• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Hasil Penelitian

3. Pengujian Hipotesis

Mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan koefisien determinasi, uji t (t test) dan uji F (F test).

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen (Lubis, 2007: 48). Range nilai dari R2 adalah 0-1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik.

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .690a .476 .367 20.76012

a. Predictors: (Constant), ROI, TATO, OPM, IT, CR, DER b. Dependent Variable: PL

Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2010

Pada model summary di atas, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan, dimana nilai R sebesar 0,690 yang menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara pertumbuhan laba (variabel dependen) dengan current ratio, total debt to equity ratio, total assets turnover, inventory turnover, operating profit margin dan rate of return on investment (variabel independen) mempunyai tingkat hubungan yang kuat yaitu sebesar 69%. Tingkat hubungan yang kuat ini dapat dilihat dari tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi.

R Square sebesar 0,476 berarti 47,6% pertumbuhan laba mampu diprediksikan oleh current ratio, total debt to equity ratio, total assets

turnover, inventory turnover, operating profit margin dan rate of return on investment sisanya 62,4% oleh variabel lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Nilai Adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah sebesar 0,367. Angka ini mengidentifikasikan bahwa pertumbuhan laba (variabel dependen) mampu diprediksikan oleh current ratio, total debt to equity ratio, total assets turnover, inventory turnover, operating profit margin, dan rate of return on investment (variabel independen) sebesar 36,7% sedangkan selebihnya sebesar 63,3% oleh variabel lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini. Ada dua pilihan disini, apakah memakai R Square atau Adjusted r Square. Jika variabel lebih dari dua maka yang digunakan adalah Adjusted R Square.

Tabel 4.7

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat Rendah 0,2 - 0,399 Rendah 0,4 - 0,599 Sedang 0,6 - 0,799 Kuat 0,8 – 1 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono, 2006:183

b. Uji signifikansi simultan

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-F (F test). Uji-F dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel

independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Dalam uji-F digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0= variabel current ratio, total debt to equity ratio, total assets turnover, inventory turnover, operating profit margin, dan rate of return on investment/ ROI berpengaruh signifikan secara simultan untuk memprediksikan pertumbuhan laba.

Ha= variabel current ratio, total debt to equity ratio, total assets turnover, inventory turnover, operating profit margin, dan rate of return on investment/ ROI berpengaruh signifikan secara simultan untuk memprediksikan pertumbuhan laba.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan:

1) jika Fhitung < Ftabel pada α 0.05, maka Ha ditolak dan H0 diterima, 2) jika Fhitung > Ftabel pada α 0.05, maka Ha diterima H0 ditolak.

Tabel 4.8 Hasil Uji-F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 11332,957 6 1888,826 4,383 ,003a

Residual 12498,501 29 430,983

Total 23831,458 35

a Predictors: (Constant), OPM, DR, TATO, ROE, CR, ROA b Dependent Variable: PL

Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2010

Dari uji ANOVA (Analysis of Variance) didapat Fhitung sebesar 4,383 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,003. Sedangkan Ftabel diketahui sebesar 2,53. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui

bahwa Fhitung > Ftabel (4,383 > 2,53) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara simultan ditemukan adanya pengaruh yang signifikan antara current ratio, total debt to equity ratio, total assets turnover, inventory turnover, operating profit margin, dan rate of return on investment/ ROI untuk memprediksikan pertumbuhan laba pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

c. Uji signifikansi parsial

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Uji-t dilakukan unUji-tuk mengeUji-tahui seberapa jauh pengaruh saUji-tu variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dalam uji-t digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0=artinya variabel current ratio, total debt to equity ratio, total assets turnover, inventory turnover, operating profit margin, dan rate of return on investment/ ROI secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan untuk memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ha=artinya variabel current ratio, total debt to equity ratio, total

assets turnover, inventory turnover, operating profit margin, dan rate of return on investment/ ROI secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan untuk memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ttabel dengan ketentuan:

1) Jika thitung < ttabel, maka Ha ditolak dan H0 diterima, 2) Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak.

Tabel 4.9 Hasil Uji-t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -4.072 20.605 -.198 .845 CR -2.775 2.706 -.182 -1.025 .314 DER .975 .315 .640 3.094 .004 TATO 13.631 14.260 .149 .956 .347 IT -1.917 3.273 -.104 -.586 .563 OPM 128.518 39.152 .559 3.283 .003 ROI -4.653 3.134 -.366 -1.485 .148 a. Dependent Variable: PL

Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2010

Hasil pengujian statistik t pada tabel 4.9 dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Pengaruh Current Ratio terhadap Pertumbuhan Laba

Nilai thitung untuk variabel current ratio adalah sebesar -1,025 dan ttabel untuk df = N-k (36-6) dan α = 5% diketahui sebesar 2,0423. Dengan demikian nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel (-1,025 < 2,052) dan nilai signifikansi sebesar 0,314 (lebih besar dari 0,05) artinya H0 diterima, bahwa secara parsial current ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan untuk memprediksikan

pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi pada tingkat kepercayaan 95%.

2) Pengaruh total debt to equity ratio terhadap Pertumbuhan Laba Nilai thitung untuk variabel debt ratio adalah sebesar 3,094 dan ttabel untuk df = N-k (36-6) d an α = 5 % d ik etahui sebesar 2 ,0423. Dengan demikian nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (3,094 > 2,0423) dan nilai signifikansi sebesar 0,004 (lebih kecil dari 0,05) artinya Haditerima, bahwa secara parsial total debt to equity ratio mempunyai pengaruh yang signifikan untuk memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi pada tingkat kepercayaan 95%.

3) Pengaruh total assets turnover terhadap Pertumbuhan Laba

Nilai thitung untuk variabel total assets turnover adalah sebesar 0,956 dan ttabel untuk df = N-k (36-6) dan α = 5% diketahui sebesar 2,0423. Dengan demikian nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel (0,956 < 2,0423) dan nilai signifikansi sebesar 0,347 (lebih besar dari 0,05) artinya H0 diterima, bahwa secara parsial total assets turnover tidak mempunyai pengaruh yang signifikan untuk memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi pada tingkat kepercayaan 95%.

Nilai thitung untuk variabel inventory turnover adalah sebesar -0,586 dan ttabel untuk df = N-k (36-6) dan α = 5% diketahui sebesar 2,0423. Dengan demikian nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel (-0,586 < 2,0423) dan nilai signifikansi sebesar 0,563 (lebih besar dari 0,05) artinya H0 diterima, bahwa secara parsial inventory turnover tidak mempunyai pengaruh yang signifikan untuk memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi pada tingkat kepercayaan 95%.

5) Pengaruh operating profit margin terhadap Pertumbuhan Laba Nilai thitung untuk variabel adalah sebesar 3,283 dan ttabel untuk df = N-k (36-6) dan α = 5% diketahui sebesar 2,0423. Dengan demikian nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (3,283 < 2,0423) dan nilai signifikansi sebesar 0,003 (lebih kecil dari 0,05) artinya Ha

diterima, bahwa secara parsial operating profit margin mempunyai pengaruh yang signifikan untuk memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi pada tingkat kepercayaan 95%.

6) Pengaruh rate of return on investment terhadap Pertumbuhan Laba Nilai thitung untuk variabel rate of return on investment adalah sebesar -1,485 dan ttabel untuk df = N-k (36-6) d an α = 5 % diketahui sebesar 2,0423. Dengan demikian nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel (-1,485 < 2,0423) dan nilai signifikansi sebesar 0,148 (lebih besar dari 0,05) artinya H0 diterima, bahwa secara parsial rate of return on investment tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan untuk memprediksikan pertumbuhan laba pada perusahaan farmasi pada tingkat kepercayaan 95%.

Berdasarkan tabel di atas, maka didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:

Y = β0+ β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+ β5X5 + β6X6+ e

PL= -4,072 – 2,775CR + 0,975DER + 13,631TATO – 1,917IT + 128,518OPM – 4,653ROI + e

Keterangan:

1) konstanta sebesar -4,072 menunjukkan bahwa apabila variabel independen bernilai 0 maka nilai pertumbuhan laba adalah sebesar -4,072 ,

2) β1 sebesar -2,775 menunjukkan bahwa setiap penambahan current ratio sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan laba sebesar 2,775 dengan asumsi variabel lain tetap,

3) β2 sebesar 0,975 menunjukkan bahwa setiap penambahan total debt to equity ratio sebesar 1% maka akan diikuti oleh penambahan pertumbuhan laba sebesar o,975 dengan asumsi variabel lain tetap, 4) β3 sebesar 13,631 menunjukkan bahwa setiap penambahan total

assets turnover sebesar 1% maka akan diikuti oleh penambahan pertumbuhan laba sebesar 13,631 dengan asumsi variabel lain tetap,

5) β4 sebesar -1,917 menunjukkan bahwa setiap penambahan inventory turnover sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan laba sebesar 1,917 dengan asumsi variabel lain tetap, 6) β5 sebesar 128,518 menunjukkan bahwa setiap penambahan

operating profit margin sebesar 1% maka akan diikuti oleh penambahan pertumbuhan laba sebesar 128,518 dengan asumsi variabel lain tetap, dan

7) β6 sebesar -4,653 menunjukkan bahwa setiap penambahan rate of return on investment sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan pertumbuhan laba sebesar 4,653 dengan asumsi variabel lain tetap.

Dokumen terkait