• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Penguasaan Kosakata

Kosakata menurut Coady dan Huckin (1997:210) adalah perbendaharaan kata yang dimiliki oleh seseorang. Kekayaan kata yang berada dalam ingatannya, yang akan menimbulkan reaksi bila didengar atau dibaca.

Menurut Teuku Iskandar (1985:1), kosakata atau perbendaharaan kata adalah keseluruhan kata dalam suatu bahasa. Begitu pula pendapat Tarigan (1985:959), kosakata merupakan sejumlah kata yang membuat atau membentuk suatu bahasa.

Menurut Soedjito (1992:1) kosakata (perbendaharaan kata) dapat diartikan sebagai berikut :

commit to user

2. Kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara atau penulis. 3. Kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan.

4. Daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis.

Kosakata atau perbendaharaan kata adalah satuan bahasa yang kita pakai untuk mengacu pada barang, perbuatan, sifat atau gagasan apa saja yang bertalian dengan kehidupan kita (Depdikbud, 1998:16).

Menurut Hari Mukti Kridalaksana (1984;89) kosakata sama dengan leksikon. Adapun yang dimaksud leksikon itu sendiri adalah :

1. Komponen bahasa yang memuat secara informatif tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa.

2. Kekayaan kosakata yang dimiliki seseorang pembicara atau penulis.

3. Daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan singkat dan praktis.

Dari berbagai batasan atau definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata itu merupakan sejumlah kata yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang atau merupakan kata-kata yang terdapat dalam suatu bahasa yang mengandung informasi makna dan pemakaiannya. Jadi seseorang dikatakan menguasai kosakata apabila ia mengetahui maknanya serta dapat menggunakannya dalam kegiatan berbahasa sehari-hari dimanapun ia berada. Dan secara fungsional, anak mampu menguasai dan menggunakan sejumlah kosakata yang dipelajarinya dalam komunikasi kehidupan sehari-hari.

commit to user

2. Proses Penguasaan Kosakata

Proses penguasaan kosakata telah dimulai seseorang sejak masih bayi. Anak dapat merespon dengan baik kosakata yang diucapkan orang lain. Oleh karena itu, kosakata yang pertama kali dikuasai adalah kosakata dengar. Kemudian baru dapat menguasai kosakata bicara.

Ketika anak mulai dapat membaca, maka anak mulai menguasai kosakata baca. Kosakata tulis dikuasai seseorang paling akhir setelah seseorang menguasai dengar, kosakata bicara, dan kosakata baca.

Siswa SD kelas 1 termasuk pada masa kanak-kanak, dalam tahap penguasaan kosakata akan senantiasa tertarik untuk mengenal dan mempelajari kata-kata baru seperti kosakata bahasa Mandarin.

Dalam artikel lepas yang ditulis oleh E. Kosasih, masa emas belajar bahasa, beberapa pakar bahasa mendukung pandangan”semakin dini anak belajar bahasa asing, semakin mudah anak menguasai bahasa itu” Mc Laughlin dan Ganesee menyatakan bahwa anak-anak lebih mudah memperoleh bahasa tanpa banyak kesukaran dibandingkan dengan orang dewasa.

Menurut Tarigan (1985:2), kualitas keterampilan bahasa seseorang jelas bergantung kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya. Semakin kaya kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan untuk terampil berbahasa. Pendapatnya adalah :

commit to user

1. Kuantitas dan kualitas, tingkatan dan kedalaman kosakata sesorang merupakan indeks pribadi yang terbaik bagi perkembangan mentalnya.

2. Perkembangan kosakata adalah merupakan perkembangan konseptual: merupakan suatu tujuan pendidikan dasar bagi setiap sekolah atau perguruan. 3. Semua pendidikan pada prinsipnya adalah pengembangan kosakata yang juga

merupakan pengembangan konseptual.

4. Suatu program yang sistematis bagi pengembangan kosakata akan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, pendapatan kemampuan bawaan dan status sosial. 5. Faktor-faktor geografis juga turut mempengaruhi perkembangan kosakata. 6. Seperti juga halnya dalam proses membaca yang membimbing seseorang dari

yang telah diketahui ke arah yang belum atau tidak diketahui; maka telaah kosakata yang efektif pun beranjak dengan arah yang sama; dari kata-kata yang sudah diketahui menuju kata-kata yang belum diketahui.

Siswa SD yang termasuk pada masa anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap segala sesuatu yang terindera oleh dirinya. Rasa ingin tahu ini memotivasi siswa untuk mencari sesuatu yang baru saja dikenalnya. Pada usia SD, siswa akan mempelajari kata-kata baru untuk memperluas pengetahuan kosakatanya baik secara individual atau dengan bantuan orang lain, dalam hal ini dapat dibantu oleh guru atau teman sekelas, baik menggunakan atau tanpa media, serta dengan cara atau teknik-teknik tertentu.

Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam proses pembelajaran bahasa yaitu :

commit to user

2. Adanya keinginan untuk berhasil.

3. Tujuan yang realistis dan mudah dicapai. 4. Adanya silabus yang sesuai.

5. Adanya situasi pembelajaran yang sesuai. 6. Adanya materi pengajaran yang memadai.

7. Tersedianya tenaga pengajar yang cukup terlatih dan memiliki pengabdian tinggi.

Penelitian ini akan mengujicobakan cara mempermudah siswa kelas 1 SD dalam belajar bahasa Mandarin, terutama dalam hal penguasaan terhadap kosakata bahasa Mandarin. Penggunaan metode Total Physical Response (TPR) dalam merangsang tumbuhnya motivasi belajar siswa terhadap materi kosakata yang diberikan.

3. Pengajaran Kosakata

Pengajaran bahasa dapat diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar yang bertujuan membimbing siswa agar dapat menerima dan mempergunakan bahasa sesuai dengan fungsinya. Pengajaran kosakata merupakan bagian dari pengajaran bahasa. Dengan demikian, pengajaran kosakata itu merupakan kegiatan belajar mengajar yang berusaha membimbing siswa agar dapat menerima dan mempergunakan kosakata sesuai dengan fungsinya. Pada prinsipnya tujuan pengajaran adalah agar para siswa terampil berbahasa yaitu terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis.

commit to user

Tujuan pengajaran kosakata adalah agar siswa mampu memahami kata atau istilah dan mampu mempergunakannya dalam tindak berbahasa baik itu berbicara., membaca, ataupun menulis. Berbagai metode, serta strategi maupun teknik pengajaran kosakata dapat dipilih dan diterapkan oleh seorang guru untuk mencapai hasil yang optimal. Keoptimalan ini berarti siswa dapat menguasai kosakata sebanyak-banyaknya dan dapat mempergunakannya dalam tindak berbahasa secara tepat.

Dalam keterampilan berbahasa Mandarin, penguasaan kosakata memegang peranan penting. Kualitas keterampilan berbahasa Mandarin seseorang jelas bergantung kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya. Tarigan (1985:2) menyatakan bahwa semakin kaya kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan terampil dalam berbahasa.

Penerapan dalam pengajaran bahasa Mandarin di Sekolah Dasar menyiratkan bahwa :

1. Pokok bahasan dikembangkan menjadi bahan pembelajaran yang mencakup unsur-unsur bahasa dan penggunaan bahasa melalui empat ketrampilan bahasa.

2. Unsur-unsur bahasa Mandarin yaitu tata bahasa, kosakata, ejaan dan lafal hendaknya disajikan dalam lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang juga mencakup lingkup budaya sasaran dan budaya siswa.

3. Pembelajaran unsur bahasa ditujukan untuk mendukung penguasaan dan pengembangan empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara,

commit to user

membaca, dan menulis, bukan untuk kepentingan penguasaan unsur-unsur bahasa itu sendiri.

4. Dalam proses belajar mengajar, keempat keterampilan bahasa pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan. Oleh sebab itu, ketrampilan berbahasa harus dikembangkan secara terpadu.

Teknik yang dilakukan guru untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Mandarin SD biasanya dilakukan dengan cara langsung. Artinya kosakata tersebut dihubungkan secara langsung dengan benda-benda, situasi atau gerak yang terkandung di dalamnya.

Siswa dalam belajar bahasa Mandarin sangat bergntung pada guru, sehingga pengajaran bahasa Mandarin di SD masih bersifat tradisional. Padahal jika guru menggunakan metode pembelajaran yang tepat dapat menunjang keberhasilan pengajaran kosakata.

Penelitian ini akan mengujicobakan metode Total Physical Response (TPR) sebagai upaya untuk mempermudah proses penguasaan kosakata bahasa Mandarin pada siswa kelas 1 SD.

C. Metode TPR (Total Physical Response)

Dokumen terkait