• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat bantu

Program SPSS versi 17.

α α

66 BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. SMP Negeri 10

1. Sejarah SMP Negeri 10

SMP Negeri 10 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah yang

didirikan Pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI Nomor 478/0/1997 tanggal 25 Oktober 1977 terhitung

mulai 1 April 1977. Berdasarkan surat keputusan tersebut, Kepala Kantor

Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta (waktu itu Bapak Drs. Susanto Martodiharjo)

menunjuk SMP 9 Yogyakarta di bawah asuhan Bapak Y. B. Soekarsono

B.A. untuk mengurusi dan mengelola SMP 10 Yogyakarta. Kepala

Sekolah SMP 10 Yogyakarta dirangkap oleh Kepala Sekolah SMP 9

Yogyakarta untuk tahun ajaran pertama. Jumlah siswa yang diterima 87

orang terdiri atas 54 siswa putra dan 33 siswa putri, menempati dua ruang

kelas. Tenaga edukasi dan administrasi masih bersama dengan tenaga

edukasi dan administrasi SMP 9 Yogyakarta. Kegiatan belajar mengajar

diselenggarakan pada siang atau sore hari menempati local gedung SMP 9

Yogyakarta, berhubung pada saat itu sarana gedung dan segala fasilitas

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen

Pendidikan dan kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor

229/F/1978 tentang Penunjukan Penggunaan/Pemakaian satu unit

bangunan sekolah beserta perlengkapannya hasil pelaksanaan Proyek

Rehabilitasi dan Pengadaan Fasilitas Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun

1976/1977 gedung SMP 10 Yogyakarta dapat dipakai. Setelah semua

persiapan dapat diselesaikan, maka tepat pada tanggal 23 Juni 1978 Bapak

Soesanto Martodiharjo meresmikan gedung SMP 10 Yogyakarta dan

sekaligus kegiatan belajar mengajar menempati gedung baru yang

berlokasi di Nitikan, Kecamatan Umbulharjo, Kotamadia Yogyakarta.

Masyarakat Kotamadya Yogyakarta bagian selatan menyambut

berdirinya SMP 10 Yogyakarta dengan penuh kelegaan. Sebelumnya,

putera puteri lulusan Sekolah Dasar di daerah itu bila hendak melanjutkan

pendidikan ke SMP negeri harus ke arah timur (SMP 9 Yogyakarta) atau

ke arah utara (SMP 2 Yogyakarta).

Jabatan Kepala sekolah SMP 10 Yogyakarta dipercayakan kepada

Bapak Y.B. Soekarsono yang oleh Bapak Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan dipindahkan dari jabatan Kepala Sekolah SMP 9 Yogyakarta.

Selanjutnya beberapa tenaga edukatif dan tenaga administrasi

dialihtugaskan dari SMP 9 Yogyakarta ke SMP 10 Yogyakarta

berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan

Tahun demi tahun berganti. Lulusan sekolah dasar yang berminat

masuk ke SMP 10 Yogyakarta semakin banyak. Kualitas serta fasilitas

sekolah pun terus meningkat. Selanjutnya pada tanggal 19 September 1981

terjadi pergantian kepala sekolah. Bapak Y.B. Soekarsono dialihtugaskan

dari SMP 10 Yogyakarta ke SMP 12 Yogyakarta. Sebagai gantinya adalah

Bapak Drs. Moeltadjam yang sebelumnya menjadi Kepala SMP 12

Yogyakarta. Jumlah siswa saat itu 450 orang. Pembangunan dua ruang

kelas bantuan dari Proyek Peningkatan Sarana SMP-SMA Daerah

Istimewa Yogyakarta, penambahan buku paket maupun bacaan dari

Proyek Pengadaan Buku SLU serta peran BPPP sangat penting dalam

memajukan SMP 10 Yogyakarta.

