• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pengujian Hipotesis

1. Pengaruh Permodalan Terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan Dan Efektivitas Mengelola Usaha.

Untuk menguji hipotesis pertama yang menyatakan bahwa ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha digunakan teknik analisis regresi dengan memasukkan variabel dummy sebagai variabel moderator dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 12.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Sign sebesar 0.972 atau probabilitas di atas 0.05. Dengan demikian Ho gagal ditolak karena probabilitas (0.972) > 0.05 berarti tidak ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 21.696 + 1.026D1 + 0.262 X1 - 0.004(D1X1)

Hasil pengujian dengan bantuan komputer program SPSS versi 12 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha. Hal ini didukung hasil analisis yang menunjukkan koefisien regresi interaksi variabel permodalan (D) dan variabel jiwa kewirausahaan (X1) ternyata tidak signifikan (? = 0.972 > 0.05). (Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6, halaman 192). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha.

2. Pengaruh Permodalan Terhadap Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dan Efektivitas Mengelola Usaha.

Untuk menguji hipotesis kedua yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha digunakan regresi dengan memasukkan variabel dummy sebagai variabel moderator dengan menggunakan komputer program SPSS versi 12.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Sign sebesar 0.959 atau probabilitas di atas 0.05. Dengan demikian Ho gagal ditolak karena

probabilitas (0.959) > 0.05 berati tidak ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 32.979 + 1.701D1 + 0.263 X2 - 0.008(D1X2)

Hasil pengujian dengan bantuan komputer program SPSS versi 12 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha. Hal ini didukung hasil analisis yang menunjukkan koefisien regresi interaksi variabel permodalan (D) dan variabel kecerdasan emosional (X2) ternyata tidak signifikan (? = 0.959 > 0.05). (Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6, halaman 196). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha.

3. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan Dan Efektivitas Mengelola Usaha.

Untuk menguji hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha digunakan regresi dengan memasukkan variabel dummy sebagai variabel moderator dengan menggunakan komputer program SPSS versi 12.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Sign sebesar 0.727 atau probabilitas di atas 0.05. Dengan demikian Ho gagal ditolak karena probabilitas (0.727) > 0.05 berati tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 12.205 + 10.598D1 + 0.334 X1 – 0.075(D1X1)

Hasil pengujian dengan bantuan komputer program SPSS versi 12 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha. Hal ini didukung hasil analisis yang menunjukkan koefisien regresi interaksi variabel tingkat pendidikan (D) dan variabel jiwa kewirausahaan (X1) ternyata tidak signifikan (? = 0.727 > 0.05). (Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6, halaman 200). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelo la usaha.

4. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dan Efektivitas Mengelola Usaha.

Untuk menguji hipotesis keempat yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosiona l dan efektivitas mengelola usaha digunakan regresi dengan

memasukkan variabel dummy sebagai variabel moderator dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 12.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Sign sebesar 0.491 atau probabilitas di atas 0.05. Dengan demikian Ho gagal ditolak karena probabilitas (0.491) > 0.05 berati tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 25.010 + 12.146D1 + 0.366 X2 - 0.144(D1X2)

Hasil pengujian dengan bantuan komputer program SPSS versi 12 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha. Hal ini didukung hasil analisis yang menunjukkan koefisien regresi interaksi variabel tingkat pendidikan (D) dan variabel kecerdasan emosional (X2) ternyata tidak signifikan (? = 0.491 > 0.05). (Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6, halaman 204). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha.

5. Pengaruh Penerapan Business Entity Terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan Dan Efektivitas Mengelola Usaha.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh koefisien korelasi antara variabel jiwa kewirausahaan dan variabel efektivitas mengelola usaha sebesar 0.414. Hal ini menunjukkan derajat hubungan yang cukup erat antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha, baik pada wirausaha yang bermodal tinggi maupun yang bermodal rendah. Selanjutnya untuk menguji hipotesis kelima yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha digunakan regresi dengan memasukkan variabel dummy sebagai variabel moderator dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 12.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Sign sebesar 0.003 atau probabilitas di bawah 0.05. Dengan demikian Ho berhasil ditolak karena probabilitas (0.003) < 0.05 berarti ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 45.605 – 41.466D1 + 0.065 X1 + 0.345(D1X1)

Hasil pengujian dengan bantuan komputer program SPSS versi 12 menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha. Hal

ini didukung hasil analisis yang menunjukkan koefisien regresi interaksi variabel penerapan business entity (D) dan variabel jiwa kewirausahaan (X1) ternyata signifikan (? = 0.003 < 0.05). (Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6, halaman 208). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara signifikan penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dan efektivitas mengelola usaha.

6. Pengaruh Penerapan Business Entity Terhadap Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dan Efektivitas Mengelola Usaha.

Untuk menguji hipotesis keenam yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha digunakan regresi dengan memasukkan variabel dummy sebagai variabel moderator dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 12.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai Sign sebesar 0.195 atau probabilitas di atas 0.05. Dengan demikian Ho gagal ditolak karena probabilitas (0.195) > 0.05 berarti tidak ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha.

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Hasil pengujian dengan bantuan komputer program SPSS versi 12 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha. Hal ini didukung hasil analisis yang menunjukkan koefisien regresi interaksi variabel penerapan business entity (D) dan variabel kecerdasan emosional (X2) ternyata tidak signifikan (? = 0.195 > 0.05). (Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6, halaman 212). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dan efektivitas mengelola usaha.

Dokumen terkait