BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.4 Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini hipotesis diuji dengan menggunakan model analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program statistik, maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8
Koefisian determinasi (R square) Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .888a .789 .783 3.84083 1.801
a. Predictors: (Constant), Unstandardized Residual b. Dependent Variable: Ln_PER
Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Koefisian determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square
memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Sesuai dengan model summary pada tabel 4.8 di atas diketahui besarnya koefisien korelasi ganda (R) antara Earning Growth ( ), Debt to Equity Ratio ( ), Dividend Payout Ratio ( ) dengan Price Earning Ratio (Y) adalah 0,888. Harga koefisien korelasi ganda tersebut yaitu R = 0,888 berada di atas 0,5 dan mendekati 1 sehingga dapat disimpulkan ada korelasi yang kuat antara Earning Growth ( ), Debt to Equity Ratio ( ), Dividend Payout Ratio ( ) dengan Price Earning Ratio (Y). Selain itu, dapat diketahui koefisien determinasi (R Square) antara antara Earning Growth ( ), Debt to Equity Ratio ( ), Dividend Payout Ratio
( ) dengan Price Earning Ratio (Y) sebesar 0,789, dan adjusted RSquare ( ) sebesar 0,783 mengindikasikan bahwa 0,783 atau 78,3% variasi skor Price Earning Ratio (Y) dapat dijelaskan oleh Earning Growth ( ), Debt to Equity Ratio ( ), dan Dividend Payout Ratio
( ). Sedangkan sisanya sebesar 1 – 0,783 atau 100% - 78,3% = 21,7% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
a. Uji t (t-test)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi koefisien predictor dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dalam uji t digunakan hipotesis seperti yang terlihat berikut ini.
Ho : b1,b2,b3
Ha
= 0, artinya Earning Growth, Debt to Equity Ratio dan Dividend Payout Ratio
tidak berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio secara parsial pada perusahaan industri barang – barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
: b1,b2,b3
Kriteria :
≠ 0, artinya Earning Growth, Debt to Equity Ratio dan Dividend Payout Ratio
berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio secara parsial pada perusahaan industri barang – barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Untuk koefisien positif :
Ha diterima dan Ho ditolak jika t hitung > t tabel Ho diterima dan Ha ditolak jika t
untuk α = 5%
Untuk koefisien negatif :
Ha diterima dan Ho ditolak jika t hitung < t tabel Ho diterima dan Ha ditolak jika t
untuk α = 5%
hitung t tabel untuk α = 5%
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.354 .179 13.183 .000 Ln_EG -.152 .099 -.244 -3.519 .103 Ln_DER .186 .108 .271 4.713 .009 Ln_DPR .038 .063 .094 .604 .549
a. Dependent Variable: Ln_PER Sumber : Lampiran 10 Output SPSS
Berdasarkan hasil uji signifikansi koefisien prediktor pada tabel 4.9 di atas dapat diketahui pengaruh variabel independen secara parsialsebagai berikut :
1) Pengaruh Earning Growth terhadap Price Earning Ratio.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut.
Earning Growth memiliki nilai t.hitung sebesar -3.519. Nilai t.tabel diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel, yakni dengan rumus TINV (0.05, 41), yaitu 2,01954. Nilai t.hitung < t.tabel
2) pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Price Earning Ratio.
(-3.519 < 2,019540948264) artinya Ho diterima yakni Earning Growth tidak mempunyai pengaruh terhadap Price Earning. Nilai signifikansi 0.103 menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan Earning Growth terhadap Price Earning Ratio adalah tidak signifikan karena > 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Earning Growth tidak berpengaruh terhadap Price Earning Ratio pada perusahaan industri barang – barang konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut.
Debt to Equity Ratio memiliki nilai t.hitung 4.713. Nilai t.tabel diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel, yakni dengan rumus TINV (0.05, 41), yaitu 2,01954. Maka nilai t.hitung > t.tabel (4.713 > 2,019540948264) artinya Ha diterima yakni Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh positif terhadap Price Earning Ratio. Nilai signifikansi sebesar 0.009 menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan Debt to Equity Ratio terhadap Price Earning Ratio adalah signifikan karena < 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Price Earning Ratio
pada perusahaan industri barang – barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3) pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap Price Earning Ratio. Pengujian hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut.
Dividend Payout Ratio memiliki nilai t.hitung 0.604. Nilai t.tabel diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel, yakni dengan rumus TINV (0.05, 41), yaitu 2,01954. Maka nilai t.hitung < t.tabel (0.604 < 2,019540948264) artinya Ho diterima yakni
Dividend Payout Ratio tidak mempunyai pengaruh positif terhadap Price Earning Ratio. Nilai signifikansi sebesar 0.549 menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan
Debt to Equity Ratio terhadap Price Earning Ratio adalah tidak signifikan karena > 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap
Price Earning Ratio pada perusahaan industri barang – barang konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Uji F ( ANOVA )
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh terhadap variabel tidak bebas. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai kritis, F(tabel) dengan F(hitung
Dalam uji F digunakan hipotesis yang disebutkan dibawah ini :
) yang terdapat pada tabel analisis df variance.
Ha : b1,b2,b3 ≠ 0, artinya Earning Growth, Debt to Equity Ratio, dan Dividend Payout Ratio
perusahaan industri barang - barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ho : b1,b2,b3
Kriteria:
= 0, artinya Earning Growth, Debt to Equity Ratio dan Dividend Payout Ratio
tidak berpengaruh signifikan terhadap Price Earning Ratio secara simultan pada perusahaan industri barang – barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha diterima dan Ho ditolak jika F hitung > F tabel
Ho diterima dan Ha ditolak jika F
untuk α = 5%
hitung F tabeluntuk α = 5%
Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 2089.969 3 2089.969 14.674 .000a
Residual 560.575 41 14.752
Total 2650.544 44
a. Predictors: (Constant), Ln_EG,Ln_ DER, Ln_DPR b. Dependent Variable: Ln_PER
Hasil uji F yang ditampilkan dalam tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah 14,674 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan demikian diketahui bahwa probabilitas = 0.000 atau P < 0.05 ( 0.000 < 0.05) berarti koefisien regresi signifikan. Nilai Ftabel yang diperoleh dari Microsoft Excel dengan rumus FINV ( 0.05,3,41) yaitu 2,832747. Hal tersebut menunjukkan bahwa F hitung > F tabel (14,674 > 2,832747) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, artinya variabel bebas yaitu Earning Growth, Debt to Equity Ratio dan Dividend Payout Ratio berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Price Earning Ratio pada perusahaan industri barang – barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.