• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karet remah atau crumb rubber adalah produk karet alam yang relatif baru. Dalam perdagangan dikenal dengan sebutan “karet spesifikasi”, karena penentuan kualitas atau penjenisannya dilaksanakan secara teknis dengan analisis yang mutakhir .

Pada akhir-akhir ini dirasakan adanya persaingan yang makin kuat antara karet sinteisis dan karet alam, dimana pada saat ini baik produksi maupun pemakainnya, karet sintesis lebih tinggi dari pada karet alam. Jalan keluar yang harus ditempuh oleh karet alam adalah berusaha mengatasi saingan tersebut dengan jalan menurunkan biaya produksi dan memperbaiki penyajiannya di pasaran dunia dengan bentuk baru yang berbeda dengan hasil pengolahan secara konvensional dengan mengikuti bentuk karet sintesis, yaitu berbentuk bongkah. Bentuk bongkah dibuat setelah bahan baku karet alam ini melalui peremahan lebih dahulu, sehingga disebut juga karet remah atau

crumb rubber .

Dengan pengolahan karet remah diperoleh beberapa keuntungan, yaitu proses pengolahannya lebih cepat, produk lebih bersih dan lebih seragam, dan penyajiannya lebih menarik.

Karet spesifikasi teknis adalah jenis produk karet:

- yang diperdagangkan dengan spefifikasi mutu teknis dengan bermacam-macam karakteristik antara lain: SIR 5Cv, SIR 5LV, SIR 5L, SIR 5L, SIR 10, SIR 20 dan SIR 50.

- yang diperdagangkan dengan bentuk bongkah berukuran 28 x 14 x 6,5 inci atau 70 cm x 35 cm x 16,25 cm dengan bobot 33,3 kg, 34 kg dan 35 kg per bongkah,

terbungkus rapi dengan plastik politein stebal 0,03 mm dengan titik pelunakan 108oC, berat jenis 0,92 dan bebas dari macam-macam pelapis.

Berbagai bahan olah karet dapat diolah menjadi karet remah. Dalam pengolahan karet remah digolongkan dua macam bahan baku, yaitu lateks kebun dan

lump serta gumpalan mutu rendah. Proses pengolahan karet remah dapat dilaksanakan

dengan bermacam-macam cara processing. Dalam uraian dibawah ini dibicarakan salah satu cara saja yaitu pengolahan menurut Proses Guthrie.

2.7.1 Pengolahan karet remah dengan bahan baku lateks: 1) Pembekuan lateks

Proses pembekuan (koagulasi) dilaksanakan dalam bak-bak pembekuan. Lateks kebun dalam bak pembekuan dibubuhi dengan asam semut 1% + 0,36%. Bak pembekuan dibuat dari aluminium atau tegel porselin yang dapat dipasangi sekat-sekat dengan jarak 30 cm. untuk memperoleh karet remah yang berwarna putih, selain koagulan dan malase, kedalam bak pembekuan dibubuhkan juga larutan Natrium-bisulfit dengan konsentrasi 0,05%. Dalam waktu 18-24 jam akan terbentuk bekuan/koagulan yang siap untuk digiling atau diremahkan.

2) Peremahan

Koagulum dari bak pembekuan yang berukuran 45 cm x 23 cm x 23 cm dimasukkan kedalam mesin pisau berputar yang dilengkapi dengan saringan yang berlobang ukuran 1,6 – 1,9 cm. Remah-remah yang terbentuk, setelah melalui saringan, akan dibutuhkan air sebanyak 10lb (sekitar 5 liter) per menit. Guna air pencuci ini adalah untuk memudahkan peremahan dan untuk membersihkan remah-remah tersebut.

3) Pengeringan

Remah-remah dari mesin peremah diterima dalam kotak-kotak pengeringan yang terbuat dari besi tahan karet. Kotak-kotak ini kemudian dimasukkan ke dalam mesin pengering. Unidryer atau alat pengering lorong. Ukuran kotak pengering adalah 120 cm x 50 cm x 40 cm diisi dengan 16 kg remah, dan setiap kotak disesuaikan dengan ukuran bandela yang dikehendaki. Oleh karena itu, tiap kotak dibagi menjadi dua ruang, hingga setiap ruang berisi 8 kg.

Suhu dalam lorong Unidryer adalah 70-100oC, lama pengeringan 4 jam dengan kapasitas 400 kg per jam. Kotak di dalam ruang lorong pengeringan berjalan perlahan-lahan dari pangkal menuju ke ujung. Pengeringan berjalan perlahan-lahan dari pangkal menuju ke ujung. Karet remah yang keluar dari alat pengering dengan suhu 100oC dapat bertahan pada suhu sekitar 80oC selama beberapa hari. Dalam proses pengeringan terdapat pula alat pendingan (cooler) yang dapat menurunkan suhu gumpalan karet remah menjadi sekitar 50-60oC sewaktu keluar dari mesin pengering. Dengan demikian, gumpalan remah dapat dikerjakan lebih lanjut.

