• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengolahan dan Analisis Data

Dalam dokumen Analisis kepuasan karyawan terhadap skem (Halaman 30-83)

III. METODE PENELITIAN

3.2. Metode Penelitian

3.2.2. Pengolahan dan Analisis Data

19

3.2. Metode Penelitian

3.2.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder, data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitian. Data primer diambil langsung dari perusahaan melalui:

1.Data Kualitatif

Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara kepada beberapa orang bagian personalia yang mengerti tentang sistem kompensasi di PT Hanken Indonesia.

2.Data Kuantitatif

Survei, yaitu dengan menyebarkan kuesioner yang berisikan pertanyaan-pertanyaan. Survei digunakan untuk mengamati sikap, preferensi, perasaan, atau pengetahuan responden. Kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1.

Data sekunder didapatkan dari data internal perusahaan, buku, hasil penelitian terdahulu dan literatur-literatur lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.2.2. Pengolahan dan Analisis Data 1. Ukuran dan Penarikan Sampel

Rumus yang digunakan dalam menentukan besar sampel adalah rumus Slovin sebagai berikut:

N n = ... (1) 1 + N e2 dimana : n : ukuran sampel N : ukuran populasi

e : persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau

diinginkan. e yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% (0,05).

Berdasarkan rumus Slovin di atas, didapatkan : 294

n =

1 + 294 (0,05)2 n = 169,45 ≈ 169

Jadi, jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 169 orang karyawan.

Setelah jumlah sampel yang akan diambil dari populasi telah ditentukan, selanjutnya pengambilan sampel pun harus dilakukan dalam bentuk teknik sampling. Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah teknik Stratified Sampling yang termasuk di dalam Probability Sampling. Teknik ini dimulai dengan membagi karyawan menjadi dua kelompok (strata), yakni karyawan tetap dan karyawan kontrak. Setelah itu, penentuan sampel ditentukan dengan menggunakan SPSS 14.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur (Umar, 1996). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki validitas yang rendah. Pengukuran validitas dalam penelitian ini adalah menggunakan nilai r hasil Corrected Item Total

Correlation.

Tahap pertama dari penelitian ini ialah dengan menyebarkan 30 kuesioner kepada karyawan PT Hanken Indensia untuk dilakukan pengujian terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner tersebut. Jumlah pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner awal ini berjumlah 16 butir pertanyaan. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan nilai r hasil Corrected Item Total

Correlation. Metode ini membandingkan antara nilai r tabel dengan

nilai r hasil penghitungan dengan SPSS. Oleh karena jumlah responden berjumlah 30 karyawan (N = 30), maka derajat bebas yang digunakan adalah N – 2 = 28. Nilai r tabel pada derajat bebas

21

21

28 dan standar error 0.05 adalah 0,2407. Hasil dari penghitungan SPSS didapat dua pertanyaan yang tidak valid dan pertanyaan itu dibuang (tidak dimasukkan dalam kuesioner). Berdasarkan hasil validitas tersebut, jumlah pertanyaan yang dapat dilampirkan sebanyak 14 butir pertanyaan.

Suatu instrumen pengukuran (misal kuesioner) dikatakan

reliable bila memberikan hasil nilai yang konsisten pada setiap

pengukuran (Uyanto, 2006). Dengan analisis reliabilitas peneliti dapat: 1) mengetahui bagaimana butir-butir pertanyaan dalam kuesioner saling berhubungan, 2) mendapat nilai alpha Cronbach yang merupakan indeks internal consistency dari skala pengukuran secara keseluruhan, 3) mengidentifikasi butir-butir pertanyaan dalam kuesioner yang bermasalah dan harus direvisi atau harus dihilangkan. Uji reliabilitas dapat diukur dengan rumus Koefisien Alpha Cronbach:

k ∑Si2

αCronbach = ( ) ( 1 - ) ... (2) k – 1 Sp2

dimana :

k = jumlah butir dalam skala pengukuran Si2 = ragam (variance) dari butir ke-i Sp2 = ragam (variance) dari skor total

Setelah pengujian validitas, selanjutnya dilakukan pengujian reliabilitas terhadap kuesioner yang akan digunakan. Tujuan utama pengujian reliabilitas adalah untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode Alpha-Cronbach. Metode ini menggunakan perbandingan antara nilai r hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5% (0,05). Menurut Santoso dalam Budi (2006), apabila

alpha hitung lebih besar daripada r tabel dan alpha hitung bernilai positif, maka suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel. Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha-Cronbach diukur berdasarkan skala alpha nol (0) sampai dengan satu (1). Apabila skala tersebut dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasikan pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Tingkat reliabilitas berdasarkan nilai Alpha Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s.d. 0,20 > 0,20 s.d. 0,40 > 0,40 s.d. 0,60 > 0,60 s.d. 0,80 > 0,80 s.d. 1,00 Kurang reliabel Agak reliabel Cukup Reliabel Reliabel Sangat Reliabel

Hasil dari penghitungan dengan menggunakan SPSS 14 didapat nilai Alpha sebesar 0,9035. Berdasarkan tabel 1, maka dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan sangat reliabel.

3. Analisis Deskriptif a. Mean

Mean adalah nilai rata-rata dari observasi suatu variabel dan merupakan jumlah semua observasi dibagi jumlah observasi. Mean dapat dirumuskan sebagai berikut:

x

x = ... (3) n

x adalah mean atau rata-rata

x adalah jumlah data semua responden n adalah jumlah responden

b.Median

Median mengukur nilai tengah dari data yang telah diurutkan nilai-nilainya dari kecil ke besar, kemudian membaginya secara seimbang di tengah. Median merupakan cara lain mencari nilai yang dapat mewakili sejumlah data yang terkumpul.

23

23 c. Modus

Modus menggambarkan nilai yang paling sering muncul atau memiliki frekuensi terbanyak.

d.Persentase

Persentase memberikan gambaran mudah guna membandingkan atau mengetahui data terbanyak dalam satuan per seratus (%).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT Hanken Indonesia merupakan perusahaan asing asal Jepang yang bergerak di bidang industri alat berat. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 15 Maret 1995 dengan status Penanaman Modal Asing (PMA). PT Hanken Indonesia disahkan berdasarkan akta notaris Rukmasanti Hardjasatya, SH. nomor 17 dan nomor registrasi pajak 01.070.990.5.055.000. Pendirian perusahaan ini melibatkan beberapa bank, diantaranya PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, The Bank of Tokyo Mitsubishi Indonesia serta PT Bank Permata, Tbk. PT Hanken Indonesia memiliki beberapa rekanan diantaranya Hanken Works, Ltd. Nara, Jepang, Komatsu Ltd., Tokyo, Jepang dan PT Komatsu Indonesia.

PT Hanken Indonesia merupakan anak dari Hanken Works, Ltd. yang berpusat di Nara, Jepang. PT Hanken Indonesia berlokasi di Jl. Jababeka XII Blok I No.16 - 27, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi 17520, Jawa Barat, Indonesia. PT Hanken Indonesia dibangun di atas tanah seluas 11.520 m2, 5.897 m2 untuk bangunan pabrik yang digunakan sebagai tempat kegiatan produksi dan 365 m2 untuk kantor.

PT Hanken Indonesia memiliki tiga kebijakan, yaitu :

1.Menjanjikan kualitas terbaik dari 4M (Man, Machine, Method, Material) dengan standar Jepang dan menawarkan harga-harga yang kompetitif 2.Membantu peningkatan aktivitas konsumen

3.Melayani permintaan khusus konsumen

PT Hanken Indonesia memberlakukan dua shift. Shift pertama kerja mulai pukul 07.30 sampai pukul 16.30 dan shift ke dua kerja mulai pukul 20.00 sampai pukul 04.00. Semua karyawan pasti melakukan shift pagi dan shift malam. Setiap minggu diadakan perputaran shift.

4.1.1 Permodalan

PT Hanken Indonesia merupakan perusahaan yang tertutup, artinya pemilikan modal dimiliki oleh kalangan tertentu. Saham yang dimiliki berjumlah 5963 lembar saham dengan pemegang saham

25

25

terbesar adalah Hanken Works, Ltd. Nara, Jepang sebesar 73,42%, Komatsu, Ltd. Tokyo, Jepang sebesar 23,81% dan PT Komatsu Indonesia sebesar 2,77%. Komposisi pemegang saham PT Hanken Indonesia dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Komposisi pemegang saham PT Hanken Indonesia

No Nama Pemilik Persentase

1. 2. 3. Hanken Works, Ltd. Komatsu, Ltd. PT Komatsu Indonesia 73,42 23,81 2,77

Sumber : Personnel & GA PT Hanken Indonesia, 2006

4.1.2. Struktur Organisasi

PT Hanken Indonesia dipimpin oleh seorang presiden direktur (President Director) dan memiliki seorang penasihat (Adviser). Presiden direktur membawahi seorang direktur (Director). Direktur membawahi dua manajer yaitu manajer administrasi dan manajer produksi. Struktur organisasi PT Hanken Indonesia dapat dilihat dalam Lampiran 2.

PT Hanken Indonesia dibagi menjadi dua departemen, yaitu departemen produksi dan departemen administrasi. Departemen produksi dibagi menjadi tiga bagian diantaranya Quality Assurance,

Production dan Production Control. Departemen administrasi dibagi

menjadi tiga bagian, yaitu Personnel and GA, M.I.S. dan Finance and

Accounting.

1. Departemen Administrasi

a. Personnel and GA (General Affairs)

Personnel and GA merupakan bagian dari departemen

administrasi yang bertugas untuk mengatur sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di PT Hanken Indonesia dan mengurus kebutuhan SDM seperti kompensasi yang diberikan.

b. M.I.S. (Management Information System)

Bagian kedua dari departemen administrasi adalah M.I.S yang bertugas mengurus semua sistem yang dibutuhkan untuk kegiatan operasi PT Hanken Indonesia.

c. Finance (Keuangan)

Bagian terakhir atau ketiga dari departemen administrasi adalah bagian keuangan yang dibagi menjadi dua yaitu, bagian akuntansi (accounting) yang bertugas untuk memastikan bahwa laporan keuangan itu ada serta wajar dan dapat dipertanggungjawabkan dan bagian pajak (tax) yang bertugas untuk menghitung pajak yang harus dibayarkan, yang telah dipotong dari karyawan serta melaporkannya.

2. Departemen Produksi a. Quality Assurance

Pada bagian ini memiliki bagian inspection yang bertugas memeriksa kualitas mulai dari bahan baku yang diterima dari pemasok sampai produk yang akan dikirim kepada konsumen. b. Production

1) Material Preparation

Bagian ini mempunyai tugas untuk menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk produksi. Bahan-bahan yang sudah ada dipotong menjadi bagian-bagian sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

2) Welding (pengelasan)

Bagian ini mempunyai tugas menyambung dengan menggunakan las. Bagian welding dibagi menjadi enam bagian. Pembagian ini dibedakan atas jenis produk.

3) Painting (pengecatan)

Bagian painting (pengecatan) bertugas memberikan warna kepada produk yang sudah jadi.

4) Engineering

Bagian ini bertugas untuk membuat desain, membuat alat bantu dan cetakan, menghitung biaya produksi dan perawatan.

27

27 c. Production Control

1) Purchasing

Bagian ini mempunyai tugas untuk melakukan pembelian bahan-bahan yang diperlukan untuk proses produksi kepada para pemasok.

2) Inventory Control

Bagian ini bertugas untuk menjaga barang-barang hasil produksi mulai dari penyimpanan di gudang sampai dengan mengurus proses ekspor maupun impor serta pengiriman barang kepada konsumen di dalam negeri.

