• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Pengujian Efektivitas Anti Penuaan Dini Masker Gel Peel-Off .1 Kelembapan (moisture) .1 Kelembapan (moisture)

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

4.10 Hasil Pengujian Efektivitas Anti Penuaan Dini Masker Gel Peel-Off .1 Kelembapan (moisture) .1 Kelembapan (moisture)

Pengukuran kelembapan (moisture) dilakukan dengan menggunakan alat moisture checker yang terdapat dalam perangkat skin analyzer Aramo. Hasil dari pengukuran kelembapan tertera pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Hasil pengukuran kelembapan (moisture) pada kulit wajah sukarelawan

Dehidrasi 0-29; Normal 30-50; Hidrasi 51-100 (Aramo, 2012).

F0 : Masker gel peel-off tanpa ekstrak etanol daun bangun-bangun (banko) F1 : Masker gel peel-off ekstrak etanol daun bangun-bangun konsentrasi 1%

F3 : Masker gel peel-off ekstrak etanol daun bangun-bangun konsentrasi 5%

Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bawa kondisi awal kulit wajah semua sukarelawan berkisar antar 23-31 yaitu kondisi dehidrasi dan normal. Setelah perawatan yang dilakukan selama 4 minggu pemakaian sediaan masker gel peel- off ekstrak etanol daun bangun-bangun menunjukkan adanya efek peningkatan kelembapan pada semua kulit wajah sukarelawan, dimana kondisi kulit wajah sukarelawan yang mengalami dehidrasi mengalami peningkatan kelembapan menjadi normal. Adapun persentase peningkatan kelembapan pada masing masing formula yaitu F0 sebesar 5,07%, F1 sebesar 16,86%, F2 sebesar 30,26%, dan peningkatan kelembapan yang signifikan pada F3 sebesar 30,26%. Pada formula F0 juga terjadi peningkatan kelembapan kulit wajah sebesar 5,07% dikarenakan adanya gliserin sebagai humektan yang bersifat dapat menarik air dari lingkungan sehingga kulit terhidrasi dan menjadi lembap (Ningsih dkk, 2016).

Kondisi awal

Minggu ke 4 setelah pemakaian

Gambar 4.6 Peningkatan kelembapan pada kulit wajah sukarelawan

Keterangan: * menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kondisi awal dengan p<0,05

Gambar 4.7 Grafik hasil pengukuran kelembapan (moisture) pada kulit wajah sukarelawan setelah 4 minggu perawatan

Keterangan: * menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan formula blanko dengan p<0,05

Gambar 4.8 Grafik persentase peningkatan kelembapan (moisture) pada kulit wajah sukarelawan setelah 4 minggu perawatan

Data pada Tabel 4.11 selanjutnya dianalisis menggunakan uji non parametik Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap

35

kelembapan kulit wajah sukarelawan dan diperoleh nilai p<0,05 pada minggu ketiga dan keempat yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan efektivitas yang signifikan antar formula dalam meningkatkan kelembapan kulit wajah. Untuk mengetahui formula mana yang berbeda maka dilakukan uji Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann-Whitney, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara F0 dengan F1, F2, F3, dan F2 dengan F3 (p<0,05) serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara F1 dengan F2, F3 (p>0,05).

Proses yang terjadi pada penuaan kulit intrinsik meliputi penurunan kemampuan proliferasi dari sel-sel kulit, penurunan sintesis dan peningkatan degradasi matriks ekstraseluler kulit, serta peningkatan produksi radikal bebas.

Penurunan kemampuan proliferasi dari sel-sel kulit dapat berkontribusi pada penipisan lapisan kulit dan penurunan fungsi fisiologisnya, sehingga terjadi penurunan kemampuan mempertahankan kelembaban kulit, penurunan produksi keringat dan sebum, serta penurunan faktor-faktor yang mempertahankan kelembaban kulit (Poljsak dkk, 2012).

Komponen flavonoid yang terdapat dalam daun bangun yaitu quercetin, apigenin, luteolin, salvigenin, genkwanin (Situmorang, 2018). Flavonoid dapat menangkal radikal induksi ultraviolet (UV), dan memberikan efek proteksi terhadap radiasi UV dengan berperan sebagai penyerap UV (Mambro dan Fonseca, 2005). Senyawa flavonoid juga mempunyai sifat antioksidan sebagai penangkap radikal bebas karena mengandung gugus hidroksil yang bersifat sebagai reduktor dan dapat bertindak sebagai donor hidrogen terhadap radikal bebas (Mokodompit dkk, 2013).