4) Pengempaan

Remah-remah yang keluar dari mesin pengering (unidryer)berada dalam kotak-kotak. Remah-remah kemudian diangkat dan ditaruh di atas meja yang tersedia. Sejumlah remah ditimbang untuk memperoleh berat 35 kg. Kemudian dimasukkan kedalam mesin pengempa. Ada berbagai tipe mesin pengempa yang bias digunakan. Mesin yang terbaik adalah mesin yang dapat membentuk bongkah-bongkah dengan bentuk yang baik dan volume yang kecil, dengan kapasitas sebesar mungkin, tetapi tidak mudah dalam operasi dan perawatannya.

Setelah bongkahan keluar dari mesin pengempa, bongkahan tersebut harus dibiarkan dahulu selama 8 – 12 jam supaya menjadi dingin. Kemudian bongkahan dibungkus dengan plastik politein untuk untuk SIR (Standart Indonesia Rubber) yang tebalnya antara 0,02 – 0,04 mm. Selanjutnya bongkahan tersebut dipak dalam bentuk pallet dan dibungkus dengan plastik hitam yang tebalnya 0,1 mm. Berat kotor (bruto) tiap pallet beserta peti kayu tempat pengepakan pallet adalah 1080 kg, yang terdiri dari berat bersih (netto) karet remahnya sebesar 1050 kg dan berat peti kayunya 30 kg.

Dari bahan baku lateks diproleh karet remah yang kualitasnya dapat dikategorikan sebagai: SIR 5 CV, SIR 5 LV, SIR 5L, SIR 5L dan SIR 5.

2.7.2 Pengolahan karet remah dengan bahan baku gumpalan mutu rendah 1) Bahan baku

Sebagai bahan baku adalah: lump mangkok, skrep, lump tanah, krep mutu rendah (brown crepe), dan sebagainya.

2) Urutan kerja pengolahan

Urutan kerja pengolahn karet remah dengan baku gumpalan mutu rendah, adalah sebagai berikut:

a) Perendaman

Bahan-bahan seperti lump mangkok dan gumpalan mutu rendah lainnya harus diolah secara terpisah. Sebelum diremahkan, bahan baku tersebut direndam dalam tangki pelunak yang dibuat dari beton, supaya kotoran-kotoran yang melekat pada permukaannya terlepas dan mengendap.

Bila bahan dasar berupa lump mangkok, bahan tersebut tidak perlu direndam lebih dahulu sebelum pengolahan lebih lanjut. Tetapi untuk bahan dasar slab selain perlu direndam, juga pelu digiling dam gilingan pelunak atau gilingan pencuci. Penggunaan gilingan palu (hammer mill) akan dapat mempercepat pembersihan dari

kotoran seperti potongan-potongan kayu, tanah atau bahan keras lainnya yang berada di dalam bongkah-bongkah gumpalan mutu rendah tersebut.

b) Pemotongan dengan mesin pisau berputar

Bahan baku atau bahan dasar yang telah dicuci dan dilunakkan dialirkan melalui saluran air menuju sabuk/ban pengangkut dan dibawa ke mesin pisau berputar. Bahan-bahan tersebut akan dipotong dan kemudian disaring melalui saringan.

Pada unit processing karet remah tipe tertentu, potongan-potongan ini sebelum diremahkan terlebih dahulu digiling dalam gilingan krep sehingga menjadi lembaran-lembaran panjang seperti brown crepe. Lembaran inilah yang kemudian diremahkan.

c)Peremahan

lembaran-lembaran krep yang dihasilkan oleh gilingan krep kemudian dimasukkan ke dalam mesin pencacah (cutter mill). Dalam proses peremahan ini, ke dalam mesin dialirkan pula air untuk memudahkan peremahan dan mencegah rol-rol dan pisau-pisau peremah menjadi panas. Remah-remah yang terbentuk dilalirkan melalui aliran air dan kemudian dengan ban berjalan (conveyor) remah-remah tadi dibawa kekotak-kotak pengering yang terletak dekat mesin pengering. Ukuran kekotak-kotak-kekotak-kotak pengering sama seperti yang digunakan pada pengolahan karet remah dengan bahan baku lateks. d) Pengeringan

Cara dan alat pengering yang digunakan sama seperti pada pengeringan karet remah dengan bahan baku lateks, yaitu dengan menggunakan mesin pengering unidryer atau pengering lorong.

Remah-remah basah dimasukkan ke dalam kotak-kotak pengering yang berukuran 120 cm x 40 cm x 50 cm, yang tiap kotak terdiri atas dua kotak kecil yang

kemudian berjalan dari arah depan menuju ke belakang. Suhu di dalam unidryer berkisar antara 70 – 100oC. lama pengering 4 jam dengan kapasitas pengering berbentuk bongkah-bongkah yang tidak padat, yang setelah mengalami pendinginan didalam mesin (cooler) diperoleh bongkah-bongkah yang panasnya 50 -60oC.

e) Pengempaan

Cara dan alat pengempa sama dengan pada pengempa remah yang berasal dari bahan baku lateks. Bongkah-bongkah remah seberat 35 kg dikempa dengan kekuatan mesin kempa 60 -100 ton selama 30 menit sampai diperoleh bongkahan berukuran 70 cm x 35 cm x 16,25 cm. Tiap bongkahan dibungkus dengan lembaran plastik politein yang tebalnya 0,03 mm.

Dari bahan baku lump dan gumpalan mutu rendah diproleh karet remah kualitas Sir 10, SIR 20, Sir 50.

Dokumen terkait