• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

4.1.5 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan pengujian normalitas data hasil belajar siswa, diketahui bahwa post-test berdistribusi tidak normal. Oleh karena itu pengujian hipotesisnya menggunakan rumus U-Mann Whitney dengan bantuan SPSS 20 diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.13 Tabel Hasil Uji – U Mann Whitney Test Statisticsa VAR00002 Mann-Whitney U 185.000 Wilcoxon W 416.000 Z -2.755 Asymp. Sig. (2-tailed) .006

Peneliti membandingkan nilai hasil pengujian rumus U-Mann Whitney dengan nilai α = 0,05. Jika nilai hasil uji > α berarti diterima dan ditolak, sedangkan jika nilai hasil uji < α maka diterima dan ditolak. Setelah mengetahui keterangan di atas, maka peneliti membandingkan nilai hasil uji dengan α yaitu 0,006 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ditolak dan diterima. Kemudian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan,

99 antara hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan model

Mind Mapping dengan yang memperoleh pembelajaran menggunakan metode

ceramah. Model Mind Mapping lebih efektif dibandingkan metode ceramah pada materi mengapresiasi karya seni rupa daerah setempat di kelas V Sekolah Dasar.

4.2 Pembahasan

Data dalam penelitian yaitu hasil belajar SBK materi mengapresiasi hasil karya seni rupa siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Ranjingan Kabupaten Banyumas. Sumber data hasil belajar siswa berasal dari siswa. Data-data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data. Data hasil belajar dikumpulkan melalui tes. Seluruh teknik pengumpulan data tersebut harus diuji kelayakannya agar didapatkan intrumen yang benar-benar mengukur data hasil belajar.

Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design tipe nonequivalent control group design. Desain ini hampir sama dengan

pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Hal ini dikarenakan kedua kelompok sampel tersebut harus equivalen. Membandingkan hasil pre-test dapat digunakan sebagai indikasi tingkat ekuivalensi kelompok kontrol dan eksperimental (Pradiati 2011). Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen harus ekuivalen atau memiliki kemampuan awal yang sama. Untuk mengetahui apakah kemampuan awal siswa sama atau tidak maka hasil pre-test dibandingkan oleh peneliti. Berdasarkan hasil analisis perbedaan (compare analysis) yang dilakukan oleh peneliti, menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada

100 kemampuan awal, sehingga penelitian boleh dilakukan pada dua kelompok sampel tersebut.

Setelah diketahui bahwa kemampuan awal kelas kontrol dan kelas eksperimen sama, langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Data yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah data post test dan hasil belajar setelah penelitian dilakukan. Kemudian data hasil belajar dianalisi perbedaannya (compare analysis). Berdasarkan analisis perbedaan yang dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan, antara hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan model Mind Mapping dengan yang memperoleh pembelajaran menggunakan metode ekspositorik atau dapat dikatakan H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga model Mind Mapping lebih efektif dibandingkan metode ekspositorik pada materi mengapresiasi karya seni rupa daerah setempat di kelas V Sekolah Dasar mata pelajaran SBK.

101

BAB 5

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis terhadap data hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Ranjingan Kabupaten Banyumas antara yang menggunakan model ceramah dan model mind mapping diperoleh beberapa kesimpulan :

(1)Proses pembelajaran model mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan perencanaan dan persiapan guru yang matang sehingga proses pembelajaran berjalan lancar. Guru mempersiapkan sumber belajar yang dibutuhkan mengalokasikan waktu dengan sebaik-baiknya dan mempersiapkan kelengkapan untuk proses pembelajaran.

(2)Proses pembelajaran model mind mapping merupakan model pembelajaran yang bersifat memencar dari titik pusat yang berupa pikiran utama lalu bercabang menjadi sub tema kemudian bercabang lagi menjadi hal-hal yang lebih mendetail lagi, sehingga siswa tidak merasa terbatasi dalam mempelajari materi. Apalagi dengan dipadukan dengan gambar dan warna – warna yang menarik dan bersifat memperjelas point-point dalam mind

mapping, siswa pasti sangat tertarik dan membantu siswa untuk

mempelajarinya.

(3) Penggunaan model pembelajaran mind mapping pada pembelajaran Seni Rupa materi mengapresiasi karya seni rupa daerah setempat terbukti dapat

102 meningkatkan hasil belajar peserta didik dibandingkan dengan menggunakan model ceramah, ditandai dengan perolehan nilai rata-rata pada kelas kontrol yaitu 71,90, sedangkan pada kelas eksperimen yaitu 81,61.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti dapat mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

(1)Model pembelajaran mind mapping yang telah peneliti terapkan menunjukan hasil yang positif yakni adanya peningkatan hasil belajar siswa. Selain itu, antusias siswa pada pembelajaran dengan model pembelajaran mind mapping lebih besar daripada pembelajaran dengan model ceramah. Oleh karena itu, peneliti menyarankan kepada guru dan sekolah agar model pembelajaran mind mapping tetap dijadikan alternatif model pembelajaran di Sekolah Dasar dengan syarat guru sudah memahami model mind mapping dan siswa telah menguasai cara pembuatan mind map dengan baik. Agar siswa menguasai cara pembuatan mind map dengan baik maka perlu pembiasaan sebelum guru menilai hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan model pembelajaran

mind mapping. Syarat lainnya, apabila guru ingin menerapkan model

pembelajaran mind mapping secara berkelompok untuk menilai interaksi sosial siswa maka guru hendaknya memperhatikan pengelompokan siswa. Namun, bila guru hanya ingin menilai hasil belajar siswa maka akan lebih efektif menerapkan model pembelajaran mind mapping secara individual.

103 (2)Bagi semua pihak yang berkompeten diharapkan dapat mengembangkan

penelitian ini, baik sebagai penelitian lanjutan maupun penelitian baru tentang model pembelajaran mind mapping dengan memperhatikan langkah-langkah dan persiapan yang sistematis dalam penelitian ini. Dengan demikian, penelitian lanjutan ataupun penelitian baru tentang model pembelajaran mind mapping yang dilaksanakan dapat menunjukkan hasil yang signifikan.

104 Lampiran 1

105 Lampiran 2

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

Dokumen terkait