BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:5). Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah social capital (X1), customer capital
(X2), technological capital (X3) terhadap kinerja UMKM (Y).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Komplek Asia Mega Mas Medan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2017 sampai dengan April 2017.
3.3 Batasan Operasional
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel stimulan atau variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah social capital (X1), customer capital (X2),
3.4 Definisi Operasional
Pada penelitian ini variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel-variabel yang termasuk dalam hipotesis. Untuk memberikan gambaran yang jelasdan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu pendefinisian variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut:
1. Social Capital (Modal Sosial)
Coleman dalam Fukuyama (2002:12) mendefenisikan Social Capital yakni kemampuan masyarakat untuk bekerjasama demi mencapai tujuan bersama dalam berbagai kelompok dan organisasi. Para anggota jaringan “modal”, misalnya dalam bentuk istimewa yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,akses informasi, ketersediaan, peluang, dan status sosial.
2. Customer Capital (Modal Pelanggan)
Customer capital merupakan sumber daya yang dikaitkan hubungan eksternal perusahaan dengan konsumen, supplier atau partner dalam
Research and Depelopment (R&D) (Starovic & Marr, 2004). 3. Technological Capital (Modal Teknologi)
4. Kinerja Usaha
Menurut Lumpkin dan Dess (1996) kinerja usaha merupakan sebuah bentuk yang umum digunakan untuk mengukur dampak dari sebuah orientasi strategi perusahaan. Yang digunakan sebagai dimensi kinerja usaha adalah kuantitatif dan kualitatif.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala Modal Sosial (participation) 3. Kerja sama (collaboration) 3. Norma
supplier atau
5. Customer
dan proses yang dibutuhkan untuk mengubah
input menjadi
output dalam atau tujuan yang
telah ditetapkan
1. Kualitatif 1. Kedisiplinan tenaga kerja 2. Kualitas dari pencapaian
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel bebas dan variabel terikat pada penelitian ini menggunakan skala numerik. Skala ini menggunakan dua kutub ekstrim yaitu positif dan negatif. Skala numerik merupakan variasi dari skala diferensial semantic. Di mana skala ini digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, dan data yang diperoleh adalah data interval (Sugiyono, 2008:138).
Pernyataan: Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 Sangat setuju
Responden yang memberikan penilaian dengan angka 5 berarti memiliki persepsi yang sangat positif, sedangkan jika memberikan jawaban pada angka 3 berarti netral, dan jika member jawaban pada angka 1 maka persepsi responden terhadap pernyataan yang diajukan sangat negatif.
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
3.6.1 Populasi
Tabel 3.2
Kuliner Chinatown Asia Mega Mas Medan
NO Nama Usaha Produk
1 Waffle House Makanan
2 Mistercrepes Makanan
3 Super Squid Makanan
16 Churrific Makanan
17 Pizza Bro Makanan
18 Happy Sushi Makanan
19 Martabak Piring Murni Makanan
20 Taipei Xpress Makanan & Minuman
21 Roomice Minuman
22 Bubble Time Minuman
23 Choco Blendor Minuman
24 Ah Tu Ice Cream Minuman
31 Shake Booster Minuman
32 Café Walk Minuman
33 Ice Cream Croll Minuman
34 J&C Coffee Minuman
35 Jelly Time Minuman
3.6.2 Sampel
Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan peneliti adalah sampling jenuh.Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, atau peneliti yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono,2005). Berdasarkan penjelasan tersebut, yang menjadi sampel penelitian ini adalah 35 pelaku UMKM Kuliner Asia Mega Mas.
