• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas belajar adalah serangkaian belajar yang dilakukan oleh siswa yang memiliki potensi dalam diri siswa itu sendiri. Menurut sardiman (2003:98), aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh manusia karena manusia memiliki jiwa sebagai sesuatu yang dinamis memiliki potensi dan energi sendiri. Sedangkan Winkel (1983:48) mengemukakan bahwa “aktivitas belajar adalah segala kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu perubahan khas yaitu hasil belajar yang akan nampak pada prestasi belajar yang akan dicapai”.

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang di dahului dengan perencanaan dan didasari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perubahan pengetahuan dan keterampilan yang ada pada diri siswa yang melakukan kegiatan belajar.

14 Berikut ini adalah daftar macam-macam kegiatan siswa menurut Diendrich (Sardiman, 2003:101) dan Whipple (Hamalik, 2002:173) sebagai berikut:

1. Visual activities yang termasuk didalamnya misal, membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2. Oral Activities seperti, mengemukakan suatu fakta atau prinsip,

menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Listening Activities meliputi, mendengarkan penyajian bahan,

mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

4. Writing Activities meliputi, menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuaman, mengerjakan tes dan mengisi angket.

5. Mental Activities misalnya, merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis factor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

6. Emosional Activities seperti, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

.

C. Penguasaan Materi

Dalam kegiatan pembelajaran tidak lain adalah agar siswa dapat menguasai bahan pelajaran secara tuntas. Keberhasilan pengajaran ditentukan sampai sejauh mana penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang

15 disampaikan oleh guru (Djamarah dan Zain, 1996:159). Penguasaan materi merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang

dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2003: 115). Penguasaan materi merupakan hasil belajar kognitif siswa. Seorang siswa dikatakan telah menguasai materi pelajaran yang telah diajarkan oleh guru jika dia mampu menyelesaikan soal-soal tes yang diberikan dan mencapai target penguasaan materi yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru

mengukur tingkat penguasaan materi dengan cara memberikan tes pada akhir pembelajaran. Menurut Arikunto (2003: 25) salah satu manfaat evaluasi bagi siswa adalah untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai pelajaran secara menyeluruh.

Penguasaan materi merupakan hasil belajar dari ranah kognitif. Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau bertingkat-tingkat. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah: 1) informasi non verbal; 2) informasi fakta dan pengetahuan verbal; 3) konsep dan prinsip; dan 4) pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi nonverbal dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu

16 penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas (Slameto, 1991: 131).

Penguasaan materi siswa merupakan hasil belajar dalam kecakapan kognitif. Menurut Anderson, dkk ( 2000: 67-68 ), ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut : (1) Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip dan metode, (2)

Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang

dipelajari, (3) Apply mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru, (4) Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya : mengurai masalah menjadi bagian yang telah kecil, (5) Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu, (6)

Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru, Penguasaan

materi pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Menurut Thoha (1994: 1), evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan

hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Instrumen atau alat ukur yang bisa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Menurut Arikunto (2003: 53) tes merupakan alat atau prosedur yang

digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

17 Berdasarkan rumusan Bloom (dalam Arikunto, 2003: 117-121) ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut : (1) Mengenal/Pengetahuan, mencakup ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. (2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari, memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep. (3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. (4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. (5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. (6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa materi pokok sama dengan materi pelajaran, yaitu bahan ajar utama, minimal yang harus dipelajari oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang sudah dirumuskan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006 yang mengharapkan ketuntasan belajar bagi siswa dikatakan telah memahami atau menguasai materi pelajaran jika telah mencapai kompetensi dasar yang diingikan dengan Standar Ketuntasan Mengajar (SKBM).

SKBM pada setiap sekolah dan setiap mata pelajaran berbeda, hal ini

berdasarkan kebijakan yang diberi dai masing-masing sekolah. SKBM untuk pelajaran Biologi di SMP Negeri 13 Bandar Lampung yang harus dicapai

18 yaitu 65, kemudian taraf penguasaan materi siswa dapat diketahui

berdasarkan pedoman pada tabel: Tabel 1. taraf penguasaan materi siswa

Nilai Siswa Kualifikasi Nilai

80-100 66-79 56-65 40-55 30-39 Baik sekali Baik Cukup Kurang Gagal (Arikunto, 1999:249).

Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postes atau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru

mengadakan tes awal atau pretes. Kegunaan tes ini ialah untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran (Daryanto, 1999:195-196).

Tingkat penguasaan materi oleh siswa dapat diketahui melalui pedoman penilaian. Bila nilai siswa ≥ 66 maka dikategorikan baik, bila 55 ≤ nilai siswa < 66 maka dikategorikan cukup baik, dan bila nilai siswa < 55 maka dikategorikan kurang baik (Arikunto, 2001: 245).

Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postes atau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru

mengadakan tes awal atau pretes. Kegunaan tes ini ialah untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal

19 ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu

pembelajaran (Daryanto, 1999:195-196).

Bentuk instrument penilaian tes menurut Depdiknas (2003: 10) adalah pilihan ganda, uraian objektif, uraian nonobjektif, dan portofolio serta unjuk kerja. Bentuk soal pilihan ganda dapat mencakup banyak materi, penskorannya objektif, dan dapat dikoreksi dengan komputer. Kaidah-kaidah dalam pembuatan butir soal bentuk pilihan ganda adalah:1. Pokok soal harus jelas, 2. Pilihan jawaban homogen dalam arti isi, 3. Panjang kalimat pilihan jawaban relatif sama, 4. Tidak ada petunjuk jawaban benar, 5. Hindari menggunakan pilihan jawaban: semua benar atau semua salah, 6. Pilihan jawaban angka diurutkan, 7. Semua pilihan jawaban logis, 8. Jangan menggunakan negatif ganda, 9. Kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes, dan 10. Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.

Penskoran soal pilihan ganda salah satunya dapat dilakukan dengan penskoran tanpa ada koreksi terhadap jawaban tebakan. Penskoran tanpa koreksi terhadap jawaban tebakan adalah satu untuk tiap butir yang dijawab benar, sehingga jumlah skor yang diperoleh siswa adalah banyaknya butir yang dijawab benar. Butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol

(Depdiknas, 2003: 17).

Penguasaan terhadap suatu materi tidak mungkin baik jika siswa tidak melakukan belajar karena siswa tidak akan tahu banyak tentang materi pelajaran. Siswa dikatakan memahami atau menguasai materi pokok yang

20 disampaikan oleh guru, jika siswa mencapai hasil maksimal yang telah

ditentukan atau menguasai 75% materi yang disampaikan. Seperti kriteria yang dianut oleh Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) yang menggunakan prinsip belajar tuntas. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zein (1996:159), bahwa dalam kegiatan pembelajaran tidak lain yang harus dicapai oleh guru adalah agar anak didiknya dapat menguasai bahan ajar secara tuntas. Keberhasilan pengajaran ditentukan sampai sejauh mana penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru.

D. Ciri-Ciri Makhluk Hidup

Makhluk hidup memiliki ciri-ciri, sebagai berikut: 1 . Bergerak

Bergerak adalah merupakan perubahan posisi, baik seluruh tubuh atau sebagian. Hal ini disebabkan oleh adanya tanggapan terhadap rangsang. Gerak yang dilakukan pada tumbuhan antara lain : gerak menutupnya daun putri malu jika disentuh, gerak ujung batang dari bawah ke atas ke arah sinar matahari, dan gerak membukanya biji lamtoro disebabkan perubahan kadar air. Pada hewan juga terdapat gerak, antara lain : gerak aktif pada hewan vertebrata yaitu alat gerak berupa otot, gerak pasif pada hewan vertebrata yaitu alat gerak berupa tulang, dan gerak pada manusia yaitu berjalan, berlari dan lain-lain (Depdiknas, 2004:200).

2 . Peka Terhadap Rangsang (iritabilitas)

Tumbuhan, hewan dan manusia mempunyai kepekaan terhadap rangsang. Hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut:

21 a. Pada tumbuhan, daun putri malu bila diberi rangsang sentuhan akan menanggapi rangsang dengan menutup daunnya.

b. Pada hewan, ayam ketika fajar menyingsing akan berkokok.

c. Manusia jika diberi bau yang merangsang akan menanggapi rangsang, misalnya bersin (Depdiknas, 2004:200).

3 . Memerlukan Makan (nutrisi)

Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Hal ini bertujuan agar dapat mempertahankan hidup, menghasilkan energi, dan pertumbuhan. Setiap makhluk hidup mempunyai cara yang berbeda-beda dalam memperoleh makanan. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Hewan dan manusia tidak dapat membuat makanan sendiri, tetapi tergantung pada makhluk hidup lainnya (Depdiknas, 2004:200). 4 . Bernafas (respirasi)

Bernafas yaitu pengambilan oksigen untuk oksidasi makanan, sehingga memperoleh energi dan mengeluarkan karbondioksida sebagai zat sisa. Ilmu Pengetahuan Alam - Kelas VII SMP/MTs 201 Hewan vertebrata di darat bernafas dengan paru-paru, ikan bernafas dengan insang, cacing bernafas dengan kulit. Tumbuhan, pada daun bernafas melalui stomata, pada batang melalui lentisel dan di akar melalui bulu-bulu akar. Manusia bernafas dengan paru-paru (Depdiknas, 2004:200).

5 . Tumbuh dan Berkembang

Tumbuh adalah bertambahnya volume atau ukuran makhluk hidup yang irreversible. Berkembang adalah proses menuju kedewasaan yang dipengaruhi oleh hormon, nutrisi dan lingkungan (Depdiknas, 2004:200).

22 6 . Berkembangbiak (reproduksi)

Berkembangbiak adalah memperbanyak diri untuk mempertahankan kelestarian jenisnya. Cara berkembangbiak sebagai berikut :

a. Secara kawin/generatif, yaitu perkembangbiakan yang melibatkan sel telur dan sel sperma .

b. Secara tak kawin/vegetatif, yaitu perkembangbiakan yang tidak

melibatkan sel telur dan sel sperma, melainkan melibatkan sel tubuh (Depdiknas, 2004:200).

7 . Adaptasi

Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan untuk mempertahankan diri. Terdapat tiga macam adaptasi, yaitu:

a. Adaptasi morfologi, yaitu penyesuaian diri terhadap alat-alat tubuhnya. Contoh: burung elang mempunyai kuku yang tajam untuk menerkam mangsa. Bunga teratai mempunyai daun yang lebar untuk memperluas bidang penguapan.

b. Adaptasi fisiologi, yaitu penyesuian diri terhadap lingkungan dengan fungsi alat-alat tubuh. Contoh : Manusia menambah jumlah sel darah merah bila berada di pegunungan. Kotoran unta kering , tetapi urinenya kental

c. Adaptasi tingkah laku, yaitu penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan tingkah lakunya. Contoh: Bunglon mengubah warna tubuhnya, ikan paus muncul ke permukan secara periodik (Depdiknas, 2004:200).

23 8. Mengeluarkan zat sisa (Ekskresi)

Ekskresi adalah proses pengeluaran sisa-sisa metabolisme tubuh. Dalam proses oksidasi makanan selain menghasilkan energi, tubuh organisme juga menghasilkan zat sisa yang harus dikeluarkan dari tubuh. Apabila zat sisa tersebut tidak dikeluarkan akan membahayakan tubuh. Contoh: Manusia mengeluarkan karbondioksida melalui paru–paru, ikan mengeluarkan karbondioksida melalui insang (Depdiknas, 2004:200).

50

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan model pembelajaran tipe Scramble berpengaruh secara

signifikan terhadap aktivitas belajar siswa pada kelas VII semester genap SMPN 13 Bandar Lampung pada materi Ciri-ciri Makhluk Hidup.

2. Penggunaan model pembelajaran tipe Scramble dapat meningkatkan

penguasaan materi siswa pada siswa kelas VII semester genap SMPN 13 Bandar Lampung pada materi Ciri-ciri Makhluk Hidup.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Scramble ini dapat

dijadikan salah satu alternatif agar siswa tertarik untuk mengerjakan soal.

2. Saran bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian yang serupa

sebaiknya, hendaknya mempertimbangkan kemampuan siswa dalam menjawab soal sehingga alokasi waktu pada kegiatan pembelajaran

51 tidak menyimpang dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dirancang dan sebaikknya dilakukan prapenelitian sebelumnya

agar siswa terbiasa dengan model scramble sehingga dapat

memperhatikan pembagian waktu yang tepat dalam kegiatan inti khususnya pada kegiatan diskusi, agar pembelajaran dapat diterapkan dengan baik. Serta dalam pemilihan atau penetapan antara kelas eksperimen dan kelas control ditentukan melalui hasil pretest.

Dokumen terkait