ANALISIS DAN PEMBAHASAN
C. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan pengujian prasyarat analisis data diketahui bahwa data hubungan penggunaan media pembelajaran dan partisipasi siswa di kelas dengan prestasi belajar siswa berdistribusi normal. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji correlation partial yang diolah dengan menggunakan program SPSS versi 17.0.
1. Pengujian Hipotesis 1
Hipotesis 1 dalam penelitian ini adalah:
Ho1 : Tidak ada hubungan positif dan signifikan penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa
Ha1 : ada hubungan positif dan signifikan penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa
Hasil uji korelasi penggunaan media pembelajaran dan partisipasi dengan prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut :
Tabel 5.5
Hasil Uji Korelasi Hubungan Presepsi
Penggunaan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Siswa
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa koefisien korelasi presepsi penggunaan media pembelajan dengan prestasi belajar siswa adalah 0,086. Hasil pengujian korelasi diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan yaitu 0,086 < 0,216 dan taraf signifikansi
hasil penelitian 0,515 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan tentang penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu (lampiran 7)
2. Pengujian Hipotesis 2
Hipotesis 2 dalam penelitian ini adalah:
Ho2 : Tidak ada hubungan positif dan signifikan partisipasi siswa dikelas dengan prestasi belajar siswa
Ha2 : Ada hubungan positif dan signifikan partisipasi siswa dikelas dengan prestasi belajar siswa
Hasil uji korelasi tentang penggunaan media pembelajaran dan partisipasi dengan prestasi belajar siswa:
Tabel 5.6 Hasil Uji Korelasi
Partisipasi Siswa dikelas dengan Prestasi Belajar Siswa
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa koefisien hubungan penggunaan media pembelajaran dan partisipasi dengan prestasi belajar siswa
adalah 0,057. Hasil pengujian korelasi diperoleh lebih besar dibandingkan dengan yaitu 0,057 < 0,216 dan taraf signifikansi hasil penelitian 0,666 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan tentang partisipasi siswa dikelas dengan prestasi belajar siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu (lampiran 7)
D. Pembahasan
a. Hubungan Presepsi Siswa tentang Penggunaan Media Pembelajaran dengan Prestasi Siswa di Kelas
Berdasarkan deskripsi data persepsi siswa tentang penggunaan media pembelajaran menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai skor positif, dengan proporsi 63% siswa mempunyai skor positif, 24% siswa yang mempunyai skor sangat positif, 12% siswa mempunyai skor cukup positif, dan tidak ada siswa yang mempunyai skor sangat negatif. Deskripsi data prestasi belajar menunjukkan bahwa 61% siswa mempunyai prestasi tinggi, 38% siswa mempunyai prestasi sangat tinggi, dan tidak ada siswa yang mempunyai prestasi rendah maupun prestasi sangat rendah. Dari hasil analisis untuk menguji hubungan positif dan signifikan penggunaan media pembelajaran dan partisipasi dengan prestasi belajar diketahui bahwa tidak ada hubungan penggunaan media pembelajaran dengan
prestasi belajar. Tidak adanya hubungan tampak dari nilai yang lebih kecil dari , yaitu 0,086 < 0,216. Nilai probabilitas sig. 0,515 lebih besar dari alpha 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu yang menggunakan media yang telah dterapkan oleh guru berupa media Power point dan sarana internet yang dimiliki sekolahan. Artinya bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu tidak dipengaruhi oleh penggunaan media pembelajaran yang ada di sekolah karena diduga ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ria Riani (2009) bahwa tidak ada hubungan yang signifikan persepsi siswa tentang penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi pada siswa-siswi Jurusan Akuntansi di SMK Mohamad Toha Cimahi, karena diduga ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi, misalnya: kondisi sosial ekonomi orangtua, tingkat pendidikan orangtua, perhatian orangtua, fasilitas belajar, media pembelajaran, lingkungan, gaya mengajar, kedisiplinan belajar, kunjungan perpustakaan, kemandirian dan jumlah jam belajar.
Menurut Slameto (2010, 54:72) terdapat 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu: 1) Faktor intern, adalah faktor
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, yaitu: kesehatan, cacat tubuh, kelelahan, minat, bakat, motivasi, kesiapan dan sebagainya. 2) Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang ada di luar diri individu, yaitu: keluarga (orangtua, saudara), suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan, lingkungan sekolah, saranan prasarana sekolah, masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
b. Hubungan Partispasi dengan Prestasi Belajar Siswa Pangudi Luhur Sedayu
Berdasarkan deskripsi data Partisipasi dengan Prestasi Siswa di Kelas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai skor partispasi yang positif ditunjukkan bahwa terdapat 55% siswa yang mempunyai partisipasi positif, 22% siswa mempunyai partisipasi cukup positif, 17% siswa mempunyai partisipasi sangat positif, dan tidak ada siswa yang mempunyai skor yang sangat negatif. Deskripsi data prestasi belajar menunjukkan bahwa 61% siswa mempunyai prestasi tinggi, 38% siswa mempunyai prestasi sangat tinggi, dan tidak ada siswa yang mempunyai prestasi rendah maupun prestasi sangat rendah.