3.7 Jenis Data
Data digunakan sebagai acuan yang objektif dalam proses pembuatan keputusan untuk memecahkan suatu masalah oleh pengambil keputusan. Peneliti menggunakan data primer dan data sekunder dalam melakukan penelitian untuk membantu memecahkan masalah.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal dan majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian. Melalui tinjauan pustaka dapat dibangun landasan teori yang sesuai dengan permasalahan atau kerangka konseptual penelitian misalnya buku-buku referensi (baik buku-buku wajib perkuliahan maupun buku-buku umum), jurnal-jurnal penelitian, yang berkaitan dengan pembahasan penelitian untuk mencari teori-teori dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
2. Studi Dokumentasi
3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrument penelitian. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 30 orang responden diluar sampel, yaitu UMKM Kuliner di Komplek Taman Setia Budi Indah.
3.9.1 Uji Validitas
Menurut Situmorang dan Lufti (2011:76), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.Suatu pengukuran instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur
construct sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai correlated item – total correlation atau disebut dengan rhitung pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai rtabel.
Sunyoto (2009: 72) menyatakan sebagai berikut:
1. Jika rhitung positif dan rhitung≥ rtabel , maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian dinyatakan valid, dan jika rhitung negatif atau rhitung≤ rtabel , maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian dinyatakan tidak valid.
2. rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation.
Tabel 3.3
Validasi Tiap Pernyataan Item-Total Statistics
Pada Tabel 3.3 diatas terlihat seluruh pernyataan valid, karena seluruh nilai Corrected Item-Total Correclation pada tiap pernyataaan memiliki nilai diatas 0,361 sehingga dapat dinyatakan 24 (Dua Puluh Empat) butir pernyataan pada kuesioner dalam penelitian ini valid.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Situmorang dan Lufti (2011:79), reliabilitas adalah indeks yangmenunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan disebut reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan bersifat konsisten dari waktu ke waktu.
Penelitian ini menggunakan one shot dimana kuesioner diberikan hanya sekali saja kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS, butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut (Situmorang,2014:92) :
jika nilai Cronbach's Alpha> 0,8 maka reliabilitas sangat baik 0,7 <Cronbach's Alpha< 0,8 maka reliabilitas baik
Tabel 3.4 Reliabillity Statistic
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.934 24
Sumber : Hasil Pengelolahan SPSS (2017)
Tabel 3.4 menjelaskan bahwa semua butir pernyataan instrument kuesioner memiliki reliable sangat baik karena nilai Cronbach's Alphasebesar 0,934 lebih besar dari 0,80.
3.10 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik. Dalam Situmorang dan Lufti (2014), didalam asusmsi klasik terdapat beberapa pengujian yang harus dilakukan, yakni uji normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, multikolinieritas dan linieritas.
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakan distribusi sebuah data mengikuti dan mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. (Situmorang, dkk 2012: 100). Pendekatan pertama menggunakan pendekatan grafik dengan penilaian bahwa data normal ditunjukan scatterplot
a. Apabila nilai asymp. sig. (2-tailed) > nilai signifikan, maka data residual berdistribusi normal
b. Apabila nilai Kolmogorov – Smirnov Z < 1,97, maka data dikatakannormal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain, model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas yaitu dengan uji Glejser yang meregresikan nilai Absolute Residual (AbsRes) atau memutlakkan nilai residual terhadap variabel independent
dapat dilihat dari tabel Coefiecients nilai Sig. pada variabel independent lebih besar dari 5 %, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel bebas (independen). Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya Varience Inflation Factor
3.11. Teknik Analisis Data
3.11.1. Analisis Statistik Deskriptif
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis statistik deskriptif, yaitu dengan menyebarkan 35 kuesioner yang diisi oleh pelaku UMKM Asia Mega Mas. Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai suatu data. Dalam hal ini, statistik deskriptif menjelaskan mengenai karakteristikresponden dan variabel yang digunakan.
