• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penguatan Sains Dasar

Dalam dokumen AGENDA RISET NASIONAL (Halaman 34-37)

Bab I Pendahuluan

1.6. Faktor Dominan

1.6.1. Penguatan Sains Dasar

Sains dasar memberikan landasan teoretik bagi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi dan budaya ilmiah di sebuah bangsa. Sebaliknya, berbagai kegiatan pemanfaatan teknologi dan inovasi dapat menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan sains dasar itu sendiri, yang pada gilirannya membuka jalan bagi temuan terapan yang lebih baru. Penguatan dan pengembangan sains dasar, oleh karenanya, berperanan kunci dalam menjamin keberlanjutan dari upaya pemanfaatan teknologi dan peningkatan daya saing industri.

Sains dasar mencakup sejumlah bidang, yaitu: (a) matematika seba-gai sains tentang struktur dan pola kuantitatif yang dikembangkan melalui abstraksi mental murni dan/atau refleksi atas fenomena alam; (b) fisika yang mengungkapkan tatakerja atau hukum-hukum yang mengatur alam fisis; (c) kimia yang mengungkapkan tata keteraturan alam, khususnya

DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006



DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006

perubahan sifat dan bentuk material; (d) biologi yang mengungkapkan keteraturan dalam fenomena hayati; (e) sains bumi and antariksa yang mengungkapkan keteraturan alam fisis pada skala kebumian, lingkungan dan antariksa. Riset fundamental di area sains dasar diarahkan untuk dapat menghasilkan temuan baru, dan untuk menopang berbagai riset terapan yang berfokus pada ke enam bidang prioritas riset nasional, yaitu ketahanan pangan, penyediaan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan, teknologi dan manajemen transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, teknologi pertahanan, teknologi kesehatan dan obat-obatan. Pelaksanaan riset fundamental ini diharapkan akan mendukung keberlanjutan riset terapan di ke enam bidang fokus tersebut.

Sasaran pengembangan matematika mencakup penguasaan dasar matematika, meliputi aljabar dan aljabar abstrak, geometri, teori kom-putasi dan analisis numerik, statistik, komunatorik, teori graf, sandi, matrik, dan berbagai cabang matematika modern yang penting untuk pemodelan dan analisis fenomena kompleks yang urgen dipahami dewasa ini. Sedangkan sasaran pengembangan fisika mencakup pemahaman dan penguasaan seluruh area fisika teori, teori gravitasi, super symetry

breaking and dimensional supergravity, kosmologi, radiofisika dan kesehatan,

fisika nuklir, sumber-sumber non-uniform induksi magnit, impedansi elektromagnetik, sistim elektronik, serta nanoscience, serta aspek-aspek fundamental fisis, geologis, molecular bio-fisika, dan rumusan kompleksitasnya.

Dalam bidang kimia, sasaran pengembangan mencakup kimia teori, kimia inti serta formulasi kompleksitasnya seperti kimia bahan polimer, tekstil, petro-kimia, beserta aspek keselamatan, keamanan dan lingkungannya. Formulasi bahan baru dari sumber daya alami dan sistem diversifikasi bahan dengan penguasaan iptek nano merupakan tantang-an utama. Sistem tantang-analisis/kontrol kualitas juga menjadi stantang-angat berpertantang-an dalam perkembangan ilmu kimia. Pengembangan ilmu hayati/biologi,

 AgendA Riset nAsionAl 2006 – 2009

DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006

DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006

diarahkan untuk mencapai sasaran yang mencakup: penyempurnaan basis data sumber daya alam/hayati; penguasaan ilmu hayati beserta aspek lingkungannya, aspek kehutanan, aspek kelautan; pengembangan ilmu manipulasi genetika tanaman dan hewani; penguasaan dan pengembangan metode kultur jaringan.

Riset di bidang sains kebumian dan antariksa diarahkan untuk mencapai sasaran pengembangan dan penemuan rumusan fenomena alam dan lingkungan (bumi, laut dan antariksa). Sasaran ini mencakup pengembangan dan penguasaan pengetahuan yang berhubungan dengan perubahan iklim/cuaca, laju kenaikan paras air laut kawasan pantai pada lingkup nasional, regional dan lokal. Penyusunan peta kondisi kebumian Indonesia menjadi sangat penting, termasuk pengembangan dan penyediaan sarana dan prasarana untuk pengukuran, pemantauan dan pengamatan yang terkait dengan kebumian, kelautan dan keanta-riksaan.

Sebagai modal dasar bagi penguatan budaya ilmiah masyarakat Indonesia, berbagai sasaran pengembangan sains dasar tersebut dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok: kelompok fundamental, dan kelompok kompleksitas. Yang termasuk ke dalam kelompok fundamental meliputi aljabar, aljabar abstrak, geometri, matematika modern yang mendasar; fisika teori (teori gravitasi, supersymetry breaking dan dimensional

supergravity), fisika inti, fisika bumi, bio-fisika dan instrumentasinya; serta

penelitian efek negatif lubang ozon (pengaruh radiasi ultraviolet yang lebih pendek dari 280nm, yang berenergi tinggi dan dapat membahayakan kesehatan).

Sedangkan yang termasuk ke dalam kelompok formulasi kom-pleksitas meliputi: (i) model matematika untuk pengembangan partikel nano; ilmu kimia-bahan, dan bahan baru; ilmu dan teknologi nano atau sistem material nano; (ii) sains kompleksitas (complexity

DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006



DEWAN RISET NASIONAL 2006 DEWAN RISET NASIONAL 2006

kompleks yang penting dalam manajemen sumber daya alam mi-neral, manajemen rantai pasokan energi, manajemen sumber daya hayati/botani, sumber daya hutan, laut dan lingkungannya; prediksi degradasi lahan yang berimplikasi terbentuknya lahan kritis, ber-kembangnya area yang rawan banjir, banjir bandang dan tanah longsor; identifikasi dampak pemanasan bumi terhadap perubahan cuaca dan iklim global, dan pada kondisi regional dan lokal di Indonesia; pengungkapan karakteristik kebumian di Indonesia untuk mengetahui kondisi seismisitas, kegiatan gunung berapi dan sistem peredaran udara; penilaian kondisi kebencanaan (seperti gempa bumi dan tsunami) sebagai akibat kondisi ekstrim kebumian; serta pengembangan instrumen pengukuran langsung untuk bumi dan antariksa dengan teknologi inderaja.

Dalam implementasi ARN, dipandang penting bahwa penguatan dan penguasaan sains dasar melibatkan program pendidikan (pen-didikan nasional, termasuk pen(pen-didikan tinggi) dengan sasaran pe-ngembangan pola pikir dan paradigma sains dasar, yang diarahkan untuk menopang pengembangan program terapan. Penguatan sains dasar ini merupakan bagian hulu yang melandasi integrasi program antarbidang ilmu dasar pada lembaga riset, perguruan tinggi, dan industri. Pengembangan program pendidikan dasar maupun terapan perlu memperkuat orientasi ke industri, mengembangkan sinergi dengan lembaga riset dan industri, dan membangun jejaring

Academics-Business-Government (A-B-G).

Dalam dokumen AGENDA RISET NASIONAL (Halaman 34-37)

Dokumen terkait