• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengolahan data dan analisa data

Dalam dokumen GAMBARAN MINAT WANITA USIA SUBUR DENGAN (Halaman 46-72)

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

F. Pengolahan data dan analisa data

Pengolahan data (Budiarto, 2002) dilakukan dengan tahap sebagai berikut : a. Editing, Kegiatan pengeditan dimaksudkan untuk meneliti kembali

atau melakukan pengecekan pada setiap jawaban yang masuk. Apabila terdapat kekeliruan akan dilakukan pencocokan segera pada responden.

b. Coding, Setelah selesai editing, peneliti melakukan pengkodean data yakni untuk pertanyaan tertutup melalui symbol setiap jawaban.

c. Transfering, Kegiatan mengklasifikasikan jawaban, data yang telah diberi kode disusun secara berurutan dari responden pertama sampai responden terakhir untuk dimasukkan kedalam tabel sesuai dengan variabel yang diteliti.

d. Tabulating, Kegiatan memindahkan data, pengelompokan responden yang telah dibuat pada tiap-tiap variabel yang diukur dan selanjutnya dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi.

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa data dilakukan dengan menggunakan metode statistik deskriptif, untuk masing-masing variabel penelitian dengan menggunakan frekuensi distribusi berdasarkan presentase dari masing-masing variabel.

Menurut Budiarto (2002), data analisa dengan menggunakan statiska sederhana yaitu rumus persentase, selanjutnya disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :

P = n f x 100% Keterangan : P : Persentase f : Frekuensi teramati n : Jumlah sampel b. Analisa Bivariat

Untuk mengukur hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi minat WUS dengan pemilihan alat kontrasepsi implan dilakukan analisis silang dengan menggunakan tabulasi silang.

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Puskesmas Meureudu merupakan salah satu Puskesmas yang terletak di Kecamatan Meureudu arah selatan dari Ibu Kota Kabupaten Pidie dengan jarak tempuh sekitar 16 KM. Luas Wilayah kerja Puskesmas Glumpang Tiga 14 km² yang meliputi 14 desa. Jumlah penduduk Kecamatan Glumpang TigaTahun 2013 adalah 7557 jiwa dengan jumlah laki-laki 3631 jiwa dan jumlah perempuan 3926 jiwa serta mempunyai 2 mukim, yang berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Glumpang Baro b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Tiro Terseb c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Bandar Baro d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Mutiara Timur

Fasiltas kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Glumpang Tiga diantaranya 1 unit puskesmas induk , 2 polindes, 1 pusling ,14 posyandu. Jumlah total petugas kesehatan puskesmas Glumpang Tiga yaitu 47 orang yang terdiri dari 3 orang dokter umum, 13 orang bidan desa, 3 orang bidan PTT, 1 orang ahli gizi, 13 orang perawat dan petugas kesehatan lainnya.

B.Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari tanggal sampai Agustus di Puskesmas Meureudu Tahun 2013 jumlah responden adalah 88

orang. Tehnik pengumpulan sampel menggunakan tehnik Acchidental Sampling dan pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner untuk di isi oleh responden. Kuesioner terdiri atas 28 pertanyaan yang terdiri dari 5 pertanyaan tentang Minat, 20 pertanyaan tentang pengetahuan, 1 pertanyaan tentang umur,1 pertanyaan tentang pendidikan dan 1 pertanyaan tentang paritas.

1. Analisa Univariat

Hasil pengukuran terhadap variabel dependen – Independen yaitu Minat WUS terhadap penggunaan Implant di wilayah kerja Puskesmas Meureudu Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya adalah sebagai berikut :

a. Minat

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Minat WUS Terhadap Penggunaan Implant Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureudu Kecamatan Meureudu

Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

No Minat WUS Frekuensi Persentase %

1 Tinggi 36 40,9

2 Rendah 52 59,1

Jumlah 88 100

Sumber : Data Primer (2013)

Berdasarkan tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa Minat WUS terhadap penggunaan Implant di wilayah kerja puskesmas Meureudu mayoritas berada pada katagori rendah sebanyak 52 orang (59,1%) dari 88 responden.

b. Pengetahuan WUS

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Pengethun WUS Terhdap Penggunaan Implant

Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureudu Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

No Pengetahuan Frekuensi Persentase %

1 Baik 18 20,5

2 Cukup 29 32,9

3 Kurang 41 46,6

Jumlah 88 100

Sumber : Data Primer (2013)

Berdasarkan tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa Pengetahuan WUS terhadap penggunaan implant di wilayah kerja puskesmas Meureudu mayoritas berada pada katagori kurang sebanyak 41 orang ( 46,6%) dari 88 responden.

c.Umur WUS

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Umur WUS Terhadap Penggunaan Implant Di WilayahKerja Puskesmas Meureudu Kecamatan Meureudu

Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

No Umur Frekuensi Persentase %

1 <20 34 38,6

2 20-35 25 28,3

3 >35 29 32,9

Jumlah 88 100

Sumber : Data Primer (Tahun 2013)

Berdasarkan tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa umur WUS terhadap penggunaan implant di wilayah kerja puskesmas Meureudu

mayoritas berada pada katagori Masa reprouksi muda (<20 tahun) sebanyak 34 orang (38,6%), dari 88 responden.

d. Paritas

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureudu Kecamatan Meureudu

Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

No Paritas Frekuensi Persentase %

1 Primi para 35 39,8

2 Multi Para 30 34,1

3 Grande multi para 23 26,1

Jumlah 88 100

Sumber : Data Primer (2013)

Berdasarkan tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa paritas WUS di wilayah kerja Puskesmas Meureudu mayoritas berada pada katagori Primi para sebanyak 35 orang ( 39,8%), dari 88 responden.

e. Pendidikan

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Pendidikan WUS Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureudu KecamatanMeureudu

Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

No Pendidikan Frekuensi Persentase %

1 Tinggi 20 22,7

2 Menengah 29 32,9

3 Dasar 39 44,3

Jumlah 88 100

Berdasarkan tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa pendidikan WUS mayoritas berada pada katagori dasar sebanyak 39 orang ( 44,3 %), dari 88 responden.

2. Tabulasi Silang

a. Minat WUS Terhadap Penggunaan Implant Berdasarkan Pengetahuan

Tabel 5.6

Tabulasi SilangMinat WUS Terhadap Penggunanan Implant berdasarkan Pengetahuan Di Wilayah Kerja PuskesmasMeureudu Kecamatan

Meureudu Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

No Pengetahuan

Minat WUS terhadap

Penggunaan Implan Total

Tinggi Rendah f % f % f % 1 Baik 14 38,9 4 76,9 18 100 2 Cukup 9 25,0 20 38,4 29 100 3 Kurang 13 36,1 28 51,8 41 100 Jumlah 36 52 88 100

Sumber : Data Primer (2013)

Berdasarkan tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa dari 18 responden dengan Minat tinggi terhadap penggunaan implant banyak di jumpai pada WUS yang mempunyai pengetahuan baik tentang implant yaitu sebanyak 14 orang (38,9%), kemudian dari 41 responden dengan minat rendah terhadap penggunaan implant banyak di jumpai pada WUS yang mempunyai pengetahuan kurang terhadap implant yaitu sebanyak 28 orang (51,8 %).

b. Minat WUS Terhadap Penggunanan Implant Berdasarkan Umur

Tabel 5.7

Tabulasi Silang Minat WUS Terhadap Penggunanan Implant berdasarkan Umur Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureudu Kecamatan

Meureudu Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

No Umur

Minat WUS terhadap

Penggunaan Implan Total

Tinggi Rendah f % f % f % 1 <20 tahun 6 16,7 28 53,8 34 100 2 20-35 tahun 12 33,3 13 25,0 25 100 3 > 35 Tahun 18 50,0 11 21,2 29 100 Jumlah 36 52 88 100

Sumber : Data Primer (2013)

Berdasarkan tabel 5.7 di atas menunjukkan bahwa minat WUS terhadap penggunaan implant pada berdasarkan umur dari 29 responden dengan minat tinggi banyak di jumpai pada WUS yang berumur>35 tahun yaitu sebanyak 18 orang (50,0%), kemudian dari 34 responden dengan minat rendah banyak di jumpai pada WUS yang berumur<20 tahun yaitu sebanyak 28 orang (53,8%).

c. Minat WUS Terhadap Penggunanan Implant Berdasarkan Paritas

Tabel 5.8

Tabulasi Silang Minat WUS Terhadap Penggunanan Implant berdasarkan Paritas Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureudu Kecamatan

Meureudu Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013

No Paritas

Minat WUS terhadap

Penggunaan Implan Total Tinggi Rendah f % f % f % 1 Primipara 6 16,7 29 55,8 35 100 2 Multipara 14 38,9 16 30,8 30 100 3 Grande Multi para 16 4,44 7 13,5 23 100 Jumlah 36 52 88 100

Sumber : Data Primer (2013)

Berdasarkan tabel 5.8 di atas menunjukkan bahwa minat WUS terhadap penggunaan implant berdasarkan paritas dari 23 responden dengan minat tinggi banyak di jumpai pada WUS dengan paritas Grande Multipara yaitu sebanyak 16 orang (4,44%), kemudian dari 35 responden dengan minat rendah banyak di jumpai pada WUS dengan paritas Primipara yaitu sebanyak 29 orang (55,8%).

d. Minat WUS Terhadap Penggunanan Implant Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.9

Tabulasi Silang Minat WUS Terhadap Penggunanan Implan berdasarkan Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas

Meureudu Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya

Tahun 2013

N

o Pendidikan

Minat WUS terhadap

Penggunaan Implan Total

Tinggi Rendah f % f % f % 1 Tinggi 15 41,7 5 9,61 20 100 2 Menengah 10 27,8 19 36,5 29 100 3 Dasar 11 30,6 28 53,8 39 100 Jumlah 36 52 88 100

Sumber : Data Primer (2013)

Berdasarkan tabel 5.9 di atas menunjukkan bahwa minat WUS terhadap penggunaan implant berdasarkan pendiddikan dari 20 responden dengan minat tinggi banyak di jumpai pada WUS dengan pendidikan tinggi yaitu sebanyak 15 orang (1,7%), kemudian dari 39 responden dengan minat rendah banyak di jumpai pada WUS dengan pendidikan rendah yaitu sebanyak 28 orang (53,8%).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di jelaskan di atas maka pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Minat Wus Terhadap Penggunaan Implant Berdasarkan Pengetahuan Berdasarkan data yang di dapat pada saat penelitian di dapat bahwa dari 18 responden dengan Minat tinggi terhadap penggunaan implant banyak di jumpai pada WUS yang mempunyai pengetahuan baik tentang implant yaitu sebanyak 14 orang (38,9%), kemudian dari 41 responden dengan minat rendah terhadap penggunaan implant banyak di jumpai pada WUS yang mempunyai pengetahuan kurang terhadap implant yaitu sebanyak 28 orang (51,8 %).

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Meliono (2007), pengetahuan merupakan yang diperoleh seseorang melalui pengamatan inderawi, pengetahuan ada ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengetahui sesuatu hal yang belum pernah dia alami atau dia rasakan sebelumnya.

Penelitian yang di lakukan oleh Sakinah di Puskesmas Perawatan Lakessi Kota Parepare Tahun 2012 menunjukkan bahwa akseptor KB implant paling banyak digunakan pada akseptor yang mempunyai pengetahuan tinggi tentang implanT sebesar 32 orang (54,6%) dan yang paling sedikit pada tingkat pengetahuan kurang sebesar 23 orang (45,4 %)

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Notoatmodjo (2005) menjelaskan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal yang terdiri dari: umur, motivasi, persepsi dan faktor eksternal yang terdiri dari: pendidikan, pekerjaan, media massa, pengalaman serta lingkungan.

Menurut asumsi peneliti Berdasarkan hal tersebut diatas, dapat di nyatakan bahwa dengan adanya pengetahuan yang tinggi tentang implant maka akan memberikan pengaruh terhadap minat WUS dengan penggunaan implant. Mereka yang mengetahui tentang kelebihan dan kekurangan pemakaian implant akan menarik minat untuk menggunakan alat kontrasepsi implant. Pengetahuan berpengaruh secara tidak langsung terhadap peningkatan status sosial dan kedudukan sorang wanita, peningkatan mereka terhadap kehidupan untuk membuat keputusan sendiri serta menyatakan pendapat misalnya kapan seharusnya hamil, melahirkan dan pemilihan jenis kontrasepsi.

Semakin tinggi tingkat pengetahuan seorang maka semakin mudah mencerna semua informasi yang di peroleh segala keputusannya di dasari atas pemikiran yang rasional.

2. Minat Wus Terhadap Penggunaan Implant Berdasarkan Umur

Berdasarkan data yang di dapat pada saat penelitian di dapat bahwa dari dari 29 responden dengan minat tinggi banyak di jumpai pada WUS yang berumur >35 tahun yaitu sebanyak 18 orang (50,0%), kemudian dari 34 responden dengan minat rendah banyak di jumpai pada WUS yang berumur <20 tahun yaitu sebanyak 28 orang (53,8%).

Saifuddin AB, (2008) yang menjelaskan bahwa dengan makin bertambahnya usia, maka tingkat perkembangan seseorang akan sesuai dengan pengetahuan yang pernah didapat dan juga dari pengalamannya sendiri.

Depdiknas (2004) menyatakan umur juga berpengaruh terhadap psikis seseorang dimana usia muda sering menimbulkan ketegangan, kebingungan, rasa cemas dan rasa takut sehingga dapat berpengaruh terhadap tingkah lakunya.

Penelitian yang dilakukan oleh Sakinah di Puskesmas Perawatan Lakessi Kota Parepare Tahun 2012 menunjukkan bahwa akseptor KB implant paling banyak digunakan pada kelompok umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 39 orang (70,9%) dan umur >35 tahun sebanyak 16 orang (29,1%).

Menurut asumsi peneliti bahwa umur sangat mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku seseorang. Umur Wus mempengaruhi minat Wus terhadap penggunaan implant. Wus yang berumur <20 cenderung tidak menginginkan implant karena mereka merasa masih terlalu muda untuk menggunakan implant. Umur juga sangat mempengaruhi terhadap keyakinan dan tindakan seseorang terhadap dalam prilaku kesehatan, namun bila seseorang tidak mau menambah wawasan maupun pengetahuannya baik melalui pendidikan maupun menerima dan mempelajari hal-hal baru yang menunjang pengetahuannya maka pengalaman saja tidak akan tidak akan cukup membawa pembaharuan

kepada hal-hal yang dapat semakin memperluas pengetahuan dalam upaya mempertahankan kesehatan dirinya. Di samping itu tingginya motivasi akseptor menunjukkan bahwa tingkat pemahaman dan kesadaran terfokus pada indikasi untuk mengatur kehamilannya. Hal ini sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah melalui program KB nasional bahwa sebaiknya bagi PUS dengan istri berymur 20-35 tahun untuk mengatur kehamilannya setelah mempunyai 2 orang anak dengan jarak kehamilan 2-4 tahun.

3. Minat Wus Terhadap Penggunaan Implant Berdasarkan Paritas

Berdasarkan data yang di dapat pada saat penelitian di dapat bahwa dari 23 responden dengan minat tinggi banyak di jumpai pada WUS dengan paritas Grande multipara yaitu sebanyak 16 orang (4,44%), kemudian dari 35 responden dengan minat rendah banyak di jumpai pada WUS dengan paritas Primi para yaitu sebanyak 29 orang (55,8%).

