• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas terhadap data yang diperoleh, diketahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji T tipe Independent Samples T Test atau Uji T Sampel Berbeda. Alasan menggunakan Uji T tipe ini yaitu karena pada penelitian ini peneliti menggunakan dua sampel berbeda yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengujian

menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (secara default SPSS sudah menggunakan tingkat signifikansi 0,05). Berikut ini adalah hasil perhitungan Uji T menggunakan SPSS versi 17:

Tabel 4.10. Hasil Uji T Independent Samples Test

F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error

Difference Lower Upper

Nilai Post-test (Hasil Belajar) Equal variances assumed .858 .358 6.229 64 .000 10.909 1.751 7.410 14.408 Equal variances not assumed 6.229 63.550 .000 10.909 1.751 7.410 14.409 Nilai Aktivitas Equal variances assumed 1.061 .307 9.106 64 .000 10.489 1.152 8.188 12.790 Equal variances not assumed 9.106 61.147 .000 10.489 1.152 8.186 12.792

Sebelum uji beda rata-rata dilakukan, uji F (uji homogenitas) perlu dilakukan terlebih dahulu. Jika varian sama, maka uji t menggunakan Equal Varinace Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda, menggunakan Equal Variance Not Assumed (diasumsikan varian berbeda). Kriteria uji F yaitu jika signifikansi > 0,05 maka antara kedua kelompok memiliki varian yang sama dan jika signifikansi < 0,05, maka antara dua kelompok memiliki varian yang tidak sama (Priyatno 2009: 76).

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa signifikansi dari uji F untuk nilai post-test dan aktivitas peserta didik yaitu 0,358 dan 0,307. Keduanya memiliki nilai signifikansi > 0,05 (0,358 > 0,05 dan 0,307 > 0,05). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelompok data nilai post-test dan nilai aktivitas peserta didik antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki varian yang sama. Oleh karena itu, uji T (Independent Samples T Test) menggunakan Equal Variance Assumed. Berikut ini adalah hasil uji hipotesis penelitiannya:

4.3.1 Uji Hipotesis Pertama

Ho1 : Tidak ada perbedaan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Daur Air melalui metode eksperimen dibandingkan metode ceramah.

Ha1 : Ada perbedaan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran` Daur Air melalui metode eksperimen dibandingkan metode ceramah.

Ho1 : µ1 = µ2 Ha1 : µ1 ≠ µ2

Kriteria pengujian dua pihak yaitu jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka Ho diterima dan jika -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel maka Ho ditolak. Berdasarkan signifikasi, jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak (Priyatno 2009: 77).

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa untuk uji T pada hasil belajar nilai thitung = 6,229. Untuk ttabel dapat dilihat pada tabel t statistik pada lampiran 24, pada signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (karena uji 2 pihak) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 66-2 = 64. Hasil yang diperoleh untuk ttabel sebesar 1,998 .

Dengan demikian dapat dilihat bahwa pada hasil belajar thitung > ttabel (6,229 > 1,998) dengan signifikansi < 0,05 yaitu 0,00. Maka, Ho1 ditolak atau Ha1 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Daur Air melalui metode eksperimen dibandingkan metode ceramah.

4.3.2 Uji Hipotesis Kedua

Ho2 : Hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Daur Air melalui penerapan metode eksperimen tidak lebih baik dibandingkan metode ceramah.

Ha2 : Hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Daur Air melalui penerapan metode eksperimen lebih baik dibandingkan metode ceramah.

Ho2 : µ1 > µ2 Ha2 : µ1 ≤ µ2

Kriteria pengujian pihak kanan yaitu jika ttabel ≥ thitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan signifikasi, jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak (Riduwan 2010: 163).

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa untuk uji T pada hasil belajar nilai thitung = 6,229. Untuk ttabel dapat dilihat pada tabel t statistik pada lampiran 24, pada taraf signifikansi (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (df) n-1 atau 66-1 = 65. Hasil yang diperoleh untuk ttabel sebesar 1,669.

Dengan demikian dapat dilihat bahwa pada hasil belajar thitung > ttabel (6,229 > 1,669) dengan signifikansi < 0,05 yaitu 0,00. Maka, Ho2 ditolak atau Ha2 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dan aktivitas peserta didik

dalam pembelajaran Daur Air melalui metode eksperimen lebih baik dibandingkan metode ceramah.

4.3.3 Uji Hipotesis Ketiga

Ho3 : Tidak ada perbedaan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Daur Air melalui metode eksperimen dibandingkan metode ceramah.

Ha3 : Ada perbedaan dan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran` Daur Air melalui metode eksperimen dibandingkan metode ceramah.

Ho3 : µ1 = µ2 Ha3 : µ1 ≠ µ2

Kriteria pengujian dua pihak yaitu jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka Ho diterima dan jika -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel maka Ho ditolak. Berdasarkan signifikasi, jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak (Priyatno 2009: 77).

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa untuk uji T pada aktivitas peserta didik thitung = 9,106. Untuk ttabel dapat dilihat pada tabel t statistik pada lampiran 24, pada signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (karena uji 2 pihak) dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau 66-2 = 64. Hasil yang diperoleh untuk ttabel sebesar 1,998 . Dengan demikian dapat dilihat bahwa pada aktivitas peserta didik thitung > ttabel (9,106 > 1,998) dengan signifikansi < 0,05 yaitu 0,00. Maka, Ho3 ditolak atau Ha3 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Daur Air melalui metode eksperimen dibandingkan metode ceramah.

Ho4 : Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Daur Air melalui penerapan metode eksperimen tidak lebih baik dibandingkan metode ceramah.

Ha4 : Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Daur Air melalui penerapan metode eksperimen lebih baik dibandingkan metode ceramah.

Ho4 : µ1 > µ2 Ha4 : µ1 ≤ µ2

Kriteria pengujian pihak kanan yaitu jika ttabel ≥ thitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan signifikasi, jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak (Riduwan 2010: 163).

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai thitung = 6,229 dan pada aktivitas peserta didik thitung = 9,106. Untuk ttabel dapat dilihat pada tabel t statistik pada lampiran 24, pada taraf signifikansi (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (df) n-1 atau 66-1 = 65. Hasil yang diperoleh untuk ttabel sebesar 1,669.

Dengan demikian dapat dilihat bahwa pada aktivitas peserta didik thitung > ttabel (9,106 > 1,669) dengan signifikansi < 0,05 yaitu 0,00. Maka, Ho4 ditolak atau Ha4 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Daur Air melalui metode eksperimen lebih baik dibandingkan metode ceramah.

Dokumen terkait