3.11.2. Analisis Regresi Linier Berganda
Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2002:163). Variabel independen terdiri dari social capital
(X1), customer capital (X2) dan technological capital (X3),sedangkan variabel dependennya adalah kinerja usaha (Y). Rumus persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y= a + b1X1+ b2X2 + b3X3+ e
Keterangan :
Y : Variabel Kinerja Usaha b1 : Koefisien Social Capital b2: Koefisien Customer Capital
X1 : VariabelSocial Capital
X2 : Variabel Customer Capital
X3 : Variabel Technological Capital a : Konstanta
e: Standar Error
Dalam melakukan analisis regresi linear sederhana penulis menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS for windows.
3.12. Pengujian Hipotesis
Model regresi yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:
1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji ini menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2009:84).
Kriteria pengujiannya dengan taraf signifikansi sebesar 5% maka:
Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel.
Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu:
Ha diterima jika Fhitung> Ftabel pada α = 5%
2. Uji Signifikan Individual / Uji Parsial (Uji-t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2009:84).
Uji t atau uji parsial digunakan untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Jika thitung< ttabel , maka H0 diterima atau Ha ditolak.
Jika thitung> ttabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika thitung lebih kecil dari ttabel maka H0 diterima sedangkan Ha ditolak, namun jika thitung lebih kecil dari ttabel maka H0 ditolak sedangkan Ha diterima. Jika signifikansi di bawah 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima (Situmorang, 2012:157).
3. Uji Koefisien Determinasi (R²)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN
4.1 Gambaran Umum UMKM Kuliner Asia Mega Mas Medan
Kuliner Chinatown Asia Mega Mas Medan merupakan tempat baru para pelaku UMKM yang berkutat pada bisnis kuliner. Pecinan atau Kampung Cina atau Chinatown dalam Bahasa Inggris, merujuk kepada sebuah wilayah kota yang mayoritas penghuninya adalah orang Tionghoa. Pecinan banyak terdapat di kota-kota besar di berbagai negara di mana orang Tionghoa merantau dan kemudian menetap seperti di Amerika Serikat, Kanada dan negara-negara Asia Tenggara.
4.2 Analisis Deskriptif
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 6 butir untuk variabel X1 (modal sosial), 7 butir untuk variabel X2 (modal keluarga), 5 butir untuk variabel X3 (modal teknologi) dan 6 butir untuk variabel Y (kinerja usaha). Jadi total seluruh pernyataan adalah 24 butir. Responden dalam penelitian ini adalah para pemilik UMKM Kuliner Asia Mega Mas Medan sebanyak 35 responden.
4.2.1 Karakteristik Responden
4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1
Karateristik Responden Berdasarakan Jenis Kelamin
No. Kategori Jumlah
Nominal %
1. Laki-laki 22 62,8
2. Perempuan 13 37,2
Total 35 100
Sumber: Hasil Penelitian (2017)
4.2.1.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2
Karateristik Responden Berdasarakan Usia
No. Kategori
Sumber: Hasil Penelitian (2017)
Berdasarakan Tabel 4.2 dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan usia terdiri dari usia 20 - 25 tahun berjumlah 6 orang (17,1%), 26 - 30 tahun berjumlah 8 orang (22,9%), 31 – 35 tahun berjumlah 16 orang (45,7%) dan > 35 tahun berjumlah 5 orang (14,3%).
