• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V :ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Analisa Data

5.2.10 Pengujian Hipotesis

a. Pengujian Koefisien Korelasi Berganda

Berdasarkan tabel 5.14, menunjukkan bahwa koefisien korelasi bergand yang menunjukkan nilai Rsebesar 0,442. Hal ini berarti bahwa 44,2% reputasi perusahaan dapat dijelaskan oleh pengungkapan sumber daya manusia, lasset, leverage, jenis industri dan kepemilikan konstitusional.

Tabel 5.14

Koefisien Korelasi Berganda

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .442a .195 .138 1009.328 .397

a. Predictors: (Constant), KP, IND, Rindex, leverage, lasset

b. Pengujian Koefisien Determinasi

Berdasarkan tabel 5.14 nilai R2 sebesar0,195yang diartikan bahwa variasi dari reputasi perusahaan dapat dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen yakni pengungkapan sumber daya manusia, lasset, leverage, jenis industri dan kepemilikan konstitusional, sedangkan sisanya sebesar 80,5% dapat dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

c. Pegujian Statistik F

Berdasarkan tabel 5.15 hasil pengujian statistikmenunjukan data terlihat bahwa nilai F = 3,399 dengan probabilitas sebesar 0,008 < 0,05. Nilai probabilitas pengujian yang lebih kecil dari α= 0,05 menunjukkan bahwa bahwa pengungkapan sumber daya manusia, ukuran perusahaan, tingkat leverage, jenis industri dan tingkat konsentrasi kepemilikan, secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap reputasi perusahaan.

Tabel 5.15 Uji Statistik F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.731E7 5 3462662.721 3.399 .008a

Residual 7.131E7 70 1018742.680

Total 8.863E7 75

a. Predictors: (Constant), KP, IND, Rindex, leverage, lasset

b. Dependent Variable: reputation

Sumber: Pengolahan data SPPS Statistik 16,2015

c. Pengujian Statistik T

Pengujian T dilakukan bertujuan untuk menguji hipotesis langkah-langkah yang dilakukan yaitu :

1. Perumusan hipotesis

H01 = Pengungkapan sumber daya manusia tidak berpengaruh positif terhadap reputasi perusahaan.

Ha1 = Pengungkapan sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap reputasi perusahaan

2. Penentuan tingkat signifikan yaitu 5% atau keyakinan 95% 3. Penentuan kriteria Pengujian

a. Jika nilai probabilitas signifikansi (p) ≤ 0,05 maka Ho

ditolak dan Ha diterima

b. Jika nilai probabilitas signifikansi (p) > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak

4. Pengambilan Keputusan

Ha1 diterima, karena probabilitas signifikansi 0,008 ≤

0,05.

5. Penarikan Kesimpulan

Ha1 diterima, karena 0,008 ≤ 0,05, maka Pengungkapan

sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap reputasi perusahaan Tabel 5.16 Uji Statistik T Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -2741.351 1788.760 -1.533 .130 Rindex 3376.309 1197.864 .318 2.819 .006 Lasset 135.178 59.171 .277 2.285 .025 leverage 453.585 554.037 .094 .819 .416 IND -697.593 272.388 -.314 -2.561 .013 KP -127.513 589.235 -.024 -.216 .829

a. Dependent Variable: reputation

5.3 Pembahasan

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan analisis data secara statistik yaitu uji statistik secara parsial (uji t) dan hasil uji secara simultan (uji F) maka diperoleh hasil sebagai berikut:

1). Dampak Pengungkapan sumber daya manusia terhadap Reputasi Perusahaan.

Berdasarkan hasil output tabel 5.12 koefisien variabel independen pengungkapan sumber daya manusia berpengaruh terhadap reputasi perusahaan dengan arah positif. Hal ini berarti berarti bahwa semakin luas pengungkapan sumber daya manusia dalam perusahaan maka akan meningkatkan reputasi perusahaan.Hasil penelitian ini mendukung Fombrun dan Shanley (1990), Dominguez (2011) dalam Putri (2013) yang menganggap bahwa reputasi adalah hasil dari suatu proses yang kompetitif di mana perusahaan menyoroti karakteristik utama mereka untuk memaksimalkan status sosial mereka.

Pengungkapan sumber daya manusia yang juga merupakan pengungkapan sukarela terbukti dapat meningkatkan reputasi perusahaan.Sesuai dengan penelitian Gray dan Roberts (1989) dalam Almilia (2008) yang mengungkapkan manfaat dari pengungkapan sukarela yang salah satunya adalah memperbaiki reputasi perusahaan.

Pengungkapan sumber daya manusia dapat dikatakan menguntungkan karena menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keragaman, kesehatan, dan keselamatan kerja, sehingga meningkatkan kepercayaan stakeholder dan investor. Semua ini akan

menguntungkan bagi citra perusahaan di mata publik dan reputasi perusahaann bisa meningkat. Hasil ini mendukung teori legitimasi yang menyatakan legitimasi adalah hal penting bagi organisasi, batasan-batasan yang di tekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial, dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan perusahaan, salah satunya adalah sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan. Sumber daya manusia merupakan salah satu aset atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan selain modal dan material. Kepedulian perusahaan terhadap sumber daya manusia akan memberikan dampak yang yang lebih baik, citra perusahaan bisa meningkat, kinerja yang dihasilkan oleh sumber daya manusia lebih baik dan hasil kinerja perusahaan bisa meningkat. Kinerja yang meningkat dari perusahaan akan meningkatkan reputasi perusahaan, sehingga diharapkan setiap perusahaan memperhatikan sumber daya manusia yang dimiliki (karyawan), sebagai aset penting yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan reputasi perusahaan.

2). Pengaruh ukuran perusahaan terhadap reputasi perusahaan.

Ukuran perusahaan perusahaan merupakan salah satu ukuran yang penting yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan.Ukuran suatu perusahaan dapat mempengaruhi luas pengungkapan informasi dalam laporan keuangan Menurut Heckston dan Milne (1996), dalam

Fahrizqi (2010) ukuran perusahaan dapat diukur dengan jumlah karyawan, total nilai aset, volume penjualan, atau peringkat indeks. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dari nilai total aset perusahaan.

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian koefisien variabel lasset sebesar +135,17 dengan arah positif dengan signifikansi 0,025<0,05, hal ini berarti variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap reputasi perusahaan, artinya bahwa perusahaan besar yang dinilai dengan tingkat aktiva yang besar akan mengungkapkan bagian sumber daya manusia lebih banyak, sehingga diharapkan dapat meningkatkan reputasi perusahaan. Pengungkapan sumber daya manusia yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan dapat menarik pihak investor dan menjadi nilai tambah bagi prusahaan, sehingga pengungkapan sumber daya manusia merupakan bagian penting dan harus menjadi sorotan bagi perusahaan. Pengungkapan sumber daya manusia meliputi usaha perusahaan untuk mensejahterakan para karyawan yang terdiri dari biaya pelatihan, program pelatihan, kesehatan, fasilitas dan keselamatan di tempat kerja. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2013), bahwa semakin tinggi ukuran perusahaan maka akan meningkatkan reputasi perusahaan.

3). Pengaruh leverage terhadap reputasi persusahaan

Rasio leverage merupakan proporsi total hutang terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang.Nilai leverage yang dihasilkandengan arah positif dan signifikansi 0,416 > 0,05 , artinya leverage tidak mempengaruhi reputasi perusahaan. Besar kecilnya rasio leverage suatu perusahaan tidak mempengaruhi besarnya pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan.Penelitian ini tidak sejalan dengan teori agensi. Teori agensi menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan debtholders, sehingga besar kecilnya rasio leverage suatu perusahaan mempengaruhi besarnya pengungkapan CSR bagian pengungkapan sumber daya manusia yang dilakukan oleh perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2005) dan Putri (2013) yang tidak menemukan hasil terdapat hubungan antara tingkat leverage perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan.

4). Pengaruh jenis perusahaan terhadap reputasi perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien jenis industri dengan signifikansi 0,013 < 0,05. Perusahaan dengan tipe industri

high profile memiliki dampak operasi terhadap lingkungan,

karyawan dan masyarakat yang lebih besar daripada perusahaan dengan kategori low profile, sehingga perusahaan high profile memiliki andil yang besar terhadap pencemaran lingkungan seperti limbah produksi yang mengandung bahan berbahaya dan dapat menyebabkan polusi, dengan demikian mengharuskan perusahaan lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan. Perusahaan low profile tidak berdampak besar terhadap lingkungan karena tidak memberikan efek pencemaran lingkungan terhadap limbah-limbah kimia yang berbahaya bagi lingkungan, karyawan dan masyarakat sekitar.

Hal ini berarti tipe jenis industri high profile diharapkanakan lebih memperhatikan pengungkapan tanggungjawab sosial yang, terutama dalam mengungkapakan bagian sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan karena akan menjadi sorotan masyarakat dan para pemegang saham. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2013), perusahaan dengan jenis high profile diharapkan menungkapkan tanggung jawab sosialnya pada bagian sumber daya manusia lebih banyak dibandingkan perusahaan low

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marisanti (2012) dan Sembiring (2005) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tipe high profile akan membuat pengungkapan tanggung jawab sosial yang lebihluas dari perusahaan dengan tipe low-profile, sehingga reputasi perusahaan akan meningkat

5). Konsentrasi kepemilikan terhadap reputasi perusahaan

Hasil penelitian menunjukan koefisien tingkat konsentrasi kepemilikan dengan arah negatif dengan signifikansi 0,829 > 0,05.Hal ini berarti bahwa konsentrasi kepemilikan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap reputasi perushaan.Struktur kepemilikan saham mencerminkan distribusi kekuasaan dan pengaruh di antara pemegang saham atas kegiatan operasional perusahaan.Salah satu karakteristik struktur kepemilikan adalah konsentrasi kepemilikan yang terbagi dalam dua bentuk struktur kepemilikan yaitu kepemilikan terkonsentrasi dan kepemilikan menyebar.

Konsentrasi kepemilikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah presentasi saham terbesar. Perusahaan yang di dominasi kepemilikan saham tersbesar oleh salah satu pihak akan menyebabkan pihak tersebut akan mendominasi segala kebijakan dan akan menjadi prioritas utama bagi perusahaan, kepentingan yang akan diutamakan juga merupakan kepentingan satu pihak

sehingga akan menurunkan reputasi. Hasil penelelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2013), kepemilikan konstitusional yang menunjukan hasil dengan arah negatif. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat konsentrasi kepemilikan maka reputasi perusahaan akan menurun.

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengungkapan sumber daya manusia, ukuran perusahaan, tingkat leverage, jenis industri dan tingkat konsentrasi kepemilikan, secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap reputasi perusahaan.Secara parsial berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah pengungkapan sumber daya manusia, ukuran perusahaan dan jenis industri berpengaruh secara signifikan terhadap reputasi perusahaan, sedangkan tingkat leverage dan konsentrasi kepemilikan tidak brpengaruh signifikan terhadap reputasi perusahaan.

Dokumen terkait