• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Uji Statistik t

5.6 Pengujian Hipotesis Kedua

Pengujian hipotesis kedua ini dilakukan untuk membuktikan hipotesis bahwa variabel pendapatan masyarakat (Z) merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan pelayanan PBB, sanksi perpajakan, NJOP, pengetahuan PBB dan kesadaran WPdengan kepatuhan WP.

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode uji residual (Ghozali, 2013). Tahap pertama yang perlu dilakukan adalah meregresikan

seluruh variabel independen dengan variabel moderating. Hasil pengujian regresi disajikan pada tabel 5.12.

Tabel 5.12Hasil Pengujian Regresi Hipotesis Kedua

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3.086 1.996 1.545 .125 X1 (Pelayanan PBB) -.012 .307 -.005 -.039 .969 X2 (Sanksi Pajak) -.080 .258 -.036 -.309 .758 X3 (NJOP) .149 .319 .056 .466 .642 X4 (Pengetahuan PBB) -.006 .382 -.002 -.016 .987 X5 (Kesadaran WP) -.099 .289 -.041 -.344 .732

a. Dependent Variable: Pendapatan masyarakat (Z) Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Berdasarkan tabel 5.12 maka diperoleh hasil persamaan regresi hipotesis kedua sebagai berikut :

Z = 3,086 ─ 0,012 X1 ─ 0,080 X2 + 0,149 X3 ─ 0,006 X4 ─ 0,099 X5

Hasil uji regresi hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel pelayanan PBB, sanksi perpajakan, pengetahuan PBB dan kesadaran WP berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kepatuhan WP. Sedangkan variabel NJOP berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kepatuhan WP.

Tahap selanjutnya adalah dengan mentransformasikan nilai residual dari pengujian regresi hipotesis kedua untuk menghasilkan nilai absolut residual. Nilai absolut tersebut akan diregresikan dengan variabel dependen yaitu kepatuhan WP. Hasil uji residual disajikan pada tabel 5.13.

Tabel 5.13 Uji Residual

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .176 .792 .222 .825 Y .122 .175 .068 .695 .489

Tabel 5.13 Uji Residual Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .176 .792 .222 .825 Y .122 .175 .068 .695 .489

a. Dependent Variable: absMOD

Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Berdasarkan tabel di atas, persamaan pada model uji residual adalah sebagai berikut :

| e | = 0,176 + 0,122 Y

Tabel menggambarkan nilai koefisien parameternya bernilai positif yaitu 0,122 dengan nilai signifikansi 0,489 lebih besar dari alpha 0,05. Kesimpulan dari pengujian residual ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan masyarakat tidak dapat menjadi variabel pemoderasi bagi hubungan antara pelayanan PBB, sanksi perpajakan, NJOP, pengetahuan PBB, kesadaran WP dengan kepatuhan WP. 5.7 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan analisis regresi berganda menyimpulkan bahwa variabel independen pelayanan PBB, sanksi perpajakan, NJOP, pengetahuan PBB dan kesadaran WP secara serempak mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen kepatuhan WP. Secara parsial, variabel independen pelayanan PBB, sanksi perpajakan, pengetahuan PBB dan kesadaran WP berpengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen kepatuhan WP, sedangkan variabel independen NJOP berpengaruh positif tidak siginifikan terhadap variabel dependen kepatuhan WP.Hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan analisis residual menyimpulkan bahwa variabel moderating pendapatan masyarakat bukan pemoderasi hubungan variabel independen pelayanan PBB, sanksi perpajakan,

NJOP, pengetahuan PBB dan kesadaran WP dengan variabel dependen kepatuhan WP.

5.7.1 Pengaruh Pelayanan PBB terhadap Kepatuhan WP

Hasil pengujian variabel pelayanan PBB terhadap kepatuhan WP pada penelitian ini menunjukkan, variabel pelayanan PBB berpengaruh positif dan signifikan.Positif dilihat dari nilai koefisien regresi 0,294 dan signifikansi0,000 lebih kecil dari alpha 0,05. Pengaruh positif menunjukkan bahwa pelayanan PBB searah dengan kepatuhan, dimana semakin meningkat pelayanan PBB maka meningkat kepatuhan, demikian sebaliknya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Elisyah (2014) yang menyatakan bahwa pelayanan perpajakan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak bumi dan bangunan di Kota Padangsidimpuan. Tetapi tidak sejalan dengan penelitian Ananda (2015) yang menyatakan bahwa pelayanan memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kepatuhan WP juga bertentangan dengan penelitian Jatmiko (2006) yang menyatakan bahwa pelayanan memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kepatuhan WP.

Pelayanan pembayaran pajak bumi dan bangunan disini adalah mekanisme pembayaran yang dibuat sesederhana mungkin, wajib pajak hanya perlu membawa sejumlah nominal pajak terutangnya beserta SPPT PBB jika membayar di kelurahan, jika membayar di bank wajib pajak akan dibantu oleh petugas bank. Selain itu fasilitas-fasilitas yang mendukung proses pembayaran yang meningkatkan kenyamanan wajib pajak dalam membayar PBB harus lebih ditingkatkan serta lokasi pembayaran yang cukup mudah di jangkau oleh wajib

pajak yang ingin membayar juga merupakan bagian dari pelayanan. Dengan memberikan pelayanan yang berkualitas maka wajib pajak akan senang dan patuh dalam membayar pajak. Sarana dan prasarana merupakan bagian dari kebutuhan wajib pajak, maka Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Tapanuli Utara harus memperhatikan berbagai dimensi yang dapat menciptakan dan meningkatkan kualitas pelayanannya yang menjadi kebutuhan wajib pajak. 5.7.2 Pengaruh Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan WP

Hasil pengujian variabel sanksi terhadap kepatuhan dalam penelitian inimenunjukkan, sanksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan. Positif dilihat dari nilai koefisien regresi 0,299 dan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05. Pengaruh positif menunjukkan bahwa sanksi searah dengan kepatuhan, dimana semakin meningkat sanksi maka akan semakin meningkat kepatuhan WP. Demikian juga sebaliknya semakin menurunnya sanksi maka semakin menurun kepatuhan WP.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ananda (2015) yang menyatakan bahwa sanksi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak bumi dan bangunan di Kota Medan juga sejalan dengan penelitian Elisyah (2014) yang menyatakan bahwa sanksi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak bumi dan bangunan di Kota Padang Sidimpuan dan juga penelitian Arum (2012) yang menyatakan sanksi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan WP.

