• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penguasaan Guru Bersertifikat Pendidik di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali tentang Materi Pelajaran

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Temuan Penelitian

1. Penguasaan Guru Bersertifikat Pendidik di SMK Negeri 1 Sawit Kabupaten Boyolali tentang Materi Pelajaran

Hasil observasi dan dokumentasi, guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit. Masing-masing guru tersebut berlatarbelakang jurusan pendidikan yang berbeda. Guru tersebut memiliki keahlian khusus dan kemampuan/kompetensi dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu yang diperoleh dari pendidikan akademis secara intensif. Guru tersebut juga memiliki tanggung jawab terhadap kepuasan siswa sebagai pelanggan dan berhubungan baik dengan semua warga sekolah.

commit to user

Uraian di atas selaras dengan pendapat Uno (2007: 15), guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Pernyataan di atas juga selaras dengan pendapat Popa (2006), yang membedakan antara profesi dengan pekerjaan adalah pengetahuan khusus, komitmen untuk melayani klien dan otonomi dalam prakteknya. Hal tersebut diatas mendukung salah satu kode etik guru yang dirumuskan oleh PGRI, yaitu guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat sekitar sekolah maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.

Senada juga dengan Usman (2008: 15), mengemukakan bahwa tugas dan tanggung jawab guru begitu kompleks, maka profesi ini memerlukan persyaratan khusus antara lain sebagai berikut.

a. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam.

b. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya.

c. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai.

d. Memiliki klien/objek layanan yang tetap, seperti dokter dengan pasiennya, guru dengan muridnya.

Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali disebut profesi karena telah memenuhi persyaratan guru sebagai suatu profesi. Guru bersertifikat pendidik ahli dalam bidang-nya dan memiliki keterampilan pengetahuan. Siswa sebagai klien merupakan pelanggan yang harus dilayani dengan penuh komitmen oleh guru bersertifikat pendidik.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali menguasai materi yang harus disampaikan dalam setiap semester pada masing-masing program keahlian berdasar SKL mata pelajaran. Menurut Kunandar (2007:

commit to user

60), salah satu kriteria seorang guru profesional dalam menjalankan tugasnya harus memiliki kemampuan dan sikap, yaitu menguasai kurikulum. Guru harus mengetahui batas-batas materi yang harus disajikan dalam kegiatan belajar mengajar, baik keluasan materi, konsep, maupun tingkat kesulitannya sesuai yang digariskan dalam kurikulum.

Senada dengan pendapat Kunandar di atas, guru profesional adalah guru yang menguasai ilmu pengetahuan/materi pelajaran yang diajarkan dan ahli mengajarnya (menyampaikannya). Dengan kata lain, guru profesional adalah guru yang mampu membelajarkan peserta didiknya tentang pengetahuan yang dikuasainya dengan baik (Agung, 2006).

Pernyataan di atas juga selaras dengan pendapat Usman (2008: 9-12) mengemukakan bahwa peran guru yang dianggap paling dominan dalam proses belajar mengajar adalah (a) guru sebagai demonstrator, sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuan dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa; (b) guru sebagai pengelola kelas, sebagai pengelola kelas (learning manager), guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar menjadi lingkungan yang baik sehingga kegiatan belajar mengarah pada tujuan pendidikan.

Materi pada masing-masing program keahlian yang sesuai dengan SKL mata pelajaran matematika sudah dikuasai dengan baik oleh guru bersertifikat pendidik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi di kelas ketika pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi, guru mengembangkan materi pembelajaran dengan memberikan contoh-contoh nyata yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Guru juga mampu mengelola kelas dengan membentuk kelompok-kelompok diskusi belajar dalam kelas

commit to user

sehingga lingkungan kelas belajar menjadi lebih hidup. Guru bersertifikat pendidik menguasai materi pelajaran dan ahli dalam mengajarkannya kepada peserta didik.

Penguasaan materi didukung oleh persiapan yang dilakukan guru sebelum pembelajaran berlangsung. Salah satu persiapan guru tersebut adalah pembuatan RPP. Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali mempersiapkan RPP terlebih dahulu sebelum pembelajaran berlangsung agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana. RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam SI dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar, 2007: 262). RPP tersebut dibuat, direncanakan dan dianalisis bersama dengan guru yang lain.

Berdasarkan hasil wawancara, guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit membuat dan merencanakan RPP per KD pada awal semester sehingga dalam satu tahun ajaran dibuat dan direncanakan selama 2 kali. Menurut Kunandar (2007: 57-58), kemampuan profesional guru meliputi (a) merancang dan merencanakan program pembelajaran, (b) mengembangkan program pembelajaran, (c) mengelola pelaksanaan program pembelajaran, (d) menilai proses dan hasil pembelajaran, dan (e) mendiagnosis faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran.

RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar. Persiapan disini dapat diartikan sebagai persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara penuh. Tujuan RPP adalah untuk mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar, selain itu dengan menyusun RPP secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis dan memprediksi program pembelajaran

commit to user

sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana. Sementara itu, fungsi RPP adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efisien. Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali sudah mempersiapkan RPP sebelum mengajar.

Salah satu komponen yang harus diperhatikan dalam penyusunan RPP adalah SK dan KD. Berdasarkan wawancara dan observasi, SK dan KD disampaikan oleh guru matematika bersertifikat pendidik ketika pembelajaran berlangsung agar siswa lebih termotivasi belajar. SK dan KD disampaikan pada awal materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan sebelum pembelajaran dimulai, disesuaikan dengan SI. Hal ini senada dengan pendapat Kunandar (2007: 265) bahwa SK dan KD yang ditulis dalam RPP disesuaikan dengan SI.

SK dirumuskan oleh pusat berdasarkan struktur keilmuan mata pelajaran dan kompetensi lulusan sedangkan KD merupakan penjabaran atau perincian dari SK. SK mata pelajaran adalah batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu. Sedangkan KD adalah kemampuan minimal pada tiap mata pelajaran yang harus dicapai siswa. SK dan KD terdapat dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang SI.

Guru bersertifikat pendidik yang menguasai materi pelajaran matematika sudah seharusnya menguasai pula mata pelajaran yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. Menurut Anang (2009), ilmu yang ada di dunia ini sesungguhnya saling berkaitan satu sama lain. Fisika, kimia, ekonomi dan berbagai mata pelajaran dengan konsep-konsepnya bisa diselesaikan dan menghasilkan solusi dengan menggunakan perhitungan matematika. Bahasa Indonesia dan semua mata pelajaran pun bisa bersinggungan dengan matematika melalui logika matematika.

commit to user

Tugas seorang guru dalam pembelajaran dituntut untuk membekali peserta didiknya dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Seorang guru matematika profesional sudah seharusnya menguasai keterkaitan antara mata pelajaran dengan mata pelajaran lain. Guru dapat memberikan motivasi siswa dengan menghubungkan materi yang sedang diajarkan dengan mata pelajaran lain yang relevan. Pembelajaran profesional harus bermakna bagi siswa sehingga dalam penyampaian materi pelajaran perlu dikaitkan dengan mata pelajaran lain serta contoh dalam kehidupan sehari-hari. Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali sudah mengaitkan mata pelajaran yang diampu dengan mata pelajaran lain yang relevan.

Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali menyampaikan materi pelajaran yang diampu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari (kontekstual) agar pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Dalam pembelajaran, guru memulai pelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang riil bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat dalam pelajaran secara bermakna. Menurut Rosadi (2009), mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif.

Sementara itu, menurut Sudrajat (2008), pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih

commit to user

bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Menurut Ahmad (2009), kriteria guru matematika profesional adalah apabila guru memahami hakikat siswa belajar matematika dan menguasai metode pembelajaran matematika. Guru juga menguasai dan menerapkan keterampilan serta strategi mengajar matematika.

Pendekatan kontekstual adalah suatu konsep pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang akan diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Agar pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna bagi siswa, setidaknya guru harus menggunakan model pendekatan kontekstual dalam kegiatan pembelajaran. Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali sudah cukup kreatif menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran mata pelajaran yang diampu.

Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali menguasai materi pelajaran/bahan ajar pada masing-masing program keahlian sesuai dengan SKL mata pelajaran. Guru tersebut berlatarbelakang pendidikan FKIP sehingga memiliki pengetahuan khusus tentang cara mendidik dan mengajar. Guru bersertifikat pendidik juga memiliki komitmen profesional untuk selalu berusaha demi kepuasan siswa sebagai pelanggan. Menurut Simona Popa dan Clementina Acedo (2006), mengemukakan bahwa profesionalisme guru didefinisikan kembali sebagai seorang yang mempunyai status sosial tinggi, penghasilan tinggi, memiliki pengetahuan khusus, memiliki otonomi dan komitmen profesional.

Pada kenyataannya, tak satupun profesionalisme guru tersebut bisa diperoleh di sekolah umum di Rumania. Hal ini disebabkan oleh banyaknya lulusan universitas yang memilih pekerjaan selain guru untuk memperoleh gaji yang lebih besar, bahkan banyak guru yang pindah profesi yang

commit to user

menghasilkan gaji yang lebih besar. Tetapi dengan memberikan pengajaran privat profesionalisme guru tersebut bisa diperoleh.

Berbeda dengan di Rumania, profesionalisme guru di Indonesia bisa diperoleh tanpa harus memberikan pengajaran privat. Guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali sudah berpredikat sebagai guru profesional karena lolos program sertifikasi guru, walaupun hal tersebut bukanlah satu-satunya parameter guru profesional. Sertifikasi guru merupakan keniscayaan masa depan untuk meningkatkan kualitas dan martabat guru sebagai seorang guru profesional. Setelah lolos sertifikasi, guru mendapatkan tunjangan profesi yang besarnya satu kali gaji pokok sehingga profesi guru memiliki penghasilan tinggi setara dengan profesi-profesi lain.

Berdasarkan wawancara, observasi, dan dokumentasi guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 1 Sawit kabupaten Boyolali menguasai persamaan dan perbedaan materi setiap program keahlian sesuai SKL mata pelajaran. Guru matematika bersertifikat pendidik sudah menguasai materi pelajaran sebagai bidang ilmu yang disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran. Salah satu kompetensi profesional guru adalah menguasai materi, struktur, dan konsep keilmuan yang mendukung pengembangan. Guru bersertifikat pendidik yang menguasai materi pelajaran membuat siswa termotivasi belajar dan menjadikan pembelajaran menjadi lebih hidup.

2. Penguasaan Guru Bersertifikat Pendidik di SMK Negeri Kabupaten