4.2.1.3 Karateristik Responden Berdasarkan Lama Usaha
Tabel 4.3
Karateristik Responden Berdasarakan Lama Usaha
No. Kategori
Berdasarakan Tabel 4.3 dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan lama bekerja terdiri dari 2 – 3 tahun berjumlah 7 usaha (20%), 3 – 4 tahun berjumlah 15 usaha (42,8%), 5 -6 tahun berjumlah 9 usaha (25,7%) dan lebih dari 7 tahun berjumlah 4 usaha (11,5%)
4.3 Deskriptif Variabel
4.3.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Modal Sosial
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Modal Sosial
Sumber: Hasil Penelitian (2017)
1. Pada pernyataan pertama,“Secara keseluruhan, para pegawai dapat dipercaya.”, sebanyak 11,4% responden menyatakan sangat setuju, 68,6% responden menyatakan setuju, dan 20% responden menyatakan kurang setujudengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
No. Item
2. Pada pernyataan kedua, “Para pegawai melakukan tugasnya dengan baik”, sebanyak 8,6% responden menyatakan sangat setuju, 65,7% responden menyatakan setuju, 22,9% responden menyatakan kurang setuju dan 2,9% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
3. Pada pernyataan ketiga, “Para pegawai memiliki hubungan yang baik satu sama lain.”, sebanyak 14,3% responden menyatakan sangat setuju, 62,9% menyatakan setuju, 14,3% responden menyatakan kurang setuju dan 8,6% responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
4. Pada pernyataan keempat, “Para pegawai berkerja sama dalam melakukan tugasnya.”, sebanyak 20% responden menyatakan sangat setuju, 68,6% responden menyatakan setuju, dan 11,4% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut.Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakansetuju terhadap pernyataan tersebut.
6. Pada pernyataan keenam, “Usaha saya selalu mengutamakan kepentingan umum dalam melakukan bisnis”, sebanyak 17,1% responden menyatakan sangat setuju, 71,4% responden menyatakan setuju, dan 11,4% responden menyatakan kurang setujudengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut. 4.3.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Modal Pelanggan
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Modal Pelanggan
Sumber: Hasil Penelitian (2017)
1. Pada pernyataan pertama,“Para pelanggan loyal terhadap usaha saya.”, sebanyak 20% responden menyatakan sangat setuju, 68,6% responden menyatakan setuju, dan 11,4% responden menyatakan kurang setujudengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
No. Item
2. Pada pernyataan kedua, “Usaha saya memiliki reputasi yang baik”, sebanyak 14,3% responden menyatakan sangat setuju, 71,4% responden menyatakan setuju, dan 14,3% responden menyatakan kurang setujudengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
3. Pada pernyataan ketiga, “Kepuasan pelanggan menjadi salah satu tujuan utama usaha saya”, sebanyak 17,1% responden menyatakan sangat setuju, 71,4% menyatakan setuju, dan11,4% responden menyatakan kurang setujudengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
4. Pada pernyataan keempat, “Saran dan kritik dari pelanggan berperan terhadap produktivitas usaha saya.”, sebanyak 22,9% responden menyatakan sangat setuju, 62,9% responden menyatakan setuju, dan 14,3% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut.Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakansetuju terhadap pernyataan tersebut. 5. Pada pernyataan kelima, “Komunikasi dengan pelanggan terjalin dengan
6. Pada pernyataan keenam, “Saya mengetahui karakteristik pelanggan saya.”, sebanyak 20% responden menyatakan sangat setuju, 62,9% responden menyatakan setuju, dan 17,1% responden menyatakan kurang setujudengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
7. Pada pernyataan ketujuh, “Para pelanggan selalu melakukan pembelian berulang kali” sebanyak 8,6% responden menyatakan sangat setuju, 85,7% responden menyatakan setuju, dan 5,7% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakansetuju terhadap pernyataan tersebut.
4.3.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Modal Teknologi
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Modal Teknologi
Sumber: Hasil Penelitian (2017) No.