Pada tanggal 5 Oktober 1985 diadakan pergantian Kepala SMP 10

Yogyakarta. Bapak Drs. Moeltadjam dialihtugaskan menjadi Pengawas

SMP di lingkungan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penggantinya Ibu Sri

Sukapti yang sebelumnya menjabat Kepala SMP Piyungan, Bantul. Pada

saat itu, yaitu tahun 1986-1987 tersedia 12 ruang kelas, ruang

laboratorium, ruang keterampilan, ruang UKS, perpustakaan, aula, tempat

kendaraan guru dan karyawan, tempat sepeda siswa, dan musholla. Selain

itu juga ada ruang Bimbingan dan Penyuluhan, ruang Kepala Sekolah,

ruang Tata Usaha (kantor), papan pengumuman, papan majalah dinding,

siswa yang melayani kebutuhan siswa, alat-alat musik antara lain gitar,

electone, recorder, kulintang, dan lain-lain.

Pergantian kepala sekolah terjadi lagi pada tahun 1992, yaitu dari

Ibu Sri Sukapti kepada Bapak Imam Soepomo, B.A. yang menjabat pada

tahun 1992-1994. Selanjutnya tahun 1994-1999 Kepala SMP 10

Yogyakarta dijabat oleh Bapak Gino, B.A. Pada tahun 1999-2002 Kepala

SMP 10 Yogyakarta dijabat oleh Bapak Samiredjo. Pada tahun 2003-2012

Kepala SMP Negeri 10 Yogyakarta dijabat oleh Bapak Drs. Suwaldiyono.

Mulai 28 Desember 2012, Kepala SMP Negeri 10 Yogyakarta dijabat oleh

Dra. Y. Niken Sasanti, M.Pd.

2. Struktur Organisasi SMP Negeri 10

Berikut ini adalah struktur organisasi Guru dan Staff SMP Negeri 10:

Gambar 4.1

3. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 10

Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 10 adalah sebagai berikut:

a. Visi:

Terujudnya insan yang bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, dan

berbudaya.

b. Misi:

1) Mengembangkan proses pembelajaran yang aktif, inovatif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan.

2) Menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman, bersih, sehat, dan

terpelihara.

3) Mewujudkan perilaku siswa yang dilandasi nilai-nilai agama dan

budaya.

4) Menciptakan suasana kerja yang sinergis antara pimpinan, guru,

dan tenaga kependidikan.

5) Mengembangkan sistem tata kelola sekolah yang transparan,

efisien, efektif, dan akuntabel.

6) Menjalin hubungan yang sinergis antara sekolah, pemerintah, dan

masyarakat.

c. Tujuan:

1) Terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

2) Terwujudnya lingkungan sekolah yang nyaman, bersih, sehat, dan

terpelihara.

3) Terwujudnya perilaku siswa yang dilandasi nilai-nilai agama dan

budaya.

4) Terwujudnya suasana kerja yang sinergis antara pimpinan, guru,

dan tenaga kependidikan.

5) Terwujudnya sistem tata kelola sekolah yang transparan, efisien,

efektif, dan akuntabel.

6) Terwujudnya hubungan yang sinergis antara sekolah, pemerintah,

dan masyarakat.

4. Jumlah Guru dan Siswa SMP Negeri 10

Berikut merupakan data jumlah guru dan pegawai di SMP

Negeri 10 Yogyakarta:

Tabel 4.1

Jumlah Guru dan Pegawai SMP Negeri 10 Yogyakarta Uraian Laki-Laki Perempuan Total

Guru 16 17 33

Pegawai 9 3 12

Jumlah PTK (Guru &

Karyawan)

25 20 45

Berikut merupakan data jumlah siswa SMP Negeri 10

Tabel 4.2

Jumlah Siswa SMP Negeri 10 Yogyakarta

Kelas Laki-Laki Perempuan Total

Kelas VII 69 102 171

Kelas VIII 83 87 170

Kelas IX 79 91 170

Jumlah 231 280 511

5. Ekstrakulikuler

SMP Negeri 10 memiliki beberapa ekstrakulikuler yang merupakan

fasilitas untuk siswa dalam pengembangan bakat yang dimiliki oleh

para siswa. Ekstrakulikuler tersebut antara lain:

a. Badminton b. Basket c. Komputer d. Taekwondo e. Tari f. Voly 6. Fasilitas

Tabel 4.3

Fasilitas SMP Negeri 10 Yogyakarta

No Ruangan Jumlah Luas (m2) Keterangan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. Kelas teori Lab IPA Perpustakaan Ava Kesenian Ketrampilan Serbaguna/aula Lab komputer Multimedia Lab Bahasa Kepala Sekolah Wakil Kepala sekolah Guru Tata Usaha Tamu Gudang WC guru WC siswa BK UKS OSIS Ibadah Kantin Hall/lobi Lapangan basket Lapangan voli Lapangan bulutangkis Koperasi Bangsal kendaraan 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 12 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 686 105 84 84 72 119 240 84 77 120 24 24 77 48 24 96 24 24 21 21 28 36 24 72 375 108 75,6 12 164 baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik

B. SMP Maria Immaculata Marsudirini Yogyakarta

1. Sejarah SMP Maria Immaculata Marsudirini Yogyakarta

SMP Maria Immaculata beralamatkan di Jalan Brigjen Katamso 4

Yogyakarta, merupakan sekolah yang bernaung di bawah Yayasan

Marsudirini berpusat di Jalan Ronggowarsito 8 Semarang. Sejarah SMP

Maria Immaculata diawali ketika Yayasan Kanisius pasca perang

kemerdekaan membentuk MULO Katolik (SMP), para Bruder FIC,

diminta menangani murid-murid laki-laki, sedang murid putri diserahkan

kepada para suster OSF.

Peristiwa ini seiring dengan keluarnya Kebijakan Pemerintah

Republik Indonesia pada tahun 1952, tentang pengelolaan sekolah-sekolah

swasta. Sekolah-sekolah swasta harus dikelola oleh sebuah yayasan.

Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, Keuskupan Agung Semarang

mendirikan Yayasan Kanisius yang menaungi semua sekolah Katolik

termasuk sekolah-sekolah Katolik milik Suster-suster OSF. Dalam

perkembangan waktu tarekat-tarekat mendirikan yayasan sendiri dan

melepaskan diri dari Yayasan Kanisius.

Pada tanggal 5 Juli 1954 suster-suster OSF mendirikan Yayasan

Marsudirini yang menaungi sekolah-sekolah OSF, termasuk di dalamnya

Status SMP Maria Immaculata mengalami perubahan serta

perkembangan ke jenjang yang lebih baik sesuai dengan kebijakan

pemerintah. Dari berstatus Bersubsidi pada tanggal 15 Februari 1950,

menjadikan Disamakan pada tanggal 12 Mei 1986, akhirnya pada tanggal

25 Februari 2005 dalam Akreditasi mendapat nilai A.

Saat awal berdiri SMP Maria Immaculata hanya menerima murid putri

saja, dengan jumlah 4 lokal paralel. Usaha memenuhi kebutuhan

masyarakat yang menginginkan murid putra diperbolehkan sekolah di

SMP Maria Immaculata, sehingga pada tahun 1993 SMP Maria

Immaculata menerima siswa putra. Dalam perkembangannya semakin

banyak warga masyarakat yang mempercayakan pendidikan putra-putrinya

ke SMP Maria Immaculata, sehingga pada tahun 1993 SMP Maria

Immaculata menambah lokal menjadi 6 paralel dan mengampu anak didik

setiap tahunnya rata-rata 702 murid.

SMP Maria Immaculata dari tahun ke tahun terus berbenah diri agar

lebih dapat berkompetisi dengan sekolah lain, terlebih SMP Maria

Immaculata berlokasi di kota pendidikan Yogyakarta yang memiliki nilai

kompetisi tinggi.

Menyikapi hal tersebut pada tahun pelajaran 2006-2007 SMP Maria

Immaculata menjalani rotasi kepemimpinan yang semula dipimpin Dra. Sr

baru Sr. M. Ancilla, tanggap dengan situasi Yogya sebagai kota

pendidikan yang berarti harus siap kompetisi dengan sekolah lain.

