• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUJIAN DAN DUKUNGAN TEKNIS

Pengujian dan Dukungan Teknis mempunyai tugas melakukan pelayanan teknik kegiatan pengembangan, penerapan serta pengawasan teknik perbenihan dan pembudidayaan ikan laut. Sesuai dengan tugas tersebut, seksi pelayanan teknis BPBL Ambon tahun 2015 menyelenggarakan kegiatan pelayanan teknis, meliputi:

1. Pendampingan BBIP

2. Pendampingan Kawasan Budidaya 3. Pelayanan Masyarakat

4. Percontohan Kawasan Perikanan Budidaya.

Untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan pelayanan teknis di wilayah kerja BPBL Ambon yang sangat luas, maka telah ditetapkan penanggung jawab wilayah seperti yang tertera pada tabel dibawah ini.

Tabel 16. Penanggung Jawab Wilayah di Wilayah Kerja Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Tahun 2015.

NO WILAYAH PENANGGUNG JAWAB

1 Papua/Biak Numfor Rochman Subiyanto, S.Pi. M.Si 2 Papua Barat/Raja Ampat Heru Salamet, S.Pi. M.Si

3 Maluku/Seram Bagian Barat Ir . Doortje A. Horhoruw, M. Si 4 Maluku Utara/Morotai Evri Noerbaeti, S.Pi. M.Si 5 Maluku Utara/Kep. Sula Hariyano, M. Si

6 Sulawesi Utara/Minahasa Utara Umar Rifai, S.Pi 7 Gorontalo/Gorontalo Utara Djafar Sidik. SE

8 Maluku Utara/Halmahera Selatan I.G. Pattipeilohy, S.Pi, M. Si 9 Sulawesi Tengah/Morowali Suharno, S.Pi, M.Si

Kegiatan pendampingan di wilayah kerja, terdiri dari pendampingan BBIP dan kawasan budidaya. Kegiatan ini dilakukan secara rutin oleh BPBL Ambon dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

C. Pendampingan BBIP

Program industrialisasi perikanan yang dicanangkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, dengan menggiatkan dan mengoptimalkan sentra-sentra perbenihan untuk memenuhi kebutuhan benih. Oleh karena itu, BPBL Ambon secara intensif melakukan

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT_AMBON

Pendampingan BBIP di wilayah kerja dalam rangka pembinaan dan pendampingan penerapan CPIB, sehingga diharapkan dapat mendorong peningkatan produksi benih.

Pendampingan BBIP tahun 2015 dilakukan di:

1. BBIP Bacan, Maluku Utara 2. BBL Tual, Maluku

3. BBIP Masika jaya, Maluku

4. BL Mansinam, Manokwari, Papua Barat 5. UPR Buton, Sulawesi Tenggara

Pendampingan BBIP yang dilakukan oleh BPBL Ambon pada tahun 2015 secara rinci sebagai berikut.

1. BBIP Bacan – Provinsi Maluku Utara HASIL KEGIATAN:

 Jenis komoditas

- Induk dan calon induk kerapu macan, - Benih kerapu bebek

 Keberhasilan yang sudah dicapai.

Tidak ada

 Permasalahan yang dihadapi.

- Minimnya Sarana dan Prasarana produksi

- Sarana dan Prasarana produksi sebagiannya tidak dapat digunakan dengan baik

 Rekomendasi solusi yang diberikan.

- Optimalisasi sarana dan prasarana produksi yang ada .

- Pemeliharaan sarana dan prasarana perlu dilakukan secara kontinu 2. BBL Tual - Provinsi Maluku

HASIL KEGIATAN:

 Jenis komoditas

Kerapu bebek, Kerapu macan dan rumput laut.

 Keberhasilan yang sudah dicapai.

- Induk kerapu bebek dan kerapu macan sudah memijah secara alami

- Pemeliharaan larva sudah berhasil walaupun SR kecil - Pendederan benih kerapu bebek

- Kultur phytoplankton skala laboratorium dan skala masal - Produksi rumput laut

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT_AMBON

 Permasalahan yang dihadapi.