4.1.3. Sumber Daya Manusia

PT Hanken Indonesia memiliki 294 orang karyawan yang terdiri dari 145 karyawan kontrak dan 149 karyawan tetap. Karyawan-karyawan kontrak yang ada di dalam perusahaan dapat menjadi karyawan tetap dalam waktu tiga tahun dengan syarat-syarat tertentu. Para karyawan PT Hanken Indonesia menggunakan seragam yang diberikan oleh perusahaan. Karyawan PT Hanken Indonesia didominasi oleh pria, hal ini karena kegiatan produksi yang dilakukan berhubungan dengan alat-alat berat dan dalam kegiatannya sangat dibutuhkan tenaga yang besar. Distribusi jumlah karyawan PT Hanken Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Distribusi karyawan PT Hanken Indonesia

No Bagian Jumlah Karyawan Total

Kontrak Tetap

1. Personnel & GA 1 7 8

2. M. I. S. 1 0 1

3. Finance & Accounting 3 0 3

4. Inspection 4 4 8 5. Material Preparation 15 26 41 6. Painting 11 6 17 7. Welding 90 65 155 8. Engineering 3 14 17 9. Purchasing 1 4 5 10. Inventory Control 19 20 39 TOTAL 294

4.1.4. Fasilitas

PT Hanken sebagai perusahaan pembuat komponen alat berat memiliki fasilitas produksi sebagai berikut:

Tabel 4. Fasilitas produksi PT Hanken Indonesia

Mesin Jumlah Mesin Jumlah

50T NC Turret Puncher 200T Press Brake 150T NC Press Brake 160T NC Press Brake NC Shearing 250T Mechanical Press 150T Mechanical Press 80T Mechanical Press Coil Leveler 400mm+ NC Feeder Urethan Roller Bending Roller CO2 Welding Arc Welding 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 67 3 TIG Welding Spot Welding

Welding Robot & Positioner Plasma Cutting Robot NC Vertical Milling #2 Vertical Milling #2 Lathe Machine Contour Machine Surface Grinder Radial Drill Upright Drill Plasma Cutting

Painting Booth & Oven, Parkerizing 3 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Sumber: Personnel and GA PT Hanken Indonesia, 2006

4.1.5. Produksi dan Penjualan

Produksi utama PT Hanken Indonesia adalah komponen-komponen alat berat, yaitu:

1. Fuel Tank for Excavator 2. Hydraulic Tank for Excavator 3. Battery Case for Excavator 4. Battery Case for Excavator 5. Engine Hood for Excavator 6. Box D70LE

7. Hood for SV512

8. Cover Door for Excavator 9. Cover Tank for Excavator 10.Radiator Cover

11.Cover for Excavator 12.Cover Tank for Excavator 13.Fuel Tank for Generator

14.Muffler for Farm & Construction Machinery 15.Muffler for Farm & Construction Machinery 16.Bracket Muffler for Excavator

29

29 17.Side Panel for Generator 18.Component for Generator 19.Under Cover for Excavator 20.Door for Excavator

Penjualan hasil produksi PT Hanken Indonesia sudah menembus pasar luar negeri (ekspor). PT Hanken Indonesia memiliki konsumen tetap, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Berdasarkan data penjualan produk dari tahun 1996 sampai tahun 2005, nilai penjualan produk PT Hanken Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun baik penjualan domestik (di dalam negeri) maupun penjualan ke luar negeri (ekspor). Hal ini mengindikasikan bahwa produk-produk yang dihasilkan PT Hanken Indonesia memiliki kualitas sesuai dengan yang diinginkan konsumen dan dapat bersaing dengan produk-produk dari perusahaan alat berat lainnya. Data penjualan dari tahun 1996 sampai 2005 dapat dilihat dalam Lampiran 3. Konsumen di dalam negeri, yaitu:

1.PT Komatsu Indonesia 2.PT Natra Raya (Caterpillar)

3.PT Hitachi Construction Machinery Indonesia 4.PT Sakai Heavy Industry Indonesia

5.PT Dein Prima Generator Konsumen luar negeri:

1.Hanken Works (Komatsu & Kubota) 2.Bangkok Komatsu Co.

3.Komatsu UK 4.Komatsu America 5.L&T Komatsu

6.Atlanta Trading Company 7.Komatsu Europe Int’l 8.Komatsu Hanomag 9.Komatsu Forklift Co. 10.Komatsu Do Brasil Ltd.

4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang dilihat dalam penelitian ini berdasarkan pada: jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pernikahan, jumlah anak, lama bekerja, status karyawan dan besarnya gaji dan tunjangan per bulan. Tabel 5. Karakteristik responden

Karakteristik Responden Responden

n % Jenis Kelamin: Laki-laki 167 98,8 Perempuan 2 1,2 Umur Responden: < 25 tahun 76 45 26-35 tahun 74 43,8 36-45 tahun 16 9,5 > 45 tahun 1 0,6 tidak diisi 2 1,2 Tingkat Pendidikan: SD 0 0 SMP 0 0 SMA 161 95,3 Diploma (D1-D3) 4 2,4 Sarjana (S1) 3 1,8 S2/S3 0 0 Tidak diisi 1 0,6 Status Pernikahan: Belum menikah 82 48,5 Menikah 87 51,5 Jumlah Anak: Belum punya 96 56,8 1 orang 40 23,7 2 orang 25 14,8 > 2 orang 8 4,7 Lama Bekerja: <1 tahun 25 14,8 1-2 tahun 25 14,8 2,1-3 tahun 23 13,6 3,1-5 tahun 19 11,2 >5 tahun 77 45,6 Status Karyawan: Tetap 95 46,2 Kontrak 74 43,8

Pendapatan per Bulan:

< Rp 1.000.000,00 6 3,6 Rp 1.000.001,00 - Rp 2.000.000,00 89 52,7 Rp 2.000.001,00 - Rp 3.000.000,00 60 35,5 Rp 3.000.001,00 - Rp 5.000.000,00 13 7,7 > Rp 5.000.000,00 0 0 Tidak diisi 1 0,6

31

31

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Responden dalam penelitian ini berjumlah 169 orang karyawan yang diambil dari populasi sebanyak 294 orang karyawan. Komposisi responden berdasarkan jenis kelamin terdiri dari dua orang karyawan perempuan dan 167 orang karyawan laki-laki.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan umur, responden dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok pertama kurang dari 25 tahun (<25 tahun), kelompok ke dua antara 26 sampai 35 tahun (26–35 tahun), kelompok ke tiga antara 36 sampai 45 tahun (36-45 tahun) dan kelompok ke empat lebih dari 45 tahun (>45 tahun). Berdasarkan data yang didapat rata-rata responden berumur kurang dari 25 tahun.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, responden dibagi menjadi enam bagian, yaitu SD, SMP, SMA/SMK, Diploma (D1-D3), Sarjana (S1) dan S2/S3. Rata-rata responden berpendidikan akhir SMA/sederajat yaitu sekitar 95,3 %.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Berdasarkan status pernikahan, responden dibagi menjadi dua, yaitu belum menikah dan menikah. Responden yang sudah menikah berjumlah 87 (51,5%) dan yang belum menikah berjumlah 82 (48,5%).

e. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak

Berdasarkan jumlah anak yang dimiliki, responden dibagi menjadi empat bagian. Pertama responden yang belum memiliki anak, kedua responden yang sudah memiliki satu orang anak, ketiga responden memiliki dua orang anak dan ke empat responden yang memiliki lebih dari dua orang anak. Jumlah anak yang dimiliki oleh karyawan PT Hanken Indonesia berpengaruh terhadap kompensasi yang diterima. PT Hanken Indonesia memberikan perawatan kesehatan bagi anak-anak karyawan sampai anak ketiga dan memberikan beasiswa sampai lulus SMA bagi anak karyawan dengan syarat tertentu. Sebagian besar responden yaitu 96 orang belum memiliki anak, 40 orang memiliki satu orang anak, 25 orang

memiliki dua orang anak dan 8 orang lainnya memiliki lebih dari dua orang anak

f. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Berdasarkan lamanya bekerja, responden dikelompokkan ke dalam lima selang waktu lamanya seorang karyawan bekerja di perusahaan atau mengabdi kepada perusahaannya. Rata-rata responden (45,6%) sudah bekerja di PT Hanken Indonesia lebih dari lima tahun (>5 tahun). Hal ini menunjukkan PT Hanken Indonesia memiliki tingkat perputaran karyawan yang relatif kecil.

g. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Karyawan

Berdasarkan status karyawan, PT Hanken Indonesia membagi ke dalam dua kelompok, yaitu:

1. Karyawan tetap adalah seorang karyawan yang bekerja di perusahaan dan telah menyelesaikan masa percobaan selama tiga tahun.

2. Karyawan kontrak adalah seorang karyawan yang bekerja di perusahaan atas dasar kontrak/perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu atau masih dalam masa percobaan.

Karyawan kontrak dapat diangkat menjadi karyawan tetap apabila telah melalui masa percobaan selama kurang lebih tiga tahun dan memiliki kinerja atau prestasi yang baik. Perbedaan antara karyawan tetap dan karyawan kontrak dalam pemberian kompensasi adalah pemberian dana pensiun. Karyawan kontrak tidak terdaftar dalam pemberian DPA (Dana Pensiun Astra).

h. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan

Berdasarkan besarnya pendapatan yang diterima per bulan, responden dibagi ke dalam lima kelompok range pendapatan. Rata-rata responden berpendapatan antara Rp 1.000.001,00 – Rp 2.000.000,00, dengan persentase sebesar 52,7 %. Hasil kuesioner tentang karakteristik responden dan perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 4.

33

33

4.3. Kompensasi

Kompensasi yang dibahas dalam penelitian ini terdiri dari jenis kompensasi yang diberikan perusahaan dan pemberian kompensasi kepada karyawan. Jenis-jenis kompensasi yang dibahas adalah kompensasi finansial baik finansial langsung maupun finansial tidak langsung dan kompensasi non finansial. Kompensasi finansial terdiri dari gaji pokok, uang transport, tunjangan jabatan, upah lembur, bonus, THR (Tunjangan Hari Raya), insentif, asuransi, kesehatan, fasilitas yang disediakan perusahaan, jamsostek, dana pensiun dan cuti. Kompensasi non finansial terdiri dari rekreasi bersama dan kondisi lingkungan kerja. Hasil kuesioner mengenai persepsi karyawan terhadap pemberian kompensasi dapat dilihat pada Lampiran 5.

Kebijakan kompensasi tang diterapkan PT Hanken Indonesia dipengaruhi oleh :

1.Pasar tenaga kerja 2.Kondisi ekonomi negara 3.Pemerintah

4.Serikat buruh (SPMI) beranggotakan 268 karyawan

Serikat buruh selalu diikutsertakan dalam penetapan besaran kompensasi. Serikat buruh ikut mempengaruhi besaran kompensasi yang diberikan. 5.Kemampuan membayar

6.Produktivitas karyawan 4.3.1. Kompensasi Finansial

a. Gaji

Besarnya gaji yang diberikan pihak manajemen PT Hanken Indonesia kepada para karyawan atas dasar pekerjaannya sebagai akibat adanya hubungan kerja dan berusaha agar besarnya gaji yang diberikan tersebut mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang layak bagi dirinya sendiri dan keluarganya. Pemberian gaji pokok yang dilakukan manajemen PT Hanken Indonesia mengacu pada Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561/Kep.569-Bangsos/2007 mengenai besarnya Upah Minimum 18 Kabupaten/Kota di Jawa Barat termasuk di Bekasi. Berdasarkan

Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561/Kep.569-Bangsos/2007, besarnya upah minimun berkisar antara Rp 980.589,00 - Rp 1.020.000,00. Selain peraturan pemerintah, besarnya gaji juga dipengaruhi oleh pasar tenaga kerja, kondisi ekonomi dan serikat pekerja yang ada dalam perusahaan. Pihak manajemen PT Hanken Indonesia juga membantu pemotongan gaji untuk pembayaran iuran pensiun dan pembayaran jamsostek. Gaji diberikan setiap dua hari sebelum ahkir bulan. Data mengenai besarnya UMP 18 kabupaten dapat dilihat pada Lampiran 6.