Dari hasil analisis untuk menguji hubungan partisipasi dengan prestasi belajar siswa diketahui bahwa tidak ada hubungan partisipasi dengan prestasi belajar siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu, tidak
adanya hubungan tampak dari nilai yang lebih besar dari , yaitu 0,057 > 0,216
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan hubungan partisipasi siswa dikelas dengan prestasi belajar siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu dalam diskusi kelompok di dalam kelas saat mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu tidak ditentukan partisipasi aktif dikelas dengan prestasi belajar siswa. Hal ini diduga partisipasi siswa dikelas bukan merupakan faktor penentu yang dominan untuk meningkatkan prestasi siswa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Danang (2010) di SMA Muhamadiyah 4 Kartasura. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan tentang partisipasi terhadap prestasi belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan tentang partisipasi terhadap prestasi belajar siswa di SMK Muhamadiyah 4 Surakarta. Danang (2010) partisipasi siswa dikelas juga harus didukung dengan perilaku siswa dikelas maupun dirumah dalam memahami pelajaran. Namun yang lebih penting adalah sikap atau perilaku yang kita upayakan menjadi kebiasaan ini haruslah sikap atau perilaku yang baik dan bisa menunjang keberhasilan studi. Sikap atau perilaku tersebut misalnya meluangkan waktu untuk belajar,
mengulang kembali pelajaran di luar jam sekolah, membuat jadwal belajar, menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu konsentrasi, lebih mementingkan belajar dari pada yang lain, mencatat bagian-bagian penting dari materi sekolah, mengikuti proses belajar dengan sungguh-sungguh, mempersiapkan ujian dengan sungguh-sungguh, dan sebagainya, tanpa sikap ini memiliki kebiasaan belajar yang baik dan bisa menunjang keberhasilan studi merupakan hal yang sulit.
Faktor pertama yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa adalah kecerdasan. Menurut Anita E. Woolfolk (2008 :241)
“kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar, keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya” (dalam
http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-kecerdasan – dan - jenis.html). Dalam sebuah situasi yang sama seseorang yang memiliki kecerdasan tinggi atau diatas rata-rata akan memberikan hasil yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan orang yang memiliki kecerdasan rata-rata/standar atau dibawah rata-rata. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar baik namun tidak memiliki kecerdasan yang tinggi tetap dapat meningkatakan prestasi belajarnya, karena dia sudah belajar dengan rajin, mengulang materi di luar jam sekolah, mempersiapkan ujian dengan baik, dan sebagainya. Sebaliknya siswa yang memiliki kebiasaan belajar tidak baik namun ditunjang dengan kecerdasan yang tinggi tetap dapat meningkatkan prestasi belajarnya, karena meskipun
dia hanya belajar menjelang ujian tetapi dia bisa memahami materi tersebut dengan baik dan dapat mengingatnya.
Faktor kedua adalah kesehatan, siswa yang berada dalam kondisi sehat jasmani dan rohani akan dapat berpikir dengan tenang dan jernih. Jika ada informasi yang disampaikan kepadanya maka informasi tersebut dapat diolah secara maksimal dan bisa memberikan hasil yang baik, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Berbeda jika siswa dalam kondisi tidak sehat baik secara jasmani maupun rohani, maka pikirannya tidak akan dapat bekerja dengan baik. Kondisi yang tidak sehat akan mengganggu dirinya dan membuat orang tersebut menjadi tidak dapat berkonsentrasi dengan baik, sehingga dapat menghambat peningkatan prestasi belajar.
Faktor ketiga adalah lingkungan belajar. Lingkungan belajar mendukung peningkatan prestasi belajar. Lingkungan belajar yang kondusif akan membuat siswa menjadi nyaman dalam belajar. Siswa akan semakin terpacu untuk belajar jika ada dukungan dari orang-orang disekelilinganya. Perhatian dan dukungan dari orang-orang disekelilingnya akan menguatkan dia untuk belajar dengan baik dan menciptakan iklim belajar yang baik bagi siswa. Namun perlu digaris bawahi, meskipun partsipasi dikelas tergolong aktif, tetapi jika dalam diri siswa sendiri tidak ada kesadaran dan keinginan untuk belajar maka situasi kondusif dan dukungan tersebut tidak akan menjamin prestasi belajar akan meningkat. Sebaliknya, meskipun partisipasi
dikelas tergolong kurang aktif, tetapi siswa tersebut tidak terpengaruh dengan kondisi tersebut, maka bukan tidak mungkin prestasi belajarnya dapat meningkat.
Faktor-faktor ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Sri Rahayu dalam Kartini Kartono (1990:61-68) yang dikutip oleh Julianita
Mendan (2010:83) manyatakan “faktor penghambat prestasi siswa
adalah faktor kesehatan, kecerdasan, perhatian, bakat, minat, motivasi, keluarga, sekolah, disiplin sekolah, masyarakat, lingkungan tetangga,
dan aktivitas organisasi”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap dan perilaku yang diupayakan menjadi kebiasaan belajar haruslah sikap dan perilaku yang mendukung keberhasilan belajar siswa. Kedisiplinan diri adalah hal yang harus dimiliki agar berhasil memiliki kebiasaan belajar yang baik. Jadi siswa yang memiliki prestasi yang baik belum tentu karena `partispasi yang tinggi siswa yang memiliki prestasi belajar kurang baik belum tentu karena kurang berpartisipasi di kelas.
113 BAB VI