• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.4. Pengujian Hipotesis I

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 2)

Dari hasil analisis dan pengujian terhadap ketiga variabel bebas dari manajemen aset terlihat bahwa antara Inventory turnover, Daysales outstanding ,Fixed asset turnover, Total asset turnover lebih kecil dari 5 dan angka tolerance

mendekati 1 yang menyatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas.

IV.4. Pengujian Hipotesis I

Analisis ini menggunakan data 3 (tiga) perusahan industri konstruksi terbuka di Bursa Efek Indonesia. Hasil regresi data dengan SPSS adalah sebagai berikut :

Tabel IV.5 Hasil Regressi Hipotesis I Coefficientsa 1.926 728.637 .003 .998 77.824 32.723 .517 2.378 .025 .537 1.863 3.622 4.418 .133 .820 .420 .971 1.030 -240.642 142.635 -.316 -1.687 .104 .724 1.381 770.151 986.510 .182 .781 .442 .465 2.149 (Constant) Inventory Turnover Day Sales Outstanding Fixed Asset Turnover Total Asset Turnover Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients

t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics

a. Dependent Variable: Harga Saham

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (Lampiran 2)

Sehingga diperoleh persamaan regresinya :

Y = 1.926 + 77.824 X1 + 3.622 X2 - 240.642 X3 + 770.151 X4

Dari persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa rata–rata Harga Saham akan naik sebesar 77.824 jika Inventory turnover dinaikkan sebesar 1 kali, rata–rata Harga Saham akan naik sebesar 3.622 jika Day sales outstanding dinaikkan sebesar 1 hari, rata – rata Harga Saham akan turun sebesar 240.642 jika Fixed asset turnover

dinaikkan sebesar 1 kali (nilai negatif menunjukkan bahwa fixed asset turnover

merupakan variabel yang mempunyai biaya operasi yang tinggi dan produktif disetiap operasinya, hal ini mempunyai pengaruh yang terbalik terhadap harga saham konstruksi), rata–rata Harga Saham akan naik sebesar 770.151 jika Total asset turnover dinaikkan sebesar 1 kali.

IV.4.1. Uji serempak ( Uji F )

Hipotesis pertama Manajemen Aset diajukan adalah sebagai berikut:

Ho : Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover, secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham.

H1 : Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover, secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Pengujian hipotesis pertama secara simultan (uji F) ini dengan mengunakan derajat signifikansi 5 %.

Secara simultan Manajemen Aset memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga saham dapat dilihat pada Tabel IV.6 berikut :

Tabel IV.6 Uji F ( F test) ANOVAb 39241630 4 9810407.469 3.594 .019a 68244519 25 2729780.780 1E+008 29 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Total Asset Turnover, Day Sales Outstanding, Fixed Asset Turnover, Inventory Turnover

a.

Dependent Variable: Harga Saham b.

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (lampiran 2)

Dari tabel IV.6 diperlihatkan bahwa : nilai F hitung sebesar 3.594 dengan signifikansi 0.019 (berarti nilai signifikan F hitung (3.594) lebih kecil dari 0,05 pada tingkat kepercayaan Confident Interval 95 % atau 0,05). Dan F tabel pada tingkat kepercayaan Confident Interval 95 % adalah 2,76. Hal ini berarti juga bahwa F

hitung > F tabel (3.594 > 2,76) atau (pengujian dilakukan serempak (Uji F) menunjukkan nilai signifikan F lebih kecil dari = 0,05). Yang berarti variabel

Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover

secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham industri konstruksi di Bursa Efek Indonesia. Maka hipotesis Ho (Inventory turnover, day

sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover, secara simultan tidak berpengaruh nyata terhadap harga saham pada Industri Konstruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) di tolak, dan Hipotesis Alternatif H1 (Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover, secara simultan berpengaruh nyata terhadap harga saham pada Industri Kontsruksi Tbk di Bursa Efek Indonesia) diterima.

Nilai signifikansi (0,019) lebih besar dari = 5%, hal ini berarti variabel Manajemen Aset memiliki pengaruh yang significant terhadap harga saham.

Makna significant menunjukan bahwa Manajemen Aset yang terdiri dari

Inventory turnover, day sales outstanding, fixed asset turnover, total asset turnover

menunjukkan berpengaruh nyata terhadap Harga Saham Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia.

Koefisien Determinasi.

Untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, dilihat dari nilai R Square.

Besarnya koefisien determinasi (R²) dan korelasi (R) hipotesis dapat diketahui dengan melihat pada Tabel IV.7 berikut :

Tabel IV.7 Koefisien Determinasi

Model Summaryb .604a .365 .263 1652.20482 .933 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

Predictors: (Constant), Total Asset Turnover, Day Sales Outstanding, Fixed Asset Turnover, Inventory Turnover

a.

Dependent Variable: Harga Saham b.

Dari Tabel IV.7 diatas dapat dilihat bahwa adjusted R-square adalah sebesar 0,263 atau R square (R²) sebesar 0.365. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel independen yang terdiri dari Inventory turnover (X1), day sales outstanding (X2),

fixed asset turnover (X3), total asset turnover (X4) menunjukkan kemampuan variasi menjelaskan 26.3 % atau 36.5 % terhadap variabel dependen Harga Saham. Sedangkan sisanya 73.7 % atau 63.5 % merupakan pengaruh dari variabel-variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam analisis ini, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti misalnya kebijakan deviden, besaran perusahaan, resiko bisnis,

operating leverage dan lain sebagainya.

IV.4.2. Uji secara parsial ( Uji t)

Pengujian hubungan antara variabel-variabel independen X terhadap Y dapat terlihat dalam Tabel IV.8 sebagai berikut :

Tabel IV.8 Uji t (t test)

Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (data diolah) dengan menggunakan SPSS 13.0 (lampiran 2)

Coefficie tsna 1.926 .003 .998 77.824 .517 2.378 .025 .537 1.863 3.622 4.418 .133 .820 .420 .971 1.030 -240.642 142.635 -.316 -1.687 .104 .724 1.381 770.151 986.510 .182 .781 .442 .465 2.149 (Constant) Inventory Turnover Day Sales Outstanding Fixed Asset Turnover Total Asset Turnover Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent V

a. ariable: Harga Saham 32.723 728.637

Dari Tabel IV.8 diatas diketahui secara parsial X1 berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham, sedangkan X2, X3, dan X4 memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Harga Saham dengan penjelasan sebagai berikut :

Pengaruh Inventory turnover (X1) terhadap harga saham (Y), yaitu diperoleh pengaruh t positif dan signifikan secara parsial terhadap harga saham. Nilai t hitung

sebesar 2.378 dengan tingkat signifikan sebesar 0,025 dimana tingkat signifikan t lebih kecil dari = 0.05. Hal ini berarti bahwa inventory turnover mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham yang kesimpulannya adalah : tolak Ho. Tanda positif menunjukkan bahwa inventory turnover mempunyai arah yang searah dengan harga saham yang berarti besar kecilnya rasio inventory turnover berpengaruh pada besar kecilnya harga saham. Hasil Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Radhiatun Mardiah (2006) yaitu Inventory turnover sebagai indikator Manajemen aset mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada Industri Manufaktur di BEJ pada tahun 2002-2004. Secara teoritis inventory tunover yang tinggi bagi perusahaan menunjukkan efisiensi pengelolaan persediaan yang baik sehingga mempunyai kecenderungan untuk meningkatkan harga jual yang tercermin pada harga sahamnya atau sebaliknya akan menekan profitabilitas. Kesimpulan secara parsial inventory turnover berpengaruh nyata dan signifikan terhadap harga saham dapat diterima atau tolak Ho.