- Suplai air laut masih tergantung kondisi pasang surut - Sulit mendapatkan suplai air tawar

- Akses jalan ke BBL Tual masih belum diaspal dan sering terganggu (disasi)

 Rekomendasi solusi yang diberikan.

- Penambahan Sarana dan Prasarana Produksi - Penyusunan proposal kegiatan lebih terinci

- Koordinasi/konsultasi dengan instansi teknis Pembina.

3. BBIP Masika Jaya – Provinsi Maluku HASIL KEGIATAN:

 Jenis komoditas - Kerapu bebek

 Keberhasilan yang sudah dicapai.

- Induk kerapu bebek sudah memijah - Kultur phytoplankton

- Peningkatan sarana prasarana

 Permasalahan yang dihadapi.

- Banyak Sarana dan Prasarana yang perlu diperbaiki

 Rekomendasi solusi yang diberikan.

- Perlu rehabilitasi sarana dan prasarana yg sudah rusak.

4 BBL Mansinam Manokwari – Provinsi Papua Barat HASIL KEGIATAN:

 Jenis komoditas - Tidak Ada

 Keberhasilan yang sudah dicapai.

- Tidak ada

 Permasalahan yang dihadapi.

- Sarana dan Prasarana perbenihan sebagian perlu diperbaiki

 Rekomendasi solusi yang diberikan.

- Melakukan perbaikan sarana dan prasarana.

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT_AMBON

5. UPR Buton – Provinsi Sulawesi Tenggara HASIL KEGIATAN:

 Jenis komoditas

- Ikan kerapu cantang - Udang windu

 Keberhasilan yang sudah dicapai.

- Pembenihan udang windu sudah dilaksanakan, benih yang dihasilkan sebanyak 800 ekor dan sudah didistribusikan ke masyarakat.

 Permasalahan yang dihadapi.

- Sarana dan Prasarana perbenihan (pompa, bak, dsb) sebagian perlu diperbaiki

- Sulit memperoleh induk ikan laut

 Rekomendasi solusi yang diberikan.

- Melakukan perbaikan sarana dan prasarana

D. Pendampingan Kawasan Budidaya

Kegiatan pendampingan kawasan budidaya tahun 2015 diprioritaskan pada lokasi Kawasan Percontohan Minapolitan, hal ini selaras dengan SK Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang UPT Pendamping Kawasan Minapolitan Percontohan. Berdasarkan SK tersebut, Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon mendampingi9 Kabupaten, yaitu:

1. Kabupaten Morowali-Sulawesi Tengah, 2. Kabupaten Minahasa Utara-Sulawesi Utara, 3. Kabupaten Seram Bagian Barat-Maluku, 4. Kabupaten Kepulauan Sula-Maluku Utara, 5. Kabupaten Halmahera Selatan-Maluku Utara, 6. Kabupaten Donggala-Sulawesi Tengah,

7. Kabupaten Parigi Mountong-Sulawesi Tengah, 8. Kabupaten Tojo Una-Una-Sulawesi Tengah, dan 9. Kabupaten Raja Ampat-Papua Barat.

Sesuai kesepakatan awal bahwa perjalanan pendampingan di kawasan minapolitan percontohan juga didanain dengan dana TP dinas KP Kabupaten/kota setempat, namun dalam pelaksanaannya belum semua kabupaten yang konsisten dengan kesepakatan tersebut sehingga masih harus sering dengan dana perjalanan yang ada pada Unit Pelaksana Teknis sebagai pendamping.

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT_AMBON

Hasil pendampingan tersebut secara ringkas dapat disajikan sebagai berikut.

1. Kab. Kepulauan Sula – Provinsi Maluku Utara HASIL KEGIATAN:

 Jenis komoditas

- Rumput laut, kerapu, dan bubara

 Keberhasilan yang sudah dicapai.

Panen raya rumput laut sebanyak 23.329,9 ton

 Permasalahan yang dihadapi.

- Kurangnya penguatan dan pengawasan kelembagaan/sumber daya manusia yang kompeten

- Perlunya peningkatan pengembangan unit-unit pengolahan atau potensi pengembangannya

- Kurangnya penguatan modal kerja dan investasi pelaku usaha - Kurangnya koordinasi dari pihak terkait kegiatan Minapolitan

 Rekomendasi solusi yang diberikan.

- Meningkatkan peranan pemerintah provinsi untuk melakukan pembinaan melalui koordinasi penyelarasan dan pengintegrasian program minapolitan antar kab/kota

- Peningkatan pengembangan unit-unit pengolahan dan penguatan lembaga serta SDM-nya

- Perlunya penguatan modal kerja dan investasi pelaku usaha

- Peningkatan kordinasi antara berbagai pihak mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah untuk percepatan produksi serta mengembangkan wilayah budidaya dan kegiatan Minapolitan di Kabupaten Kepulauan Sula.

2. Kab. Halmahera Selatan – Provinsi Maluku Utara HASIL KEGIATAN:

 Jenis komoditas

- Rumput laut, kerapu (bebek dan macan)

 Keberhasilan yang sudah dicapai.

- Produksi ikan kerapu tahun 2011 sebanyak 1.175 ekor dan tahun 2012 sebanyak 490 ekor

- Produksi rumput laut tahun 2011 sebanyak 14.700 dan tahun 2012 sebanyak 9.400

 Permasalahan yang dihadapi.

- Kurangnya ketersediaan benih ikan dan bibit rumput laut, serta sarana dan prasarana pendukung budidaya

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT_AMBON

- Minimnya pengetahuan pelaku budidaya tentang CBIB

- Kurangnya antusias dan mentalitas pokdakan dalam melakukan usaha budidaya secara kontinyu

- Kurangnya sosialisasi atau penyuluhan tentang budidaya laut dari instansi terkait.

- Gagal panen rumput laut karena penyakit ice-ice dan penggunaan potassium sianida dalam penangkapan biota laut sekitar areal budidaya rumput laut.

 Rekomendasi solusi yang diberikan.

- Perlunya perhatian dan koordinasi pemerintah setempat untuk memberikan bantuan benih ikan dan bibit rumput laut

- Diadakan penyuluhan dan sosialisasi tentang budidaya ikan, rumput laut dan pengetahuan di sektor perikanan bagi para pelaku budidaya laut di Kabupaten Halmahera Utara.

- Informasikan tentang fakta keberhasilan pembudiaya/ pokdakan lain sebagai pemicu semangat berbudidaya

- Pembuatan jadwal penanaman rumput laut dan pemberitahuan larangan penangkapan ikan memakai zat kimia disekitar lokasi budidaya rumput laut.

3. Kab. Parigi Mountong – Provinsi Sulawesi Tengah HASIL KEGIATAN:

 Jenis komoditas

- Bandeng, Udang, Rumput laut (Gracilaria dan E. cottinii), kerapu, ikan mas, nila, lele, sidat

 Keberhasilan yang sudah dicapai.

Produksi tahun 2014;

- Bandeng 2.192,52 ton

 Permasalahan yang dihadapi (khusus untuk rumput laut + kerapu) - Penyakit ice-ice

- Kurangnya ketersediaan bibit rumput laut dan kerapu yang kontinyu, sehingga harus didatangkan dari luar mengakibatkan biaya tinggi

- Harga jual rendah

- Sarana budidaya yang tidak tahan lama

- SDM Pelaku budidaya laut yang minim tentang CBIB

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT_AMBON

 Rekomendasi solusi yang diberikan.

- Sosialisasi CBIB perlu dilaksanakan dan ditingkatkan - Pembuatan kebun bibit rumput laut

- Perlu adanya pendampingan yang lebih intensif melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan teknis

- Koordinasi instansi terkait dan stockholder 4. Kab. Donggala – Provinsi Sulawesi Tengah

HASIL KEGIATAN:

 Jenis komoditas - Rumput laut

 Keberhasilan yang sudah dicapai.

- Produksi rumput laut 5 – 5,6 ton/tahun/kelompok

 Permasalahan yang dihadapi.

- Belum adanya penataan ruangan

- Belum adanya kebun bibit rumput laut - Harga jual rumput laut tidak stabil - Penyakit ice-ice dan hama bulu kucing

 Rekomendasi solusi yang diberikan.

- Perlu adanya pembuatan peta potensi dan penataan ruangan - Mengembangkan kebun bibit sebagai wadah penyediaan bibit - Perlu pmbentukan asosiasi/koperasi pembudidaya rumput laut - Perlu adanya koordinasi dan kerjasama dengan instansi Pembina

masalah kegiatan budidaya

5. Kab. Tojo Una-Una – Provinsi Sulawesi Tengah HASIL KEGIATAN:

 Jenis komoditas

- Kerapu, bandeng, sidat, nila, udang

 Keberhasilan yang sudah dicapai.

- Terdapat balai benih milik PEMDA, digunakan untuk kegiatan pembenihan dan pembesaran. Ikan kerapu macan memijah, larva sampai berumur D25.

 Permasalahan yang dihadapi.

- Terdapat beberapa sarana di Balai benih yang rusak seperti (penutup angina, bak pemeliharaan larva, instalasi air dan instalasi blower.

- Manajemen pemeliharaan larva - Manajemen pemeliharaan induk - Penerapan CPIB

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT_AMBON

 Rekomendasi solusi yang diberikan.

- Perbaikan sarana prasarana - Peningkatan kualitas SDM

6. Kab. Minahasa Utara – Provinsi Sulawesi Utara HASIL KEGIATAN:

 Jenis komoditas - Rumput Laut

 Keberhasilan yang sudah dicapai.

Produksi rata-rata 250 kg kering/tahun/pembudidaya

 Permasalahan yang dihadapi.

- Adanya penangkapan ikan dengan menggunakan potas disekitar lahan budidaya

- Ketersediaan benih terbatas - Penyakit ice-ice

 Rekomendasi solusi yang diberikan.

- Perlu adanya pemberian pemahaman dan pengawasan serta perlu pengaturan tata ruang dan tata wilayah budidaya yang terpadu - Mengoptimalkan atau membuat sentra kebun bibit rumput laut.

7. Kab. SBB – Provinsi Maluku HASIL KEGIATAN:

 Jenis komoditas

- Rumput laut, Kerapu, Ikan Bubara, dan Kekerangan.

 Keberhasilan yang sudah dicapai.

Produksi kerapu 55,5 ton

 Permasalahan yang dihadapi.

- Belum terlaksananya pengaturan tata ruang pemanfaatan daerah sepanjang pesisir pantai

- Keterbatasan benih kerapu dan bibit rumput laut - Kurangnya pengetahuan pembudidaya tentang CBIB

- Terjadi pencemaran di perairan yang berasal dari sungai-sungai yang bermuara ke laut.

- Biaya Pakan yang cukup tinggi.

 Rekomendasi solusi yang diberikan.

- Dilaksanakannya Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K)

- Perhatian dan pengadaan benih kerapu dan bibit rumput laut dari instansi terkait.

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT_AMBON

- Adanya jadwal monitoring di kawasan budidaya Kab. SBB untuk melihat perkembangan budidaya dan pantauan kualitas air perairan - Perlunya pendampingan dan penyuluhan yang rutin tentang CBIB - Pembuatan bagan mini.

8. Kab. Maluku Tenggara – Provinsi Maluku HASIL KEGIATAN:

 Jenis komoditas - Rumput Laut

 Keberhasilan yang sudah dicapai.

Prodksi rumput laut 2 – 4,5 ton pertahun

 Permasalahan yang dihadapi.

- Belum adanya kebun bibit rumput laut yang dapat menjamin ketersediaan bibit secara kontinu

 Rekomendasi solusi yang diberikan.

- Perlu adanya kebun bibit rumput laut sehingga dapat mengatasi permasalahan keterbatasan ketersediaan bibit rumput laut secara kontinyu

9. Kab. Raja Ampat – Provinsi Papua Barat HASIL KEGIATAN:

 Jenis komoditas

- Ikan kerapu (macan, bebek, napoleon), rumput laut, mutiara

 Keberhasilan yang sudah dicapai.

- Hasil produksi budidaya mutiara dijual di pasar domestic juga diekspor ke beberapa negara seperti Jepang, Singapura dan Thailand

- Terdapau Unit perbenihan ikan kerapu milik PEMDA

 Permasalahan yang dihadapi.

- Ketersediaan benih ikan kerapu terbatas - Penyakit Ice-ice pada budidaya Rumput Laut - Ketersediaan pakan rucah

 Rekomendasi solusi yang diberikan.

- Perlu dilakukan pengujian kualitas air sehingga keamanan pangan sesuai CBIB dapat terwujud

- Meningkatkan pembinaan secara individual dan kelompok mengenai;

teknologi, ketrampilan dan finansial.

- Perlu sosialisasi tentang CBIB

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT_AMBON

Pelaksanaan kegiatan pendampingan kawasan minapolitan percontohan yang bersumber dari dana Tugas Perbantuan Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten setempat, pada tahun 2015, terealisasi di 5 (lima) kawasan minapolitan percontohan yaitu Kabupaten Morowali, Kabupaten Donggala, Kabupaten Seram Bagian barat, Kabupaten Minahasa Utara, dan Kabupaten Kepulauan Sula. Pencapaian ini berkat dukungan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten setempat dalam menunjang pendanaannya serta konsistensi BPBL Ambon untuk melaksanakan instruksi Direktur Jenderal Perikanan Budidaya sebagai pendamping kawasan minapolitan percontohan di kabupaten-kabupaten tersebut.

E. Pelayanan Masyarakat

Kegiatan pelayanan masyarakat terhadap stakeholders yang dilakukan di BPBL Ambon pada tahun 2015 meliputi Praktek Kerja Lapangan (PKL), Magang, Studi Banding dan Prakerin Siswa. Hal ini dapat dijadikan indikator bahwa BPBL Ambon telah dikenal sebagai instansi perikanan budidaya di wilayah timur yang dapat dijadikan sebagai tempat transfer teknologi budidaya. Daftar stake holders yang melakukan pembelajaran di BPBL Ambon selama tahun 2015 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 17.Daftar Stake Holders yang Melakukan Pembelajaran di BPBL Ambon Tahun 2015

Universitas Iqra Buru Fakultas Perikanan Universitas Muhamadiyah Makasar 3 Politeknik Perdamaian Halmahera

(PADAMARA)

3

Akademi Komunitas Buru 10

Akademi Perikanan Sorong 3

2. Magang PT. MARSH 4

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT_AMBON

Balai Budidaya Laut Dobo Dinas KP Provinsi Maluku

13

Dinas KP Jawa Timur 3

Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan Aertembaga

1 Balai Pendidikan dan Pelatihan

Perikanan Ambon

1 Balai Benih Ikan Pantai Bacan 4

Balai Budidaya laut Tual 1

University Of Papua new Guinea 1 3. Prakerin Siswa Madrasah Aliyah Yasifah Waesala

Seram Bagian Barat

15

SMK Negeri Lumoy 54

SMK Negeri 2 Seram Barat 23

SMK Negeri 1 Waesala 32

SMK Negeri Mydona Hyera 26

SUPM Negeri Ambon 14

SMK Negeri Seira 14

4. Pelatihan Budidaya laut 150

Total 401

Secara keseluruhan, kegiatan pelayanan masyarakat pada BBL Ambon tahun 2015 berjumlah 401 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah peserta pada pelayanan masyarakat tahun 2014 maka telah terjadi kenaikan sebanyak 37 orang atau 9,23%, hal ini disebabkan karena pada tahun 2015 terdapat beberapa instansi baik dalam maupun Luar Negeri yang mengirim stafnya untuk belajar di Balai Perikanan Budidaya laut Ambon.

F. Percontohan Kawasan Perikanan Budidaya

Kegiatan diseminasi di tahun 2015 diaktualisasikan dengan nama kegiatan percontohan kawasan perikanan budidaya yang dilakukan berdasarkan petunjuk pelaksanaan percontohan kawasan perikanan budidaya melalui dana UPT tahun 2015 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dengan harapan kegiatan percontohan ini dapat menjadi tontonan, tuntunan dan teladan bagi para pembudidaya dalam melakukan pengembangan usaha perikanan budidaya. Kegiatan percontohan kawasan ini difokuskan pada 4 kabupaten/kota di wilayah kerja BPBL Ambon, dengan komoditas yang beragam, serta penanggung jawab kegiatan pada masing-masing kabupaten/kota yang ditunjuk berdasarkan SK Kepala BPBL Ambon no. 75, 77, 78/BPBLA/KPTS/I/2015, tanggal 7 Januari 2015. Keempat kabupaten/kota, komoditas yang

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT_AMBON

dikembangkan, serta penanggung jawab kegiatan percontohan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 18. Kabupaten/kota, Komoditas yang Dikembangkan dan Penanggungjawab Kegiatan Percontohan Kawasan Tahun 2015.

No Kabupaten/Kota Komoditas Penanggung jawab 1. Maluku Tenggara Rumput laut Haryano, M.Si 2. Kota Tual Rumput Laut

3. Kota Ambon Ikan konsumsi, Ikan Hias Laut, dan HSRT

Heru Salamet, M.Si

4. Seram Bagian Barat Ikan Konsumsi Ir.Doortje A.Horhoruw, M.Si Percontohan kawasan berjumlah 9 kelompok terdiri dari 5 kelompok rumput laut di Kabupaten Maluku Tenggaran dan Kota Tual, 1 kelompok pembesaran ikan konsumsi, 1 kelompok pembesaran ikan hias, dan 1 kelompok Hatchery Skala Rumah Tangga di Kota Ambon, serta 1 kelompok pembesaran ikan konsumsi di kabupaten Seram Bagian Barat.

Paket bantuan kegiatan percontohan kawasan ini beragam sesuai dengan kebutuhan. Hasil Kegiatan tersebut secara ringkas disampaikan sebagai berikut:

Tabel 19. Hasil Kegiatan Percontohan Kawasan.

NO

NAMA POKDAKAN, LOKASI DAN

KEGIATAN

HASIL YANG DICAPAI KENDALA YANG DIHADAPI SOLUSI

1. Usaha Budidaya

- Serangan penyakit - Curah hujan tinggi - Kecepatan arus lambat

Menggunakan bibit

- Serangan penyakit - Curah hujan tinggi - Kecepatan arus lambat

Menggunakan bibit

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT_AMBON

- Serangan penyakit - Curah hujan tinggi - Kecepatan arus lambat

Menggunakan bibit

- Serangan penyakit - Curah hujan tinggi - Kecepatan arus lambat.

Menggunakan bibit Panen sudah dilakukan

Pendampingan teknologi secara rutin terutama dalam penerapan CBIB

pendampingan dalam penerapan CBIB

pendampingan

SR kerapu cantang 95%

dan kakap 50% 2015 ikan yang dipanen adalah ikan bubara, Sedangkan,

ikan kerapu macan berukuran 250 – 300 gr, panjang rata-rata 20 – 25 cm dan ikan kerapu cantang berukuran 350 – 550 gr, panjang 25 – 30 cm.

Serangan penyakit Melakukan pengobatan, perendaman rutin dengan menggunakan air tawar,

pemberian vitamin.

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT_AMBON

Dokumentasi Kegiatan Percontohan Kawasan Perikanan Budidaya A. Kota Ambon

Gambar 9. Kegiatan Temu Lapang.

Gambar 10. Hatchery Skala Rumah Tangga.

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT_AMBON

Gambar 11. Panen Ikan Konsumsi “Kelompok Roto”Demfarm Ikan Konsumsi.

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT_AMBON

B. Kab. Seram Bagian Barat

Gambar 12. Pembinaan Kelompok

Gambar 13. Penyerahan Paket Kegiatan Percontohan Kawasan.

Gambar 14. Penyerahan Benih Ikan Kerapu Cantang Tahap I

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT_AMBON

Gambar 15. Penebaran Benih Ikan Kerapu Cantang Tahap I

Gambar 16. Monitoring Pertumbuhan

Gambar 17. Penyiapan Dan Pemberian Pakan Rucah Untuk Benih.

Gambar 18. Kegiatan Temu Lapang

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT_AMBON

C. Kab. Maluku Tenggara dan Kota Tual

Gambar 19. Pembinaan Kelompok

Penyerahan/Distribusi Paket Demfarm

Penyerahan Bibit Kultur Jaringan

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT_AMBON

BAB V.

Dokumen terkait