Item
1. Pada pernyataan pertama,“Teknologi berperan penting terhadap usaha saya.”, sebanyak 25,7% responden menyatakan sangat setuju, 57,1% responden menyatakan setuju, dan 17,1% responden menyatakan kurang setujudengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
2. Pada pernyataan kedua, “Usaha saya menggunakan teknologi dalam berinovasi”, sebanyak 14,3% responden menyatakan sangat setuju, 62,9% responden menyatakan setuju, 14,3% responden menyatakan kurang setuju dan 8,6% responden menyatakan tidak stuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
3. Pada pernyataan ketiga, “Usaha saya memanfaatkan teknologi untuk menciptakan keunggulan bersaing”, sebanyak 20% responden menyatakan sangat setuju, 68,6% menyatakan setuju, dan11,4% responden menyatakan kurang setujudengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
5. Pada pernyataan kelima, “Teknologi memudahkan saya berkomunikasi dengan pelanggan”, sebanyak 25,7% responden menyatakan sangat setuju, 60% responden menyatakan setuju, dan 14,3% responden menyatakan kurang setujudengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
4.3.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja Usaha
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja Usaha
Sumber: Hasil Penelitian (2017)
1. Pada pernyataan pertama,“Peningkatan penjualan sebagai pendukung dalam kinerja usaha saya.”, sebanyak 11,4% responden menyatakan sangat setuju, 74,3% responden menyatakan setuju, dan 14,3% responden menyatakan kurang setujudengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
No. Item
2. Pada pernyataan kedua, “Peningkatan pendapatan usaha yang stabil sebagai pendukung dalam kinerja usaha saya”, sebanyak 14,3% responden menyatakan sangat setuju, 71,4% responden menyatakan setuju, dan 14,3% responden menyatakan kurang setujudengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
3. Pada pernyataan ketiga, “Jumlah pelanggan mengalami peningkatan”, sebanyak 25,7% responden menyatakan sangat setuju, 57,1% menyatakan setuju, dan17,1% responden menyatakan kurang setujudengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
4. Pada pernyataan keempat, “Kedisiplinan tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk pencapaian kinerja usaha saya.”, sebanyak 11,4% responden menyatakan sangat setuju, 74,3% responden menyatakan setuju, dan 14,3% responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut.Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakansetuju terhadap pernyataan tersebut.
6. Pada pernyataan keenam, “Aktifitas yang tinggi pada tenaga kerja sangat penting untuk mendukung keberhasilan kinerja usaha saya.”, sebanyak 25,7% responden menyatakan sangat setuju, 57,1% responden menyatakan setuju, dan 17,1% responden menyatakan kurang setujudengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut.
4.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (modal sosial, modal pelanggan dan modal teknologi) terhadap variabel terikat (kinerja usaha). Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu program SPSS.Adapun bentuk umum persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = α + b1X1 + b2X2+ b3X3 +e
Dimana :
Y = Kinerja Usaha X1 = Modal Sosial X2 = Modal Pelanggan X3 = Modal Teknologi
α = Konstanta
Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS, maka hasil persamaan regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini :
Tabel 4.8
Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Kinerja Usaha Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2017)
Berdasarkan tabel 4.11 maka dapat diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = 0,375 + 0,328X1 + 0,431X2 +0,189X3 +e
Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Konstanta (a) = 0,375 ini menunjukkan bahwa jika variabel modal sosial, modal pelanggan dan modal teknologi dianggap konstan maka variabel kinerja usaha akan bernilai0,375
2. Koefisien b1 (X1) = 0,328 menunjukkan bahwa jika variabel modal sosial meningkat sebesar satu satuan maka kinerja usaha akan meningkat sebesar 0,328 3. Koefisien b2 (X2) = 0,431 menunjukkan bahwa jika variabel modal pelanggan
4. Koefisien b3 (X3) = 0,189 menunjukkan bahwa jika variabel modal teknologi meningkat sebesar satu satuan maka kinerja usaha akan meningkat sebesar 0,189 4.5 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah suatu model layakatau tidak layak digunakan dalam penelitian.Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada regresi liner berganda. Uji Asumsi Klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
4.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed)diatas, nilai signifikan 5% artinya variabel
residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2012:100)
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histrogram dan grafik normal plotyang membandingkan antara dua absorvasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal :
Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2017)
Gambar 4.1
Histogram Uji Normalitas
b. Pendekatan Grafik
Gambar 4.2
Plot Uji Normalitas
c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov
Tabel. 4.9
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 35
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.68100702
Most Extreme Differences Absolute .108
Positive .087
Negative -.108
Kolmogorov-Smirnov Z .640
Asymp. Sig. (2-tailed) .807
a. Test distribution is Normal.
Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2017)
Pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.807 dan diatas nilai signifikan (0,05) atau 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel residual berdistribusi normal.
4.4.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance value dan Varians Inflation factor (VIF). Dengan kriteria sebagai berikut :
1. Apabila VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas. 2. Apabila VIF < dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas.
Tabel 4.10
a. Dependent Variable: Kinerja Usaha
Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2017)
Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel bebas (modal sosial, modal pelanggan dan modal teknologi) adalah lebih besar dari nilai ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas (modal sosial, modal pelanggan dan modal teknologi) adalah lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karna itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah multikolinearitas.
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
a. Pendekatan Grafik
Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2017)
Gambar 4.3
Scatterplot Heteroskedastisitas
b. Uji Glesjer
Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen (modal sosial, modal pelanggan dan modal teknologi). Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel absud maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 4.11
Hasil Uji Glejser heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .375 3.575 .105 .917
Modal Sosial .328 .205 .344 1.599 .120
Modal Pelanggan .431 .198 .376 2.179 .037
Modal Teknologi .189 .292 .146 .648 .522
a. Dependent Variable: Kinerja Usaha Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2017)
4.6 Pengujian Hipotesis
4.6.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji Signifikansi Simultan (Uji F) bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel bebas (modal sosial, modal pelanggan dan modal teknologi) secara simultan terhadap variabel terikat (kinerja usaha).
Tabel 4.12
Hasil Uji F Signifikansi Simultan (UJI-F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 172.895 3 57.632 18.595 .000a
Residual 96.077 31 3.099
Total 268.971 34
a. Predictors: (Constant), Modal Teknologi, Modal Pelanggan, Modal Sosial
b. Dependent Variable: Kinerja Usaha Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2017)
Tabel 4.12 mengungkapkan bahwa nilai F-hitung adalah 18,595 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F-tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah 2,91. Oleh karena itu pada kedua perhitungan yaitu hitung > F-tabel dan tingkat signifikansinya (0,000) < 0,05 menunjukan bahwa pengaruh variabel bebas (modal sosial, modal pelanggan dan modal teknologi) secara serempak adalah signifikan terhadap kinerja usaha para pemilik UMKM Kuliner Asia Mega Mas Medan.
4.6.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Tabel 4.13
Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Coefficientsa
a. Dependent Variable: Kinerja Usaha Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2017)
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa :
1. Variabel modal sosial berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,120) lebih besar dari 0,05 dan t-hitung (1,599) lebih kecil dibandingkan t-tabel (2.03951)
2. Variabel modal pelanggan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja usaha, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,037) lebih kecil dari 0,05 dan t-hitung (2,179) lebih besar dibandingkan t-tabel (2.03951)
3. Variabel modal teknologi berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,522) lebih besar dari 0,05 dan t-hitung (0,648) lebih kecil dibandingkan t-tabel (2.03951) 4.6.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.14
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Model Summary
a. Predictors: (Constant), Modal Teknologi, Modal Pelanggan, Modal
Sosial
Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa :
1. Nilai R sebesar 0.802 sama dengan 80,2% berarti hubungan antara variabelmodal sosial, modal pelanggan dan modal teknologi terhadap kinerja usaha para pemilik UMKM Kuliner Asia Mega Mas Medan sebesar 80,2% artinya hubungannyaerat.
2. Nilai Adjusted R Square0.608 berarti 60,8% kinerja usaha para pemilik UMKM Kuliner Asia Mega Mas Medandapat di jelaskan oleh modal sosial, modal pelanggan dan modal teknologi sedangkan sisanya 39,2% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor selain yang diteliti dalam penelitian ini seperti efikasi diri, motivasi, kemandirian pribadi dan lain sebagainya.
4.7 Pembahasan
4.7.1 Pengaruh Modal Sosial, Modal Pelanggan dan Modal Teknologi Terhadap Kinerja Usaha
4.7.2 Pengaruh Modal Sosial Terhadap Kinerja Usaha
Coleman dalam Fukuyama (2002:12) mendefenisikan social capital yakni kemampuan masyarakat untuk bekerjasama demi mencapai tujuan bersama dalam berbagai kelompok dan organisasi. Teori tentang modal sosial menyatakan bahwa jaringan hubungan merupakan sebuah sumber daya yang dapat digunakan untuk pelaksanaan kegiatan sehari-hari. Partha dalam Suparman (2012) mendefenisikan, modal sosial sebagai hubungan-hubungan yang tercipta dan normanorma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan sosial masyarakat dalam spektrum yang luas, yaitu sebagai perekat sosial (social glue) yang menjaga kesatuan anggota kelompok secara bersama-sama.
Berdasarkan uji parsialvariabel modal sosial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha para pemilik UMKM Kuliner Asia Mega Mas Medan, artinya untuk meningkatkan kinerja usaha pada UMKM Kuliner Asia Mega Mas dapat didorong oleh variabel modal sosial, namun variabel ini tidak berkontribusi banyak dalam peningkatan kinerja usaha. Pernyataan pada variabel modal sosial cenderung mendapatkan tanggapan setuju oleh responden, hal ini menunjukan sebagian besar responden yakni pemilik UMKM Kuliner Asia Mega Mas menyatakan memiliki modal sosial yang baik untuk meningkatkan kinerja usaha.
(2012) modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi (berhubungan) satu sama lain dan selanjutnya menjadi kekuatan yang sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi akan tetapi juga setiap aspek eksistensi sosial yang lain.
4.7.3 Pengaruh Modal Pelanggan Terhadap Kinerja Usaha
Customer capital merupakan sumber daya yang dikaitkan hubungan eksternal perusahaan dengan konsumen, supplier atau partner dalam Research and Depelopment (R&D) (Starovic & Marr, 2004), meliputi brand, konsumen, loyalitas konsumen nama perusahaan, jaringan distribusi, kolaborasi bisnis, kesepakatan lisensi dan kontrak-kontrak yang mendukung. Pengelolaan customer capital yang baik akan menyebabkan kompetensi dalam aktivitas organisasi atau respon terhadap perubahan pasar dapat dikembangkan. Customer capital muncul dalam bentuk proses belajar, akses, dan kepercayaan. Ketika sebuah perusahaan atau seseorang akan memutuskan membeli dari suatu perusahaan, maka keputusan didasarkan pada kualitas hubungan mereka, harga, dan spesifikasi teknis. Semakin baik hubungannya, semakin besar peluang rencana pembelian akan terjadi, dan hal ini berarti semakin besar peluang rencana pembelian akan terjadi, dan hal ini berarti semakin besar peluang perusahaan belajar dengan dan dari pelanggan serta pemasoknya. Pengetahuan yang dimiliki bersama adalah bentuk tertinggi customer capital. (Sugeng, 2002: 206).
Mega Mas dapat didorong oleh variabel modal pelanggan, dan variabel modal pelanggan merupakan variabel dominan dalam penelitian ini untuk meningkatkan kinerja usaha. Pernyataan pada variabel pelanggan cenderung mendapatkan tanggapan setuju oleh responden, hal ini menunjukan sebagian besar responden yakni pemilik UMKM Kuliner Asia Mega Mas menyatakan memiliki modal pelanggan yang baik untuk meningkatkan kinerja usaha.
Pernyataan yang mendapatkan setuju dominan dalam variabel ini adalah “Para pelanggan selalu melakukan pembelian berulang kali”, hal ini menunjukan bahwa sebagian besar usaha yang di jalankan oleh responden sudah memiliki pelanggan setia sehingga kinerja usaha mereka sangat dipengaruhi oleh banyaknya pelanggan yang mau membeli produk mereka. Customer capital atau modal pelanggan adalah hubungan organisasi dengan orang-orang yang berbisnis dengan organisasi tersebut. Edvinsson menambahkan customer capital adalah kecenderungan pelanggan suatu perusahaan untuk tetap melakukan bisnis dengan perusahaan tersebut.
4.7.4 Pengaruh Modal Teknologi Terhadap Kinerja Usaha
Adeosun, et al (2009) berpendapat bahwa penggunaan teknologi memberikan nilai positif bagi strategi manajemen yang terkait dengan aspek komunikasi, akses informasi, pengambilan keputusan, manajemen data dan
Berdasarkan uji parsialvariabel modal teknologi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha para pemilik UMKM Kuliner Asia Mega Mas Medan, artinya untuk meningkatkan kinerja usaha pada UMKM Kuliner Asia Mega Mas dapat didorong oleh variabel modal teknologi, namun variabel ini tidak berkontribusi banyak dalam peningkatan kinerja usaha. Di zaman IPTEK berkembang sangat pesat dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja usaha. Namun perkembangan teknologi tidak semua dapat direalisasikan oleh setiap usaha bisnis dikarenakan beberapa penyebab seperti, modal, kefektivitasan teknologi dan lain sebagainya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan ujiF (simultan) diketahui bahwa variabel modal sosial, modal pelangga n dan modal teknologi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha UMKM Kuliner Asia Mega Mas Medan.
2. Berdasarkan uji t (parsial) diketahui bahwa variabel modal sosial dan modal teknologi masing-masing berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja usaha, namun variabel modal pelanggan berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha UMKM Kuliner Asia Mega Mas Medan. variabel modal pelanggan merupakan variabel dominan dalam penelitian ini untuk meningkatkan kinerja usaha.
3. Berdasarkan perhitungan koefisien determinan (R) menunjukkan bahwa hubungan antar variabel modal sosial, modal pelanggan dan modal teknologi memiliki hubungan yang erat terhadap kinerja usaha UMKM Kuliner Asia Mega Mas Medan.
5.2 Saran
1. Variabel Modal Sosial
Menurut hasil kuesioner penelitian mengenai variabel modal sosial terlihat bahwa sebagian besar responden sudah memiliki modal sosial yang baik terlihat dari kencendrungan responden menyatakan setuju pada kuesioner penelitian. Namun ada sebagian responden yang cenderung menyatakan kurang memilki modal sosial yang baik contohnya dalam proses rekrutmen tenaga kerja ada sebagian pemilik UMKM tidak memiliki hubungan yang baik dengan biro pengadaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan, pada akhirnya dalam pemenuhan tenaga kerja yang dibutuhkan para pemilik UMKM Kuliner Asia Mega Mas Medan hanya mengandalkan orang biasa dan diberi pelatihan seadaanya sehingga ada sebagian pekerja tidak mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Maka peneliti mensarankan kepada pemilik UMKM untuk lebih menjalin hubungan dengan biro tenaga kerja terkait sehingga dalam pemenuhan pekerja sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Dengan semakin baiknya modal sosial yang dimiliki maka diharapkan dapat mendorong peningkatan kinerja usaha.
2. Variabel Modal Pelanggan
kepada pemilik UMKM Kuliner Asia Mega Mas Medan untuk lebih meningkatkan kemampuan mereka dalam memahami karakteristik pelanggannya seperti melakukan survey kepada pelanggan dalam periode tertentu atau melakukan wawancar/diskusi ringan dengan pelanggan mengenai kepuasan terhadap produk ysng ditawarkan sehingga dengan baiknya modal pelanggan diharapkan mampu meningkatkan kinerja usaha UMKM Kuliner Asia Megas Mas Medan.
3. Variabel Modal Teknologi
sehingga dalam penggunaan teknologi untuk kegiatan usaha dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya