• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penguasaan Keterampilan Teknik

Dalam dokumen BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS (Halaman 34-40)

Penguasaan keterampilan teknik juga akan memberikan dukungan pada taekwondoin untuk dapat mengangkat beban yang lebih berat. Bagi taekwondoin yang berlatih teknik menurut Nossek dalam Sukadiyanto (2011: 96) bahwa otot yang berpartisipasi hanya 20-50% dari seluruh potensi otot yang ada.

d. Metode Latihan Kekuatan

Menurut Sukadiyanto (2011: 106) untuk melatih kekuatan yang digunakan untuk cabang olahraga yang bersifat kontak badan ( body contact) ada 5 cara latihan kekuatan yang dapat ditempuh, yaitu dengan cara :

1) Menambah beban secara kontinyu, contoh beban latihan dari 70%, 80%, 90%, 100%.

2) Menambah beban secara bertahap dari beban 70%-70%, 80%-80%, 90%-90%, 100%-100%

3) Menambah beban secara bergelombang, dari beban 75%-80%-90%-85%-90%-100%-95%-100%-90%.

4) Menambah dan mengurangi beban secara kontinyu dari 65%-75%-85%-95%-85%-75%-65%; dan

5) Cara piramid, metode menambah dan mengurangi beban secara kontinyu seperti gambar berikut ini.

1x 100% 10 x 65 % 2-3x 95% 8 x 75% 3-4x 90% 6 x 85% 4-5x 85% 4 x 95% 5-6x 80% 4 x 95% 7x 70% 6 x 85% 8 x 75% 10 x 65%

Gambar 2.4 Metode piramid dan menambah mengurangi beban menurut Rushall dan Pyke dalam Sukadiyanto (2011: 107)

Pada metode latihan piramida dan metode menambah-mengurangi beban masih merupakan bagian dari metode latihan kekuatan. Kedua metode tersebut sasaranya merupakan meningkatkan otot lokal. Adapun garis besar menu program latihan untuk kedua metode tersebut adalah :

Tabel 2.2 Menu program latihan menurut Sukadiyanto (2011: 107) Metode : Piramid dan menambah mengurangi beban

Tujuan : Kekuatan maksimal Sasaran : Otot lokal

Intensitas : 65-100%

Volume : 3-6 set/sesi, 1-10 repetisi/set t. recovery : 1-5 menit

t. interval : 48 jam

Irama : Beban ringan cepat ke beban berat lambat Frekuensi : 3x/minggu

Periode : Transisi - persiapan umum

e. Peranan Kekuatan Terhadap Kemampuan Tendangan Dollyo Chagi

Kekuatan secara umum adalah kemampuan kontraksi seluruh sistem otot dalam mengatasi tahanan atau beban. Kekuatan merupakan komponen dasar biomotor dalam setiap cabang olahraga. Dalam gerakan taekwondo, kekuatan sangat menunjang dalam taekwondo khususnya dalam melakukan tendangan. Dalam taekwondo teknik-teknik tendangan tertentu harus mempunyai kekuatan yang baik, dimana ketika melakukan tendangan harus bertenaga untuk pencapaian hasil yang maksimal.

6. Kecepatan

a. Pengertian Kecepatan

Kecepatan merupakan salah satu komponen biomotor yang diperlukan dalam di cabang olahraga taekwondo. Kecepatan merupakan komponen fisik yang esensial. Dalam cabang olahraga taekwondo khususnya kyorugi, kecepatan merupakan faktor penentu dan sangat diperlukan, baik untuk

melakukan serangan maupun untuk pertahanan. Menurut Harsono (1988: 216) kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-singkatnya. Kecepatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk menjawab rangsang dalam waktu secepat atau sesingkat mungkin (Sukadiyanto, 2011: 116). Kecepatan juga diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam merespon suatu rangsang. Menurut Bompa menyatakan bahwa kecepatan dapat dinyatakan sebagai rasio antara jarak dan waktu. Menurut Djoko Pekik (2002: 73), kecepatan adalah perbandingan antara jarak dan waktu atau kemampuan untuk bergerak dalam waktu singkat. Elemen kecepatan meliputi : waktu reaksi, frekuensi gerak antar satuan waktu dan kecepatan gerak melewati jarak.

Kecepatan mengandung unsur adanya jarak tempuh dan waktu tempuh terhadap rangsang yang muncul. Dengan kata lain kecepatan merupakan kemampuan kemampuan seseorang untuk menjawab rangsang dengan bentuk gerak dalam waktu sesingkat mungkin. Menurut Sukadiyanto (2011: 116-117) menjelaskan ada dua macam kecepatan, yaitu kecepatan reaksi dan kecepatan gerak.

1) Kecepatan reaksi adalah kemampuan seseorang dalam menjawab suatu rangsang dalam waktu sesingkat mungkin. Kecepatan reaksi dibedakan menjadi reaksi tunggal dan reaksi majemuk.

a) Kecepatan reaksi tunggal adalah kemampuan untuk menjawab rangsang yang telah diketahui arah dan sasaranya dalam waktu sesingkat mungkin. Artinya, sebelum melakukan gerakan dalam benak pikiran taekwondoin sudah ada persepsi dan arah sasaran yang akan dilakukan. Sehingga kondisi rangsang sudah dapat diprediksi sebelum gerak dilakukan.

b) Kecepatan reaksi majemuk adalah kemampuan seseorang untuk menjawab rangsang yang belum pernah diketahui dan

sasaranya dalam waktu sesingkat mungkin. Artinya, sebelum melakukan gerakan dalam benak taekwondoin sudah ada persepsi, tetapi belum diketahui arah dan sasaran rencana motorik (gerak) yang akan dilakukan.

2) Sedangkan kecepatan gerak merupakan kemampuan seseorang melakukan gerak atau serangkaian gerak dalam dalam waktu secepat mungkin. Kecepatan gerak dibedakan menjadi gerak siklus dan non siklus.

a) Kecepatan gerak siklus adalah kemampuan gerak neuromuskuler untuk melakukan serangkaian gerak dalam waktu sesingkat mungkin.

b) Kecepatan gerak non siklus adalah kemampuan sistem neuromuskuler untuk melakukan gerak tunggal dalam waktu sesingkat mungkin.

Dalam melatih kecepatan ada beberapa komponen biomotor yang ikut terpengaruh atau terlatihkan, antara lain adalah kekuatan, power, ketahanan anaerobik, keseimbangan dan kelincahan. Oleh karena itu beberapa kecepatan memiliki kesamaan bentuk dengan latihan komponen biomotor tersebut. Selain itu, pada latihan kecepatan, komponen keseimbangan dan kelincahan merupakan kesatuan yang sulit dipisahkan. Artinya pada saat latihan kecepatan akan memberikan pengaruh terhadap komponen keseimbangan atau kelincahan. Berikut ini adalah faktor-faktor yang menentukan kecepatan

Gambar 2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan (Sumber : Sukadiyanto, 2011: 121)

b. Metode Melatih Kecepatan

Menurut Sukadiyanto (2011: 126-127) menjelaskan prinsip-prinsip latihan kecepatan :

1) Intensitas latihan selalu maksimal bahkan supermaksimal 2) Jarak tempuh pendek

3) Waktu tempuh singkat

4) Waktu recovery dan interval lengkap 5) Bentuk aktivitasnya selalu eksplosif

Tabel 2.3. menu program latihan kecepatan (Sumber : Sukadiyanto, 2011: 127) Intensitas : maksimal (kecepatan maksimal) Denyut jantung : 185-200x /menit

volume : 5-10 repetisi t. kerja : 3-5 set/sesi t.recovery : 5-10 detik

1 : 6 (denyut jantung 145-160x/ menit) c. Peranan kecepatan terhadap tendangan Dollyo Chagi

Kecepatan merupakan salah satu faktor yang memiliki peranan besar dalam pertandingan taekwondo kategori kyorugi. Taekwondoin harus melakukan gerak dengan cepat agar lawan tidak memiliki Konsentrasi Keturunan Teknik Kecepatan Waktu Reaksi Kecepatan Jenis Otot Kekuatan Elastisitas Otot Kemauan

kesempatan untuk melakukan hindaran, dan balasan. Sebaliknya kemampuan kecepatan tendangan sangat diperlukan untuk melakukan serangan balik kepada lawan. Dengan demikian, kemampuan kecepatan yang diperlukan dalam taekwondo kategori kyorugi adalah kemampuan kecepatan gerak dan kemampuan menendang.

Dalam olahraga taekwondo kategori kyorugi khususnya untuk tendangan dollyo chagi, kecepatan merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh . Hal tersebut dikarenakan ketika melakukan tendangan taekwondoin akan melakukan kecepatan maksimal. Dikatakan utama karena kecepatan dapat digunakan untuk menghindari dan mengambil poin dari lawan. Selain itu, kecepatan juga

Dalam dokumen BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS (Halaman 34-40)

Dokumen terkait