• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kepuasan karyawan terhadap skem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis kepuasan karyawan terhadap skem"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

AUFIYA ALTHOF

H24104084

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ANALISIS KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP SKEMA

KOMPENSASI PADA PT HANKEN INDONESIA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

Aufiya Althof

H24104084

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP SKEMA

KOMPENSASI PADA PT HANKEN INDONESIA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

AUFIYA ALTHOF

H24104084

Menyetujui, Agustus 2008

Dra. Hj. Siti Rahmawati, M. Pd.

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.

Ketua Departemen

(4)

ABSTRAK

Aufiya Althof. H24104084. Analisis Kepuasan Karyawan Terhadap Skema Kompensasi pada PT Hanken Indonesia di bawah bimbingan Hj. Siti Rahmawati.

Bergairahnya industri pertambangan dan perkebunan di Indonesia membuat permintaan akan alat berat meningkat pesat. Meningkatnya bantuan keuangan untuk pembangunan infrastruktur dari luar negeri (baik lembaga keuangan maupun pemerintah) juga membuat permintaan akan alat-alat berat meningkat. Meningkatnya permintaan akan alat-alat berat membuat para produsen alat berat harus melakukan ekspansi atau menambah kapasitas produksi. PT Hanken Indonesia adalah salah satu perusahaan penghasil komponen alat berat yang juga harus menambah kapasitas produksi untuk dapat bertahan dan bersaing dalam industri alat berat.

Pemberian kompensasi merupakan kegiatan manajemen sumber daya manusia dan merupakan tugas yang paling rumit karena hal ini menyangkut pemberian balas jasa dari perusahaan kepada karyawan atas kinerjanya. Pemberian kompensasi harus dapat memberikan kepuasan dan keadilan bagi semua pihak baik perusahaan maupun karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sistem kompensasi yang diterapkan PT Hanken Indonesia, mengetahui kesesuaian kompensasi yang diberikan dengan harapan karyawan PT Hanken Indonesia dan menganalisis keefektifan sistem kompensasi yang diterapkan PT Hanken Indonesia.

Penelitian dilakukan di PT Hanken Indonesia yang berlokasi di Jalan Jababeka, Cikarang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer yang berupa data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa orang bagian personalia dan data kuantitatif diperoleh dari hasil survei yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada para karyawan baik karyawan tetap maupun kontrak. Data sekunder diperoleh dari dokumen internal perusahaan, buku dan literatur-literatur lain yang terkait dengan penelitian. Analisis dilakukan dengan menggunakan mean, median, modus dan persentase dengan alat pengolah data SPSS 14.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak lelaki yang dilahirkan pada tanggal 4 Juni 1986 di

Jakarta dari pasangan Mochamad Mansur dan Rumilah. Penulis merupakan anak

ketiga dari empat bersaudara.

Pada tahun 1990, penulis memulai pendidikan formalnya di taman

kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal 42 Ciputat. Pada tahun 1992, penulis memasuki

tingkat sekolah dasar di SDN 1 Ciputat dan tahun 1998 penulis melanjutkan ke

SLTP N 2 Ciputat. Pada tahun 2001 melanjutkan pendidikan di SMU N 47

Jakarta, setelah lulus dari SMU, penulis meneruskan ke perguruan tinggi dan

diterima di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM)

Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk

IPB) pada tahun 2004.

Semenjak menjadi mahasiswa, penulis banyak mendapatkan pengalaman

berharga yang belum pernah didapat sebelumnya. Penulis juga pernah menjadi

salah satu pengurus himpunan profesi manajemen yang bernama Centre of

Management (COM@) pada masa kepengurusan 2005-2006. Selain itu, penulis

juga ikut berpartisipasi dalam berbagai kepanitiaan kegiatan yang diselenggarakan

(6)

iv

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayat-Nyalah

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Kepuasan Karyawan

Terhadap Skema Kompensasi pada PT Hanken Indonesia”. Tak lupa penulis

ucapkan terima kasih kepada :

1.Dra. Hj. Siti Rahmawati, M. Pd. selaku dosen pembimbing,

2.Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M. Sc. dan Alim Setiawan, S. TP. selaku dosen

penguji pada sidang skripsi penulis,

3.PT Hanken Indonesia,

4.Pak Khusen yang mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di

PT Hanken Indonesia,

5.Rifan dan karyawan PT Hanken Indonesia,

6.Bapak, Ibu, Teh Fina, Teh Silma, Ofal dan Ka Anom yang selalu memberikan

doa dan dukungan materil kepada penulis,

7.Tata usaha departemen Manajemen FEM,

8.Teman-teman penghuni wisma byru, Roy, Bawon, Indra, Willy, Yanda, Annas,

Yudha, ngKong, Agus, Ibnu, Habib yang selalu memberikan dukungan dan

semangat kepada penulis,

9.Deni, Elis, Melly, Notie, teman-teman satu bimbingan yang selalu memberikan

masukan dan dukungan kepada penulis,

10.Rima (manajemen 42) dan Ramah (SEIP 41),

11.Ade Suryadi, Leo dan teman-teman manajemen angkatan 41, dan

12.Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Kritik dan saran selalu penulis harapkan dan terima dengan lapang dada agar

di kemudian hari dapat disempurnakan. Akhirnya, penulis berharap dengan

adanya skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan bagi

pihak-pihak lain yang terkait.

Bogor, Agustus 2008

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 1

1.3. Tujuan Penelitian... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 2

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 4

2.1.1. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 4

2.1.2. Kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia ... 6

2.2. Kompensasi ... 7

2.2.1.Tujuan Manajemen Kompensasi ... 10

2.2.2. Jenis-jenis Kompensasi... 11

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompensasi... 13

2.3 Kepuasan Kompensasi ... 14

III. METODE PENELITIAN... 17

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual... 17

3.2. Metode Penelitian... 19

3.2.1. Pengumpulan Data ... 19

3.2.2. Pengolahan dan Analisis Data... 19

1. Ukuran dan Penarikan Sampel ... 19

2. Uji Validitas dan Reliabilitas... 20

3. Analisis Deskriptif... 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... ... 24

4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 24

4.1.1. Permodalan ... 24

4.1.2. Struktur Organisasi ... 25

4.1.3. Sumber Daya Manusia ... 27

4.1.4. Fasilitas ... 28

4.1.5. Produksi dan Penjualan ... 28

(8)

vi

vi

4.3. Kompensasi ... 33

4.3.1. Kompensasi Finansial ... 33

4.3.2. Kompensasi Non Finansial ... 37

4.4. Kesesuaian Kompensasi. ... 38

4.5. Kepuasan Kompensasi ... 41

4.6. Efektivitas Kompensasi ... 44

4.7. Implikasi Manajerial... 45

KESIMPULAN DAN SARAN... 46

1. Kesimpulan ... 46

2. Saran... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(9)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Tingkat reliabilitas berdasarkan nilai Alpha ... 22

2. Komposisi pemegang saham PT Hanken Indonesia ... 25

3. Distribusi karyawan PT Hanken Indonesia... 27

4. Fasilitas produksi PT Hanken Indonesia... 28

5. Karakteristik responden ... 30

6. Persepsi karyawan terhadap kompensasi... 41

7. Kepuasan karyawan terhadap skema kompensasi... 42

(10)

viii

viii

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

(11)

LAMPIRAN

No Halaman

1.Kuesioner penelitian... 51

2.Struktur organisasi PT Hanken Indonesia... 54

3.Data penjualan dan jumlah karyawan tahun 1996 sampai tahun 2005 ... 55

4.Karakteristik responden ... 56

5.Persepsi karyawan terhadap skema kompensasi ... 58

6.Nilai UMP/UMK di beberapa daerah Tahun 2008... 62

7.Kepuasan karyawan terhadap skema kompensasi ... 63

(12)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bergairahnya industri pertambangan dan perkebunan di Indonesia

membuat permintaan akan alat berat meningkat pesat. Meningkatnya bantuan

keuangan untuk pembangunan infrastruktur dari luar negeri baik dari

lembaga keuangan maupun pemerintah juga membuat permintaan akan

alat-alat berat meningkat. Meningkatnya permintaan akan alat-alat-alat-alat berat membuat

para produsen alat berat harus melakukan ekspansi atau menambah kapasitas

produksi. PT Hanken Indonesia adalah salah satu perusahaan penghasil

komponen alat berat yang juga harus menambah kapasitas produksi untuk

dapat bertahan dan bersaing dalam industri alat berat.

Persaingan yang sangat ketat menghadapkan PT Hanken Indonesia pada

layanan konsumen yang memiliki daya saing kuat dan efisiensi. Untuk

meningkatkan efisiensi antara lain diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM)

yang berkualitas. SDM merupakan aset perusahaan yang berperan penting

dan menjadi faktor kunci dalam keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan.

Menghasilkan dan mempertahankan SDM yang berkualitas bukanlah suatu

hal yang sederhana dan mudah karena melibatkan sistem SDM sebagai

piranti kasar, serta partisipasi aktif SDM perusahaan. Cara yang dapat

dilakukan perusahaan untuk mendapatkan dan mempertahankan SDM yang

berkualitas adalah dengan pemberian kompensasi.

Kompensasi merupakan salah satu fungsi operasional dari manajemen

SDM. Pemberian kompensasi adalah balas jasa yang memadai dan layak

kepada karyawan untuk sumbangan mereka kepada tujuan organisasi.

Pemberian kompensasi merupakan kegiatan manajemen sumber daya

manusia yang paling sulit dan merupakan tugas yang paling rumit karena hal

ini menyangkut pemberian balas jasa dari perusahaan kepada karyawan atas

kinerjanya. Pemberian kompensasi harus dapat memberikan kepuasan dan

keadilan bagi semua pihak baik perusahaan maupun karyawan.

Program-program kompensasi karyawan dirancang untuk melakukan

(13)

dalam organisasi, (2) untuk memotivasi mereka (karyawan) mencapai

prestasi yang unggul, dan (3) untuk menciptakan masa dinas yang panjang.

1.2. Rumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Bagaimana kompensasi yang diterapkan PT Hanken Indonesia ?

2.Bagaimana kesesuaian kompensasi yang diberikan dengan harapan

karyawan PT Hanken Indonesia?

3.Bagaimana kepuasan dan keefektifan kompensasi yang diterapkan PT

Hanken Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1.Mengetahui kompensasi yang diberikan PT Hanken Indonesia.

2.Mengetahui kesesuaian kompensasi yang diberikan dengan harapan

karyawan PT Hanken Indonesia.

3.Menganalisis kepuasan dan keefektifan kompensasi yang diterapkan PT

Hanken Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

beberapa pihak, diantaranya:

1.Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan dalam pelaksanaan sistem kompensasi dan sebagai alat untuk

mengetahui keefektifan sistem kompensasi perusahaan.

2.Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman praktis

dalam menganalisis permasalahan sumber daya manusia khususnya dalam

sistem kompensasi.

3.Bagi kalangan umum, sebagai tambahan pengetahuan tentang sistem

(14)

3

3

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini meliputi bidang Manajemen Sumber Daya Manusia

mengenai sistem kompensasi karyawan. Penelitian dilakukan di PT Hanken

Indonesia. Penelitian ini difokuskan pada jenis-jenis kompensasi yang

diberikan perusahaan dan pemberian kompensasi yang dilakukan oleh

(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu

bidang dari manajemen umum yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengendalian. Menurut Rivai (2004), manajemen SDM

merupakan sistem yang terdiri dari banyak aktivitas yang interdependen

(saling terkait satu sama lain). Menurut Dessler (2003), manajemen sumber

daya manusia (MSDM) adalah proses memperoleh, melatih, menilai dan

memberikan kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja

mereka, kesehatan dan keamanan, serta masalah keadilan.

Menurut Flippo (1992), manajemen personalia atau yang sekarang

disebut manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja,

pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan

hubungan kerja dengan sumber daya manusia.

2.1.1. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Flippo (1992), manajemen sumber daya manusia

memiliki fungsi:

1.Fungsi Manajerial

a. Perencanaan (planning)

Bagi manajer sumber daya manusia, perencanaan berarti

penentuan program sumber daya manusia yang akan membantu

tercapainya sasaran yang telah disusun untuk perusahaan itu.

b.Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian berarti merancang struktur hubungan antara

pekerjaan, personalia, dan faktor-faktor fisik.

c. Pengarahan (directing)

Pengarahan berarti menyuruh orang atau karyawan untuk bersedia

(16)

5

5 d.Pengendalian (controlling)

Pengendalian adalah fungsi manajerial yang berhubungan dengan

pengaturan kegiatan agar sesuai dengan yang sebelumnya telah

dirumuskan berdasarkan analisis terhadap sasaran dasar

organisasi.

2.Fungsi Operasional

a. Pengadaan tenaga kerja (SDM)

Pengadaan tenaga kerja (SDM) adalah fungsi operasional yang

berupa usaha untuk memperoleh jenis dan jumlah yang tepat dari

sumber daya manusia yang diperlukan untuk menyelesaikan

sasaran organisasi.

b.Pengembangan

Pengembangan merupakan peningkatan keterampilan melalui

pelatihan yang perlu untuk prestasi kerja yang tepat.

c. Kompensasi

Fungsi ini dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai dan

layak kepada karyawan untuk sumbangan mereka kepada tujuan

organisasi.

d.Pengintegrasian

Pengintegrasian merupakan usaha untuk menghasilkan suatu

rekonsiliasi (kecocokan) yang layak atas kepentingan-kepentingan

perorangan (individu), masyarakat dan organisasi.

e. Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan usaha untuk mengabadikan

keadaan-keadaan yang sudah tercapai di perusahaan.

f. Pemutusan hubungan kerja

Pemutusan hubungan kerja adalah fungsi operasional terakhir

yang bertujuan untuk memutuskan hubungan kerja dan

(17)

2.1.2. Kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia

Beberapa aktivitas spesifik yang terlibat dalam setiap fungsi

manajemen sumber daya manusia meliputi (Dessler, 2003):

1.Perencanaan: Menentukan sasaran dan standar-standar; membuat

aturan dan prosedur; menyusun rencana-rencana dan membuat

perkiraan.

2.Pengorganisasian: Memberikan tugas spesifik kepada setiap

bawahan; membuat divisi-divisi; mendelegasikan wewenang kepada

bawahan; membuat jalur wewenang dan komunikasi;

mengkoordinasikan pekerjaan bawahan.

3.Penyusunan staf: menentukan tipe orang yang harus dipekerjakan;

merekrut calon karyawan; memilih karyawan; menetapkan standar

prestasi; memberikan konseling kepada karyawan; memberikan

kompensasi kepada karyawan; mengevaluasi prestasi; melatih dan

mengembangkan karyawan.

4.Kepemimpinan: Mendorong orang lain untuk menyelesaikan

pekerjaan; mempertahankan semangat kerja; memotivasi bawahan.

5.Pengendalian: Menetapkan standar seperti kuota penjualan, standar

kualitas, atau tingkat produksi; memeriksa untuk melihat bagaimana

prestasi yang dicapai dibandingkan dengan standar-standar ini;

melakukan koreksi jika dibutuhkan.

Kegiatan manajemen sumber daya manusia menurut Dessler

(2003):

1. Melakukan analisis pekerjaan (menentukan pekerjaan setiap

karyawan)

2. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut calon

karyawan

3. Memilih calon karyawan

4. Mengarahkan dan melatih karyawan-karyawan baru

5. Mengatur upah dan gaji (memberikan kompensasi kepada

karyawan)

(18)

7

7 7. Menilai prestasi

8. Berkomunikasi (mewawancarai, memberikan konseling,

mendisiplinkan)

9. Melatih dan mengembangkan para manajer

10.Membangun komitmen karyawan

2.2. Kompensasi

Kompensasi berpotensi sebagai salah satu sarana terpenting dalam

membentuk perilaku dan mempengaruhi kinerja. Namun demikian banyak

organisasi mengabaikan potensi tersebut dengan suatu persepsi bahwa

‘kompensasi tidak lebih sekadar a cost yang harus diminimisasi’. Tanpa

disadari beberapa organisasi yang mengabaikan potensi penting dan

berpersepsi keliru telah menempatkan sistem tersebut justru sebagai sarana

meningkatkan perilaku yang tidak produktif atau counter productive.

Akibatnya muncul sejumlah persoalan personal misalnya low employee

motivation, poor job performance, high turn over, irresponsible behaviour,

dan bahkan employee dishonesty yang diyakini berakar dari sistem

kompensasi yang tidak proporsional.

Menurut J. Long (1998) dalam Eko Esthywati, sistem kompensasi

adalah bagian (parsial) dari sistem reward yang hanya berkaitan dengan

bagian ekonomi/monetary, namun demikian sejak adanya keyakinan bahwa

perilaku individual dipengaruhi oleh sistem dalam spektrum yang lebih luas

maka sistem kompensasi tidak dapat terpisah (integral) dari keseluruhan

sistem reward yang disediakan oleh organisasi. Sedangkan reward sendiri

adalah semua hal yang disediakan organisasi untuk memenuhi satu atau lebih

kebutuhan individual.

Menurut J. Long (1998) dalam Eko Esthywati, sistem kompensasi

yang paling efektif tidak didasari pada anggapan apa yang ‘paling anda

sukai’ melainkan apa yang sekiranya paling sesuai. Sehingga sistem

kompensasi akan disebut efektif bila ‘dapat memberi nilai tambah’ bagi

organisasi setelah mempertimbangkan segi dana yang tersedia. Maka berarti

(19)

dengan perusahaan lain tergantung pada situasi dan kondisi perusahaan yang

bersangkutan.

J. Long (1998) dalam Eko Esthywati menyatakan bahwa panduan

untuk menuju kompensasi yang efektif hendaknya melalui langkah-langkah

(road map) sebagai berikut:

a. Memahami situasi intern organisasi dan personil yang ada

b.Memahami berbagai pilihan sistem kompensasi yang ada

c. Merumuskan strategi reward dan strategi kompensasi

d.Mengerjakan detail teknis yaitu membuat rincian sistem kompensasi yang

dipretensikan

e. Pelaksanaan (implementation), pengelolaan (management), evaluasi

(evaluation) dan adaptasi sistem kompensasi

Selain itu, agar sistem kompensasi yang dilakukan dapat efektif maka

kompensasi yang diberikan harus adil. Hal ini harus dilakukan perusahaan

karena dengan pemberian kompensasi yang adil akan didapat kepuasan

karyawan terhadap kompensasi yang diberikan. Keuntungan lain yang

didapat dengan kompensasi yang adil ialah:

1.Mendorong karyawan untuk memberikan kinerja melebihi standar normal

2.Membantu proses evaluasi jabatan yang lebih realistis dan dapat dicapai

3.Sistem kompensasi tersebut mampu diaplikasikan ke dalam setiap tingkat

jabatan di dalam organisasi

4.Sistem memberikan keseimbangan kerja dan kehidupan

5.Sistem tidak memberikan hukuman kepada karyawan untuk sesuatu yang

di luar kendali dan juga tidak akan mengeksploitasi karyawan

6.Meningkatkan moral kerja karyawan, produktivitas dan kerjasama antar

karyawan, selain memberikan kepuasan kepada karyawan

7.Membantu manajemen dalam memenuhi dan manghadapi aksi karyawan

8.Membantu penyelesaian yang memuaskan kedua belah pihak bila terjadi

selisih antara serikat pekerja dan manajemen

9.Memberikan dorongan dan kesempatan bagi karyawan untuk berkinerja

dan memberikan hasil lebih baik dari sebelumnya

(20)

9

9

Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai

pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan (Rivai, 2004). Menurut

Flippo (1992), kompensasi adalah balas jasa yang memadai dan layak kepada

karyawan untuk sumbangan mereka kepada tujuan organisasi. Menurut Keith

Davis dan Werther W.B (1996) seperti dikutip oleh Mangkuprawira (2004),

kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari

kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Jika dikelola dengan baik,

kompensasi membantu perusahaan untuk mencapai tujuan dan memperoleh,

memelihara dan menjaga karyawan dengan baik. Sebaliknya, tanpa

kompensasi yang cukup, karyawan yang ada sangat mungkin untuk

meninggalkan perusahaan dan untuk melakukan penempatan kembali

tidaklah mudah. Akibat dari ketidakpuasan dalam pembayaran bisa jadi akan

mengurangi kinerja, meningkatkan keluhan-keluhan, penyebab mogok kerja

dan mengarah pada tindakan-tindakan fisik dan psikologis, seperti

meningkatnya derajat ketidakhadiran dan perputaran karyawan, yang pada

gilirannya akan meningkatkan kesehatan jiwa karyawan yang parah.

Sebaliknya, jika terjadi kelebihan pembayaran, juga akan menyebabkan

perusahaan dan individual berkurang daya kompetisinya dan menyebabkan

kegelisahan, perasaan bersalah dan suasana yang tidak nyaman di kalangan

karyawan.

Menurut Cascio F.W. (1990) seperti dikutip oleh Mangkuprawira

(2004), penghargaan untuk menjembatani jurang antara tujuan perusahaan

dan harapan, serta aspirasi individual perlu disediakan. Sistem penghargaan

perusahaan agar efektif hendaknya menyediakan empat hal, yaitu: (1) tingkat

penghargaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, (2) keadilan

dengan pasar kerja eksternal, (3) keadilan dalam perusahaan, dan (4)

perlakuan individu perilaku perusahaan yang terkait dengan kebutuhan

mereka. Jadi, dalam sisi yang lebih luas, sistem penghargaan finansial (upah

pembayaran) dirancang agar mampu menarik perhatian, mempertahankan

dan mendorong karyawan agar bekerja dengan produtif. Oleh karena itu,

kompensasi harus dikelola seoptimal mungkin. Intinya kompensasi harus

(21)

2.2.1. Tujuan Manajemen Kompensasi

Tujuan manajemen kompensasi efektif menurut Rivai (2004),

meliputi:

1.Memperoleh SDM yang berkualitas

Kompensasi yang cukup tinggi sangat dibutuhkan untuk memberi

daya tarik kepada para pelamar. Tingkat pembayaran harus responsif

terhadap penawaran dan permintaan pasar tenaga kerja karena para

pengusaha berkompetisi untuk mendapatkan karyawan yang

diharapkan.

2.Mempertahankan karyawan yang ada

Para karyawan dapat keluar jika besaran kompensasi tidak

kompetitif dan akibatnya akan menimbulkan perputaran karyawan

yang semakin tinggi.

3.Menjamin keadilan

Manajemen kompensasi selalu berupaya agar keadilan internal dan

eksternal dapat terwujud. Keadilan internal mensyaratkan bahwa

pembayaran dikaitkan dengan nilai relatif sebuah pekerjaan

sehingga pekerjaan yang sama dibayar dengan besaran yang sama.

Keadilan eksternal berarti pembayaran terhadap pekerja merupakan

yang dapat dibandingkan dengan perusahaan lain di pasar tenaga

kerja.

4.Penghargaan terhadap perilaku yang diinginkan

Pembayaran hendaknya memperkuat perilaku yang diinginkan dan

bertindak sebagai insentif untuk perbaikan perilaku di masa depan,

rencana kompensasi efektif, menghargai kinerja, ketaatan,

pengalaman, tanggung jawab dan perilaku-perilaku lainnya.

5.Mengendalikan biaya

Sistem kompensasi yang rasional membantu perusahaan

memperoleh dan mempertahankan para karyawan dengan biaya

yang beralasan. Tanpa manajemen kompensasi efektif, bisa jadi

(22)

11

11 6.Mengikuti aturan hukum

Sistem gaji dan upah yang sehat mempertimbangkan faktor-faktor

legal yang dikeluarkan pemerintah dan menjamin pemenuhan

kebutuhan karyawan.

7.Memfasilitasi pengertian

Sistem manajemen kompensasi hendaknya dengan mudah dipahami

oleh spesialis SDM, manajer operasi dan para karyawan.

8.Meningkatkan efisiensi administrasi

Program pengupahan dan penggajian hendaknya dirancang untuk

dapat dikelola dengan efisien, membuat sistem informasi SDM

optimal, meskipun tujuan ini hendaknya sebagai pertimbangan

sekunder dibandingkan dengan tujuan-tujuan lain.

2.2.2. Jenis-jenis Kompensasi

Dalam perkembangannya sistem kompensasi sendiri mempunyai

tiga komponen pokok yaitu:

a. Upah dasar (based-pay), merupakan komponen upah dasar (fondasi)

bagi kebanyakan karyawan dan pada umumnya berdasarkan

hitungan waktu, seperti jam, hari, minggu, bulan atau per tahun.

b.Upah berdasar kinerja (performance related-pay), berkaitan dengan

monetary rewards dengan basis ukuran/merupakan upah yang

didasarkan pada ukuran kinerja individu, kelompok atau organisasi.

c. Upah tidak langsung (indirect pay) dikenal sebagai employee benefit

‘keuntungan bagi karyawan’, terdiri dari barang-barang jasa

non-cash item atau services yang secara langsung memuaskan sejumlah

kebutuhan spesifik karyawan, seperti jaminan keamanan pendapatan

(income security) termasuk asuransi jiwa, perlindungan kesehatan

(health protection) termasuk medical dan dental plan serta dana

pensiun (retirement income).

Menurut Rivai (2004), jenis-jenis kompensasi terdiri dari

kompensasi finansial dan kompensasi non-finansial. Kompensasi

finansial terdiri dari kompensasi langsung dan kompensasi tidak

(23)

upah, gaji, bonus, atau komisi. Kompensasi tidak langsung, atau

benefit, terdiri dari semua pembayaran yang tidak tercakup dalam

kompensasi finansial langsung yang meliputi liburan, berbagai macam

asuransi, jasa seperti perawatan anak atau kepedulian keagamaan, dan

sebagainya. Penghargaan non-finansial seperti pujian, menghargai diri

sendiri dan pengakuan yang dapat mempengaruhi motivasi kerja

karyawan, produktivitas dan kepuasan. Jenis-jenis kompensasi dapat

dilihat dalam Gambar 1.

Gambar 1. Jenis-jenis Kompensasi (Rivai, 2004) Kompensasi

(24)

13

13

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompensasi

Walaupun dalam penentuan kompensasi itu dilibatkan sejumlah

besar negosiasi dan dugaan, namun ada faktor-faktor tertentu yang

diakui sangat mempengaruhi keputusan akhir mengenai kompensasi.

Faktor-faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut (Rivai, 2004):

1.Pasar tenaga kerja

Pasar tenaga kerja mempengaruhi desain kompensasi dalam dua

cara. Pertama, tingkat persaingan tenaga kerja sebagian menentukan

batas rendah atau floor tingkat pembayaran. Kedua, pada saat yang

sama, mereka menekan pengusaha untuk mencari alternatif, seperti

penyediaan tenaga kerja asing, yang harganya mungkin lebih

rendah, atau teknologi yang mengurangi kebutuhan akan tenaga

kerja.

2.Kondisi ekonomi

Kondisi ekonomi mempengaruhi kesanggupan perusahaan itu untuk

membayar karyawan dengan gaji tinggi.

3.Peraturan Pemerintah (PP)

Pemerintah secara langsung mempengaruhi tingkat kompensasi

melalui pengendalian upah dan petunjuk yang melarang peningkatan

dalam kompensasi untuk para pekerja tertentu pada waktu tertentu

dan hukum yang menetapkan tingkat tarif minimum, gaji,

pengaturan jam kerja dan mencegah diskriminasi.

4.Serikat Pekerja

Serikat pekerja dapat mempengaruhi kompensasi pada umumnya

dengan mencoba untuk mempengaruhi penawaran tenaga kerja.

5.Anggaran tenaga kerja

Anggaran tenaga kerja secara normal, identik dengan jumlah uang

yang tersedia untuk kompensasi tenaga kerja tahunan.

6.Siapa yang membuat keputusan kompensasi

Manajemen puncak membuat keputusan yang menentukan total

(25)

lembaran untuk membayar yang digunakan (waktu kerja dengan

upah insentif) dan kebijakan upah lainnya.

Menurut Flippo (1992) faktor-faktor yang mempengaruhi

kompensasi, yaitu:

1.Permintaan dan penawaran

Adanya permintaan dan penawaran terhadap tenaga kerja akan

mempengaruhi pemberian kompensasi.

2.Serikat Buruh

Serikat buruh dapat mempengaruhi penawaran terhadap tenaga kerja

yang akan berpengaruh terhadap kompensasi.

3.Kemampuan untuk membayar

Kemampuan suatu perusahaan untuk membayar adalah seberapa

besar perusahaan mampu untuk membayar kompensasi kepada

karyawannya.

4.Produktivitas

Kemampuan karyawan dalam bekerja juga akan mempengaruhi

kompensasi.

5.Biaya hidup

Besarnya kebutuhan hidup karyawan sangat dipengaruhi oleh

keadaan ekonomi suatu negara. Kompensasi yang diberikan

diharapkan dapat memenuhi biaya hidup karyawannya.

6.Pemerintah

Pemerintah mempengaruhi kompensasi dengan membuat

peraturan-peraturan yang mengatur besarnya upah yang diberikan.

2.3. Kepuasan Kompensasi

Sesuai dengan kodratnya, kebutuhan manusia sangat beraneka ragam,

baik jenis maupun tingkatannya, bahkan manusia cenderung memiliki

kebutuhan yang tak terbatas. Artinya, kebutuhan selalu bertambah dari waktu

ke waktu dan manusia selalu berusaha dengan segala kemempuannya untuk

memuaskan kebutuhan tersebut. Kebutuhan manusia diartikan sebagai segala

(26)

15

15

Kepuasan pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual.

Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan

sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap

kegiatan dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi

kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. Dengan demikian, kepuasan

merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya

senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja.

Menurut teori keadilan (equity theory) dalam Rivai (2004), orang akan

merasa puas atau tidak puas, tergantung pada ada atau tidaknya keadilan

dalam suatu situasi, khususnya situasi kerja. Komponen utama dalam teori

keadilan adalah input, hasil, keadilan dan ketidakadilan. Input adalah faktor

bernilai bagi karyawan yang dianggap mendukung pekerjaannya, seperti

pendidikan, pengalaman, kecakapan, jumlah tugas dan peralatan yang

dipergunakan untuk melaksanakan tugasnya. Hasilnya adalah sesuatu yang

dianggap bernilai oleh seorang karyawan yang diperoleh dari pekerjaannya,

seperti upah/gaji, keuntungan sampingan, simbol, status, penghargaan dan

kesempatan untuk berhasil atau aktualisasi diri. Sedangkan orang selalu

membandingkan dapat berupa seseorang di perusahaan yang sama atau di

tempat lain atau bisa pula dengan dirinya di masa lalu. Menurut teori ini,

setiap karyawan akan membandingkan rasio input hasil dirinya dengan rasio

input orang lain. Bila perbandingan itu dianggap cukup adil, maka karyawan

akan merasa puas. Bila perbandingan itu tidak seimbang tetapi

menguntungkan bisa menimbulkan kepuasan, tetapi bisa pula tidak. Tetapi

bila perbandingan itu tidak seimbang akan timbul ketidakpuasan.

Inti dari teori keadilan adalah menjelaskan kepuasan dan

ketidakpuasan dalam pembayaran. Perbedaan antara jumlah yang diterima

dengan jumlah yang dipersepsikan oleh karyawan merupakan penyebab

utama terjadinya ketidakpuasan. Untuk itu pada dasarnya ada tiga tingkatan

karyawan, yaitu:

1.Memenuhi kebutuhan dasar karyawan

2.Memenuhi harapan karyawan sedemikian rupa, sehingga mungkin tidak

(27)

3.Memenuhi keinginan karyawan dengan mendapat lebih dari apa yang

diharapkan

Menurut Rivai (2004), kepuasan bisa mengacu pada kompensasi yang

diberikan oleh pengusaha, termasuk gaji atau imbalan dan fasilitas kerja

lainnya. Konteks ”puas” dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu individu akan

merasa puas apabila dia mengalami hal-hal:

1.Apabila hasil atau imbalan yang didapat tersebut lebih dari yang

diharapkan.

2.Apabila hasil yang didapat lebih besar dari standar yang ditetapkan.

3.Apabila yang didapat oleh karyawan sesuai dengan persyaratan yang

diminta dan ditambah dengan ekstra yang menyenangkan konsisten untuk

(28)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Setiap perusahaan mempunyai kebijakan-kebijakan yang berbeda satu

dengan yang lainnya. Kebijakan-kebijakan tersebut diambil dan dilaksanakan

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan dengan

memperhatikan faktor internal dan eksternal perusahaan.

Kebijakan-kebijakan pada PT Hanken Indonesia meliputi Kebijakan-kebijakan produksi dan

operasi, kebijakan keuangan, kebijakan kontrol dan kebijakan sumber daya

manusia (SDM). Kebijakan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah

kebijakan SDM dan kebijakan keuangan yaitu kompensasi.

Kompensasi yang difokuskan dalam penelitian ini adalah jenis-jenis

kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawannya dan cara

pemberian kompensasi oleh perusahaan kepada karyawannya. Jenis-jenis

kompensasi yang akan dibahas adalah kompensasi finansial baik finansial

langsung maupun finansial tak langsung dan kompensasi non-finansial.

Pemberian kompensasi diharapkan dapat membantu perusahaan untuk

mencapai tujuan dan memperoleh, memelihara dan menjaga karyawan

dengan baik.

Pemberian kompensasi harus ditetapkan dengan asas adil dan layak

serta dengan memperhatikan undang-undang perburuhan yang berlaku yaitu

undang-undang no. 13 tahun 2003 pasal 88 sampai pasal 101. Prinsip adil

dan layak harus mendapat perhatian dengan sebaik-baiknya supaya

kompensasi yang diberikan merangsang gairah dan kepuasan kerja karyawan,

baik kompensasi finansial maupun kompensasi non finansial. Kompensasi

yang adil dan dapat memberikan kepuasan kepada karyawan dapat

meningkatkan efektivitas sistem kompensasi. Kompensasi yang efektif dapat

memberikan nilai positif bagi perusahaan. Kompensasi yang efektif adalah

bagaimana suatu sistem kompensasi yang diterapkan perusahaan dapat

mencapai tujuan-tujuan kompensasi efektif. Kerangka pemikiran dijelaskan

(29)

Keterangan: = ruang lingkup penelitian Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Perusahaan

Produksi Keuangan SDM Kontrol

Kompensasi

Jenis Kompensasi 1. Finansial

2. Non Finansial

Pemberian Kompensasi 1. Finansial

2. Non Finansial

(30)

19

19

3.2. Metode Penelitian

3.2.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder,

data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti

untuk menjawab masalah penelitian. Data primer diambil langsung

dari perusahaan melalui:

1.Data Kualitatif

Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara kepada beberapa

orang bagian personalia yang mengerti tentang sistem kompensasi di

PT Hanken Indonesia.

2.Data Kuantitatif

Survei, yaitu dengan menyebarkan kuesioner yang berisikan

pertanyaan-pertanyaan. Survei digunakan untuk mengamati sikap,

preferensi, perasaan, atau pengetahuan responden. Kuesioner dapat

dilihat pada Lampiran 1.

Data sekunder didapatkan dari data internal perusahaan, buku,

hasil penelitian terdahulu dan literatur-literatur lain yang berkaitan

dengan penelitian ini.

3.2.2. Pengolahan dan Analisis Data

1. Ukuran dan Penarikan Sampel

Rumus yang digunakan dalam menentukan besar sampel

adalah rumus Slovin sebagai berikut:

N

n = ... (1) 1 + N e2

dimana :

n : ukuran sampel

N : ukuran populasi

e : persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau

diinginkan. e yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(31)

Berdasarkan rumus Slovin di atas, didapatkan :

294 n =

1 + 294 (0,05)2

n = 169,45 ≈ 169

Jadi, jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini

berjumlah 169 orang karyawan.

Setelah jumlah sampel yang akan diambil dari populasi telah

ditentukan, selanjutnya pengambilan sampel pun harus dilakukan

dalam bentuk teknik sampling. Teknik sampling yang akan

digunakan dalam penelitian ini ialah teknik Stratified Sampling yang

termasuk di dalam Probability Sampling. Teknik ini dimulai dengan

membagi karyawan menjadi dua kelompok (strata), yakni karyawan

tetap dan karyawan kontrak. Setelah itu, penentuan sampel

ditentukan dengan menggunakan SPSS 14.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat

ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang

diukur (Umar, 1996). Suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang

valid memiliki validitas yang rendah. Pengukuran validitas dalam

penelitian ini adalah menggunakan nilai r hasil Corrected Item Total

Correlation.

Tahap pertama dari penelitian ini ialah dengan menyebarkan

30 kuesioner kepada karyawan PT Hanken Indensia untuk dilakukan

pengujian terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam

kuesioner tersebut. Jumlah pertanyaan yang diajukan dalam

kuesioner awal ini berjumlah 16 butir pertanyaan. Uji validitas

dalam penelitian ini menggunakan nilai r hasil Corrected Item Total

Correlation. Metode ini membandingkan antara nilai r tabel dengan

nilai r hasil penghitungan dengan SPSS. Oleh karena jumlah

responden berjumlah 30 karyawan (N = 30), maka derajat bebas

(32)

21

21

28 dan standar error 0.05 adalah 0,2407. Hasil dari penghitungan

SPSS didapat dua pertanyaan yang tidak valid dan pertanyaan itu

dibuang (tidak dimasukkan dalam kuesioner). Berdasarkan hasil

validitas tersebut, jumlah pertanyaan yang dapat dilampirkan

sebanyak 14 butir pertanyaan.

Suatu instrumen pengukuran (misal kuesioner) dikatakan

reliable bila memberikan hasil nilai yang konsisten pada setiap

pengukuran (Uyanto, 2006). Dengan analisis reliabilitas peneliti

dapat: 1) mengetahui bagaimana butir-butir pertanyaan dalam

kuesioner saling berhubungan, 2) mendapat nilai alpha Cronbach

yang merupakan indeks internal consistency dari skala pengukuran

secara keseluruhan, 3) mengidentifikasi butir-butir pertanyaan dalam

kuesioner yang bermasalah dan harus direvisi atau harus

dihilangkan. Uji reliabilitas dapat diukur dengan rumus Koefisien

Alpha Cronbach:

k ∑Si2

αCronbach = ( ) ( 1 - ) ... (2) k – 1 Sp2

dimana :

k = jumlah butir dalam skala pengukuran

Si2 = ragam (variance) dari butir ke-i

Sp2 = ragam (variance) dari skor total

Setelah pengujian validitas, selanjutnya dilakukan pengujian

reliabilitas terhadap kuesioner yang akan digunakan. Tujuan utama

pengujian reliabilitas adalah untuk mengetahui konsistensi atau

keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen

tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau

responden. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode

Alpha-Cronbach. Metode ini menggunakan perbandingan antara

nilai r hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat

(33)

alpha hitung lebih besar daripada r tabel dan alpha hitung bernilai

positif, maka suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel.

Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha-Cronbach diukur

berdasarkan skala alpha nol (0) sampai dengan satu (1). Apabila

skala tersebut dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan range

yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasikan

pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Tingkat reliabilitas berdasarkan nilai Alpha Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 s.d. 0,20 > 0,20 s.d. 0,40 > 0,40 s.d. 0,60 > 0,60 s.d. 0,80 > 0,80 s.d. 1,00

Kurang reliabel Agak reliabel Cukup Reliabel Reliabel Sangat Reliabel

Hasil dari penghitungan dengan menggunakan SPSS 14

didapat nilai Alpha sebesar 0,9035. Berdasarkan tabel 1, maka dapat

dikatakan bahwa instrumen yang digunakan sangat reliabel.

3. Analisis Deskriptif

a. Mean

Mean adalah nilai rata-rata dari observasi suatu variabel dan

merupakan jumlah semua observasi dibagi jumlah observasi.

Mean dapat dirumuskan sebagai berikut:

x

x = ... (3) n

x adalah mean atau rata-rata

x adalah jumlah data semua responden

n adalah jumlah responden

b.Median

Median mengukur nilai tengah dari data yang telah diurutkan

nilai-nilainya dari kecil ke besar, kemudian membaginya secara

seimbang di tengah. Median merupakan cara lain mencari nilai

(34)

23

23 c. Modus

Modus menggambarkan nilai yang paling sering muncul atau

memiliki frekuensi terbanyak.

d.Persentase

Persentase memberikan gambaran mudah guna membandingkan

(35)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT Hanken Indonesia merupakan perusahaan asing asal Jepang yang

bergerak di bidang industri alat berat. Perusahaan ini didirikan pada tanggal

15 Maret 1995 dengan status Penanaman Modal Asing (PMA). PT Hanken

Indonesia disahkan berdasarkan akta notaris Rukmasanti Hardjasatya, SH.

nomor 17 dan nomor registrasi pajak 01.070.990.5.055.000. Pendirian

perusahaan ini melibatkan beberapa bank, diantaranya PT Bank Sumitomo

Mitsui Indonesia, The Bank of Tokyo Mitsubishi Indonesia serta PT Bank

Permata, Tbk. PT Hanken Indonesia memiliki beberapa rekanan diantaranya

Hanken Works, Ltd. Nara, Jepang, Komatsu Ltd., Tokyo, Jepang dan PT

Komatsu Indonesia.

PT Hanken Indonesia merupakan anak dari Hanken Works, Ltd. yang

berpusat di Nara, Jepang. PT Hanken Indonesia berlokasi di Jl. Jababeka XII

Blok I No.16 - 27, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi 17520,

Jawa Barat, Indonesia. PT Hanken Indonesia dibangun di atas tanah seluas

11.520 m2, 5.897 m2 untuk bangunan pabrik yang digunakan sebagai tempat

kegiatan produksi dan 365 m2 untuk kantor.

PT Hanken Indonesia memiliki tiga kebijakan, yaitu :

1.Menjanjikan kualitas terbaik dari 4M (Man, Machine, Method, Material)

dengan standar Jepang dan menawarkan harga-harga yang kompetitif

2.Membantu peningkatan aktivitas konsumen

3.Melayani permintaan khusus konsumen

PT Hanken Indonesia memberlakukan dua shift. Shift pertama kerja

mulai pukul 07.30 sampai pukul 16.30 dan shift ke dua kerja mulai pukul

20.00 sampai pukul 04.00. Semua karyawan pasti melakukan shift pagi dan

shift malam. Setiap minggu diadakan perputaran shift.

4.1.1 Permodalan

PT Hanken Indonesia merupakan perusahaan yang tertutup,

artinya pemilikan modal dimiliki oleh kalangan tertentu. Saham yang

(36)

25

25

terbesar adalah Hanken Works, Ltd. Nara, Jepang sebesar 73,42%,

Komatsu, Ltd. Tokyo, Jepang sebesar 23,81% dan PT Komatsu

Indonesia sebesar 2,77%. Komposisi pemegang saham PT Hanken

Indonesia dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Komposisi pemegang saham PT Hanken Indonesia

No Nama Pemilik Persentase

1. 2. 3.

Hanken Works, Ltd. Komatsu, Ltd.

PT Komatsu Indonesia

73,42 23,81 2,77

Sumber : Personnel & GA PT Hanken Indonesia, 2006

4.1.2. Struktur Organisasi

PT Hanken Indonesia dipimpin oleh seorang presiden direktur

(President Director) dan memiliki seorang penasihat (Adviser).

Presiden direktur membawahi seorang direktur (Director). Direktur

membawahi dua manajer yaitu manajer administrasi dan manajer

produksi. Struktur organisasi PT Hanken Indonesia dapat dilihat dalam

Lampiran 2.

PT Hanken Indonesia dibagi menjadi dua departemen, yaitu

departemen produksi dan departemen administrasi. Departemen

produksi dibagi menjadi tiga bagian diantaranya Quality Assurance,

Production dan Production Control. Departemen administrasi dibagi

menjadi tiga bagian, yaitu Personnel and GA, M.I.S. dan Finance and

Accounting.

1. Departemen Administrasi

a. Personnel and GA (General Affairs)

Personnel and GA merupakan bagian dari departemen

administrasi yang bertugas untuk mengatur sumber daya manusia

(SDM) yang bekerja di PT Hanken Indonesia dan mengurus

kebutuhan SDM seperti kompensasi yang diberikan.

b. M.I.S. (Management Information System)

Bagian kedua dari departemen administrasi adalah M.I.S yang

bertugas mengurus semua sistem yang dibutuhkan untuk kegiatan

(37)

c. Finance (Keuangan)

Bagian terakhir atau ketiga dari departemen administrasi adalah

bagian keuangan yang dibagi menjadi dua yaitu, bagian akuntansi

(accounting) yang bertugas untuk memastikan bahwa laporan

keuangan itu ada serta wajar dan dapat dipertanggungjawabkan

dan bagian pajak (tax) yang bertugas untuk menghitung pajak

yang harus dibayarkan, yang telah dipotong dari karyawan serta

melaporkannya.

2. Departemen Produksi

a. Quality Assurance

Pada bagian ini memiliki bagian inspection yang bertugas

memeriksa kualitas mulai dari bahan baku yang diterima dari

pemasok sampai produk yang akan dikirim kepada konsumen.

b. Production

1) Material Preparation

Bagian ini mempunyai tugas untuk menyiapkan bahan-bahan

yang akan digunakan untuk produksi. Bahan-bahan yang sudah

ada dipotong menjadi bagian-bagian sesuai dengan ukuran

yang telah ditentukan.

2) Welding (pengelasan)

Bagian ini mempunyai tugas menyambung dengan

menggunakan las. Bagian welding dibagi menjadi enam bagian.

Pembagian ini dibedakan atas jenis produk.

3) Painting (pengecatan)

Bagian painting (pengecatan) bertugas memberikan warna

kepada produk yang sudah jadi.

4) Engineering

Bagian ini bertugas untuk membuat desain, membuat alat bantu

(38)

27

27 c. Production Control

1) Purchasing

Bagian ini mempunyai tugas untuk melakukan pembelian

bahan-bahan yang diperlukan untuk proses produksi kepada

para pemasok.

2) Inventory Control

Bagian ini bertugas untuk menjaga barang-barang hasil

produksi mulai dari penyimpanan di gudang sampai dengan

mengurus proses ekspor maupun impor serta pengiriman

barang kepada konsumen di dalam negeri.

4.1.3. Sumber Daya Manusia

PT Hanken Indonesia memiliki 294 orang karyawan yang terdiri

dari 145 karyawan kontrak dan 149 karyawan tetap.

Karyawan-karyawan kontrak yang ada di dalam perusahaan dapat menjadi

karyawan tetap dalam waktu tiga tahun dengan syarat-syarat tertentu.

Para karyawan PT Hanken Indonesia menggunakan seragam yang

diberikan oleh perusahaan. Karyawan PT Hanken Indonesia

didominasi oleh pria, hal ini karena kegiatan produksi yang dilakukan

berhubungan dengan alat-alat berat dan dalam kegiatannya sangat

dibutuhkan tenaga yang besar. Distribusi jumlah karyawan PT Hanken

Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Distribusi karyawan PT Hanken Indonesia

No Bagian Jumlah Karyawan Total

Kontrak Tetap

1. Personnel & GA 1 7 8

2. M. I. S. 1 0 1

3. Finance & Accounting 3 0 3

4. Inspection 4 4 8

5. Material Preparation 15 26 41

6. Painting 11 6 17

7. Welding 90 65 155

8. Engineering 3 14 17

9. Purchasing 1 4 5

10. Inventory Control 19 20 39

TOTAL 294

(39)

4.1.4. Fasilitas

PT Hanken sebagai perusahaan pembuat komponen alat berat

memiliki fasilitas produksi sebagai berikut:

Tabel 4. Fasilitas produksi PT Hanken Indonesia

Mesin Jumlah Mesin Jumlah

50T NC Turret Puncher 200T Press Brake 150T NC Press Brake 160T NC Press Brake NC Shearing

250T Mechanical Press 150T Mechanical Press 80T Mechanical Press Coil Leveler 400mm+

Welding Robot & Positioner Plasma Cutting Robot NC Vertical Milling #2 Vertical Milling #2 Lathe Machine

Sumber: Personnel and GA PT Hanken Indonesia, 2006

4.1.5. Produksi dan Penjualan

Produksi utama PT Hanken Indonesia adalah

komponen-komponen alat berat, yaitu:

1. Fuel Tank for Excavator

2. Hydraulic Tank for Excavator

3. Battery Case for Excavator

4. Battery Case for Excavator

5. Engine Hood for Excavator

6. Box D70LE

7. Hood for SV512

8. Cover Door for Excavator

9. Cover Tank for Excavator

10.Radiator Cover

11.Cover for Excavator

12.Cover Tank for Excavator

13.Fuel Tank for Generator

14.Muffler for Farm & Construction Machinery

15.Muffler for Farm & Construction Machinery

(40)

29

29 17.Side Panel for Generator

18.Component for Generator

19.Under Cover for Excavator

20.Door for Excavator

Penjualan hasil produksi PT Hanken Indonesia sudah menembus

pasar luar negeri (ekspor). PT Hanken Indonesia memiliki konsumen

tetap, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Berdasarkan data

penjualan produk dari tahun 1996 sampai tahun 2005, nilai penjualan

produk PT Hanken Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke

tahun baik penjualan domestik (di dalam negeri) maupun penjualan ke

luar negeri (ekspor). Hal ini mengindikasikan bahwa produk-produk

yang dihasilkan PT Hanken Indonesia memiliki kualitas sesuai dengan

yang diinginkan konsumen dan dapat bersaing dengan produk-produk

dari perusahaan alat berat lainnya. Data penjualan dari tahun 1996

sampai 2005 dapat dilihat dalam Lampiran 3. Konsumen di dalam

negeri, yaitu:

1.PT Komatsu Indonesia

2.PT Natra Raya (Caterpillar)

3.PT Hitachi Construction Machinery Indonesia

4.PT Sakai Heavy Industry Indonesia

5.PT Dein Prima Generator

Konsumen luar negeri:

1.Hanken Works (Komatsu & Kubota)

2.Bangkok Komatsu Co.

3.Komatsu UK

4.Komatsu America

5.L&T Komatsu

6.Atlanta Trading Company

7.Komatsu Europe Int’l

8.Komatsu Hanomag

9.Komatsu Forklift Co.

(41)

4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang dilihat dalam penelitian ini berdasarkan

pada: jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pernikahan, jumlah anak,

lama bekerja, status karyawan dan besarnya gaji dan tunjangan per bulan.

Tabel 5. Karakteristik responden

Karakteristik Responden Responden

(42)

31

31

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Responden dalam penelitian ini berjumlah 169 orang karyawan yang

diambil dari populasi sebanyak 294 orang karyawan. Komposisi

responden berdasarkan jenis kelamin terdiri dari dua orang karyawan

perempuan dan 167 orang karyawan laki-laki.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan umur, responden dibagi menjadi empat kelompok.

Kelompok pertama kurang dari 25 tahun (<25 tahun), kelompok ke dua

antara 26 sampai 35 tahun (26–35 tahun), kelompok ke tiga antara 36

sampai 45 tahun (36-45 tahun) dan kelompok ke empat lebih dari 45 tahun

(>45 tahun). Berdasarkan data yang didapat rata-rata responden berumur

kurang dari 25 tahun.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, responden dibagi menjadi enam

bagian, yaitu SD, SMP, SMA/SMK, Diploma (D1-D3), Sarjana (S1) dan

S2/S3. Rata-rata responden berpendidikan akhir SMA/sederajat yaitu

sekitar 95,3 %.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Berdasarkan status pernikahan, responden dibagi menjadi dua, yaitu

belum menikah dan menikah. Responden yang sudah menikah berjumlah

87 (51,5%) dan yang belum menikah berjumlah 82 (48,5%).

e. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak

Berdasarkan jumlah anak yang dimiliki, responden dibagi menjadi

empat bagian. Pertama responden yang belum memiliki anak, kedua

responden yang sudah memiliki satu orang anak, ketiga responden

memiliki dua orang anak dan ke empat responden yang memiliki lebih dari

dua orang anak. Jumlah anak yang dimiliki oleh karyawan PT Hanken

Indonesia berpengaruh terhadap kompensasi yang diterima. PT Hanken

Indonesia memberikan perawatan kesehatan bagi anak-anak karyawan

sampai anak ketiga dan memberikan beasiswa sampai lulus SMA bagi

anak karyawan dengan syarat tertentu. Sebagian besar responden yaitu 96

(43)

memiliki dua orang anak dan 8 orang lainnya memiliki lebih dari dua

orang anak

f. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Berdasarkan lamanya bekerja, responden dikelompokkan ke dalam

lima selang waktu lamanya seorang karyawan bekerja di perusahaan atau

mengabdi kepada perusahaannya. Rata-rata responden (45,6%) sudah

bekerja di PT Hanken Indonesia lebih dari lima tahun (>5 tahun). Hal ini

menunjukkan PT Hanken Indonesia memiliki tingkat perputaran karyawan

yang relatif kecil.

g. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Karyawan

Berdasarkan status karyawan, PT Hanken Indonesia membagi ke

dalam dua kelompok, yaitu:

1. Karyawan tetap adalah seorang karyawan yang bekerja di perusahaan

dan telah menyelesaikan masa percobaan selama tiga tahun.

2. Karyawan kontrak adalah seorang karyawan yang bekerja di perusahaan

atas dasar kontrak/perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu atau

masih dalam masa percobaan.

Karyawan kontrak dapat diangkat menjadi karyawan tetap apabila

telah melalui masa percobaan selama kurang lebih tiga tahun dan memiliki

kinerja atau prestasi yang baik. Perbedaan antara karyawan tetap dan

karyawan kontrak dalam pemberian kompensasi adalah pemberian dana

pensiun. Karyawan kontrak tidak terdaftar dalam pemberian DPA (Dana

Pensiun Astra).

h. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan

Berdasarkan besarnya pendapatan yang diterima per bulan,

responden dibagi ke dalam lima kelompok range pendapatan. Rata-rata

responden berpendapatan antara Rp 1.000.001,00 – Rp 2.000.000,00,

dengan persentase sebesar 52,7 %. Hasil kuesioner tentang karakteristik

(44)

33

33

4.3. Kompensasi

Kompensasi yang dibahas dalam penelitian ini terdiri dari jenis

kompensasi yang diberikan perusahaan dan pemberian kompensasi kepada

karyawan. Jenis-jenis kompensasi yang dibahas adalah kompensasi finansial

baik finansial langsung maupun finansial tidak langsung dan kompensasi non

finansial. Kompensasi finansial terdiri dari gaji pokok, uang transport,

tunjangan jabatan, upah lembur, bonus, THR (Tunjangan Hari Raya),

insentif, asuransi, kesehatan, fasilitas yang disediakan perusahaan, jamsostek,

dana pensiun dan cuti. Kompensasi non finansial terdiri dari rekreasi bersama

dan kondisi lingkungan kerja. Hasil kuesioner mengenai persepsi karyawan

terhadap pemberian kompensasi dapat dilihat pada Lampiran 5.

Kebijakan kompensasi tang diterapkan PT Hanken Indonesia

dipengaruhi oleh :

1.Pasar tenaga kerja

2.Kondisi ekonomi negara

3.Pemerintah

4.Serikat buruh (SPMI) beranggotakan 268 karyawan

Serikat buruh selalu diikutsertakan dalam penetapan besaran kompensasi.

Serikat buruh ikut mempengaruhi besaran kompensasi yang diberikan.

5.Kemampuan membayar

6.Produktivitas karyawan

4.3.1. Kompensasi Finansial

a. Gaji

Besarnya gaji yang diberikan pihak manajemen PT Hanken

Indonesia kepada para karyawan atas dasar pekerjaannya sebagai

akibat adanya hubungan kerja dan berusaha agar besarnya gaji yang

diberikan tersebut mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

yang layak bagi dirinya sendiri dan keluarganya. Pemberian gaji

pokok yang dilakukan manajemen PT Hanken Indonesia mengacu

pada Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor

561/Kep.569-Bangsos/2007 mengenai besarnya Upah Minimum 18

(45)

Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor

561/Kep.569-Bangsos/2007, besarnya upah minimun berkisar antara Rp

980.589,00 - Rp 1.020.000,00. Selain peraturan pemerintah,

besarnya gaji juga dipengaruhi oleh pasar tenaga kerja, kondisi

ekonomi dan serikat pekerja yang ada dalam perusahaan. Pihak

manajemen PT Hanken Indonesia juga membantu pemotongan gaji

untuk pembayaran iuran pensiun dan pembayaran jamsostek. Gaji

diberikan setiap dua hari sebelum ahkir bulan. Data mengenai

besarnya UMP 18 kabupaten dapat dilihat pada Lampiran 6.

b. Upah Lembur

Manajemen PT Hanken Indonesia juga memberikan upah

lembur kepada karyawannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Upah lembur diberikan kepada setiap karyawan yang melakukan

kerja melebihi waktu kerja. Perhitungan tentang besarnya tingkat

upah lembur:

gaji + tunjangan tetap

173

Rumus di atas merupakan peraturan dalam Undang-Undang tenaga

kerja.

c. Insentif

Manajemen PT Hanken Indonesia juga memberikan

pembayaran insentif dan bonus kepada karyawannya. Pembayaran

insentif diberikan kepada karyawan yang hadir penuh/tanpa absen

selama satu bulan perhitungan gaji. Setiap karyawan yang tidak

pernah absen dalam satu bulan gaji akan mendapatkan pembayaran

insentif. Besaran insentif yang diberikan adalah sebesar Rp

15.000,00 untuk satu bulan pertama, Rp 15.000,00 untuk bulan

kedua dan Rp 45.000,00 untuk bulan ketiga.

d. Bonus

Manajemen PT Hanken Indonesia memberikan bonus kepada

karyawannya. Bonus ini diberikan kepada karyawan yang

(46)

35

35

diharapkan dapat memacu karyawan untuk lebih giat dalam bekerja.

Bonus yang diberikan sebesar dua kali gaji sampai tiga kali gaji. Hal

ini tergantung dari keuntungan perusahaan dan kinerja karyawan.

e. Seragam Kerja

PT Hanken Indonesia mengharuskan semua karyawannya dari

tingkat manajer sampai bagian kebersihan untuk menggunakan

seragam. PT Hanken Indonesia memberikan seragam kepada semua

karyawan. Karyawan yang bekerja mengurus administrasi diberikan

tiga stel seragam, sedangkan karyawan yang bekerja pada bagian

produksi diberikan lima stel seragam setiap tahunnya. Pemberian

seragam ini dilakukan setahun sekali.

f. Tunjangan

Manajemen PT Hanken Indonesia memberikan tunjangan

kepada karyawannya yang terdiri dari :

1.Tunjangan Jabatan

Tunjangan jabatan diberikan kepada karyawan yang memiliki

jabatan penting.

2.THR (Tunjangan Hari Raya)

Pihak manajemen PT Hanken Indonesia memberikan THR

(Tunjangan Hari Raya) kepada karyawannya. Karyawan

beragama Islam diberikan tunjangan pada hari raya Idul Fitri

sedangkan non muslim diberikan tunjangan pada hari raya

agamanya masing-masing. Besarnya THR yang diberikan setara

dengan satu bulan gaji.

3.Tunjangan Kesehatan

Manajemen PT Hanken Indonesia memberikan tunjangan

kesehatan kepada karyawan yang sakit dengan melakukan

pembiayaan perawatan. Tunjangan kesehatan juga diberikan

kepada anak karyawan. Karyawan mendapatkan perawatan anak

sampai dengan anak ke tiga. Tunjangan kesehatan dibagi menjadi

dua, medical (rawat jalan) dan hospitalization (rawat inap).

(47)

dengan dua kali gaji sedangkan untuk rawat inap tidak terbatas.

Karyawan yang sakit dapat melakukan pembayaran terlebih

dahulu lalu diganti perusahaan atau dapat langsung menunjukkan

identitas karyawan PT Hanken Indonesia dan rumah sakit akan

menagih ke perusahaan. Pembayaran langsung oelh perusahaan

hanya dapat dilakukan di rumah sakit Mitra yang merupakan

rekanan dari perusahaan.

4.Beasiswa

Pihak manajemen PT Hanken Indonesia memberikan bantuan

beasiswa kepada anak karyawan golongan I sampai III A dengan

syarat tertentu dan melalui proses seleksi. Beasiswa ini diberikan

dari SD sampai SMA. Besarnya beasiswa yang diberikan untuk

SD sebesar Rp 340.000,00 dan untuk SMP sebesar Rp

400.000,00.

g. Upah Transport

Pihak manajemen PT Hanken Indonesia memberikan

pengganti biaya transportasi karyawannya. Pemberian upah

transport ini dilakukan bersamaan dengan pemberian gaji setiap

bulan. Upah transport ini merupakan tunjangan tetap. Upah transport

dibedakan menjadi dua. Pertama transport hari biasa Rp 19.500,00

dan kedua transport libur Rp 20.000,00.

h. Cuti

PT Hanken Indonesia memberlakukan kebijakan cuti sesuai

dengan ketentuan dari pemerintah. Selain itu, perusahaan juga

memberikan kebijakan cuti besar. Cuti besar ini diberikan kepada

karyawan yang telah bekerja di perusahaan selam lima tahun. Cuti

diberikan selama dua bulan yang dapat diambil dalam dua tahap.

Jika karyawan tidak menggunakan haknya untuk cuti besar, maka

karyawan dapat kompensasi pengganti berupa dua bulan upah.

i. Jamsostek dan Pensiun

PT Hanken Indonesia juga mendaftarkan karyawan

(48)

37

37

Astra). Jamsostek yang diberikan dibagi tiga, yaitu jaminan hari tua,

jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian.

j. Fasilitas

Pihak manajemen PT Hanken Indonesia memberikan

fasilitas-fasilitas sebagai berikut :

1.Kantin

PT Hanken Indonesia menyediakan kantin untuk makan siang.

Kegiatan makan siang dilakukan bersama-sama dan PT Hanken

Indonesia menyediakan makanan kepada seluruh karyawan,

sehingga tidak memberikan uang makan. Sedangkan untuk

karyawan yang mendapat bagian shift malam mendapatkan

natura berupa kopi, susu dan makanan kecil seperti bubur kacang

hijau.

2.Tempat ibadah (Mushalla)

PT Hanken Indonesia juga menyediakan fasilitas ibadah untuk

umat Islam yaitu mushalla.

3.Kendaraan

PT Hanken Indonesia memberikan fasilitas kendaraan untuk

manajerial.

k. Asuransi

Semua karyawan PT Hanken Indonesia yang berstatus pekerja

tetap diikutkan dalam asuransi ASTRA. Hal inilan yang

membedakan kompensasi yang diterima antara pekerja tetap dengan

yang masih berstatus pekerja kontrak.

4.3.2. Kompensasi Non Finanisal

a. Rekreasi

Pihak manajemen PT Hanken Indonesia selalu mengadakan

rekreasi bersama seluruh karyawan sekali dalam setahun. Hal ini

bertujuan untuk menghilangkan stres setelah bekerja dan untuk

Gambar

Gambar 1. Jenis-jenis Kompensasi (Rivai, 2004)
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
Tabel 3. Distribusi karyawan PT Hanken Indonesia No Bagian Jumlah Karyawan
Tabel 4. Fasilitas produksi PT Hanken Indonesia Mesin Jumlah Mesin
+4

Referensi

Dokumen terkait

upah insentif, pengertian upah lembur, pengertian tunjangan sosial, macam-macam upah lembur, serta teori yang relevan, dan penelitian sebelumnya.. BAB III :

PT Export Leaf Indonesia, Lombok memiliki kebijakan manajemen kompensasi yang dibagi menjadi dua macam, yaitu: kompensasi finansial (gaji, upah insentif, dan bonus)

Sumber Graha Sejahtera Jombang, sehingga perusahaan perlu memperhatikan dan meningkatkan pemberian kompensasi berupa upah dan gaji, insentif, tunjangan, dan fasilitas agar

sehingga hipotesis kedua pada penelitian ini yang menyatakan bahwa pemberian kompensasi finansial yang terdiri dari gaji, bonus, tunjangan jabatan, dan insentif berpengaruh

Kompensasi lansung terdiri dari : Upah atau gaji pokok, Tunjangan tunai sebagai suplemen upah atau gaji yang diterima setiap bulan, Tunjangan hari raya keagamaan, Bonus

Artinya para karyawan sudah mendapatkan kompensasi berupa gaji, insentif atau bonus yang baik, hal ini terlihat dari karyawan mendapatkan kompensasi setiap bulannya secara rutin dan

KOMPENSASI = GAJI + UPAH +TUNJANGAN + IMBALAN INTRINSIK  PERBEDAAN GAJI,UPAH,INSENTIF  GAJI : imbalan finansial yang dibayarkan kepada karyawan secara teratur,seperti

Upah, gaji, komisi, dan bonus adalah contoh bentuk kompensasi finansial langsung, sementara asuransi jiwa, kecelakaan, tunjangan sosial seperti dana pensiun, tunjangan jaminan sosial,