• Tidak ada hasil yang ditemukan

an terlebih dahulu pada bagian saringan (filter) bahan bakar dengan cara sebagai berikut :

a. Fuel Filters (Wire Element Type)

Gambar 5.173 Fuel Filters (Wire-element Type) x Buka tutup venting udara (1) dari filter

x Buka priming handle pump (2) dari pompa bahan bakar dengan memutar berlawanan arah jarum jam, periksa filter dan coba operasikan.

x

Kencangkan kembali penutup (1), indikator penutup tersebut baik ketika ada aliran bahan bakar, maka tidak terjadi gelembung udara

.

b. Fuel Filter (Paper Element Type)

Gambar 5.174 Fuel Filters (Paper Element Type)

x Longgarkan penutup venting udara (3) dari fuel filter

x Operasikan priming pump handle (2)

x Kencangkan kembali (3) ketika aliran bahan bakar tidak terjadi gelembung udara

c. Pompa Injeksi Bahan Bakar (Fuel Injection Pumps)

Gambar 5.175 Pompa Injeksi Bahan Bakar x Longgarkan penutup venting udara

(4) pompa injeksi bahan bakar

x Operasikan priming pump sampai aliran bahan bakar pada penutup tidak terjadi gelembung udara. Kencangkan

priming pump dengan cara memutar searah jarum jam dan lakukan pene-kanan sebelum pengencangan penu-tup venting terakhir.

2) Pemeriksaan Sistem Pelumasan (Lubrication System)

Tujuan pemeriksaan sistem pelumasan adalah untuk memastikan bahwa mesin terisi pelumas dengan cukup sehingga bisa melumasi bagian-bagian mesin secara baik, untuk menghindari terjadi-nya keausan pada bagian-bagian mesin. Pemeriksaan minyak pelumas dilakukan dengan cara mencabut tuas duga mi-nyak pelumas (oil level) berada pada level sekitar tigaperempat dari level yang seharusnya seperti yang diper-lihatkan pada gambar 5.176. Bila level tidak mencukupi maka lakukan

menam-bahan minyak pelumas dengan meng-gunakan penuang yang bersih dengan minyak pelumas sesuai standar/ direko-mendasikan pembuat mesin.

Gambar 5.176 Pemeriksaan Minyak Pelumas

3) Pemeriksaan Sistem Pendingin (Coolant System)

Tujuan pemeriksaaan sistem pendingin adalah untuk memastikan bahwa mesin beroperasi dengan pendinginan yang memadai sehingga terhindar dari proses keausan dan tidak terjadi pemanasan yang berlebihan yang bisa mengakibat-kan kerusamengakibat-kan pada mesin atau menu-runnya efisiensi mesin.

Pemeriksaan sistem pendingin dilaku-kan dengan cara sebagai berikut : a. Periksa dan yakinkan tidak ada

ke-bocoran atau rembesan air secara teliti pada setiap bagian sistem pendingin terutama di bagian radia-tor .

b. Periksa level air pada radiator dan pastikan bahwa level pendingin (coolant level) mencukupi, bila kurang tambahkan air sampai level yang mencukupi.

c. Engkol (Cranking) mesin dengan menutup bahan bakar selama 30 detik untuk meyakinkan tekanan

minyak menunjukkan normal. Jika tekanan minyak tidak naik dalam 30 detik, biarkan 1 menit sebelum dilakukan cranking kembali.

d. Jalankan mesin dengan kecepatan 600 sampai 700 rpm dalam tiga sampai lima menit.

e. Hentikan mesin dan periksa level air pendingin . Bila level air menunjukan penurunan (rendah) tambahkan kembali air pendingin.

f. Periksa kembali radiator dan yakin-kan tidak ada rembesan dan kebo-coran air dari sambungan-sambu-ngan dan penutup radiator.

Gambar 5.177 Pemeriksaan Sistem Pendingin

4) Sistem Udara Masuk (Air Inlet) Tujuan pemeriksaan sistem udara ma-suk adalah untuk memastikan bahwa sistem saringan udara pembakaran da-lam kondisi optimal sehingga debu/ kotoran dapat tersaring dan tidak masuk ke ruang bakar.

5) Pemeriksaan Sistem Kelistrikan (Electrical System)

Tujuan pemeriksaan sistem kelistrikan adalah untuk memastikan start up mesin diesel dapat dilakukan tanpa mengalami kesulitan yang diakibatkan oleh kurang- nya pasokan tegangan/tenaga dari baterai (accumulator).

Gambar 5.178 Pemeriksaan Baterai

Langkah-langkah pemeriksaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: a. Buka tutup baterai (accumulator),

lalu periksa level larutan elektrolit pada masing-masing sel, pastikan berada pada 1 cm diatas lempeng-lempeng sel.

b. Bila level terlalu rendah tambahkan larutan elektrolit pada sel-sel yang memiliki level rendah.

c. Periksa semua terminal-terminal ba-terai, bila ada yang longgar lakukan pengencangan.

d. Setelah selesai operasi genset, periksa kembali level elektrolit, bila ada rendah tambahkan air murni. e. Periksa Spesific Gravity (SG)

elek-trolit bila dibawah ketentuan, isi (charge) kembali baterai.

Untuk mengoperasikan genset harus dilakukan sesuai dengan SOP ( Standard Operation Procedure) yang berlaku pada institusi/perusahaan peng-guna genset tersebut.

Secara umum prosedur/tahapan peng-operasian genset adalah : tahap penga-sutan awal (start up), tahap pemanasan (warming up), tahap pembebanan (loading), dan tahap penghentian (stop).

1) Tahap Pengasutan Awal (Start Up) Cara pengasutan mesin diesel genset dapat dilakukan dengan tiga sistem, yaitu pengasutan sistem manual, elek-trik, dan kompresi.

a. Sistem Pengasutan Manual

Cara untuk menghidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah dengan meng-gunakan penggerak engkol pada poros engkol atau poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga manusia. Jadi sistem pengasutan ini sangat tergantung pada faktor manusia sebagai operator-nya. Sistem ini biasanya digunakan untuk menjalankan mesin diesel dengan daya yang relatif kecil.

b. Sistem Pengasutan Elektrik

Sistem ini menggunakan motor arus searah (DC) dengan suplai listrik dari baterai (accumulator) 12 atau 24 volt untuk mengasut mesin diesel. Saat pengasutan dilakukan motor DC menda-pat suplai listrik dari baterai dan menghasilkan torsi yang timbul pada poros motor diguankan untuk mengge-rakkan mesin diesel sampai mencapai putaran tertentu. Baterai yang diguna-kan harus bisa dimanfaatdiguna-kan untuk me-ngasut mesin beberapa kali tanpa harus diisi kembali. Pengisian ulang baterai dilakukan dengan menggunakan battery charger. Pada saat mesin diesel tidak bekerja maka battery charger mendapat pasokan listrik dari PLN, sedangkan pada saat mesin diesel bekerja maka pasokan untuk battery charger diperoleh dari generator set.

c. Sistem Pengasutan Kompresi

Sistem pengasutan ini menggunakan motor dengan udara bertekanan tinggi untuk mengasut mesin diesel. Adapun

5.10.3.3 Melaksanakan

ara kerjanya adlah dengan menyimpan udara ke dalam suatu tabung udara. Kemudian udara tersebut dikompresikan sehingga menjadi udara panas dan ba-han bakar dimasukkan ke dalam pompa injeksi bahan bakan serta disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan tinggi. Proses ini mengakibatkan terjadinya pengkabutan dan pembakaran di ruang bakar. Pada saat tekanan di dalam tabung turun sampai batas minimum yang telah ditentukan, maka kompressor akan secara otomatis menaikkan an udara di dalam tabung hingga tekan- tekan-an dalam tabung mencukupi dtekan-an siap dipakai untuk melakukan pengasutan mesin diesel.

Berikut ini contoh langkah pengasutan mesin diesel genset :

a. Masukkan semua MCB yang ada di panel kontrol mesin diesel ke posisi “ON”

b. Masukkan Toggle Switch (TSW) ke atas “alarm normal”.

c. Putar kunci starter pada posisi “ON” dan akan terlihat lampu tekanan mi-nyak pelumas, lampu suplai baterai “DC ON” dan lampu Water High Level menyala.

d. Putar kunci stater pada posisi “START”, setelah mesin diesel hidup, lepaskan pegangan tangan pada kunci, maka kunci akan kem-bali pada posisi “ON”.

e. Jangan lakukan penyalaan dengan cara mengoperasikan kunci stater terus menerus tanpa berhenti sela-ma lebih dari 10 detik. Bila mesin belum hidup lakukan penyalaan ber-ulang–ulang dalam jangka waktu sekitar 1 menit. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar umur baterai tahan lama.

f. Setelah mesin diesel hidup dan putarannya stabil pada 1500 rpm, maka lampu tekanan minyak pelumas akan mati dan lampu “Radiator Fan Run” akan menyala.

g. Pastikan bahwa genset hidup tidak ada gangguan dan kipas Radiator sudah berputar.

h. Masukkan MCCB yang berada di panel kontrol genset, maka lampu “CB ON” akan menyala dan lampu “G” juga menyala.

2) Tahap Pemanasan (Warming Up) Setelah proses pengasutan selesai dila-kukan biarkan mesin bekerja selama kurang lebih 10 menit dalam kondisi generator tidak dibebani, langkah ini dilakukan untuk pemanasan (warming up) dengan tujuan pelumasan pada bagian-bagian mesin dapat berlangsung dengan baik.

3) Tahap Pembebanan (Loading) Setelah tahap pemanasan selesai dila-kukan maka genset dapat dibebani. Selama genset dioperasikan pastikan bahwa tidak terdapat suara-suara yang tidak normal dan getaran yang besar, warna gas buang normal tidak terlalu pekat atau keputihan. Selanjutnya perik-sa semua meter dan indikator menun-jukkan normal, meter dan indikator yang perlu diamati adalah :

x Tachometer

x Indikator tekanan minyak

x Indikator/Meter suhu air pendingin

x Ammeter berada pada (+)

x Indikator/Meter suhu minyak pelumas

x Filter minyak alarm tidak menyala. 4) Tahap Penghentian

Langkah yang harus diperhatikan saat menghentikan/mematikan genset yaitu janganlah menghentikan/mematikan genset secara mendadak dalam kondisi beban penuh, kurangilah beban secara bertahap hingga genset beroperasi tanpa beban. Biarkanlah genset hidup

tanpa beban beberapa saat, agar susut yang tinggi karena adanya beban ber-angsur turun secara perlahan lahan. Hal ini juga mengurangi regangan pada konstruksi mesin diesel karena adanya beban dan panas.

Apabila genset saat dioperasikan timbul gangguan atau masalah maka lakukan segera langkah-langkah untuk menga-tasinya sesuai dengan SOP yang berlaku. Adapun hal-hal yang harus di- perhatikan diantaranya adalah:

1) Mengindentifikasi dan menanggulangi masalah operasi sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang mencakup gangguan yang berkaitan dengan penyimpangan penunjukan alat ukur (arus, tekanan, suhu, dll) diindetifikasi dengan memperhatikan toleransi yang ditetapkan sesuai dengan instruction manual, penyimpangan yang terinden-tifikasi dianalisa penyebabnya dan ditetapkan alternatif penanggulangan; masalahnya dikonsultasikan kepada pihak yang terkait dengan memper-hatikan spesifikasi standar yang berlaku dan penanggulangan masalah yang telah disetujui; diterapkan se-hingga gangguan teratasi.

2) Membuat laporan gangguan dengan kriteria unjuk kerja yang mencakup laporan dan dibuat dengan format dan prosedur yang ditetapkan oleh insti-tusi/lembaga.

Tabel 5.9 memperlihatkan contoh pelacakan gangguan pada genset dan langkah perbaikan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya.

Pada saat mesin diesel dioperasikan harus dilakukan pemantauan yang teliti sehingga terjadinya kerusakan saat mesin dioperasikan dapat dihindari, yang bisa mengakibatkan pada ketidak-siapan mesin untuk beroperasi. Hal-hal yang harus tercatat dalam laporan

Dokumen terkait