• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

C. Pengujian Hipotesis

Analisis data dalam penelitian ini dimaksudkan untak mengetahui ada tidaknya pengaruh laba, arus kas, piutang, biaya operasi, dan gross profit

margin untuk memprediksi laba dan arus kas dimasa yang akan datang. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil analisis dapat dilihat sebagai berikut.

1. Pengujian Terhadap Laba Masa Yang Akan Datang

Pada pengujian hipotesis pertama ini dimaksudkan untak mengetahui ada tidaknya pengaruh laba, arus kas, piutang, biaya operasi, dan gross profit margin untuk memprediksi laba dimasa yang akan datang.

Tabel 4.9

Rangkuman Hasil Regresi Linier Berganda Variabel Koef. regresi

Std. Error t-hitung P value Konstanta Laba Piutang Biaya operasi GPM Arus kas 17472,804 -0,183 100247,8 13637,562 142138,7 0,219 6809,745 0,059 10977,439 39594,397 235510,4 0,080 2,566 -3,118 9,132 0,344 0,604 2,735 0,013 0,003 0,000 0,732 0,549 0,008 R-Squared 0,730 Adj. R-Squared 0,705 F-Hitung 29,188 Probabilitas F 0,000 Sumber : lampiran 7

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil pengolahan data untuk regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS dapat dilihat pada tabel 4.7 di atas. Dari tabel tersebut dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

LBt+1 = 17472,804 0,183LB + 100247,8PIUT + 13637,6BO + 142138,7GPM + 0,219AK

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Nilai konstanta bernilai positif yaitu 17472,804, hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel laba, piutang, biaya operasi, GPM dan arus kas konstan, maka laba masa depan sebesar 17472,804.

b. Koefisien regresi variabel laba (b1) bernilai negatif yaitu sebesar

0,183. Hal ini menunjukkan apabila laba meningkat, laba masa depan akan turun, dengan anggapan variabel bebas lainnya konstan.

c. Koefisien regresi variabel piutang (b2) bernilai positif yaitu sebesar

100247,8. Hal ini menunjukkan apabila piutang meningkat, maka laba masa depan akan naik, dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. d. Koefisien regresi variabel biaya operasi (b3) bernilai positif yaitu

sebesar 13637,6. Hal ini menunjukkan apabila biaya operasi meningkat, maka laba masa depan akan naik, dengan anggapan variabel bebas lainnya konstan.

e. Koefisien regresi variabel GPM (b4) bernilai positif yaitu sebesar

142138,7. Hal ini menunjukkan apabila GPM meningkat, akan meningkatkan laba masa depan, dengan anggapan variabel bebas lainnya konstan.

f. Koefisien regresi variabel arus kas (b5) bernilai positif yaitu sebesar

meningkatkan laba masa depan, dengan anggapan variabel bebas lainnya konstan.

b. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing- masing variabel independen secara individu. Pengujian regresi digunakan pengujian dua arah (two tailed test) dengan menggunakan α = 5% yang berarti bahwa tingkat keyakinan adalah sebesar 95%. Hasil perhitungan uji dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Uji t

Variabel t-hitung P value t-tabel Kesimpulan Laba Piutang Biaya operasi GPM Arus kas -3,118 9,132 0,344 0,604 2,735 0,003 0,000 0,732 0,549 0,008 1,960 1,960 1,960 1,960 1,960 Ha diterima Ha diterima Ha ditolak Ha ditolak Ha diterima Sumber : lampiran 7

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.8 di atas diperoleh hasil bahwa untuk variabel laba, piutang dan arus kas mempunyai nilai probabilitas dibawah 0,05 (P < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya variabel laba, piutang dan arus kas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba masa depan. Sedangkan untuk variabel biaya operasi dan GPM mempunyai nilai probabilitas lebih besar dari 0,05(p > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel biaya operasi dan GPM tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap laba masa depan.

c. Uji F (Uji Ketepatan Model)

Uji F adalah untuk mengetahui apakah variabel laba, arus kas, piutang, biaya operasi, dan gross profit margin secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap laba masa depan. Dari hasil analisis diperoleh nilai F hitung sebesar 29,188 dengan probabilitas sebesar 0,000, karena nilai probabilitas Fhitung (0,000) lebih kecil dari 0,05.

Maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian terbukti bahwa ada pengaruh yang signifikan dari laba, arus kas, piutang, biaya operasi, dan gross profit margin secara bersama-sama terhadap laba masa depan. Hal ini juga bisa diartikan bahwa model yang digunakan sudah sesuai (fit) dengan datanya.

d. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Hasil perhitungan untuk nilai R2 dengan bantuan program SPSS, dalam analisis regresi berganda diperoleh angka koefisien determinasi yang disesuaikan atau adjusted R2 sebesar 0,705. Hal ini berarti 70,5% variasi laba masa depan dijelaskan oleh variasi perubahan faktor-faktor laba, arus kas, piutang, biaya operasi, dan gross profit margin. Sementara sisanya sebesar 29,5% diterangkan oleh faktor lain yang tidak ikut terobservasi.

2. Pengujian Terhadap Arus Kas Masa Yang Akan Datang

Pada pengujian hipotesis pertama ini dimaksudkan untak mengetahui ada tidaknya pengaruh laba, arus kas, piutang, biaya operasi, dan gross profit margin untuk memprediksi arus kas dimasa yang akan datang.

Tabel 4.11

Rangkuman Hasil Regresi Linier Berganda Variabel Koef. regresi

Std. Error t-hitung P value Konstanta Laba Piutang Biaya operasi GPM Arus kas 18495,260 -0,0937 31982,347 -166749 531065,9 -0,421 8702,599 0,075 14028,758 50600,163 300973,5 0,102 2,125 -1,248 2,280 -3,295 1,764 -4,108 0,038 0,217 0,027 0,002 0,083 0,000 R-Squared 0,501 Adj. R-Squared 0,455 F-Hitung 10,839 Probabilitas F 0,000 Sumber : lampiran 7

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Hasil pengolahan data untuk regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS dapat dilihat pada tabel 4.11 di atas. Dari tabel tersebut dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

AKt+1 = 18495,260 – 0,0937LB + 31982,347PIUT - 166749BO + 531065,9GPM - 0,421AK

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Nilai konstanta bernilai positif yaitu 18495,260, hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel laba, piutang, biaya operasi, GPM dan arus kas konstan, maka arus kas masa depan sebesar 1849,260.

2) Koefisien regresi variabel laba (b1) bernilai negatif yaitu sebesar

0,0937. Hal ini menunjukkan apabila laba meningkat, arus kas masa depan akan turun, dengan anggapan variabel bebas lainnya konstan.

3) Koefisien regresi variabel piutang (b2) bernilai positif yaitu sebesar

31982,347. Hal ini menunjukkan apabila piutang meningkat, maka arus kas masa depan akan naik, dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.

4) Koefisien regresi variabel biaya operasi (b3) bernilai negatif yaitu

sebesar 166749. Hal ini menunjukkan apabila biaya operasi meningkat, maka arus kas masa depan akan turun, dengan anggapan variabel bebas lainnya konstan.

5) Koefisien regresi variabel GPM (b4) bernilai positif yaitu sebesar

531065,9. Hal ini menunjukkan apabila GPM meningkat, akan meningkatkan arus kas masa depan, dengan anggapan variabel bebas lainnya konstan.

6) Koefisien regresi variabel arus kas (b5) bernilai negatif yaitu sebesar

0,421. Hal ini menunjukkan apabila arus kas meningkat, akan arus kas masa depan turun, dengan anggapan variabel bebas lainnya konstan.

b. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing- masing variabel independen secara individu. Pengujian regresi digunakan pengujian dua arah (two tailed test) dengan menggunakan α = 5% yang berarti bahwa tingkat keyakinan adalah sebesar 95%. Hasil perhitungan uji dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Uji t

Variabel t-hitung P value t-tabel Kesimpulan Laba Piutang Biaya operasi GPM Arus kas -1,248 2,280 -3,295 1,764 -4,108 0,217 0,027 0,002 0,083 0,000 1,960 1,960 1,960 1,960 1,960 Ha ditolak Ha diterima Ha diterima Ha ditolak Ha diterima Sumber : lampiran 7

