• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

C. Pengujian Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat empat hipotesis yang akan diuji. Pengujian hipotesis masalah khusus menggunakan analisis korelasi product moment. Dalam pengujian ini penulis menggunakan program SPSS. Setelah diketahui r dari korelasi product moment, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi untuk menguji apakah nilai r signifikan atau tidak. Untuk pengujian tersebut digunakan t hitung ( Supranto, 1984 : 272 ) : 2 1 2 r n r t − − =

Langkah selanjutnya adalah membandingkan

t hitung dengan t

tabel untuk membuktikan hipotesis yang diajukan signifikan atau tidak. Ketentuannya apabila t

hitung lebih kecil dari t

tabel (t

hitung < t

tabel) maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara ketiga variabel bebas dengan variabel terikat. Tetapi jika t

hitung lebih besar dari t

tabel (t

tabel) maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan yang positif dan signifikan. Hasil dari pengujian adalah sebagai berikut:

1. Hubungan antara Prestasi Belajar dengan minat menjadi guru Akuntansi Langkah–langkah untuk menguji hipotesis pertama adalah sebagai berikut : a. Perumusan hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat menjadi guru. Ha : Ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat menjadi guru. b. Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi product moment untuk

pengujian hipotesis pertama diperoleh r

x1y = 0,159 perhitungan ada dalam lampiran Melalui r

x1y = 0,159 ini dapat dibaca mengenai 4 (empat) indeks korelasi, yaitu :

1) Ada tidaknya hubungan antara variabel X

1 dengan variabel Y Dengan mengetahui r

x1y = 0,159 maka dapat diartikan bahwa variabel prestasi belajar (X

1) memiliki hubungan dengan minat menjadi guru (Y). Hal ini dikarenakan r

hitung melebihi nilai 0,00 (Sugiyono,1999 : 183). 2) Tingkat hubungan antara variabel X

1 dengan variabel Y

Tingkat hubungan ini dinyatakan dalam bentuk interpretasi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi (Sugiyono, 2005 : 216) hasil r

x1y = 0,159 (lihat lampiran 5, hal 103), berada pada interval koefisien 0 – 0,2 yang

memiliki tingkat hubungan sangat rendah. Jadi antara ± variabel prestasi belajar X

1 dengan variabel minat menjadi guru Y memiliki tingkat hubungan yang sangat rendah.

3) Arah hubungan antara antara variabel X

1 dengan variabel Y

Arah hubungan ini dinyatakan dalam tanda + (Positif) dan – (Negatif). Tanda + (Positif) menunjukkan adanya hubungan yang searah, yang artinya semakin tinggi nilai X

1 semakin tinggi pula nilai Y. Tanda - (Negatif) menunjukkan hubungan yang berlawanan arah, jadi semakin tinggi nilai X

1 maka semakin rendah nilai Y atau semakin rendah nilai X

1 maka semakin tinggi nilai Y (Arikunto 1998 : 263), r

x1y = 0,159 menunjukkan tanda + (Positif) sehingga antara variabel prestasi belajar X

1 dengan variabel minat menjadi guru Y memiliki hubungan yang searah. Dengan demikian semakin tinggi nilai X

1

(prestasi belajar) semakin tinggi pula nilai Y (minat menjadi guru). 4) Signifikansi hubungan antara variabel X

1 dengan variabel Y

Signifikansi hubungan ini dinyatakan dengan cara membandingkan antara

t

hitung dengan t

tabel. Ketentuannya apabila t

hitung lebih kecil dari t

tabel ( t

hitung < t

tabel ) maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Tetapi jika t

hitung lebih besar dari t

tabel ( t

hitung > t

Artinya ada hubungan yang positif dan signifikan (Sugiyono , 1999 : 185) Dengan r

x1y = 0,159, diperoleh t

hitung = 0,056. Berdasarkan taraf signifikansi 5% serta derajat kebebasan n – 2 = 48 – 2 = 46 diperoleh t

tabel 1,679. Dengan demikian , t

hitung lebih kecil dari t

tabel ( 0,056 < 2,013 ) sehingga antara variabel prestasi belajar (X

1) dengan minat menjadi guru (Y) memiliki hubungan yang tidak signifikan. Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel prestasi belajar (X

1 ) dengan Minat menjadi guru (Y) memiliki hubungan positif dan tidak signifikan. Dengan demikian hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima.

2. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan minat menjadi guru Akuntansi

Langkah–langkah untuk menguji hipotesis kedua adalah sebagai berikut : a. Perumusan hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan antara motivasi belajar dengan minat menjadi guru.

Ha : Ada hubungan antara motivasi belajar dengan minat menjadi guru. b. Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi product moment untuk

pengujian hipotesis kedua diperoleh r

lampiran. Melalui r

x2y = 0,327 ini dapat dibaca mengenai 4 (empat) indeks korelasi, yaitu :

1) Ada tidaknya hubungan antara variabel X

2 dengan variabel Y Dengan mengetahui r

x2y = 0,327 (lihat lampiran 5, hal 103) maka dapat diartikan bahwa variabel motivasi belajar (X

2) memiliki hubungan dengan minat menjadi guru (Y). Hal ini dikarenakan r

hitung melebihi nilai 0,00 (Sugiyono,1999 : 183).

2) Tingkat hubungan antara variabel X

2 dengan variabel Y

Tingkat hubungan ini dinyatakan dalam bentuk interpretasi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi (Sugiyono, 2005 : 216) hasil r

x2y = 0,327, berada pada interval koefisien 0,21 – 0,4 yang memiliki tingkat hubungan rendah. Jadi antara ± variabel motivasi belajar X

2 dengan variabel minat menjadi guru Y memiliki tingkat hubungan yang rendah.

3) Arah hubungan antara antara variabel X

2 dengan variabel Y

Arah hubungan ini dinyatakan dalam tanda + (Positif) dan – (Negatif). Tanda + (Positif) menunjukkan adanya hubungan yang searah, yang artinya semakin tinggi nilai X

2 semakin tinggi pula nilai Y. Tanda - (Negatif) menunjukkan hubungan yang berlawanan arah, jadi semakin tinggi nilai X

2 maka semakin rendah nilai Y atau semakin rendah nilai X

(Arikunto 1998 : 263), r

x2y = 0,437 menunjukkan tanda + (Positif) sehingga antara variabel motivasi belajar X

2 dengan variabel minat menjadi guru Y memiliki hubungan yang searah. Dengan demikian semakin tinggi nilai X

2

(motivasi belajar) semakin tinggi pula nilai Y (minat menjadi guru). 4) Signifikansi hubungan antara variabel X

2 dengan variabel Y

Signifikansi hubungan ini dinyatakan dengan cara membandingkan antara

t

hitung dengan t

tabel. Ketentuannya apabila t

hitung lebih kecil dari t

tabel ( t

hitung < t

tabel ) maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Tetapi jika t

hitung lebih besar dari t

tabel ( t

hitung > t

tabel ) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan yang positif dan signifikan (Sugiyono , 1999 : 185) Dengan r

x1y = 0,437, diperoleh t

hitung = 1,382. Berdasarkan taraf signifikansi 5% serta derajat kebebasan n – 2 = 48 – 2 = 46 diperoleh t

tabel 1,679. Dengan demikian , t

hitung lebih kecil dari t

tabel ( 1,382 < 2,013 ) sehingga antara variabel motivasi belajar (X

2) dengan Minat menjadi guru (Y) memiliki hubungan yang tidak signifikan. Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi belajar (X

2) dengan Minat menjadi guru (Y) memiliki hubungan positif dan tidak signifikan .Dengan demikian hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima.

3. Hubungan antara Pengalaman PPL 2 dengan minat menjadi guru Akuntansi

Langkah–langkah untuk menguji hipotesis ketiga adalah sebagai berikut: a. Perumusan hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan antara pengalaman PPL 2 dengan minat menjadi guru.

Ha : Ada hubungan antara pengalaman PPL 2 dengan minat menjadi guru. b. Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi product moment untuk

pengujian hipotesis pertama diperoleh r

x1y = 0,159 perhitungan ada dalam lampiran. Melalui r

x1y = 0,159 ini dapat dibaca mengenai 4 (empat) indeks korelasi, yaitu :

1) Ada tidaknya hubungan antara variabel X

3 dengan variabel Y Dengan mengetahui r

x2y = 0,365 (lihat lampiran 5, hal 103)maka dapat diartikan bahwa variabel pengalaman PPL2 (X

3) memiliki hubungan dengan minat menjadi guru (Y). Hal ini dikarenakan r

hitung melebihi nilai 0,00 (Sugiyono,1999 : 183).

2) Tingkat hubungan antara variabel X

3 dengan variabel Y

Tingkat hubungan ini dinyatakan dalam bentuk interpretasi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi (Sugiyono, 2005 : 216) hasil r

x2y = 0,365, berada pada interval koefisien 0,21 – 0,4 yang memiliki tingkat hubungan rendah. Jadi antara ± variabel pengalaman PPL2 X

3 dengan variabel minat menjadi guru Y memiliki tingkat hubungan yang rendah.

3) Arah hubungan antara antara variabel X

3 dengan variabel Y

Arah hubungan ini dinyatakan dalam tanda + (Positif) dan – (Negatif). Tanda + (Positif) menunjukkan adanya hubungan yang searah, yang artinya semakin tinggi nilai X

1 semakin tinggi pula nilai Y. Tanda - (Negatif) menunjukkan hubungan yang berlawanan arah, jadi semakin tinggi nilai X

1 maka semakin rendah nilai Y atau semakin rendah nilai X

1 maka semakin tinggi nilai Y (Arikunto 1998 : 263), r

x3y = 0,442 menunjukkan tanda + (Positif) sehingga antara variabel pengalaman PPL2 X

3 dengan variabel minat menjadi guru Y memiliki hubungan yang searah. Dengan demikian semakin tinggi nilai X

3

(pengalaman PPL2) semakin tinggi pula nilai Y (minat menjadi guru). 4) Signifikansi hubungan antara variabel X

3 dengan variabel Y

Signifikansi hubungan ini dinyatakan dengan cara membandingkan antara

t

hitung dengan t

tabel. Ketentuannya apabila t

hitung lebih kecil dari t

tabel ( t

tabel ) maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Tetapi jika t

hitung lebih besar dari t

tabel ( t

hitung > t

tabel ) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan yang positif dan signifikan (Sugiyono , 1999 : 185) Dengan r

x3y = 0,442, diperoleh t

hitung = 1,805. Berdasarkan taraf signifikansi 5% serta derajat kebebasan n – 2 = 48 – 2 = 46 diperoleh t

tabel 1,679. Dengan demikian , t

hitung lebih besar dari t

tabel ( 1,805 < 2,013 ) sehingga antara variabel pengalaman PPL2 (X

3) dengan Minat menjadi guru (Y) memiliki hubungan yang signifikan. Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel pengalaman PPL2 (X

3 ) dengan Minat menjadi guru (Y) memiliki hubungan positif dan tidak signifikan. Dengan demikian hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima..

Dokumen terkait