Humektan yang terdapat dalam sediaan mampu mengikat air. Humektan menyebabkan peningkatan kelebapan kulit. Kelembapan berhubungan dengan

pelindung stratum korneum. Senyawa flavonoid yang dihasilkan meningkatkan kolagen ekstraseluler. Sintesis dari kolagen menyebabkan peningkatan kelembapan kulit (Khan dkk, 2010).

4.10.2 Kehalusan (Evenness)

Pengukuran kehalusan kulit (evenness), menggunakan perangkat skin analyzer lensa perbesaran 60x (normal lens) dengan sensor biru. Data hasil dari pengukuran kehalusan kulit wajah sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Hasil pengukuran kehalusan kulit (evenness) pada kulit wajah sukarelawan

Formula Suka relawan

Kehalusan kulit (Evenness) Persen peningkatan

Halus 0-31; Normal 32-51; Kasar 52-100 (Aramo, 2012).

F0 : Masker gel peel-off tanpa ekstrak etanol daun bangun-bangun (banko) F1 : Masker gel peel-off ekstrak etanol daun bangun-bangun konsentrasi 1%

F2 : Masker gel peel-off ekstrak etanol daun bangun-bangun konsentrasi 3%

F3 : Masker gel peel-off ekstrak etanol daun bangun-bangun konsentrasi 5%

Pada Tabel 4.12 dapat dilihat bawa kondisi awal kulit wajah semua sukarelawan berkisar antara 35-40 yaitu kondisi normal. Setelah perawatan yang dilakukan selama 4 minggu pemakaian sediaan masker gel peel-off ekstrak etanol daun bangun-bangun menunjukkan adanya efek peningkatan kehalusan pada semua kulit wajah sukarelawan. Adapun persentase peningkatan kehalusan kulit wajah pada masing masing formula yaitu F0 sebesar 2,73%, F1 sebesar 15,58%, F2 sebesar 21,84%, dan peningkatan kehalusan kulit wwajah yang signifikan pada F3 sebesar 23,45%.

Kondisi awal Minggu ke 4 pemakaian

Gambar 4.9 Peningkatan kehalusan pada kulit wajah sukarelawan

Keterangan: * menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kondisi awal dengan p<0,05

Gambar 4.10 Hasil pengukuran kehalusan kulit (evenness) pada kulit wajah sukarelawan setelah 4 minggu perawatan

Keterangan: * menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan formula blanko dengan p<0,05

Gambar 4.11 Grafik persentase peningkatan kehalusan (evenness) pada kulit wajah sukarelawan setelah 4 minggu perawatan

38

Persentase Peningkatan Kehalusan Kulit (%) Kehalusan NormalHalus

*** ***

Data pada Tabel 4.12 selanjutnya dianalisis menggunakan uji non parametik Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap kehalusan kulit wajah sukarelawan dan diperoleh nilai p<0,05 pada minggu ketiga dan keempat yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan efektivitas yang signifikan antar formula dalam meningkatkan kehalusan kulit wajah. Untuk mengetahui formula mana yang berbeda maka dilakukan uji Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann-Whitney, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara F0 dengan F1, F2, F3 (p<0,05) serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara F1 dengan F2, F3 dan F2 dengan F3(p>0,05).

Kulit kasar merupakan tanda umum yang dialami saat kulit mengalami penuaan dini, ketika kulit terlalu sering terpapar oleh sinar matahari kolagen dan elastin yang berada di dalam lapisan kulit akan rusak sehingga sel-sel mati yang bertumpuk pada startum korneum menyebabkan permukaan kulit menjadi kurang halus, akibatnya kulit tampak lebih kasar (Bodagenta, 2012).

Flavonoid mampu merangsang pembentukan dan meningkatkan produksi kolagen kulit. Senyawa flavonoid menghasilkan peningkatan kolagen ekstraseluler yang akan menjaga elastisitas, fleksibilitas, dan kehalusan kulit (Tapas dkk, 2008). Apigenin dapat menginduksi sintesis kolagen tipe I dan tipe III dari fibroblas secara in vitro dan dapat meningkatkan ketebalan dermal dan kolagen (Zhang dkk, 2015).

4.10.2 Pori (Pore)

Pengukuran pori (pore) dengan perangkat skin analyzer menggunakan lensa perbesaran 60x dengan sensor biru. Data hasil dari pengukuran pori kulit wajah sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Hasil pengukuran pori (pore) pada kulit wajah sukarelawan

Pori keci 0-19; pori sedang 20-39; pori besar 40-100 (Aramo, 2012).

F0 : Masker gel peel-off tanpa ekstrak etanol daun bangun-bangun (banko) F1 : Masker gel peel-off ekstrak etanol daun bangun-bangun konsentrasi 1%

F2 : Masker gel peel-off ekstrak etanol daun bangun-bangun konsentrasi 3%

F3 : Masker gel peel-off ekstrak etanol daun bangun-bangun konsentrasi 5%

Pada Tabel 4.13 dapat dilihat bawa kondisi awal kulit wajah semua sukarelawan berkisar antara 33-36 yaitu kondisi pori besar. Setelah perawatan yang dilakukan selama 4 minggu pemakaian sediaan masker gel peel-off ekstrak etanol daun bangun-bangun menunjukkan adanya efek pengecilan ukuran pori pada semua kulit wajah sukarelawan. Adapun persentase pengecilan pori kulit pada masing masing formula yaitu F0 sebesar 3,87%, F1 sebesar 12,77%, F2 sebesar 16,35%, dan F3 sebesar 23,14%. Formula F3 menunjukkan efek

pengecilan pori yang signifikan yaitu sebesar 23,14% sedangkan F0 tidak menunjukkan efek pengecilan pori yang signifikan yaitu sebesar 3,87%.

Kondisi awal Minggu ke 4 setelah pemakaian Gambar 4.12 Penurunan jumlah pori pada kulit wajah sukarelawan

Keterangan: * menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kondisi awal dengan p<0,05

Gambar 4.13 Grafik hasil pengukuran pori (pore) pada kulit wajah sukarelawan setelah 4 minggu perawatan

36 34 32 30 28

F0 F1 F2 F3

26 24

Kondisi Minggu I Minggu II Minggu III awal

Minggu

Minggu IV

Pori Besar

*** ***

Keterangan: * menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan formula blanko dengan p<0,05

Gambar 4.14 Grafik persentase pengecilan pori (pore) pada kulit wajah sukarelawan setelah 4 minggu perawatan

Data pada Tabel 4.13 selanjutnya dianalisis menggunakan uji non parametik Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap pengecilan ukuran pori sukarelawan dan diperoleh nilai p<0,05 pada minggu ketiga dan keempat yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan efektivitas yang signifikan antar formula dalam mengecilkan pori. Untuk mengetahui formula mana yang berbeda maka dilakukan uji Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann- Whitney, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara F0 dengan F1, F2, F3 (p<0,05) serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara F1 dengan F2, F3 dan F2 dengan F3(p>0,05).

Salah satu tanda-tanda penuaan dini yaitu pembesaran pada pori-pori kulit.

Hal ini dapat terjadi karena makin bertambahnya usia dan paparan sinar matahari.

Jika kulit sering terkena sinar matahari secara terus menerus, dapat membuat pori-

30 *

Flavonoid sebagai antioksidan dapat menghambat reaksi peroksidasi lipid dan senyawa pereduksi yang baik. Flavonoid berlaku sebagai penghambat yang baik untuk radikal hidroksil dan superoksida yang dengan demikian melindungi membran lipid. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya ukuran pori-pori dan meningkatkan tekstur kulit (Tapas dkk, 2008).

4.10.3 Noda (Spot)

Pengukuran noda (spot) dilakukan dengan perangkat skin analyzer lensa perbesaran 60 kali dengan lampu sensor jingga. Data hasil pemulihan noda kulit wajah sukarelawan dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Hasil pengukuran noda (spot) pada kulit wajah sukarelawan Formula Suka

F0 : Masker gel peel-off tanpa ekstrak etanol daun bangun-bangun (banko) F1 : Masker gel peel-off ekstrak etanol daun bangun-bangun konsentrasi 1%

F2 : Masker gel peel-off ekstrak etanol daun bangun-bangun konsentrasi 3%

F3 : Masker gel peel-off ekstrak etanol daun bangun-bangun konsentrasi 5%

Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bawa kondisi awal kulit wajah semua sukarelawan berkisar antara 29-33 yaitu kondisi noda dalam jumlah sedang.

Setelah perawatan yang dilakukan selama 4 minggu pemakaian sediaan masker gel peel-off ekstrak etanol daun bangun-bangun menunjukkan adanya efek pemulihan noda pada semua kulit wajah sukarelawan. Adapun persentase pemulihan noda pada masing masing formula yaitu F0 sebesar 3,19%, F1 sebesar 12,26%, F2 sebesar 18,07%, dan peningkatan kehalusan kulit wajah yang signifikan pada F3 sebesar 26,78%. Formula F3 menunjukkan efek pemulihan noda yang signifikan yaitu sebesar 26,78% sedangkan F0 tidak menunjukkan efek pemulihan noda yang signifikan yaitu sebesar 3,19%.

Kondisi awal Minggu ke 4 setelah pemakaian Gambar 4.15 Penurunan jumlah noda pada kulit wajah sukarelawan

Keterangan: * menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kondisi awal dengan p<0,05

Gambar 4.16 Grafik hasil pengukuran noda (spot) pada kulit wajah sukarelawan setelah 4 minggu perawatan

Keterangan: * menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan formula blanko dengan p<0,05

Gambar 4.17 Grafik persentase pemulihan noda (spot) pada kulit wajah sukarelawan setelah 4 minggu perawatan

34

Minggu I Minggu II Minggu IIIMinggu IV Minggu

Persentase Pemulihan Noda (%)Noda Sedang

* * * * * *

*

Data pada Tabel 4.14 selanjutnya dianalisis menggunakan uji non parametik Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap pemulihan noda sukarelawan dan diperoleh nilai p<0,05 pada minggu ketiga dan keempat yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan efektivitas yang signifikan antar formula dalam mengurangi noda pada kulit wajah. Untuk mengetahui formula mana yang berbeda maka dilakukan uji Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann-Whitney, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara F0 dengan F1, F2, F3, F1 dengan F3, dan F2 dengan F3 (p<0,05) serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara F1 dengan F2 (p>0,05).

Melanin memiliki peranan penting terhadap perlindungan kulit terhadap ultraviolet (UV). Enzim yang berperan penting pada jalur sintesis melanin adalah tirosinase. Produksi melanin yang berlebihan dapat menyebabkan kulit berwarna gelap atau depigmentasi. Cara yang paling banyak digunakan dalam proses depigmentasi kulit adalah dengan penghambatan tirosinase (Lin dan Fisher, 2007).

Senyawa flavonoid memiliki kemampuan depigmentasi kulit dengan cara menghambat secara langsung aktivitas tirosinase pada proses melanogenesis.

Luteolin menghambat aktivitas tirosinase dan produksi melanin dengan cara yang bergantung pada dosis (Choi dkk, 2008). Genkwanin secara signifikan menurunkan produksi melanin dalam sel melanoma B16F10 dengan cara yang bergantung pada konsentrasi (Kanlayavattanakul dan Lourith, 2018).

4.10.4 Keriput (Wrinkle)

Pengukuran keriput (wrinkle) pada kulit wajah sukarelawan menggunakan prangkat skin analyzer lensa perbesaran 10 kali dengan warna lampu sensor biru.

Tabel 4.15 Hasil pengukuran keriput (wrinkle) pada kulit wajah sukarelawan

Tidak berkeriput 0-19; berkeriput 20-52; berkeriput parah 53-100

F0 : Masker gel peel-off tanpa ekstrak etanol daun bangun-bangun (banko) F1 : Masker gel peel-off ekstrak etanol daun bangun-bangun konsentrasi 1%

F2 : Masker gel peel-off ekstrak etanol daun bangun-bangun konsentrasi 3%

F3 : Masker gel peel-off ekstrak etanol daun bangun-bangun konsentrasi 5%

Pada Tabel 4.15 dapat dilihat bawa kondisi awal kulit wajah semua sukarelawan berkisar antara 25-28 yaitu kondisi berkeriput. Setelah perawatan yang dilakukan selama 4 minggu pemakaian sediaan masker gel peel-off ekstrak etanol daun bangun-bangun menunjukkan adanya efek penurunan jumlah keriput pada semua kulit wajah sukarelawan. Adapun persentase pemulihan jumlah keriput pada masing masing formula sediaan yaitu F0 sebesar 3,80%, F1 sebesar 12,73%, F2 sebesar 21,48%, dan peningkatan kehalusan kulit wajah yang signifikan pada F3 sebesar 21,48%.