Paritas adalah wanita yang sudah melahirkan bayi yang dapat hidup. Paritas primipara yaitu wanita yang telah melahirkan bayi hidup sebanyak 1 kali, multipara yaitu wanita yang telah melahirkan bayi hidup beberapa kali dimana persalinan tersebut tidak lebih dari 5 kali, dan grande multipara yaitu wanita yang telah melahirkan bayi hidup lebih dari 5 kali (Manuaba, 2005).

Penelitian ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2005) yang menjelaskan bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.

Penelitian yang dilakukan oleh Sakinah di Puskesmas Perawatan Lakessi Kota Parepare Tahun 2012 menunjukkan bahwa akseptor KB implant dengan paritas rendah ( 1-2 ) merupakan yang terbanyak yaitu sebesar 34 orang (62 %) dan yang paling sedikit pada paritas tinggi (≥ 3 kali) sebanyak 21 orang (20 %).

Menurut asumsi peneliti paritas sangat mempengaruhi minat WUS terhadap penggunaan implant. WUS grande multipara lebih berminat menggunakan implant di bandingkan WUS primipara. Karena WUS Primipara cenderung tidak menginginkan alat kontrasepsi jangka panjang. WUS primipara masih mengingin kan mempunyai anak dalam jangka waktu yang dekat sehingga mereka tidak berminat dalam menggunakan alat kontrasepsi implant. Sarana dan prasarana kesehatan serta informasi yang tersedia pada saat ini, memberikan kemudahan bagi wanita untuk memperoleh pelayanan dan informasi tentang keluarga berencana sehingga banyak wanita memilih mengatur kehamilannya dengan menggunakan alat kontrasepsi sebagai cara yang terbaik yang tidak memberikan dampak yang negatif terhadap kesehatan reproduksinya. Hal tersebut seiring dengan program pemerintah dalam mensukseskan tujuan KB nasional untuk menunjukkan keluarga yang berkualitas.

4. Minat Wus Terhadap Penggunaan Implant Berdasarkan Pendidikan. Berdasarkan data yang di dapat pada saat penelitian di dapat bahwa dari 20 responden dengan minat tinggi banyak di jumpai pada WUS dengan pendidikan tinggi yaitu sebanyak 15 orang (41,7%), kemudian dari 39

responden dengan minat rendah banyak di jumpai pada WUS dengan pendidikan rendah yaitu sebanyak 28 orang (53,8%).

Hasil penelitian sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Notoatmodjo (2005), dimana pendidikan adalah proses untuk menuju perubahan perilaku masyarakat dan akan memberikan kesempatan pada individu untuk menemukan ide atau nilai baru. Perubahan perilaku kesehatan masyarakat yang dituangkan dalam partisipasi aktif dalam pemahaman, perencanaan, dan pelaksanaan kesehatan akan lebih berhasil dikalangan masyarakat yang berpendidikan menengah keatas, modern, atau bersikap lebih terbuka terhadap hal-hal baru (inovatif). Dengan pendidikan yang tinggi kemungkinan WUS akan mudah menerima informasi yang di sampaikan petugas kesehaan tentang alat kontrasepsi implant.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sakinah di Puskesmas Perawatan Lakessi Kota Parepare Tahun 2012 menunjukkan bahwa akseptor KB implant paling banyak digunakan pada tingkat ≥ SMA sebesar 30 orang (54,6%) dan yang paling sedikit pada tingkat < SMA sebesar 25 orang (45,4 %).

Menurut asumsi peneliti pendidikan sangat mempengaruhi seseorang terhadap pengetahuan yang dimilikinya dimana melalui pendidikan maka seseorang akan dapat mengembangkan potensi dirinya dan memperoleh pengetahuan maupun ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkannya untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang maka semakin mudah mencerna semua informasi yang di peroleh

segala keputusannya di dasari atas pemikiran yang rasional. Dalam hal ini dapat di katakan bahwa tingkat pendidikan seseorang belum menjamin terhadap tingkat pengetahuan sehingga dapat di simpulkan bahwa penggunaan kontrasepsi tidak berhubungan langsung dengan tingkat pendidikan akseptor. karena pada era globalisasi ini masyarakat memperoleh informasi baik dari media masa, TV dan Radio yang memudahkan para wanita memperoleh informasi tentang seks dan kesehatan reproduksi sehingga menambah wawasan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang masalah kesehatan. Disamping itu dengan adanya kegiatan penyuluhan kesehatan serta komunikasi antar sesama akseptor akan menambah pengetahuan dan pemahaman mereka tentang manfaat dan tujuan KB.

Meskipun pendidikan berpengaruh secara tidak langsung terhadap peningkatan status sosial dan kedudukan sorang wanita, peningkatan mereka terhadap kehidupan untuk membuat keputusan sendiri serta menyatakan pendapat misalnya kapan seharusnya hamil, melahirkan dan pemilihan jenis kontrasepsi.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Minat WUS Terhadap Penggunaan Implant yang di lakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Meureudu Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya tanggal 12 sampai 16 Agustus Tahun 2013, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Minat tinggi WUS terhadap penggunaan implant banyak di jumpai pada WUS yang mempunyai pengetahuan kurang terhadap implant yaitu sebanyak 28 orang (51,8%).

2. Minat tinggi WUS terhadap penggunaan implant banyak di jumpai pada WUS yang berumur <20 tahun yaitu sebanyak 28 orang (53,8%).

3. Minat tinggi WUS terhadap penggunaan implant banyak di jumpai pada WUS dengan paritas Primipara yaitu sebanyak 29 orang (55,8%).

4. Minat tinggi WUS terhadap penggunaan implant banyak di jumpai pada WUS dengan pendidikan rendah yaitu sebanyak 28 orang (53,8%).

B.Saran

1. Bagi Responden

Hendaknya meningkatkan pengetahuan WUS tentang alat kontrasepsi Implant dengan mengikuti penyuluhan yang di sampaikan

oleh tenaga kesehatan, membaca buku, atau masalah-masalah yang memuat artikel-artikel tentang alat kontrasepsi Implant sehingga WUS dapat lebih mengetahui dan memahami tentang alat kontrasepsi Implant dalam upaya kesejahteraan keluarga.

2. Bagi Bidan dan Petugas Kesehatan

Diharapkan kepada bidan khususnya yang ada di Puskesmas Meureudu Kabupaten Pidie Jaya agar senantiasa memberikan penyuluhan tentang alat kontrasepsi Implant pada WUS. Bagi bidan yang bertugas di Wilayah Kerja Puskesmas, Posyandu, Bides, dan petugas kesehatan lainnya dalam melakukan komunikasi perlu melibatkan tokoh-tokoh masyarakat agar semua masyarakat mengerti tentang alat kontrasepsi Implant.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian yang lebih spesifik tentang Alat kontrasepsi Implant.

DAFTAR PUSTAKA

Adi,R.(2004). Metodelogi Penelitian Sosial Dan Hukum.Granit. Jakarta

Arikunto. S. (2006). .Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Rineka Cipta.Jakatra

BKKBN, (2006). Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (Implant/Susuk KB).

BKKBN, (2012). profil kesehatan Indonesia

Budiarto,E.(2002). .Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. EGC.Jakarta

Depdiknas, (2005). Kamus Bahasa Indonesia.Balai Pustaka Indonesia.

Hartanto, Hanafi. (2002). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.

www. bkkbn.go.id

Manuaba, Gde, Bagus Ide. (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta

Manuaba, (2008). KapitaSelektaPelaksanaanRutin Obstetric GenokologidanKB,

ECG. Jakarta.

Notoadmodjo.S, (2005). Metodelogi penelitian kesehatan.Jakarta, Rineka cipta. --- (2007). Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta, Rineka cipta Profil Dinkes Aceh 2012

Profil Dinkes Pidie Jaya 2012

.

Prawirohardjo,S. (2005). IlmuKebidanan. EGC, Jakarta

Rustam muktar,(2005). Sinopsis obstetri fisiologi jilid2 jakarta EGC Sarwono, (2007). Ilmu Kebidanan. EGC, Jakarta

Saifudin Abdul Bari. (2006). Buku acuan Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sarwono, P. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Suparyanto, (2011). Asuhan Persalinan Normal jakarta EGC

Varney, Helen. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4 volume 1. jakarta : EGC.

Wiknjosastro, Hanifa, (2005). Ilmu Kebidanan. Edisi ke-3, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH BANDA ACEH

AKADEMI KEBIDANAN

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN MINAT PUS TERHADAP PEMAKAIAN IMPLANT DI PUSKESMAS MEUREUDU KECAMATAN MEUREUDU

KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013

N0 responden :

Petunjuk: Berilah tanda ceklis (√) pada huruf B jika benar dan S jika salah 1. Minat WUS terhadap penggunaan implant

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah anda pernah berencana untuk menggunakan implant

2 Apakah rencana untuk menggunakan implan atas keinginan anda sendiri

3. Setelah anda mengetahui tentang manfaat implan, apakah anda ingin menggantikan kontrasepsi yang anda pakai sekarang dengan penggunaan implant 4. Implant dapat di gunakan jangka panjang, Apakah

anda ingin beralih dengan metode KB jangka panjang 5 Jika ada penyuluhan tentang implan, apakah anda

2. Pengetahuan

No PERNYATAAN Ya Tidak

1 Implant adalah suatu alat KB yang dipasang dibawah kulit dilengan atas.

2 Implant dapat di pakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi

3 Implant efektif selama 3 atau 5 tahun

4 Implant aman di pakai pada ibu menyusui karena tidak mengganggu produksi ASI

5 Norplant, implanon, jadena dan indoplan adalah jenis-jenis implant

6 Pengembalian tingkat kesuburan sangat cepat setelah pencabutan implant

7 Implant dapat di gunakan pada perempuan pasca keguguran 8 Pencabutan implant tidak dapat dilakukan oleh ibu sendiri,

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan

9 Nyeri kepala, pusing, nyeri payudara, peningkatan dan penurunan berat badan merupakan efek samping dari penggunaan implant

10 Implant tidak dapat digunakan pada wanita hamil

11 Implan dapat di gunakan pada Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, tapi menolak sterilisasi

12 implant dapat di gunakan pada Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.

13 Pemasangan implant tidak memerlukan pemeriksaan dalam 14 pemakaian implant dapat mengurangi nyeri haid

tenaga kesehatan terlatih

16 Penggunaan implant sering menimbulkan perubahan pola haid

17 Penggunaan implant dapat mengurangi resiko terjadinya anemia

18 Perempuan dengan perdarahan pervaginam tidak bisa meggunakan implant

19 Perempuan yang belum memiliki anak atau telah memiliki anak dapat menggunakan implant

20 Implant tidak dapat di pasang didalam rahim

3. Berapa umur anda sekarang ? a. <20 tahun

b. 20-35 tahun c. >35 tahun

4. Apa pendidikan terakhir yang anda tempuh? a. SD / SLTP / Sederajat

b. SMA / MAN / Sederajat c. D III / S1 / Sederajat 5. Berapa jumlah anak anda sekarang ?

a. 1 orang b. 2-4 orang c. ≥ 5 orang

KUNCI JAWABAN PENGETAHUAN NO SKOR KET BENAR SALAH PENGETAHUAN IBU 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Baik = (76 – 100%)

Dalam dokumen GAMBARAN MINAT WANITA USIA SUBUR DENGAN (Halaman 46-72)

Dokumen terkait