• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.5. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengujian Hipotesis Pertama

IV.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua

IV.5.2.1. Pengujian asumsi klasik hipotesis kedua

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dari penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan dalam upaya untuk memperoleh hasil analisis regresi yang sahih (valid), valid menentukan alat uji regresi berganda dapat digunakan atau tidak. Ada 3 asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu: normalitas data, tidak ada multikolinearitas dan tidak ada heteroskedastisitas. Berikut ini pengujian untuk menentukan apakah ketiga asumsi klasik tersebut dipenuhi atau tidak.

a. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan pengolahan data dengan menggunakan uji regresi, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas data dilakukan untuk menganalisis apakah syarat persamaan regresi sudah dipenuhi atau belum dengan melihat gambar normal histogram dan p-plot. Output dari uji normalitas data adalah berupa gambar visual yang menunjukkan jauh-dekatnya titik-titik pada gambar tersebut dengan garis diagonal. Jika data berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai sebaran data yang tercermin dalam titik-titik pada output akan terletak di sekitar

garis diagonal. Sebaliknya, jika data berasal dari distribusi yang tidak normal maka titik-titik tersebut tersebar tidak di sekitar garis diagonal (terpencar jauh dari garis diagonal).

Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan analisa grafik dilihat pada Gambar 4.5 sebagai berikut:

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (data diolah)

Gambar 4.5. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua dengan Menggunakan Histogram

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal, dari Gambar 4.5 di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal

yang tidak menceng ke kanan dan tidak menceng ke kiri atau normal. Dalam hal ini berarti Ho diterima yang berarti data residual berdistribusi normal.

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (data diolah)

Gambar 4.6. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua dengan Menggunakan P_Plot

Gambar di atas menunjukkan bahwa sebaran data pada gambar di atas bisa dikatakan tersebar di sekeliling garis diagonal (tidak terpencar jauh dari garis diagonal). Hasil ini menunjukkan bahwa data yang akan diregresi dalam penelitian ini berdistribusi normal atau dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas data bisa dipenuhi.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu keadaan di mana antar variabel bebas saling mempengaruhi sangat kuat. Persamaan regresi ganda yang baik adalah persamaaan yang bebas dari multikolonearitas. Ada tidaknya masalah multikolinearitas dalam sebuah model regresi dapat dideteksi dengan nilai VIF (variance inflactor factor) dan nilai toleransi (tolerance). Suatu model regresi dikatakan bebas dari masalah multikolinearitas jika mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10 dan mempunyai nilai

tolerance di atas 0,0001. Dalam model regresi ini, hasil uji multikolinearitas dapat

dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.33. Hasil Uji Multikolinearitas Hipotesis Kedua

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

budaya organisasi 1.000 1.000

a. Dependent Variable: disiplin kerja

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (data diolah)

Berdasarkan hasil pengolahan pada Tabel 4.33 menunjukkan nilai VIF dan

tolerance semua variabel dalam penelitian ini tidak mengalami multikolinearitas. Hal

ini ditunjukkan oleh nilai VIF kedua variabel tersebut yang besarnya kurang dari 10, dan nilai tolerance jauh melebihi angka 0,0001. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam model regresi ini seluruh variabel bebas tidak terjadi masalah multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apaakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Deteksi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas dalam suatu model regresi bisa dilakukan dengan melihat pola titik-titik pada grafik

scatterplot dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika ada pola

tertentu, seperti titik-titik membentuk suatu pola yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar tidak teratur maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil dari pelaksanaan uji heteroskedastisitas terlihat pada Gambar 4.7 berikut ini:

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (data diolah)

Gambar di atas menunjukkan bahwa titik-titik yang dihasilkan menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola atau trend garis tertentu. Gambar di atas juga menunjukkan bahwa sebaran data ada di sekitar titik nol. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa model regresi ini bebas dari masalah heteroskedastisitas, dengan perkataan lain: variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini bersifat homokedastis.

IV.5.2.2. Hasil uji hipotesis kedua

Pengujian hipotesis pertama menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja pegawai di Kecamatan Medan Denai. Dalam hal ini, Kecamatan Medan Denai telah melakukan peningkatan disiplin kerja dengan memberikan peraturan yang jelas dan ketat kepada setiap pegawai dalam melaksanakan pekerjaan, budaya organisasi selalu menanamkan budaya disiplin, budaya berprestasi dan budaya kebersihan dan kerapian.

Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis regresi maka digunakan persamaan. Persamaan atau model tersebut berisi konstanta dan koefisien-koefisien regresi yang didapat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Persamaan regresi yang telah dirumuskan kemudian dengan bantuan program SPSS dilakukan pengolahan data sehingga didapat persamaan akhir sebagai berikut:

Tabel 4.34. Hasil Uji Koefisien Regresi Hipotesis Kedua Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 4.878 2.076 budaya organisasi .894 .055 .901

a. Dependent Variable: disiplin kerja

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.34 di atas, maka persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah:

Y = 4,878 + 0,894X1

Pada model regresi ini, nilai konstanta yang tercantum sebesar 4,878 dapat diartikan jika variabel bebas dalam model diasumsikan sama dengan nol, secara rata-rata variabel di luar model tetap akan meningkatkan prestasi kerja pegawai sebesar 4,878 satuan.

Nilai besaran koefisien regresi â1 sebesar 0,894 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel budaya organisasi (X1) berpengaruh positif terhadap disiplin kerja pegawai (Y) pada Kecamatan Medan Denai. Hal ini menunjukkan bahwa ketika budaya organisasi mengalami peningkatan sebesar satu satuan, maka disiplin kerja pegawai Kecamatan Medan Denai juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,752 satuan.

Nilai koefisien determinasi (R2) dipergunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yang terdiri dari pemahaman verbal (X1) dan ingatan (X2) terhadap disiplin kerja pegawai (Y) di Kecamatan Medan Denai.

Hasil Uji determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.35 berikut ini: Tabel 4.35. Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .901a .811 .808 1.92861

a. Predictors: (Constant), budaya organisasi b. Dependent Variable: disiplin kerja Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.35 diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,811 (81,1%). Sehingga dapat dikatakan bahwa 81,1% variasi variabel terikat yaitu disiplin kerja pegawai (Y) pada model dapat diterangkan oleh variabel bebas yaitu variabel budaya organisasi (X) sedangkan sisanya sebesar 18,9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Faktor lain yang dimaksud di sini adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kerja selain budaya organisasi seperti misalnya kecerdasan komitmen organisasi, etos kerja, tekanan dalam bekerja, lingkungan manajemen dan rekan kerja.

IV.5.2.3. Uji parsial hipotesis kedua

Hasil pengujian hipotesis pertama secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.36 berikut:

Tabel 4.36. Hasil Uji t Hipotesis Kedua

Model Standardized Coefficients t Sig. Beta 1 (Constant) 2.350 .022 budaya organisasi .901 16.191 .000

a. Dependent Variable: disiplin kerja

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (data diolah)

Dari Tabel 4.36 di atas diperoleh hasil sebagai berikut:

Nilai thitung untuk variabel budaya organisasi (16,191) lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel pada á=5% dan n-2 (63-2=61) maka diperoleh t tabel (1,674), atau nilai sig. t untuk variabel budaya organisasi (0,000) lebih kecil dari alpha (0,05). Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak Ho dan menerima.Ha untuk variabel budaya organisasi. Dengan demikian, secara parsial budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja pegawai Kecamatan Medan Denai. Hal ini memberi arti bahwa dengan budaya organisasi adalah nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja yang mengindikasikan sikap berdisiplin, sikap berprestasi, sikap rajin dan budaya kebersihan dalam bekerja.

Berdasarkan hasil yang diperoleh suatu kesimpulan bahwa ternyata budaya organisasi di Kecamatan Medan Denai sangat nyata dalam mendukung naiknya disiplin kerja pegawai, budaya organisasi seperti inovasi dan pengambilan resiko,

perhatian kerincian, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan dan kemantapan akan mampu mendukung dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai.

BAB V

Dokumen terkait