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.12 di atas diperoleh hasil bahwa untuk variabel piutang, biaya operasi dan arus kas mempunyai nilai probabilitas dibawah 0,05 (P < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya variabel piutang, biaya operasi dan arus kas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap arus kas masa depan. Sedangkan untuk variabel laba dan GPM mempunyai nilai probabilitas lebih besar dari 0,05(p > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel laba dan GPM tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap arus kas masa depan. c. Uji F (Uji Ketepatan Model)

Uji F adalah untuk mengetahui apakah variabel laba, arus kas, piutang, biaya operasi, dan gross profit margin secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap arus kas masa depan. Dari hasil analisis diperoleh nilai F hitung sebesar 10,839 dengan probabilitas sebesar 0,000, karena nilai probabilitas Fhitung (0,000) lebih kecil dari 0,05.

Dengan demikian terbukti bahwa ada pengaruh yang signifikan dari laba, arus kas, piutang, biaya operasi, dan gross profit margin secara bersama- sama terhadap arus kasa masa depan. Hal ini juga bisa diartikan bahwa model yang digunakan sudah sesuai (fit) dengan datanya.

d. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Hasil perhitungan untuk nilai R2 dengan bantuan program SPSS, dalam analisis regresi berganda diperoleh angka koefisien determinasi yang disesuaikan atau adjusted R2 sebesar 0,455. Hal ini berarti 45,5% variasi arus kas masa depan dijelaskan oleh variasi perubahan faktor-faktor laba, arus kas, piutang, biaya operasi, dan gross profit margin. Sementara sisanya sebesar 54,5% diterangkan oleh faktor lain yang tidak ikut terobservasi.

D. Pembahasan

1. Pengaruh Laba Terhadap Laba dan Arus Kas Masa Depan

Pengukuran laba merupakan informasi penting yang menunjukkan prestasi perusahaan dan informasi yang berguna sebagai dasar pembagian laba, kebijakan investasi, dan pembagian hasil. Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998) melakukan penelitian yang menguji hubungan laba terhadap laba dan arus kas dimasa mendatang. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa laba dan arus kas merupakan prediktor yang signifikan dalam memprediksi laba dan arus kas satu tahun kedepan. SFAC No 1 menyatakan bahwa informasi laba berfungsi untuk menilai kinerja manajemen, membantu memperkirakan kemampuan laba dalam jangka panjang, memprediksi laba menaksir resiko dalam meminjam atau investasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa laba berpengaruh signifikan terhadap laba masa depan hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi

sebesar 0,003. Sedangkan terhadap arus kas tidak berpengaruh signifikan, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,217. Pengaruh negatif laba terhadap laba dan arus kas masa depan bisa disebabkan laba yang diperoleh saat ini digunakan untuk memberikan deviden kepada para pemegang saham, atau digunakan untuk investasi jangka panjang dan tidak digunakan utuk menambah modal kerja perusahaan, sehingga prediksi laba ke depan menjadi berkurang atau bisa juga karena besarnya piutang tak tertagih perusahaan sehingga laba yang diperoleh menjadi berkurang atau diterima pada periode berikutnya. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998) melakukan penelitian yang menguji hubungan laba dalam memprediksi laba dan arus kas dimasa mendatang. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa laba dan arus kas merupakan prediktor yang signifikan dalam memprediksi laba dan arus kas satu tahun kedepan.

2. Pengaruh Arus Kas Terhadap Laba dan Arus Kas Masa Depan

Tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan serta kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang diklasifikasikan dalam aktifitas operasi, investasi maupun pendanaan selama periode akuntansi. Alasan utamanya adalah agar pihak investor dan para analisis keuangan mengetahui bagaimana perusahaan menggunakan dan menghasilkan kas dan setara kas. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas atau setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan modal untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa arus kas berpengaruh signifikan terhadap laba dan arus kas masa depan, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi di bawah 0,05. Pengaruh positif arus kas terhadap laba menunjukkan bahwa arus kas dapat meningkatkan laba masa depan. Hal ini disebabkan bahwa dengan arus kas yang dimiliki perusahaan dapat mengembangkan modal untuk kegiatan operasionalnya, sehingga dapat menghasilkan keuntungan. Sedangkan pengaruh negatif arus kas terhadap arus kas masa depan dapat disebabkan arus kas yang dimiliki saat ini dapat mengurangi arus kas masa depan, hal ini bisa terjadi karena penggunaan kas saat ini yang berlebihan, yang tidak dapat menghasilkan keuntungan secara finansial, sehingga mengurangi kas masa depan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998) melakukan penelitian yang menguji hubungan arus kas dalam memprediksi laba dan arus kas dimasa mendatang. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa laba dan arus kas merupakan prediktor yang signifikan dalam memprediksi laba dan arus kas satu tahun kedepan. Dan Hasil penelitian ini mendukung penelitian Hendri Thiono (2007) melakukan penelitian tentang perbandingan keakuratan model arus kas metode langsung dan tidak langsung dalam memprediksi arus kas dan deviden masa depan. Hasil penelitian menunjukkan model dengan komponen arus kas metoda

langsung lebih akurat dibanding model dengan komponen arus kas metoda tidak langsung untuk memprediksi arus kas masa depan. Namun tidak terdapat perbedaan keakuratan model dengan komponen arus kas metoda langsung dibandingkan model dengan komponen arus kas metoda tidak langsung untuk memprediksi deviden masa depan. Dan Hasil penelitian ini mendukung penelitian Widodo, eko (2002). Melakukan penelitian tentang kemampuan prediksi informasi arus kas dan laba terhadap informasi arus satu tahun ke depan dengan auto regressive distributed lag model. Hasil penelitian ini menunjukkan informasi arus kas mempunyai kemampuan memprediksi arus kas satu tahun kedepan yang lebih baik dari informasi laba.

3. Pengaruh Piutang Terhadap Laba dan Arus Kas Masa Depan

Piutang merupakan tagihan kepada pihak lain yang diharapkan dapat diselesaikan melalui penerimaan kas. Biasanya sumber utama piutang adalah aktivitas normal perusahaan yaitu penjualan barang dan jasa secara kredit kepada pelanggan. Hasil analisis menunjukkan bahwa piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba dan arus kas masa depan, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi di bawah 0,05. Pengaruh positif menunjukkan bahwa piutang yang dimiliki saat ini dapat meningkatkan laba dan arus kas di masa depan, hal ini bisa disebabkan karena piutang yang ada saat ini bisa dicairkan pada masa yang akan datang, sehingg laba dan modal atas kredit yang diberikan akan diterima

pada masa yang akan datang, hal ini dapat meningkatkan laba dan arus kas masa depan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lev dan Thiagarajan dalam Parawiyati, dkk (2000) telah melakukan pengujian terhadap pemicu nilai kunci (key value-drives) seperti laba, risiko, pertumbuhan, dan posisi persaingan dengan mengistimasikan hubungan nilai incremental variabel informasi keuangan atas estimasi laba dimasa mendatang. Pengujian hubungan tersebut diamati melalui koofisien yang negatif. Tanda negatif tersebut artinya bahwa terdapat ketidak keseimbangan peningkatan (perubahan) variabel informasi keuangan terhadap penjualan, seperti apabila terjadi peningkatan piutang dagang, maka akan timbul masalah dalam usaha peningkatan kredit, sehingga kemungkinan laba masa mendatang menurun, karena semakin besarnya kerugian yang dibebankan.

4. Pengaruh Biaya Operasi Terhadap Laba dan Arus Kasa Masa Depan Biaya operasi disebut juga dengan administrasi dan penjualan. Biaya operasi selalu ada dalam laporan keuangan perusahaan, karena sifatnya yang terus menerus dan dapat diperkirakan. Kerena secara relative jumlahnya tetap. Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap laba masa depan, namun terhadap arus kas masa depan berpengaruh signifikan. Pengaruh positif biaya operasi terhadap laba masa depan menunjukkan bahwa semakin tinggi biaya operasi akan semakin meningkatkan laba masa depan, hal ini bisa disebabkan karena dengan biaya

operasi yang semakin tinggi menunjukkan adanya peningkatan operasional perusahaan yang diharapkan dapat meningkatkan laba masa depan. Sedangkan pengaruh negatif biaya operasi terhadap laba menunjukkan bahwa semakin besar biaya operasional yang digunakan perusahaan akan mengurangi kas yang dimiliki perusahaan, hal ini bisa disebabkan biaya operasional yang digunakan berasal dari arus kas operasi perusahaan, sehingga menyebabkan penurunan arus kas operasi masa depan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sandiyani dan Aryati (2004) yang meneliti 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ menunjukkan bahwa laba, piutang, biaya administrasi dan penjualan, serta rasio laba kotor terhadap penjualan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba, biaya, dan penjualan, serta rasio laba kotor terhadap penjualan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba. Sedangkan variabel persediaan ditolak karena tidak signifikan terhadap perubahan laba. Sedangkan variable independent yang signifikan mempengaruhi perubahan arus kas satu tahun ke depan adalah arus kas, piutang, serta biaya administrasi dan penjualan. Dan yang ditolak karena tidak signifikan adalah laba, persediaan, dan rasio laba kotor terhadap penjualan.

5. Pengaruh GPM Terhadap Laba dan Arus Kas Masa Depan

Gross profit margin (GPM) biasa juga disebut dengan rasio laba kotor terhadap penjualan. Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya laba kotor yang diperoleh perusahaan untuk setiap penjualan bersih. Hasil

analisis menunjukkan bahwa GPM tidak berpengaruh signifikan terhadap laba dan arus kas masa depan, hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi di atas 0,05. Hal ini berarti GPM tidak dapat digunakan untuk memprediksi laba dan arus kas masa depan, hal ini bisa disebabkan rasio GPM tidak mencerminkan pendapatan perusahaan, karena belum memperhitungkan biaya operasional yang mungkin timbul yang dapat menyebabkan berkurangnya laba dan arus kas operasi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Machfoedz dan Parawiyati dkk (2000) melakukan pengujian terhadap tiga belas rasio keuangan pada kategori profitabilitas (profitability), terdapat empat rasio keuangan pada kategori tersebut gross profit to sales, operating income to sales, net income income to sales, dan net income to net worth. Dari empat rasio tersebut ditemukan bahwa terdapat satu rasio yang signifikan terhadap estimasi perubahan laba dimasa mendatang, yaitu gross proft to sales.

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh laba, arus

kas, piutang, biaya operasi, dan gross profit margin untuk memprediksi laba dan arus

kas dimasa yang akan datang, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1.

Hasil uji t menunjukkan bahwa untuk variabel laba, piutang dan arus kas

mempunyai nilai probabilitas dibawah 0,05 (P < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha

diterima artinya variabel laba, piutang dan arus kas mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap laba masa depan. Sedangkan untuk variabel biaya operasi dan

GPM mempunyai nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (p > 0,05), maka Ho

diterima dan Ha ditolak, artinya variabel biaya operasi dan GPM tidak

berpengaruh signifikan terhadap terhadap laba masa depan.

2.

Hasil uji t menunjukkan bahwa untuk variabel piutang, biaya operasi dan arus kas

mempunyai nilai probabilitas dibawah 0,05 (P < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha

diterima artinya variabel piutang, biaya operasi dan arus kas mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap arus kas masa depan. Sedangkan untuk

variabel laba dan GPM mempunyai nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (p >

0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel laba dan GPM tidak

berpengaruh signifikan terhadap terhadap arus kas masa depan.

Penelitian ini mempunyai keterbatasan baik dalam pengambilan sampel

maupun dalam pengukuran variabel. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini

antara lain:

1.

Populasi dalam penelitian ini hanya terbatas pada satu jenis perusahaan yaitu

perusahaan manufaktur. Hal ini mengakibatkan penelitian ini tidak bisa

digeneralisasi untuk semua jenis perusahaan.

2.

Dalam penelitian ini hanya menggunakan lima variabel independen yang

digunakan untuk memprediksi terhadap laba dan arus kasa di masa yang akan

datang.

C.

Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1.

Perluas objek penelitian, agar hasil penelitian dapat digeneralisasi untuk semua

jenis perusahaan.

2.

Bagi penelitian yang akan mengambil tema yang sama, sebaiknya menambah

Indonesia. Vol.15, No. 33, Juli

Asyik, Nur Fadjrih. 1999. Tambahan Kandungan Informasi Rasio Arus Kas. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.2, No. 2, Juli

FASB., 1978, Statement Of Finansial Accounting Concept, No. 1, Objectives Of Finansial Reporting By Bissiness Enterprise

Harahap, Sofyan S. 2001. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Harahap, Sofyan. 2000. Teori Akuntansi. Edisi revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Herwondo, Kukuh Ario. 2003. Kemampuan Informasi Keuangan Dalam Memprediksi Laba Dan Arus Kas Di Pasar Modal. Skripsi tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Ikatan Akuntan Indonesia 1999. Standar Akuntansi Keuangan. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat

Ikatan Akutansi Indonesia., 2002, Standar Akutansi Keuangan, Yogyakarta : Liberty Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Untuk

Akuntansi Dan Manajemen. Edisi 1. jilid 2. Yogyakarta: BPFE

Jusup, Al Haryono. 2001. Dasar-Dasar Akuntansi. Edisi 6. jilid 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Kieso, Donald E dan Jerry J Weygandt. 1995. Akuntansi Intermediate. Jilid 1. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta; Binarupa Aksara

Kusuma, Hadri.Perbandingan Kemempuan Prediksi Informasi Laba Dan Arus Kas1:

Bukti Empiris Dari Australia.

Munawir, Slamet. 1999. Akuntansi Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Setyowati, Agus Tri. 2004. Kemampuan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Laba dan Arus Kas Dimasa Yang Akan Datang. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Iniversitas Sebelas Maret, Surakarta

Thiono, Hendri. 2007. Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metoda Langsung Dan Tidak Langsung Dalam Memprediksi Arus Kas dan Deviden Masa. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 10, No 2, Mei.

Widodo, Eko. 2000. Kemampuan Prediksi Informasi Arus Kas Dan Laba Terhadap Informasi Arus Kas Satu Tahun Kedepan Dengan Auto Regressive Distributed Lag Model. Jurnal Akuntansi dan Manajemen.

3 DLTA 120,894 168,680 203,058 172,427 163,127 207,309 188,634 136,906 57,368 79,071 60,756 66,622 101,149 39,588 18,108 87,273 4 FAST Fast Food Indonesia Tbk 2,376 2,953 3,522 6,371 488,449 557,707 694,999 836,251 52,218 57,871 95,967 144,161 99,237 96,808 165,597 233,817 5 MYOR Mayora Indah Tbk 326,797 337,806 448,640 577,075 211,867 283,411 336,026 389,846 125,694 67,581 141,744 209,828 103,732 157,011 24,389 178,699 6 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 95,658 113,431 99,757 110,490 203,828 247,857 293,209 309,419 130,919 128,589 111,061 131,153 150,110 144,525 166,742 227,271 7 STTP Siantar TOP Tbk 96,179 82,546 81,726 57,929 73,471 67,343 72,040 57,015 40,880 15,064 21,009 23,257 7,233 5,096 13,927 5,276 8 RDTX Roda Vivatex Tbk 20,295 15,320 8,949 19,948 16,698 14,076 14,090 11,465 16,936 24,172 39,552 38,083 46,790 62,688 40,361 44,124 9 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk 52,211 78,385 86,929 83,547 38,826 45,518 47,163 51,330 25,548 52,874 59,344 57,678 5,589 10,306 11,540 47,028 10 BATA Sepatu Bata Tbk 24,577 24,536 15,797 18,326 129,566 138,990 147,517 158,001 53,350 38,475 32,409 53,939 52,662 52,278 88,644 75,428 11 AKRA Aneka Kimia Raya Tbk 299,859 425,698 467,213 789,973 180,908 216,600 253,606 352,346 166,653 183,200 189,242 338,179 232,667 60,050 326,796 220,433

Dokumen terkait