• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.6.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji Signifikansi Simultan (Uji F) bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel bebas (modal sosial, modal pelanggan dan modal teknologi) secara simultan terhadap variabel terikat (kinerja usaha).

Tabel 4.12

Hasil Uji F Signifikansi Simultan (UJI-F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 172.895 3 57.632 18.595 .000a

Residual 96.077 31 3.099

Total 268.971 34

a. Predictors: (Constant), Modal Teknologi, Modal Pelanggan, Modal Sosial

b. Dependent Variable: Kinerja Usaha Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2017)

Tabel 4.12 mengungkapkan bahwa nilai F-hitung adalah 18,595 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F-tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α =

0,05) adalah 2,91. Oleh karena itu pada kedua perhitungan yaitu hitung > F-tabel dan tingkat signifikansinya (0,000) < 0,05 menunjukan bahwa pengaruh variabel bebas (modal sosial, modal pelanggan dan modal teknologi) secara serempak adalah signifikan terhadap kinerja usaha para pemilik UMKM Kuliner Asia Mega Mas Medan.

4.6.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah modal sosial, modal pelanggan dan modal teknologi secara parsial berpengaruh terhadapkinerja usaha para pemilik UMKM Kuliner Asia Mega Mas Medan

Tabel 4.13

Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .375 3.575 .105 .917 Modal Sosial .328 .205 .344 1.599 .120 Modal Pelanggan .431 .198 .376 2.179 .037 Modal Teknologi .189 .292 .146 .648 .522

a. Dependent Variable: Kinerja Usaha Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2017)

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa :

1. Variabel modal sosial berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,120) lebih besar dari 0,05 dan t-hitung (1,599) lebih kecil dibandingkan t-tabel (2.03951)

2. Variabel modal pelanggan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja usaha, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,037) lebih kecil dari 0,05 dan t-hitung (2,179) lebih besar dibandingkan t-tabel (2.03951)

3. Variabel modal teknologi berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,522) lebih besar dari 0,05 dan t-hitung (0,648) lebih kecil dibandingkan t-tabel (2.03951) 4.6.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas (modal sosial, modal pelanggan dan modal teknologi) terhadap variabel terikat (kinerja usaha). Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R2≥ 1).

Tabel 4.14

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .802a .643 .608 1.76047

a. Predictors: (Constant), Modal Teknologi, Modal Pelanggan, Modal Sosial

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa :

1. Nilai R sebesar 0.802 sama dengan 80,2% berarti hubungan antara variabelmodal sosial, modal pelanggan dan modal teknologi terhadap kinerja usaha para pemilik UMKM Kuliner Asia Mega Mas Medan sebesar 80,2% artinya hubungannyaerat.

2. Nilai Adjusted R Square0.608 berarti 60,8% kinerja usaha para pemilik UMKM Kuliner Asia Mega Mas Medandapat di jelaskan oleh modal sosial, modal pelanggan dan modal teknologi sedangkan sisanya 39,2% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor selain yang diteliti dalam penelitian ini seperti efikasi diri, motivasi, kemandirian pribadi dan lain sebagainya.

4.7 Pembahasan

4.7.1 Pengaruh Modal Sosial, Modal Pelanggan dan Modal Teknologi Terhadap Kinerja Usaha

Berdasarkan Uji F (Simultan) terlihat bahwa modal intelktual (modal sosial, modal pelanggan dan modal teknologi) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha. Hal ini dikarenakan nilai signifikan variabel (0,000) < signifikan penelitian (0,05) dan nilai F hitung (18,595) > F tabel (2,91).

4.7.2 Pengaruh Modal Sosial Terhadap Kinerja Usaha

Coleman dalam Fukuyama (2002:12) mendefenisikan social capital yakni kemampuan masyarakat untuk bekerjasama demi mencapai tujuan bersama dalam berbagai kelompok dan organisasi. Teori tentang modal sosial menyatakan bahwa jaringan hubungan merupakan sebuah sumber daya yang dapat digunakan untuk pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Partha dalam Suparman (2012) mendefenisikan, modal sosial sebagai hubungan-hubungan yang tercipta dan normanorma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan sosial masyarakat dalam spektrum yang luas, yaitu sebagai perekat sosial (social glue) yang menjaga kesatuan anggota kelompok secara bersama-sama.

Berdasarkan uji parsialvariabel modal sosial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha para pemilik UMKM Kuliner Asia Mega Mas Medan, artinya untuk meningkatkan kinerja usaha pada UMKM Kuliner Asia Mega Mas dapat didorong oleh variabel modal sosial, namun variabel ini tidak berkontribusi banyak dalam peningkatan kinerja usaha. Pernyataan pada variabel modal sosial cenderung mendapatkan tanggapan setuju oleh responden, hal ini menunjukan sebagian besar responden yakni pemilik UMKM Kuliner Asia Mega Mas menyatakan memiliki modal sosial yang baik untuk meningkatkan kinerja usaha.

Pernyataan yang mendapatkan setuju dominan dalam variabel ini adalah “Para pegawai berkerja sama dalam melakukan tugasnya”, hal ini menunjukan adanya hubungan yang baik antara sesama karyawan sehingga menciptakan modal sosial yang berdampak postif untuk kinerja usaha. Menurut Burt dalam Suparman

(2012) modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi (berhubungan) satu sama lain dan selanjutnya menjadi kekuatan yang sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi akan tetapi juga setiap aspek eksistensi sosial yang lain.

4.7.3 Pengaruh Modal Pelanggan Terhadap Kinerja Usaha

Customer capital merupakan sumber daya yang dikaitkan hubungan eksternal perusahaan dengan konsumen, supplier atau partner dalam Research and Depelopment (R&D) (Starovic & Marr, 2004), meliputi brand, konsumen, loyalitas konsumen nama perusahaan, jaringan distribusi, kolaborasi bisnis, kesepakatan lisensi dan kontrak-kontrak yang mendukung. Pengelolaan customer capital yang baik akan menyebabkan kompetensi dalam aktivitas organisasi atau respon terhadap perubahan pasar dapat dikembangkan. Customer capital muncul dalam bentuk proses belajar, akses, dan kepercayaan. Ketika sebuah perusahaan atau seseorang akan memutuskan membeli dari suatu perusahaan, maka keputusan didasarkan pada kualitas hubungan mereka, harga, dan spesifikasi teknis. Semakin baik hubungannya, semakin besar peluang rencana pembelian akan terjadi, dan hal ini berarti semakin besar peluang rencana pembelian akan terjadi, dan hal ini berarti semakin besar peluang perusahaan belajar dengan dan dari pelanggan serta pemasoknya. Pengetahuan yang dimiliki bersama adalah bentuk tertinggi customer capital. (Sugeng, 2002: 206).

Berdasarkan uji parsialvariabel modal pelanggan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha para pemilik UMKM Kuliner Asia Mega Mas Medan, artinya untuk meningkatkan kinerja usaha pada UMKM Kuliner Asia

Mega Mas dapat didorong oleh variabel modal pelanggan, dan variabel modal pelanggan merupakan variabel dominan dalam penelitian ini untuk meningkatkan kinerja usaha. Pernyataan pada variabel pelanggan cenderung mendapatkan tanggapan setuju oleh responden, hal ini menunjukan sebagian besar responden yakni pemilik UMKM Kuliner Asia Mega Mas menyatakan memiliki modal pelanggan yang baik untuk meningkatkan kinerja usaha.

Pernyataan yang mendapatkan setuju dominan dalam variabel ini adalah “Para pelanggan selalu melakukan pembelian berulang kali”, hal ini menunjukan bahwa sebagian besar usaha yang di jalankan oleh responden sudah memiliki pelanggan setia sehingga kinerja usaha mereka sangat dipengaruhi oleh banyaknya pelanggan yang mau membeli produk mereka. Customer capital atau modal pelanggan adalah hubungan organisasi dengan orang-orang yang berbisnis dengan organisasi tersebut. Edvinsson menambahkan customer capital adalah kecenderungan pelanggan suatu perusahaan untuk tetap melakukan bisnis dengan perusahaan tersebut.

4.7.4 Pengaruh Modal Teknologi Terhadap Kinerja Usaha

Adeosun, et al (2009) berpendapat bahwa penggunaan teknologi memberikan nilai positif bagi strategi manajemen yang terkait dengan aspek komunikasi, akses informasi, pengambilan keputusan, manajemen data dan

knowledge management pada sebuah organisasi. Teknologi dapat menjadi kekuatan strategi dan alat bagi organisasi yang memberi keuntungan pada aspek promosi dan kekuatan daya saing (Buhalis, 2003).

Berdasarkan uji parsialvariabel modal teknologi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha para pemilik UMKM Kuliner Asia Mega Mas Medan, artinya untuk meningkatkan kinerja usaha pada UMKM Kuliner Asia Mega Mas dapat didorong oleh variabel modal teknologi, namun variabel ini tidak berkontribusi banyak dalam peningkatan kinerja usaha. Di zaman IPTEK berkembang sangat pesat dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja usaha. Namun perkembangan teknologi tidak semua dapat direalisasikan oleh setiap usaha bisnis dikarenakan beberapa penyebab seperti, modal, kefektivitasan teknologi dan lain sebagainya.

Pernyataan yang mendapatkan setuju dominan dalam variabel ini adalah , “Teknologi memudahkan saya dalam menjalankan usaha”, hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden sangat dibantu oleh teknologi dalam menjalankan usaha seperti promosi mengunkan teknologi (media sosial) dapat mengurangi biaya serta memudahkan konsumen dalam mencari informasi mengenai usaha responden dan banyak hal lainnya.Teknologi memberikan keuntungan bagi organisasi bisnis untuk mengurangi biaya dan meningkatkan kemampuan organisasi bisnis dalam melakukan koordinasi dengan pihak luar. Teknologi juga terbukti mempunyai dampak positif pada kinerja organisasi (Maldeni dan Jayasena, 2009). Karena itulah modal teknologi sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja UMKM.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait