TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik 1. Prestasi Belajar 1.Prestasi Belajar
3. PPL 2 ( Program Pengalaman Lapangan ) a. Arti PPL
PPL merupakan muara dari seluruh program pendidikan pra-jabatan guru. Oleh karena itu, pelaksanaan PPL dilakukan sesudah mahasiswa memperoleh bekal yang memadai dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan tugasnya sebagai guru, seperti penguasaan landasan kependidikan, penguasaan mata pelajaran dan pengelolaan proses pembelajaran.
Kecakapan keguruan mempunyai banyak aspek yang berkaitan, yang harus dilatihkan secara bertahap dan terintegrasi. Keseluruhan kecakapan keguruan di atas perlu dilandasi dengan nilai serta sikap keguruan yang positif.
PPL dirancang untuk melatih para calon guru agar memiliki kecakapan keguruan secara lengkap dan terintegrasi. Program ini
meliputi latihan pembelajaran dan latihan melaksanakan tugas-tugas kependidikan selain pembelajaran.
b. Tujuan PPL
PPL bertujuan agar praktikan memiliki kompetensi berikut :
1) Mengenal lingkungan sosial sekolah secara cermat dan menyeluruh, meliputi aspek fisik, tata administratif, serta tata kurikuler dan kegiatan kependidikan.
2) Menerapkan berbagai kecakapan keguruan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam situasi nyata di bawah bimbingan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing PPL.
3) Mengambil manfaat dari pengalaman ber-PPL agar semakin memiliki kecakapan keguruan secara profesional.
c. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 1) Tempat
PPL dilaksanakan di sekolah menegah (SMU, SMK, dan SLTP), baik sekolah negeri maupun swasta.
2) Waktu
PPL dilaksanakan dengan sistem blok dan sebaran, dalam keadaan tertentu dapat dilaksanakan dengan sistem campuran. d. Prasyarat
Mahasiswa yang diperkenankan melaksanakan PPL adalah mahasiswa yang memenuhi prasyarat berikut :
1) Telah mengikuti mata kuliah keahlian dan ketrampilan di tingkat fakultas berikut ini dengan nilai minimal C :
a). Pengantar Pendidikan
b). Psikologi Belajar dan Pembelajaran c). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling d). Psikologi Remaja
e). Manajemen Sekolah
2) Sudah mengikuti mata kuliah PBM berikut ini dengan nilai minimal C
a. Perencanaan pengajaran b. Metodologi Pengajaran c. Evaluasi Pengajaran d. Pengajaran Mikro
e. Telah mengikuti beberapa mata kuliah mata pelajaran yang ditentukan oleh program studi yang bersangkutan.
e. Kegiatan
1) Membuat rencana kegiatan
2) Dalam pembuatannya praktikan mendiskusikan dengan Guru Pamong dan dosen pembimbing.
3) Mengenal sekolah tempat melaksanakan PPL (Observasi Sekolah)
Dalam penahapan latihan PPL, pengenalan lapangan (sekolah tempat praktikan melaksanakan PPL) merupakan
tahap awal. Kegiatan pengenalan lapangan ini sebaiknya sudah dilakukan pada semester-semester sebelum kegiatan PPL secara terjadwal dimulai, yaitu waktu mahasiswa mengikuit mata-mata kuliah yang berkaitan langsung dengan kehidupan sekolah, seperti Perencanaan Pengajaran, Metodologi Pengajaran, Pengelolaan Kelas, serta Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.
Aspek-aspek kehidupan sekolah yang perlu dikenali melalui wawancara dan instrumen observasi, antara lain sebagai berikut :
a). Keadaan fisik sekolah, lingkungan dan tata tertibnya. b). Sarana, prasarana, dan fasilitas, termasuk sumber belajar. c). Perangkat administrasi kelas dan sekolah.
d). Jenis-jenis program kurikuler dan ekstrakulikuler yang tersedia di sekolah.
e). Struktur organisasi dan personalia/kepegawaian sekolah. f). Kehidupan sosial (hubungan antara siswa, guru serta
personalia lain) dalam waktu belajar dan waktu istirahat. g). Membuat peta kerawanan kelas dengan mengikuti
f. Mengenal proses pembelajaran dan aktivitas siswa
Untuk menemukan model pembelajaran, praktikan wajib mengobservasi proses pembelajaran yang dilakukan guru pamong minimal 3 kali, sedapat mungkin pada kelas yang berbeda.
Untuk menambah pengalaman pembelajaran, praktikan wajib mengobservasi pembelajaran oleh sesama praktikan minimal 3 kali, sedapat mungkin pada praktikan yang berbeda.
g. Melaksanakan pembelajaran
1) Praktikan wajib melaksanakan pembelajaran minimal 8 kali. Untuk itu, praktikan wajib menyusun silabus dan/atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-RPP.
2) Silabus dan/atau RPP wajib dikonsultasikan kepada Guru Pamong dan Dosen Pembimbing PPL.
3) Penilaian pembelajaran praktikan dilakukan oleh Guru Pamong dan Dosen pembimbing PPL.
h. Membuat alat peraga untuk kepentingan pengajaran. i. Mengerjakan tugas administrasi/ketatausahaan
Dengan bimbingan wali kelas dan kepala sekolah atau petugas lain yang mewakilinya, praktikan berlatih/berpartisipasi dalam penyelenggaraan administrasi kepegawaian, administrasi kesiswaan, dan administrasi sekolah.
Berlatih/berpartisipasi dalam pemeliharaan dan pendayagunaan sarana pengajaran.
1) Kegiatan ini dilakukan antara lain dalam hal pengelolaan perpustakaan dan laboratorium.
2) Berlatih/berpartisipasi dalam pembinaan kegiatan kokurikuler dan ekstrakulikuler
3) Kegiatan ini dilakukan antara lain dalam hal pengelolaan OSIS dan kepramukaan
j. Menyelenggarakan kegiatan lain.
Praktikan dianjurkan melakukan kegiatan-kegiatan lain, seperti hal-hal berikut :
1) Membimbing pengisian majalah dinding. 2) Mengikuti upacara-upacara sekolah.
3) Mengikuti pertemuan atau rapat-rapat sekolah. 4) Melaksanakan tugas piket.
Menghadiri pertemuan dengan Dosen Pembimbing dan membina hubungan dengan sekolah
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka persiapan dan pembekalan PPL di kampus, dan berbagai pengalaman dalam kelompok di sekolah tempat praktik minimal melaksanakan 4 kali dalam satu periode.
Selama melaksanakan PPL, praktikan berusaha membina hubungan dengan personil sekolah.
k. Membuat Laporan
Buku pribadi yang terdiri dari Buku harian.
Laporan akhir dibuat 3 eksemplar, untuk unsur-unsur berikut: 1) Praktikan ybs.
2) Pihak sekolah terkait 3) Dosen pembimbing PPL
4) Menempuh ujian lisan pertanggungjawaban PPL pada Dosen pembimbing
5) Dalam rangka menentukan nilai final, praktikan wajib mengikuti ujian lisan pertanggungjawaban laporan PPL. 4. Minat
Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan pilihan seseorang. Selain itu, minat juga merupakan salah satu faktor yang penting untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan yang disertai dengan minat, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik, daripada mereka yang yang tidak berminat, sehingga pekerjaan yang disertai minat itu akan membuahkan hasil (Winkel, 1994:30)
Minat adalah kecenderungan yang menetap pada subyek untuk merasa tertarik pada hal-hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang tersebut. Dengan kata lain, dapat berarti bahwa tanpa adanya minat yang menetap pada subyek, dalam mengerjakan sesuatu, subyek akan merasa bosan dan hasil yang dicapai tidak memuaskan, sehingga minat dikatakan sebagai penentu pilihan (Winkel, 1994:30).
Selanjutnya, Whitherington (Buchori,1999:135) mengemukakan bahwa minat adalah kesadaran seseorang bahwa, objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Minat adalah suatu pemusatan perhatian yang tidak sengaja terlahir dengan penuh kemauan. Minat termasuk dalam aspek afektif, yaitu suatu aspek yang di dalamnya mengandung unsur perasaan.
Antara minat dan perasaan terdapat hubungan timbal balik, sehingga tidak mengherankan jika mahasiswa yang berperasaan tidak senang juga akan kurang berminat, sedangkan mahasiswa yang berperasaan senang akan berminat. Munculnya minat tidak terbentuk secara tiba-tiba, melainkan terbentuk dan berkembang melalui proses pendidikan, proses sosialisasi dan proses interaksi di kampus, di masyarakat, dan di keluarga.
Menurut Winkel (1984:45), faktor-faktor non intelektual seperti motivasi untuk belajar yang mulai berkurang disebabkan karena tidak ada minat untuk menjadi guru sehingga timbul keraguan terhadap profesi guru. Pendapat lain mengatakan bahwa minat merupakan suatu keadaan kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan objek itu.
Menurut Bimo Walgito (1977:38), minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu subyek
disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan secara aktif dengan subyek tersebut.
Suryobroto (1988:109), mendefinisikan minat sebagai kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik terhadap suatu subyek atau menyenangi suatu subyek. Tidak adanya minat seorang mahasiswa untuk menjadi guru biasanya disebabkan karena tidak termotivasi untuk menjadi guru. Hal ini disebabkan karena tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhannya dan tidak sesuai dengan keinginannya.
Menurut Giartama (1990:6), minat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
a. Secara intrinsik
Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan intelegensi.
b. Secara ekstrinsik
Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.
Menurut Andi Mappiare (1980:64), minat dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial, dan pengalaman. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa
hampir seluruh unsur lingkungan yang ada di sekitar anak akan menjadi faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi guru.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah dorongan psikis yang ditunjukkan oleh adanya kesadaran yang mendorong perhatian pada suatu objek disertai dengan keinginan untuk terlibat dengan objek tersebut dalam usahanya untuk memenuhi harapan-harapan yang telah ada dalam dirinya, maka di dalam minat terdapat adanya unsur-unsur kesadaran, perhatian, keinginan dan juga harapan untuk terlibat langsung pada suatu objek tertentu yang diminati. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah faktor intrinsik (bersumber dari diri) dan faktor ekstrinsik (bersumber dari lingkungan sosial).