Pengaruh Day Sales Outstanding (X2) terhadap harga saham (Y) diperoleh hasil t positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap harga saham. Yang ditunjukkan oleh nilai t sebesar 0.820 dengan tingkat signifikan sebesar 0.420 dimana signifikan t lebih besar dari = 0.05. Hal ini berarti bahwa day sales outstanding

outstanding mempunyai arah yang searah dengan harga saham, yang berarti tinggi rendahnya periode penagihan piutang secara tidak langsung mempengaruhi turun naiknya harga saham. Hal ini jika dilihat dari pelaksanaan proyek yang dijalankan industri konstruksi dengan cara tender atau penandatanganan kontrak dimana nilai proyek sudah diketahui pada awal pelaksanaan operasional dan pengucuran dana sesuai dengan realisasi biaya perolehan proyek konstruksi hingga selesai. Dilihat dari perkembangan harga saham yang mengalami kenaikkan secara komulatif, keadaan ini menunjukkan bahwa tidak kuatnya interaksi antara day sales out standing dengan harga saham. Secara teoritis bahwa kemampuan perusahaan mengelola keefektifan manajemen aset menunjukkan prestasi perusahaan dalam mencapai profitabilitas, yang terlihat dari kenaikkan harga saham disetiap periodenya dengan terserapnya dana perusahaan dari penjualan dalam bentuk piutang usaha, dan kemampuan perusahaan mengendalikan operasional hingga diterimanya kas atas piutang tersebut dan untuk kemudian baru dapat digunakan selanjutnya sebagai investasi dalam aset produktif. Hasil Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Radhiatun Mardiah (2006) yaitu Daysales outstanding sebagai indikator Manajemen aset mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada Industri Manufaktur di BEJ pada tahun 2002-2004. Kesimpulannya adalah day sales outstanding tidak berpengaruh nyata dan signifikan terhadap saham atau terima Ho.

Pengaruh Fixed Assets turnover (X3) terhadap harga saham (Y) diperoleh hasil bahwa Fixed Assets Turnover mempunyai t negatif dan tidak signifikan secara

tingkat signifikan sebesar 0.104, dimana signifikan t lebih besar dari = 0.05. Hal ini berarti Fixed asset turnover tidak mempunyai pengaruh yang nyata dan signifikan terhadap harga saham atau kesimpulannya adalah Ho diterima. Dilihat dari klasifikasi industri konstruksi dalam penelitian ini, secara umum aktiva tetap yang dioperasikan perusahaan adalah dengan sistem leasing atau sewa guna, sehubungan dengan proyek-proyek konstruksi tersebar disemua wilayah baik dalam dan luar juga darat dan lautan sehingga alokasi untuk aset lebih memerlukan biaya operasional tinggi. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan radiatun Mardiah yang menyatakan bahwa Fixed assets turnover sebagai indikator dari Manajemen Aset mempunyai pengaruh terhadap harga saham di industri manufaktur BEJ. Secara teoritis perusahaan industri pengelolaannya mengharapkan profitabilitas yang lebih mengandalkan aset tetap dari pada aset lancar, karena perusahaan industri konstruksi sebagai perusahaan jasa, dana yang paling banyak terserap terbesar berasal dari aset tetap, oleh karena itu pengaruh negatif rasio fixed asset turnover menunjukkan belum optimalnya kinerja perusahaan dalam mengelola aset sumberdayanya, untuk peningkatan harga saham konstruksi tahun 1998-2007. Kesimpulannya adalah fixed asset turnover tidak berpengaruh nyata dan signifikan terhadap saham atau terima Ho.

Pengaruh Total Assets turnover (X4) terhadap harga saham (Y) mempunyai pengaruh t positif dan tidak signifikan secara parsial terhadap harga saham yang ditunjukkan oleh nilai t sebesar 0.781 dengan signifikan t sebesar 0.442, dimana

berpengaruh nyata dan signifikan terhadap harga saham. Jadi kesimpulannya Ho diterima. Hasil peneltian ini tidak sesuai dengan penelitian Radhiatun Mardiah yang menyatakan bahwa Total aset turnover berpengaruh terhadap harga saham. Secara teori menyebutkan manajemen aset yang sehat tentu meningkatkan penjualan yang menguntungkan dengan meningkatnya harga saham perusahaan.

IV.5. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis II

Dokumen terkait