Kondisi awal Minggu ke 4 setelah pemakaian Gambar 4.18 Penurunan jumlah keriput pada kulit wajah sukarelawan

Keterangan: * menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kondisi awal dengan p<0,05

Gambar 4.19 Grafik hasil pengukuran keriput (wrinkle) pada kulit wajah sukarelawan setelah 4 minggu perawatan

28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18

F0 F1 F2 F3

Kondisi awalMinggu I Minggu II Minggu IIIMinggu IV Minggu

Keriput Tidak berkeriput Berkeriput

*** ***

30 *

Keterangan: * menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan formula blanko dengan p<0,05

Gambar 4.20 Grafik persentase pemulihan keriput (wrinkle) pada kulit wajah sukarelawan setelah 4 minggu perawatan

Data pada Tabel 4.15 selanjutnya dianalisis menggunakan uji non parametik Kruskal Wallis untuk mengetahui efektivitas formula terhadap kehalusan kulit wajah sukarelawan dan diperoleh nilai p<0,05 pada minggu ketiga dan keempat yang menunjukkan bahwa adanya perbedaan efektivitas yang signifikan antar formula dalam mengurangi jumlah keriput. Untuk mengetahui formula mana yang berbeda maka dilakukan uji Mann-Whitney. Dari hasil uji Mann-Whitney, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara F0 dengan F1, F2, F3, dan F1 dengan F2 (p<0,05) serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara F1 dengan F3 dan F2 dengan F3(p>0,05).

Kulit pada dasarnya memproduksi enzim seperti etalase dan kolagenase.

Faktor reactive oxygen species (ROS) ataupun paparan sinar UV yang berlebihan akan mempercepat proses aktivasi enzim etalase yang mampu mendegradasi elastin. Elastin adalah suatu komponen utama dari serat elastis dari jaringan ikat

3,8%

Persentase Pemulihan Keriput(%)

dan tendon. Oleh karena adanya aktivasi dari enzim tersebut maka akan menyerang semua protein matriks jaringan ikat utama, termasuk elsatin, kolagen, proteoglikan, dan keratin dimana hal ini akan memicu terjadinya pengkerutan pada kulit (Kim dkk, 2008).

Flavonoid sebagai antioksidan dapat menghambat peningkatan kadar MMP-1 (Matrix Metalloproteinase-1) sehingga akan menyebabkan peningkatan jumlah kolagen. Matriks Mtalloproteinase-1 adalah mediator kunci yang mendegradasi kolagen pada kulit yang mengalami photoaging. Hambatan terhadap MMP-1 adalah salah satu cara untuk mencegah kerusakan kulit akibat paparan sinar UV. Flavonoid berperan menghambat dan mencegah terjadinya kerusakan kulit oleh radikal bebas yang ditimbulkan oleh paparan sinar ultra violet pada kulit, dengan mengikat singlet oksigen dan menghambat peroksidasi lipid. Dengan terjadinya hambatan tersebut, sintesis MMP-1 akan berkurang dan proses degradasi kolagen terhambat sehingga kulit terlindungi dari proses penuaan dini akibat paparan sinar ultra violet tersebut (Fisher dkk, 2001). Quercetin merupakan salah satu flavonol terbaik dan telah mendapat banyak perhatian karena quercetin juga mewakili subklas flavonol yang menunjukkan nutrisi dan sifat farmasinya. Struktur cincin dan konfigurasi aglyconnya dari kelompok hidroksil, menjadikannya salah satu dari flavonoid yang paling ampuh dalam hal kemampuan antioksidan. Quercetin telah menunjukkan kemampuan untuk mencegah oksidasi low-density lipoprotein (LDL) dengan menangkal radikal bebas (Arifin dan Ibrahim, 2018).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait