000

Sumber: Data Perusahaan

Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja langsung setiap bulannya tidak mengalami perubahan, kecuali setelah menginjak bulan September 2011 biaya tenaga kerja dinaikkan, hal ini dikarenakan adanya sedikit penambahan jam kerja untuk pengemasan.

Pada Tabel 4 biaya untuk bensin penggerak mesin selama bulan Mei hingga bulan September 2011 tidak mengalami perubahan sama sekali. Bensin yang diperlukan untuk mesin sudah dikelola dengan baik, sehingga tidak akan terjadi pemborosan biaya untuk proses penggilingan. Begitu pula mengenai biaya untuk gas seperti pada Tabel 7, selama bulan Mei hingga bulan September 2011 tidak mengalami kenaikan atau penurunan, dikarenakan setiap bulannya kegiatan produksi tetap sama dan tidak ada penambahan jumlah produk yang diproduksi yang menyebabkan ikut berubahnya jumlah gas yang diperlukan.

Tabel 7. Biaya Gas Bulan Mei-September 2011 Jenis Produk Jumlah Gas

(Unit)

Total Biaya (Rp)

@ 70.000 Keterangan

Susu Bubuk Kedelai 3 210.000 Biaya yang

dikeluarkan setiap bulannya sama

Serbuk Kunyit Instan 3 210.000

Bawang Merah Goreng 3 210.000

Total 6 630.000

29

Sama halnya yang terjadi pada biaya kemasan, setiap bulannya PD. Alam Lestari tidak menambah ataupun mengurangi jumlah produksi sehingga kemasan yang diperlukan pun tidak mengalami perubahan. Biaya kemasan dan label untuk masing-masing jenis produk dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Biaya Kemasan dan Label Bulan Mei-September 2011

Produk Ukuran

Kemasan

Kemasan dan Label (Rp)

Ket

Susu Bubuk Kedelai

300 gram/kotak 673.200 Biaya yang dikeluarkan setiap bulannya sama 200 gram/kotak 345.000

Serbuk Kunyit Instan 300 gram/kotak 792.600 Bawang Merah

Goreng 300 gram/kotak 829.400

Total 2.640.200

Sumber: Data Perusahaan

4.2.1 Biaya Tetap Bulan Mei-September 2011

Biaya tetap yang terjadi pada PD. Alam Lestari terdiri dari 7 komponen, biaya tetap berupa, biaya listrik, telepon, fotocopy, iklan, penyusutan mesin pabrik, pemeliharaan dan perbaikan mesin, dan biaya iklan. Rincian biaya tetap untuk bulan Mei hingga bulan September 2011 dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Biaya Tetap Bulan Mei-September 2011

Jenis Biaya Bulan (Rp)

Mei Juni Juli Agustus September

Telepon 477.200 469.727 470.112 470.112 478.434 Listrik 142.492 141.522 142.500 142.449 142.599 Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin 100.000 100.000 100.000 100.000 500.000 Penyusutan Mesin 275.000 275.000 275.000 275.000 275.000 Fotocopy 100.500 100.500 104.000 104.000 104.000 Iklan - - - - 333.333 Sewa pabrik 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 Total 3.095.192 3.086.749 3.091.612 3.091.561 3.508.366

Sumber: Data Perusahaan

Biaya tetap setiap bulannya mengalami perubahan, meskipun tidak terlalu jauh perubahannya. Perubahan biaya tetap setiap bulannya disebabkan oleh adanya perbedaan biaya telepon, biaya listrik, dan adanya iklan yang baru dilakukan pada bulan September saja, sehingga total biaya setiap bulannya mengalami perubahan, baik itu menurun maupun meningkat. Biaya tetap yang paling tinggi terjadi pada bulan September, hal ini dikarenakan adanya biaya

30

untuk perbaikan mesin yang mengalami kerusakan dan adanya biaya iklan yang dikeluarkan yang berlaku hingga enam bulan kedepan.

Biaya listrik yang menjadi komponen biaya tetap yang memang harus dibayar setiap bulannya tidak terlalu mengalami perubahan setiap bulannya. Biaya listrik ini dimasukkan ke dalam komponen biaya tetap karena listrik merupakan suatu kewajiban yang harus dibayar setiap bulannya walaupun perusahaan tidak melakukan produksi sama sekali. Komponen biaya tetap lainnya adalah biaya telepon, Pemilik sering menggunakan telepon untuk berkomunikasi dengan para pelanggan ataupun menawarkan produk ke toko dan swalayan calon pelanggan, sehingga biaya telepon setiap bulannya selalu ada, sehingga biaya yang dikeluarkan pun untuk telepon tidak sedikit.

Pada Tabel 9 perawatan mesin dikeluarkan setiap bulannya sebesar Rp 100.000. Perusahaan selalu menyediakan biaya untuk pemeliharaan setiap bulannya, agar mesin yang digunakan tidak cepat rusak. Pada bulan September biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan cukup besar, dikarenakan mesin penggiling mengalami kerusakan, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk perawatan dan perbaikan untuk bulan September lebih besar dibandingkan bulan Mei hingga Agustus 2011.

Sesuai seperti yang disajikan pada Tabel 9, menunjukkan bahwa setiap bulannya perusahaan mengeluarkan biaya untuk penyusutan mesin setiap bulannya sebesar Rp 275.000 dengan menggunakan rumus metode garis lurus. Mesin yang digunakan adalah 1 mesin penggilingan kedelai, 2 mesin penggilingan kunyit, dan 3 mesin sealer. Untuk biaya penyusutan mesin menggunakan metode garis lurus. Perhitungan penyusutan mesin dapat dilihat pada Lampiran 5. Setiap periode mesin akan mengalami penyusutan hingga akhirnya mesin yang digunakan akan tidak terpakai lagi pada periode tertentu. Biaya fotocopy dikeluarkan untuk keperluan fotocopy selebaran-selebaran untuk disebar ke berbagai lokasi seperti swalayan dan toko. Biaya fotocopy merupakan biaya tetap karena besarnya tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi dan biaya ini selalu dikeluarkan setiap bulannya oleh PD. Alam Lestari.

Biaya iklan baru dikeluarkan pada bulan September 2011 saja untuk periode enam bulan kedepan setelah bulan September 2011. Total keseluruhan biaya iklan

31

adalah Rp 2.000.000, sehingga iklan yang dikeluarkan tiap bulannya sebesar Rp 333.333. Seperti yang disajikan pada tabel bahwa pada bulan Mei sampai Agustus 2011 perusahaan belum melakukan kegiatan promosi berupa iklan. PD. Alam Lestari mengeluarkan biaya iklan untuk mempromosikan produknya di media cetak, radio, dan siaran televisi lokal.

Biaya sewa PD. Alam Lestari dibebankan sebesar Rp 2.000.000 tiap bulannya, karena sewa untuk pabrik selama 1 tahun sebesar Rp 24.000.000. Biaya sewa cukup besar dikarenakan gedung untuk pabrik cukup besar dan luas.

4.3 Data Penjualan

4.3.1 Analisis Trend Penjualan 2006-2010

Data penjualan pada saat perusahaan PD. Alam Lestari masih menjual satu jenis produk yaitu susu bubuk kedelai dari Tahun 2006 sampai Tahun 2010 dapat dilihat dengan menggunakan Analisis Trend. Dengan menggunakan analisis trend dapat melihat keadaan perusahaan selama beberapa periode tertentu dan dapat memprediksi kondisi perusahaan di masa depan. Berikut pada Tabel 10 data penjualan susu bubuk kedelai Tahun 2006-2010 dengan analisis trendnya.

Dokumen terkait