• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Penguatan Pendidikan Karakter

1. Pengertian Penguatan Pendidikan Karakter

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, penguatan berasal dari kata kuat yang berarti banyak tenaganya, awet atau tahan, tidak mudah goyah, mampu, dan kuasa. Sedangkan kata penguatan memiliki arti perbuatan menguati atau menguatkan.61 Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana dalam menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran supaya peseta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.62

Karakter merupakan cara berpikir dan berperilaku setiap individu yang khas untuk hidup dan bekerja sama dengan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Seseorang berkarakter baik dapat mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas akibat yang terjadi.63 Karakter dalam Bahasa Arab disebut dengan akhlak, dikutip oleh Siti Farida dari Ibnu Maskawih yang mendefinisikan akhlak sebagai hal linnafs da’iyah laha ila af’aliha min

60Sagala, Etika dan Moralitas Pendidikan: Peluang dan Tantangan, 239. 61Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 764-765 62Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

63 Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 41.

30

ghoir fikrin wa laa ruwiyatin yang artinya sifat yang tertanam dalam jiwa

yang paling dalam, yang lahir dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lagi.64 Budimansyah dalam Sardjijo mendefiniskan:

Character is a relatively stable personal nature of an individual which becomes the basis for his/her standard behaviour corresponds to social values and norms (karakter adalah sifat pribadi yang relatif

stabil dari seorang individu yang menjadi dasar untuk perilaku standarnya sesuai dengan nilai dan norma sosial.).65

Pada dasarnya, pendidikan karakter adalah sistem pendidikan yang berusaha menanamkan nilai-nilai luhur yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran dan tindakan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut. Dalam pelaksanaannya di sekolah, komponen yang harus dilibatkan yaitu kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, pengelolaan pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan kokurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja warga sekolah.66

Berdasarkan beberapa definisi di atas, peneliti berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah usaha untuk menanamkan karakter pada peserta didik melalui seluruh kegiatan sekolah. Pendidikan karakter tidak hanya sebatas mentransfer ilmu kepada peserta didik, tetapi juga membentuk peserta didik yang bermoral dan siap berkontribusi dalam masyarakat.

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan proses pembentukan, trasformasi, transmisi dan mengembangkan potensi peserta didik agar

64 Siti Farida, “Pendidikan Karakter dalam Pespektif Islam” Kabilah, Vol. 1, No. 1 (Juni 2016): 200. 65 Sardjijo, “Character Education through Good Harmony Activities in School” The International

Journal of Social Sciences and Humanities Invention, Vol.4, Issue 7 (July 2017): 3690.

66 Imam Suyitno, “Pengembangan Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa Berwawasan Kearifan Lokal” Jurnal Pendidikan Karakter, No. 1 (Februari 2012): 5.

31

berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila.67 Karakter seorang anak merupakan hasil interaksi antara pembawaan sang anak dan lingkungannya, sehingga dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang ditekankan tidak hanya salah satu aspek namun interaksi antara keduanya.68

Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter merupakan usaha sekolah dalam menguatkan karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik) yaitu memiliki kerohanian mendalam, beriman, dan bertakwa; olah rasa (estetis) yaitu memiliki integritas moral, berjiwa seni, dan berkebudayaan; olah pikir (literasi) yaitu memiliki keunggulan akademis; dan olah raga (kinestetik) yaitu sehat dan mampu berpartisipasi aktif. Kelimanya didukung publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.69

Gerakan PPK perlu mengintegrasikan berbagai program dan kegiatan pendidikan karakter yang telah dilaksanakan hingga sekarang. Integrasi dapat diwujudkan dengan memadukan kegiatan kelas, luar kelas, dan luar sekolah; memadukan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler; menambahkan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pengembangan karakter siswa secara intensif, menyesuaikan tugas pokok guru, manajemen berbasis sekolah, dan fungsi komite sekolah dengan

67 Tim PPK Kemendikbud, Kajian dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016), 21.

68Isa Anshori, “Penguatan Pendidikan Karakter di Madrasah”, Halaqa: Islamic Education Journal, (Desember 2017): 13.

32

kebutuhan Gerakan PPK.70 Dalam penelitian ini, peneliti membahas tentang program PPK melalui tata krama siswa.

2. Nilai-nilai Penguatan Pendidikan Karakter

Prioritas Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah meliputi lima nilai utama karakter. Lima nilai karakter tersebut adalah satu kesatuan dan saling mempengaruhi satu sama lain, serta saling menentukan dan ditentukan, yaitu:71

a. Religius

Nilai karakter religius adalah wujud ketaatan manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diwujudkan melalui sikap dan perilaku menjalankan ajaran agama, menghargai perbedaan setiap agama, menjunjung tinggi toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.

Terdapat tiga dimensi religius, yaitu relasi individu dengan Tuhannya, individu dengan sesama manusia, dan individu dengan lingkungannya. Contoh nilai karakter religius antara lain: toleransi agama

b. Nasionalis

Nilai karakter nasionalis merupakan pola piker dan sikap yang menunjukkan sikap setia, peduli, dan penghargaan tingi terhadap bahasa, lingkungan baik fisik, sosial, budaya, ekonomi, maupun politik,

70 Tim PPK Kemendikbud, Konsep dan Pedoman, 5.

71Tim Penyusun PPK, Panduan Penilaian Penguatan Pendidikan Karakter Tingkat Sekolah Dasar

dan Sekolah Menengah Pertama (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

33

serta mementingkan urusan bangsa di atas kepentingan sendiri dan kelompok.

Contoh nilai karakter nasionalis antara lain: apresiasi budaya bangsa, menjaga dan menghormati keberagaman budaya bangsa, dan lain sebagainya.

c. Mandiri

Nilai karakter mandiri adalah tidak bergantung kepada orang lain dan memaksimalkan tenaga, pikiran, dan waktu, untuk merealisasikan mimpi, harapan, dan cita-cita. Contoh nilai kemandirian antara lain: berkerja keras, tangguh dan tahan banting, profesional, kreatif, dan berani.

d. Gotong Royong

Nilai karakter gotong royong yaitu menghargai kerjasama dan menyelesaikan persoalan bersama-sama, berkomunikasi dan bersahabat, serta saling membantu. Contoh nilai gotong royong antara lain: saling menghargai, kerjasama, musyawarah mufakat, dan lain sebagainya.

e. Integritas

Nilai karakter integritas ialah nilai menjadikan seseorang sebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral. Contoh nilai integritas antara lain: jujur, menjunjung tinggi

34

kebenaran dan keadilan, memiliki komitmen moral, dan lain sebagainya.

Dalam kehidupan sehari-hari, nilai religius dimaksudkan sebagai landasan dan melebur ke dalam nilai-nilai nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Demikian pula jika penanaman karakter dimulai dari nilai karakter nasionalis, maka nilai ini harus dikembangkan berdasarkan nilai keimanan dan ketakwaan yang bertumbuh bersamaan dengan nilai-nilai lainnya.72

C. Manajemen Program Tata Krama Siswa dalam Mewujudkan Penguatan

Dokumen terkait