Agar SMP Maria Immaculata lebih dipercaya oleh masyarakat,

langkah awal yang dibenahi adalah sumber daya yang ada di SMP Maria

Immaculata yaitu Guru dan karyawan, harus dapat menjadi teladan bagi

siswa, terutama dalam hal kedisiplinan. Maka dijalankan prinsip kalau

siswa tidak boleh terlambat, Guru dan karyawan pun tidak boleh terlambat.

Guru dan Karyawan pun dilarang merokok di areal sekolah, dengan

harapan muridpun meneladan Guru dan Karyawan SMP Maria Immaculata

untuk tidak merokok. Rapat kerja pun digelar selama 4 hari pada awal dan

akhir tahun pelajaran dengan satu semangat kebersamaan (yang

mempunyai kemampuan lebih membimbing teman-teman yang

membutuhkan), sehingga pada saat pelajaran dimulai guru-guru sudah

tidak dibebani dengan pembuatan administrasi.

Fasilitas pendukung keberhasilan siswa dikembangkan dengan system

moving, yaitu setiap pergantian jam pelajaran siswa pindah menuju kelas

berikutnya. Agar kondisi kelas dapat mendukung system moving sesuai

dengan pelajaran, kelas-kelas disetting sesuai dengan karakter kelas mata

pelajaran yang diampu, sehingga diperlukan fasilitas kelas untuk

mendukung pelajaran. Maka disetiap kelas yang membutuhkan peralatan

audio video, kelas kemudian dilengkapi dengan TV 21” dengan player

Ruang kelas pun direnovasi dengan keramikisasi seluruh ruangan,

ditambah 2 kipas angin guna memperlancar sirkulasi udara dalam kelas.

Ruang baca dilengkapi dengan meja kursi bersekat agar murid ketika

berada di Ruang Baca terjaga ketenangannya. Ditahun pelajaran

2008-2009 fasilitas Ruang Baca dikembangkan dengan audio video, komputer

pendidikan dan LCD, serta penambahan aneka buku pengetahuan

termasuk kamus-kamus bergambar seri terbaru dengan harapan kebutuhan

pengembangan pengetahuan siswa dapat terpenuhi. Laboratorium Bahasa

dikembangkan, Laboratorium IPA ditingkatkan materinya, ruangan

praktikum IPA direnovasi dilengkapi dengan sarana tempat untuk mencuci

peralatan laboratorium yang memedahi. Ditahun pelajaran 2008-2009

siswa ketika praktek di Laboratorium diwajibkan memakai baju

praktikum, guna memperlancar kegiatan praktek serta mendukung suasana

praktek. Program Komputer dikembangkan ke Windows XP, pelayanan

BK dengan tiga ruang pelayanan, ruang khusus keterampilan dan ruang

musik. Dalam bidang olahraga dibangun lapangan basket mini di halaman

sekolah guna memenuhi harapan siswa yang telah lama tersimpan tak

kunjung tiba.

Langkag konkret tersebut diambil oleh Sr M Ancilla, S.Pd selaku

Kepala Sekolah dengan satu harapan agar kedepannya SMP Maria

semakin percaya untuk menyekolahkan putra-putrinya di SMP Maria

Immaculata Marsudirini.

2. Identitas SMP Maria Immaculata

Nomor Statistik Sekolah : 202046011026

Nama Sekolah :SMP Maria Immaculata Marsudirini

Alamat Sekolah :

a. Jalan : Brigjen Katamso 4

b. Kecamatan : Gondomanan

c. Kabupaten/Kota : Yogyakarta

d. Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta

e. Kode Pos : 55121

f. No Telp dan Fax : (0274) 372975

g. Email : smpimmaculatayk.yahoo.co.id

Sekolah dibuka tahun : 1954

Status Tanah : Hak milik

Luas Tanah : 2393 m2

3. Visi dan Misi SMP Maria Immaculata Yogyakarta

a. Visi:

“Dengan semangat persaudaraan, penyelenggaraan pendidikan

berdasarkan cinta kasih membentuk pribadi yang utuh, berkualitas,

berdasarkan nilai-nilai luhur UUD 1945 dan Pancasila.

b. Misi:

1) Mengembangkan peserta didik mencapai kecerdasan intelektual,

kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual,

dengan program pendampingan.

2) Membantu peserta didik menggali dan mengembangkan minat,

bakat, dan kreativitas.

3) Mengembangkan nilai-nilai hidup perilaku sosial, tanggung jawab,

mandiri, dan budi pekerti.

4) Meningkatkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan sekitar.

4. Jumlah Guru dan Siswa SMP Maria Immaculata Yogyakarta

Berikut merupakan data jumlah guru dan pegawai di SMP

Tabel 4.4

Jumlah Guru dan Pegawai SMP Maria Immaculata Yogyakarta Uraian Laki-Laki Perempuan Total

Guru 9 21 30

Pegawai 8 3 11

Jumlah PTK (Guru &

Karyawan)

17 24 41

Berikut merupakan data jumlah siswa SMP Maria Immaculata

Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016:

Tabel 4.5

Jumlah Siswa SMP Maria Immaculata Yogyakarta Kelas Laki-Laki Perempuan Total

Kelas VII 91 79 170

Kelas VIII 88 71 159

Kelas IX 79 107 186

Jumlah 258 257 515

5. Fasilitas

Berikut merupakan fasilitas yang disediakan SMP Maria Immaculata

Yogyakarta: Ruang kelas ber-AC, Lab. Komputer, Lab. Biologi, Lab.

Bahasa, Lab. Kimia, Lab. Multimedia, Lab. IPS, Ruang Piket, Ruang

Pramuka, Koperasi, Green House, Aula, Perpustakaan, Lapangan Voli,

81 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2016 sampai April 2016.

Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 10 dan

SMP Maria Immaculata Yogyakarta. Jumlah responden keseluruhan adalah

120 siswa. Data penelitian ini terdiri dari sikap siswa terhadap perilaku

mencontek , jenis kelamin siswa kelas VIII SMP Negeri 10 dan SMP Maria

Immaculata serta penghasilan orang tua.

1. Deskripsi Responden Penelitian

a. Asal Sekolah

Berikut ini adalah data distribusi frekuensi jumlah siswa

berdasarkan asal sekolah:

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Asal Sekolah

No AsalSekolah F FrekuensiRelatif 1 SMP Negeri 10 Yogyakarta 60 50 % 2 SMP Maria Immaculata Yogyakarta 60 50 % Jumlah 120 100%

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang menjadi

sebagai berikut: 60 siswa (50%) dari SMP Negeri 10 Yogyakarta dan 60

siswa (50%) dari SMP Maria Immaculata Yogyakarta.

b. Status Sekolah

Berikut ini adalah data status sekolah siswa yang menjadi

responden penelitian:

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Status Sekolah

No. Nama Sekolah Status Sekolah F Frekuensi Relatif 1 SMP Negeri 10 Yogyakarta Negeri 60 50 %

2 SMP Maria Immaculata Swasta 60 50 %

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa status sekolah yang menjadi

responden penelitian yaitu SMP Negeri 10 Yogyakarta dengan jumlah 60

siswa (50%) berstatus negeri dan SMP Maria Immaculata berjumlah 60

siswa (50%) berstatus swasta. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa responden yang berasal dari SMP Negeri dan SMP Swasta

c. Jenis Kelamin

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin

No JenisKelamin F FR

1 Laki-laki 61 50,83 %

2 Perempuan 59 49,17 %

Jumlah 120 100%

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa jumlah responden penelitian ini

sebanyak 160 siswa yang dengan rincian 61 siswa (50,83%) berjenis

kelamin laki-laki dan 59 (49,17%) berjenis kelamin perempuan. Dapat

disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah siswa yang berjenis

kelamin laki-laki walaupun perbedaannya tidak terlalu banyak.

d. Tingkat pengasilan Orang tua

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua

No Tingkat Penghasilan F FR

1 < 2.000.000 53 44,17%

2 2.000.000 – 5.000.000 49 40,83%

3 > 5.00.000 18 15%

Jumlah 120 100%

Tabel 5.4 Menunjukkan bahwa jumlah responden penelitian ini

adalah 120 siswa yang terdiri dari 53 siswa yang mempunyai orang tua

dengan tingkat penghasilan kurang dari Rp 2.000.000/bulan, 49 siswa

yang mempunyai orang tua dengan tingkat penghasilan antara Rp

tua dengan tingkat penghasilan lebih dari Rp 5.000.000/bulan. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah siswa

yang mempunyai orang tua dengan tingkat penghasilan > Rp

>2.000.000/bulan.

2. Deskripsi Variabel Penelitian

a. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek

Jumlah pernyataan kuesioner yang dinyatakan valid sebanyak 46

butir dari 60 butir. Dengan demikian, butir pernyataan kuesioner yang

digunakan dalam penelitian sebanyak 46. Untuk mengetahui sikap siswa

terhadap perilaku mencontek, maka peneliti mengacu pada Pedoman

Acuan Patokan II (PAP II). Jumlah skor maksimum yang dicapai adalah

46 x 4 =184, sedangkan skor minimum adalah 46 x 1 = 46.

Berikut tabel perhitungan interpretasi atas data yang diperoleh:

Tabel 5.5

Perhitungan dan Intepretasi Penilaian Sikap Siswa Terhadap Perilaku Menyontek

No. Interval Skor F FR Kategori

1. 158 – 184 0 0% Sangat Tinggi 2 137 – 157 0 0% Tinggi 3. 123 – 136 0 0% Sedang 4. 110 – 122 1 0,83% Rendah 5. 46 – 109 119 99,17% Sangat Rendah 120 100%

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa 120 siswa yang memiliki persepsi

tentang sikap mencontek dengan kategori sangat tinggi, tinggi, dan sedang

berjumlah 0 siswa (0%). Sedangkan untuk siswa yang memiliki persepsi

tentang sikap mencontek dengan kategori sangat rendah berjumlah 119

siswa (99,17%). Hasil perhitungan rata-rata (mean) diperoleh hasil =

78,91667; nilai tengah (median) = 81,5; dan nilai modus = 92. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki persepsi tentang sikap

mencontek yang sangat rendah.

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data

1. Pengujian Normalitas

a. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-Laki

Tabel 5.6

Hasil Uji Normalitas Mengenai Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-Laki

Sikap N 61 Normal Parametersa,,b Mean 80.25 Std. Deviation 14.471 Most Extreme Differences Absolute 0.133 Positive 0.070 Negative -0.133 Kolmogorov-Smirnov Z 1.038

Hasil pengujian normalitas Kolmogorov Smirnov Test untuk data

sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan jenis kelamin

laki-laki diperoleh Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,232. Oleh sebab nilai Asymp.

Sig. (2-tailed) > 0,05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa data

mengenai sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan jenis

kelamin laki-laki berdistribusi normal.

b. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Jenis Kelamin

Perempuan.

Tabel 5.7

Hasil Uji Normalitas Mengenai Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan

Sikap

N 59

Normal Parametersa,,b Mean 77.54 Std. Deviation 15.252 Most Extreme Differences Absolute 0.080 Positive 0.056 Negative -0.080 Kolmogorov-Smirnov Z 0.618 Asymp. Sig. (2-tailed) 0.840

Hasil pengujian normalitas Kolmogorov Smirnov Test untuk data

sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan jenis kelamin

perempuan diperoleh Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,840. Oleh sebab nilai

data mengenai sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan

jenis kelamin perempuan berdistribusi normal.

c. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Tingkat

Penghasilan Orang Tua < Rp 2.000.000

Tabel 5.8

Hasil Uji Normalitas Mengenai Sikap SiswaTerhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua

< Rp 2.000.000

Sikap

N 53

Normal Parametersa,,b Mean 77.58 Std. Deviation 14.171 Most Extreme Differences Absolute 0.125 Positive 0.101 Negative -0.125 Kolmogorov-Smirnov Z 0.908 Asymp. Sig. (2-tailed) 0.382

Hasil pengujian normalitas Kolmogorov Smirnov Test untuk data

sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan tingkat

penghasilan orang tua < Rp 2.000.000 diperoleh Asymp. Sig. (2-tailed) =

0,382. Oleh sebab nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa data mengenai sikap siswa terhadap perilaku

mencontek berdasarkan tingkat penghasilan orang tua < Rp 2.000.0000

d. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Tingkat

Penghasilan Orang TuaRp 2.000.000 – Rp 5.000.000

Tabel 5.9

Hasil Uji Normalitas Mengenai Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua

Rp2.000.000 – Rp 5.000.000

Hasil pengujian normalitas Kolmogorov Smirnov Test untuk data

sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan tingkat

penghasilan orang tua Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000 diperoleh Asymp.

Sig. (2-tailed) = 0,826. Oleh sebab nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05,

maka dapat diambil kesimpulan bahwa data mengenai sikap siswa

terhadap perilaku mencontek berdasarkan tingkat penghasilan orang tua

Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000 berdistribusi normal.

e. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Tingkat

Penghasilan Orang Tua > Rp 5.000.000

Sikap

N 49

Normal Parametersa,,b Mean 79.10 Std. Deviation 16.722 Most Extreme Differences Absolute 0.090 Positive 0.077 Negative -0.090 Kolmogorov-Smirnov Z 0.627 Asymp. Sig. (2-tailed) 0.826

Tabel 5.10

Hasil Uji Normalitas Mengenai Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua

> Rp 5.000.000

Sikap

N 18

Normal Parametersa,,b Mean 82.33 Std. Deviation 11.130 Most Extreme Differences Absolute 0.191 Positive 0.110 Negative -0.191 Kolmogorov-Smirnov Z 0.808 Asymp. Sig. (2-tailed) 0.530

Hasil pengujian normalitas Kolmogorov Smirnov Test untuk data

sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan tingkat

penghasilan orang tua > Rp 5.000.000 diperoleh Asymp. Sig. (2-tailed) =

0,530. Oleh sebab nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa data mengenai sikap siswa terhadap perilaku

mencontek berdasarkan tingkat penghasilan orang tua > Rp 5.000.0000

berdistribusi normal.

2. Pengujian Homogenitas

Tabel 5.11

Hasil Uji Homogenitas Mengenai Sikap SiswaTerhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.11 menunjukkan hasil pengujian homogenitas Leneve’s

Test for Equality of Variance untuk data sikap siswa terhadap perilaku

mencontek berdasarkan jenis kelamin diperoleh nilai probabilitasnya =

0,898. Oleh karena nilai probabilitasnya > 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa data mengenai sikap siswa terhadap perilaku mencontek

berdasarkan jenis kelamin adalah identik atau mempunyai varian yang

sama.

b. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Tingkat

Penghasilan Orang Tua

Tabel 5.12

Hasil Uji Homogenitas Mengenai Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua

Levene Statistic df1 df2 Sig. 3.188 2 117 0.045 Levene Statistic df1 df2 Sig. 0.017 1 118 0.898

Tabel 5.12 menunjukkan hasil pengujian homogenitas Leneve’s

Test for Equality of Variance untuk data sikap siswa terhadap perilaku

mencontek berdasarkan tingkat penghasilan orang tua diperoleh nilai

probabilitasnya = 0,045. Oleh karena nilai probabilitasnya < 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa data mengenai sikap siswa terhadap perilaku

mencontek berdasarkan tingkat penghasilan orang tua adalah tidak

identik atau mempunyai varian yang tidak sama.

C. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan pengujian prasyarat analisis data yang telah dijabarkan di

atas, diketahui data mengenai sikap siswa terhadap perilaku mencontek

berdasarkan jenis kelamin laki-laki, jenis kelamin perempuan, tingkat

penghasilan orang tua < Rp 2.000.000, tingkat penghasilan orang tua Rp

2.000.000 – Rp 5.000.000, tingkat penghasilan ayah > Rp 5.000.000

berdistribusi normal. Sedangkan untuk pengujian homogenitas, data mengenai

Dokumen terkait