Sanksi adalah suatu tindakan berupa hukuman yang diberikan kepada orang yang melanggar peraturan. Peraturan atau undang-undang merupakan

rambu-rambu bagi seseorang untuk melakukan sesuatu mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Sanksi diperlukan agar peraturan atau undang-undang tidak dilanggar. Sanksi pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ ditaati/ dipatuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah wajib pajak melanggar norma perpajakan. Meningkatnya sanksi pajak yang diberikan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Kabupaten Tapanuli Utara dapat memberikan tingkat kepatuhan yang lebih bagi wajib pajak. Wajib pajak akan memenuhi pembayaran pajak bila memandang sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya. Semakin tinggi atau beratnya sanksi, maka akan semakin merugikan wajib pajak.

5.7.3 Pengaruh Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Terhadap Kepatuhan WP Hasil pengujian variabel NJOP terhadap kepatuhan WP pada penelitian ini menunjukkan NJOP berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kepatuhan WP. Positif dilihat dari nilai koefisien regresi 0,053 dan nilai signifikansi 0,519 lebih besar dari alpha 0,05. Pengaruh positif menunjukkan bahwa NJOP searah dengan kepatuhan, dimana semakin meningkat NJOP maka meningkat kepatuhan WP.Demikian juga sebaliknya semakin menurunnya NJOP maka semakin menurun kepatuhan WP.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ananda (2015) yang menyatakan bahwa NJOP berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB di Kota Medan. Juga tidak sejalan dengan penelitian Elisyah (2014) yang menyatakan bahwa NJOP memiliki pengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak bumi dan bangunan di Kota Padang Sidimpuan.

Semakin tinggi NJOP maka semakin tinggi pula PBB yang harus dibayarkan, oleh karena itu penetapan NJOP harus penuh keadilan karena hal ini akan mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Selain itu apabila tanah dan bangunan yang dianggap wajib pajak sama ukuran dan konstruksinya, tetapi penetapan pajaknya berbeda maka mereka merasa keberatan. Perbedaan penghitungan NJOP antara fiskus dan wajib pajak ini dapat menyebabkan penundaan pembayaran pajak oleh wajib pajak.

5.7.4 Pengaruh Pengetahuan PBB Terhadap Kepatuhan WP

Hasil pengujian variabel pengetahuan terhadap kepatuhan WP dalam penelitian ini menunjukkan, pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan WP,positif dilihat dari nilai koefisien regresi 0,207 dan nilai signifikan 0,037 lebih kecil dari alpha 0,05. Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengetahuan searah dengan kepatuhan WP, dimana semakin meningkat pengetahuan maka akan semakin meningkat juga kepatuhan WP. Demikian juga sebaliknya semakin menurun pengetahuan maka semakin menurun kepatuhan WP.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ananda (2015) yang menyatakan bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan membayar PBB juga penelitian Julianti (2014) yang menyatakan bahwa persepsi WP tentang pengetahuan dan pemahaman memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan masyarakat dalam membayar PBBtetapi tidak sejalan dengan penelitian Elisyah (2014) yang menyatakan

pengetahuan memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Pengetahuan perpajakan akan membantu WP membayar pajak, sehingga kepatuhan akan meningkat. Pada umumnya seseorang yang memiliki pendidikan akan sadar dan patuh terhadap hak dan kewajibannya, tanpa harus dipaksakan dan diancam oleh beberapa sanksi dan hukuman. WP yang berpengetahuan tentang pajak secara sadar diri akan patuh membayar pajak. Mereka telah mengetahui bagaimana alur penerimaan pajak tersebut akan berjalan hingga akhirnya manfaat membayar pajak tersebut dapat diupayakan.

5.7.5 Pengaruh Kesadaran WP Terhadap Kepatuhan WP

Hasil pengujian variabel kesadaran terhadap kepatuhan dalam penelitian ini menunjukkan, pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan WP,positif dilihat dari nilai koefisien regresi 0,187 dan nilai signifikansi 0,013 lebih kecil dari alpha 0,05. Pengaruh positif menunjukkan bahwa kesadaran searah dengan kepatuhan WP, dimana semakin meningkat kesadaran maka akan semakin meningkat kepatuhan WP. Demikian juga sebaliknya semakin menurun kesadaranmaka semakin menurun kepatuhan WP. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Jatmiko (2006) yang menyatakan bahwa sikap WP terhadap kesadaran perpajakan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepatuhan WP. Juga sejalan dengan penelitian Arum (2012) yang menyatakan kesadaran wajib pajak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi kesadaran WP maka semakin tinggi pula kepatuhan WP.

Kesadaran adalah keadaan mengetahui atau mengerti. Kesadaran perpajakan adalah suatu sikap terhadap fungsi pajak, berupa konstelasi komponen kognitif, afektif, dan konatif yang berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap makna dan fungsi pajak. Kesadaran perpajakan berkonsukuensi logis untuk WP, yaitu kerelaan WP memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan, dengan cara membayar kewajiban pajaknya secara tepat waktu dan tepat jumlah.

BAB VI

Dokumen terkait