• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penguatan Dimensi Sosial Kemanusiaan

Dalam dokumen AGENDA RISET NASIONAL (Halaman 37-41)

Bab I Pendahuluan

1.6. Faktor Dominan

1.6.2. Penguatan Dimensi Sosial Kemanusiaan

DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006

kompleks yang penting dalam manajemen sumber daya alam mi-neral, manajemen rantai pasokan energi, manajemen sumber daya hayati/botani, sumber daya hutan, laut dan lingkungannya; prediksi degradasi lahan yang berimplikasi terbentuknya lahan kritis, ber-kembangnya area yang rawan banjir, banjir bandang dan tanah longsor; identifikasi dampak pemanasan bumi terhadap perubahan cuaca dan iklim global, dan pada kondisi regional dan lokal di Indonesia; pengungkapan karakteristik kebumian di Indonesia untuk mengetahui kondisi seismisitas, kegiatan gunung berapi dan sistem peredaran udara; penilaian kondisi kebencanaan (seperti gempa bumi dan tsunami) sebagai akibat kondisi ekstrim kebumian; serta pengembangan instrumen pengukuran langsung untuk bumi dan antariksa dengan teknologi inderaja.

Dalam implementasi ARN, dipandang penting bahwa penguatan dan penguasaan sains dasar melibatkan program pendidikan (pen-didikan nasional, termasuk pen(pen-didikan tinggi) dengan sasaran pe-ngembangan pola pikir dan paradigma sains dasar, yang diarahkan untuk menopang pengembangan program terapan. Penguatan sains dasar ini merupakan bagian hulu yang melandasi integrasi program antarbidang ilmu dasar pada lembaga riset, perguruan tinggi, dan industri. Pengembangan program pendidikan dasar maupun terapan perlu memperkuat orientasi ke industri, mengembangkan sinergi dengan lembaga riset dan industri, dan membangun jejaring

Academics-Business-Government (A-B-G).

1.6.2 Penguatan Dimensi Sosial Kemanusiaan

Riset dan pengembangan di bidang sosial dan kemanusiaan diarahkan untuk memperkaya dan memperkuat dimensi sosial dan kemanusiaan dalam pengembangan di ke enam bidang prioritas ARN.

 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006

DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006

Tema pengembangan ilmu sosial dan kemanusiaan untuk kurun waktu 2006-2025 adalah keadilan sosial, dan untuk kurun waktu 2006-2009 adalah bagaimana nilai/prinsip keadilan dapat semakin terpahami dan diberlakukan dalam pembangunan di ke enam bidang fokus ARN. Pengembangan ilmu sosial dan kemanusiaan ini mencakup aspek sosial, budaya, hukum, ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Penguatan dimensi sosial dan kemanusiaan tersebut diharapkan dapat memberikan landasan kemasyarakatan dan kemanusiaan bagi pembangunan iptek bangsa secara berkesinambungan, dan pencapaian peradaban Indonesia yang terkemuka, dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan universal.

Pengembangan ilmu sosial dan kemanusiaan dijabarkan ke dalam tiga kelompok utama, yaitu: (i) kajian aspek sosial dan kemanusiaan dalam berbagai kebijakan publik yang terpaut dengan bidang pangan, energi, transportasi, informasi dan komunikasi, pertahanan dan keamanan, serta kesehatan dan obat-obatan, dengan penekanan pada aspek keadilan; (ii) kajian sosial, ekonomi, budaya, hukum dan politik yang terpaut erat dengan ke enam bidang prioritas ARN, dengan berfokus pada tema keadilan; (iii) kajian sosial dan kemanusiaan untuk mempercepat difusi dan pemanfaatan iptek pada ke enam bidang fokus pembangunan iptek, dengan memperhatikan keterkaitan antarbidang.

Sasaran pengembangan dalam kelompok pertama adalah pengem-bangan aspek sosial dan kemanusiaan dalam berbagai kebijakan, sehingga implementasi kebijakan tersebut dapat meningkatkan kualitas keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan berteknologi. Dari kajian ini dihasilkan indikator dan model pembangunan iptek lintas-sektoral yang mempromosikan terbentuknya Knowledge-Based Society, yang

menjunjung tinggi kesetaraan dan keadilan sosial.

Kajian dalam kelompok kedua diarahkan untuk menjawab per-masalahan berikut: (a) kesetaraan akses masyarakat ke layanan

DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006



DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006

sosial dasar (layanan pangan, energi, transportasi, informasi dan komunikasi, jaminan rasa aman, serta kesehatan dan obat), yang mencakup aspek availability, accesibility, acceptability dan affordability (4A); (b) permasalahan pembangunan mendasar yang mendesak untuk diselesaikan seperti kemiskinan—dimensi SARA dan ketidak-adilan sosial (dan teknologis) dari kemiskinan, dan potensi disintegrasi bangsa; (c) dampak kebudayaan dan kemanusiaan dari perkembangan teknologi (termasuk pemanfaatan teknologi impor); (d) dialog lintas-kultural untuk memberikan kesempatan yang setara bagi bahasa dan pengetahuan indigeneous untuk terus berkembang di era globalisasi informasi dan pengetahuan; (e) peningkatan kapasitas inovasi masyarakat dan peningkatan akses masyarakat terhadap sumber-sumber iptek untuk peningkatan kesejahteraan secara berkeadilan; (f) reaktualisasi sistem hukum yang bersifat netral dan berasal dari hukum lokal (hukum adat dan hukum Islam) ke dalam sistem hukum nasional di satu sisi, dan di sisi lain juga terhadap hukum yang bersifat netral yang berasal/ bersumber dari perjanjian antarbangsa; (g) penataan kelembagaan aparatur hukum yang masih belum dibentuk secara komprehensif, sehingga melahirkan berbagai ekses; (h) penataan dan penguatan metrologi legal nasional untuk mendukung daya saing industri, dan penguatan infrastruktur teknologi penunjang penegakan hukum; (i) pemberdayaan masyarakat baik dalam bentuk peningkatan akses masyarakat ke dalam kinerja pemerintah, dan peningkatan kesadaran hukum masyarakat (kedua hal ini merupakan pengembangan ’budaya hukum’); (j) pemberdayaan birokrasi (’bureaucratic engineering)—dalam konteks peranan hukum dalam pembangunan; dan pemanfaatan teknologi untuk pemberdayaan birokrasi (seperti e-government).

Kajian sosial dan kemanusiaan untuk mempercepat difusi dan pemanfaatan iptek pada ke enam bidang fokus (secara terpadu) ditujukan

 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006

DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006

untuk meningkatkan peluang keberhasilan dan kestabilan difusi iptek. Secara umum, kajian ini dikelompokkan ke dalam tiga tingkat:

• Tingkat mikro: berfokus pada peningkatan partisipasi para (calon) pengguna iptek, peningkatan kesetaraan akses terhadap sumber-sumber iptek, dan interaksi di antara pengguna iptek dan penghasil iptek; kajian terhadap persepsi dan aspirasi masyarakat terhadap iptek (dalam kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan fungsi-fungsi sosial iptek), dan kajian terhadap dampak sosial dan kemanusiaan dari teknologi;

• Tingkat meso: identifikasi peluang-peluang untuk mempengaruh proses difusi iptek di masyarakat, dan pengembangan proses intermediasi; kajian kebijakan dan pranata legal (seperti standar) yang terkait dengan difusi iptek di masyarakat; pengembangan intermediasi di antara pelaku akademik, pelaku usaha dan pelaku pemerintahan (A-B-G);

• Tingkat makro dan pengembangan jangka panjang: interaksi dinamis/ ko-evolusioner antara perubahan keteknologian dan perubahan ke-masyarakatan; kajian tentang perkembangan di masa mendatang; dan kajian untuk mempengaruhi proses ini, dengan segala implikasinya, untuk mengarahkan pemfungsian teknologi yang mencerminkan ke-adilan sosial dan mempromosikan pemelajaran sosial (guna mencapai

DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006



DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006

BAB II

Dalam dokumen AGENDA RISET NASIONAL (Halaman 37-41)

Dokumen terkait