b. Upah Lembur

Manajemen PT Hanken Indonesia juga memberikan upah lembur kepada karyawannya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Upah lembur diberikan kepada setiap karyawan yang melakukan kerja melebihi waktu kerja. Perhitungan tentang besarnya tingkat upah lembur:

gaji + tunjangan tetap 173

Rumus di atas merupakan peraturan dalam Undang-Undang tenaga kerja.

c. Insentif

Manajemen PT Hanken Indonesia juga memberikan pembayaran insentif dan bonus kepada karyawannya. Pembayaran insentif diberikan kepada karyawan yang hadir penuh/tanpa absen selama satu bulan perhitungan gaji. Setiap karyawan yang tidak pernah absen dalam satu bulan gaji akan mendapatkan pembayaran insentif. Besaran insentif yang diberikan adalah sebesar Rp 15.000,00 untuk satu bulan pertama, Rp 15.000,00 untuk bulan kedua dan Rp 45.000,00 untuk bulan ketiga.

d. Bonus

Manajemen PT Hanken Indonesia memberikan bonus kepada karyawannya. Bonus ini diberikan kepada karyawan yang memberikan jasa yang lebih pada proses produksi. Bonus ini

35

35

diharapkan dapat memacu karyawan untuk lebih giat dalam bekerja. Bonus yang diberikan sebesar dua kali gaji sampai tiga kali gaji. Hal ini tergantung dari keuntungan perusahaan dan kinerja karyawan. e. Seragam Kerja

PT Hanken Indonesia mengharuskan semua karyawannya dari tingkat manajer sampai bagian kebersihan untuk menggunakan seragam. PT Hanken Indonesia memberikan seragam kepada semua karyawan. Karyawan yang bekerja mengurus administrasi diberikan tiga stel seragam, sedangkan karyawan yang bekerja pada bagian produksi diberikan lima stel seragam setiap tahunnya. Pemberian seragam ini dilakukan setahun sekali.

f. Tunjangan

Manajemen PT Hanken Indonesia memberikan tunjangan kepada karyawannya yang terdiri dari :

1.Tunjangan Jabatan

Tunjangan jabatan diberikan kepada karyawan yang memiliki jabatan penting.

2.THR (Tunjangan Hari Raya)

Pihak manajemen PT Hanken Indonesia memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) kepada karyawannya. Karyawan beragama Islam diberikan tunjangan pada hari raya Idul Fitri sedangkan non muslim diberikan tunjangan pada hari raya agamanya masing-masing. Besarnya THR yang diberikan setara dengan satu bulan gaji.

3.Tunjangan Kesehatan

Manajemen PT Hanken Indonesia memberikan tunjangan kesehatan kepada karyawan yang sakit dengan melakukan pembiayaan perawatan. Tunjangan kesehatan juga diberikan kepada anak karyawan. Karyawan mendapatkan perawatan anak sampai dengan anak ke tiga. Tunjangan kesehatan dibagi menjadi dua, medical (rawat jalan) dan hospitalization (rawat inap). Besarnya tunjangan kesehatan rawat jalan maksimal setara

dengan dua kali gaji sedangkan untuk rawat inap tidak terbatas. Karyawan yang sakit dapat melakukan pembayaran terlebih dahulu lalu diganti perusahaan atau dapat langsung menunjukkan identitas karyawan PT Hanken Indonesia dan rumah sakit akan menagih ke perusahaan. Pembayaran langsung oelh perusahaan hanya dapat dilakukan di rumah sakit Mitra yang merupakan rekanan dari perusahaan.

4.Beasiswa

Pihak manajemen PT Hanken Indonesia memberikan bantuan beasiswa kepada anak karyawan golongan I sampai III A dengan

Dalam dokumen Analisis kepuasan karyawan terhadap skem (Halaman 30-83)

Dokumen terkait