• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUJIAN HIPOTESIS

χ = Chi – kuadrat

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA DAN HASIL PENELITIAN

C. PENGUJIAN HIPOTESIS

{ }

18893 , 0 5362 , 164 6183 , 164 30259 , 2 log ) 1 ( ) 10 ( 2 2 2 2 = − = − ∑ − − = hitumg hitung i i hitung Ln B n S χ χ χ

Berdasarkan perhitungan uji homogenitas diperoleh χhitung2 = 0,18893 dan 2

tabel

χ =3,841 dengan dk = k-1 = 2-1 = 1 dan α =5%. Jadi 2

hitung

χ < 2 tabel

χ Ini berarti H diterima sehingga hasil belajar 0

Matematika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan atau dikatakan kedua sampel homogen terdapat pada lampiran 32.

.

C. PENGUJIAN HIPOTESIS

Setelah dilakukan uji prasyarat, pengujian kemudian dilakukan dengan pengujian hipotesis. Data atau nilai yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah nilai kemampuan akhir (nilai posttest). Hal ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan pada kemampuan akhir setelah peserta didik diberi perlakuan, dimana diharapkan bila terjadi perbedaan pada kemampuan akhir adalah karena adanya pengaruh perlakuan. Untuk mengetahui terjadi tidaknya perbedaan perlakuan maka digunakan rumus t-test dalam pengujian hipotesis sebagai berikut.

2 1 0 :µ ≤µ

H : rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VII yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS dan alat peraga

lebih kecil sama dengan rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VII dengan menggunakan model pembelajaran konvensional

2 1 :µ >µ a

H : rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VII yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS dan alat peraga

68 kelas VII dengan menggunakan model pembelajaran konvensional

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengolah data yang telah terkumpul dari data hasil belajar peserta didik dikelas kontrol dan kelas eksperimen setelah dikenai perlakuan dengan tujuan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang telah diajukan oleh peneliti, dan dalam pembuktiannya digunakan uji t. Berdasarkan perhitungan t-test diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut.

Tabel 4.10

Hasil Perhitungan t-test

n x s2 s dk thitung ttabel Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 42 39 68,2143 62,8205 113.1969 129,9933 11,01254 42+39-2=79 2,203 1,9901

Menurut tabel hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil penelitian yang diperoleh untuk kemampuan akhir kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS dan alat peraga diperoleh rata-rata 68,21 dan standar deviasi (SD) adalah 10,6394, sedangkan untuk kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional diperoleh rata-rata 62,82 dan standar deviasi (SD) adalah 11,4015. Dengan dk = 42 + 39 – 2 = 79 dan taraf nyata 5% maka diperoleh ttabel = 1,66. Dari hasil perhitungan t-test thitung = 2,203. Jadi dibandingkan antara thitungdan ttabelmaka -ttabel<thitung> ttabelsehingga H0 ditolak dan H1 diterima, berarti pengajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS dan alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII MTs N Brangsong Kendal pada materi pokok segiempat tahun ajaran 2010/2011.

69 D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan pengujian hipotesis di atas, dapat diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS daan alat peraga yang diterapkan pada materi pokok Segiempat memberikan hasil yang signifikan pada taraf 5 %. Dengan demikian hipotesis yang diajukan peneliti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar peserta didik yang memperoleh materi pokok Segiempat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS dan alat peraga adalah diterima.

Hasil ini dapat diperoleh dari uji persamaan rata-rata hasil belajar di kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji t. Sebelum penelitian dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu bahwa kemampuan kedua sampel adalah sama atau tidak. Oleh karena itu, peneliti mengambil nilai awal dengan nilai ulangan matematika materi sebelumnya pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Setelah melakukan analisis data awal, hasil analisis menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal dan diperoleh (1,6317 < 3,841). Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelas yakni kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari kondisi yang sama (homogen) dan dapat diberi perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS dan alat peraga dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Segiempat.

Selanjutnya, untuk ada tidaknya perbedaan rata-rata hasil belajar dari kedua kelas tersebut dilakukan analisis uji persamaan rata-rata dengan menggunakan uji t. Dua asumsi dasar yang harus dipenuhi apabila seorang peneliti ingin menggunakan uji t sebagai analisis hipotesisnya adalah bahwa distribusi data dari kedua variabel adalah normal, dan kedua populasi dimana sampel yang diambil tersebut mempunyai varian yang sama. Oleh karena itu, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homgenitas varians. Dari kedua uji tersebut, diketahui bahwa data hasil belajar

70 matematika materi pokok Segiempat di MTs N Brangsong Kendal untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berdistribusi normal dan kedua kelas tersebut mempunyai varians yang sama ditunjukkan dengan harga Fhitung < Ftabel pada taraf signifikan α= 5 % dengan dk penyebut = 41 dan dk pembilang = 38, yaitu 1,1483 < 3,841. Sehingga analisis hipotesis dengan menggunakan uji t terhadap data hasil belajar kedua kelas tersebut dapat dilanjutkan.

Uji persamaan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji t diperoleh sebesar 2,203. Hasil ini kemudian dikonsultasikan dangan pada dk = 79 pada taraf signifikan α= 5% (ttabel =1,66 < thitung =2,203), maka perbedaan rata-rata kedua hasil belajar tersebut adalah perbedaan yang signifikan, bukan perbedaan yang terjadi secara kebetulan saja sebagai akibat sampling error jika dilihat dari rata hasil belajar kelas eksperimen yaitu 68,2143 lebih besar dari rata-rata kelas kontrol yaitu 62,8205. Maka dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op dengan pemanfaatan LKS dan Alat Peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII Mts N Brangsong Kendal pada materi pokok Segiempat tahun ajaran 2010/2011.

Dokumen terkait