• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Uji Signifikansi Simutlan (uji-F)

Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

H0:b1=b2=0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2

H

) yaitu jam kerja dan jaminan keamanan kerja terhadap stres kerja sebagai variabel terikat (Y)

a:b1≠b2≠0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2

F tabel dapat dilihat pada α = 5%

) yaitu jam kerja dan jaminan keamanan kerja terhadap stres kerja variabel terikat (Y).

Dengan derajat pembilang = k-1=2-1=1 Dengan derajat penyebut = n-k =91-1 =90 Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel H

pada α = 5% a diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dijelaskan bahwa :

1. Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F pada Tabel diatas memperlihatkan nilai F-hitung sebesar 77,296 dengan Sig adalah 0,000. Dengan mencari pada Tabel F, dengan dfl=2 dan df2=88, diperoleh nilai F-tabel 3,15. Dengan kondisi dimana F-hitung lebih besar daripada F-tabel (77,296 >3,15) dengan nilai Sig yang lebih kecil dari alpha (0,000<0,05), maka kesimpulan dapat diambil adalah menolak H0

2. Kolom pertama dari uji ANOVA yaitu kolom regresi, adalah jumlah kuadrat dari varians yang dihasilkan oleh model persamaan regresi, yaitu sebesar 753,328 sedangkan kolom kedua yaitu residual adalah jumlah kuadrat varians yang tidak dihasilkan dari model persamaan regresi yaitu sebesar 428,826.

yang berarti koefisien korelasi signifikan secara statistik, jam kerja kerja dan jaminan keamanan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap stres kerja karyawan.

Tabel 4.12

Hasil Analisis Instrumen uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 753.328 2 376.664 77.296 .000a

Residual 428.826 88 4.873

Total 1182.154 90

a. Predictors: (Constant), Jaminan Keamanan Kerja, Jam Kerja b. Dependent Variable: Stres Kerja

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji ini bertujuan untuk melihat seberapa besar variabel bebas (X1 dan X2

Hasil Pengujian dari Uji t (Uji pengaruh parsial) adalah:

) berpengaruh positif secara parsial terhadap variabel terikat (Y). Penelitian uji t menggunakan tabel coeficients. Pengujian dilakukan untuk mengetahui mengenai variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai pengaruh yang positif atau tidak. Nilai T hitung selanjutnya akan dibandingkan dengan tabel dengan tingkat kesalahan (alpha) 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k), Uji t menunjukkan secara parsial variabel independent (X), mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak dengan variabel dependent yaitu (Y).

1) Model hipotesis yang digunakan uji t adalah: H0:b1=b2

signifikan dari variabel bebas (X

=0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y). Ha:b1≠b2≠0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2

Nilai t hitung akan diperoleh dengan menggunakan software SPSS 16,0 for windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai t tabel.

) terhadap variabel terikat (Y).

2) Tingkat kesalahan (alpha) = 5% dan derajat kebebasan (df)= (n-k) n= jumlah sampel, n = 91

k = Jumlah variabel yang digunakan, k= 3 maka derajat bebas= n-k= 91-3=88

nilai ttabel 0, 05

Kriteria pengambilan keputusan: (88)=1,662

H0 diterima jika t hitung < t tabel H

pada α = 5%. 0 ditolak jika t hitung > t tabel pada α = 5%.

Tabel 4.12

Hasil Analisis Instrumen Uji – t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 3.537 1.668 2.121 .037 Jam Kerja .293 .070 .481 4.201 .000

Jaminan Keamanan Kerja .549 .178 .354 3.092 .003 a. Dependent Variable: Stres Kerja

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16.00 2013

Pada Tabel 4.12 dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Variabel jam kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap stres kerja, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,000 lebih kecil 0,05. Nilai thitung (4,201) > ttabel (1,662)

b. Variabel jaminan keamanan kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap stres kerja , hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,03 lebih kecil dari 0,05. Nilai t

artinya jika ditingkatkan variabel jam kerja sebesar satu satuan maka stres kerja karyawan akan meningkat sebesar 0,293

hitung (3,092) > ttabel (1,662) artinya jika ditingkatkan variabel jaminan keamanan kerja sebesar satu satuan maka stres kerja akan meningkat sebesar 0,549

c. Konstanta sebesar 3,537, artinya walaupun variabel bebas bernilai nol maka stres kerja tetap sebesar 3,537

d. Berdasarkan hasil uji t maka rumus persamaan regresinya adalah : Y = a + b1 X1 + b2 X2

Y = 3,537+0,293X

+ e

1 +0,549X2 + e C. Uji Koefisien Determinasi (R2

Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas (jam kerja dan jaminan keaman kerja) terhadap variabel terikat (stres kerja). Koefisien determinasi berkisar nol sampai satu (0 < R² > 1). Jika R² semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X

)

1) yaitu jam kerja, (X2

Tabel 4.13

) yaitu jaminan keamanan kerja adalah besar terhadap variabel terikat (Y) yaitu stres kerja karyawan. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil koefisien determinasi menggunakan SPSS Statistic 16.00 for windows dapat dilihat pada tabel 4.13

Pengujian Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .798a .637 .629 2.20749

a. Predictors: (Constant), Jaminan Keamanan Kerja, Jam Kerja b. Dependent Variable: Stres Kerja

Tabel 4.14

Hubungan Antar Variabel

Nilai Interpretasi

0.0 – 0.19 Sangat Tidak Erat

0,2 – 0.39 Tidak Erat

0.4 – 0.59 Cukup Erat

0.6 – 0.79 Erat

0.8 – 0.99 Sangat Erat

Sumber : Syafrizal dkk (2010:145)

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat terlihat bahwa:

1. Nilai R sebesar 0.789 berarti pengaruh antara jam kerja (X1) dan jaminan keamanan kerja (X2

2. Adjusted R Square sebesar 0.629 berarti 62,9 variabel stres kerja dapat dijelaskan oleh variabel jam kerja dan jaminan keamanan kerja sedangkan sisanya sebesar 37,1% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti konflik kerja, beban kerja, gaya kepemimpinan, sikap pimpinan dan sebagainya

,) terhadap stres kerja karyawan bagian operasional (Y), pada PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung sebesar 78,9% artinya hubungannya erat

3. Standard Error of Estimated (Standar Deviasi) artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Dalam penelitian ini standar deviasinya sebesar 2.20749. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pengaruh Variabel Jam Kerja (X1

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa jam kerja positif dan signifikan berhubungan terhadap stres kerja karyawan PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,000 lebih besar dari 0,005. Nilai t

) terhadap Stres Karyawan (Y)

hitung (4,201) >

ttabel (1,662)

Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel jam kerja diketahui bahwa dominan setuju pada pertanyaan 3 sebesar 59,3%, (Bapak/ Ibu tidak pernah mengalami waktu kerja lembur. Selain itu pertanyaan setuju juga terdapat pada pertanyaan ke 7 sebesar 54,9% (tidak ada pemborosan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan). Dari keterangan tersebut dapat dijelaskan bahwa variabel jam kerja yakni waktu kerja shift dan waktu kerja efektif karyawan pada PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung sudah diterapkan cukup baik tetapi belum maksimal hal ini terlihat dari distribusi jawaban responden bahwa dominan kurang setuju pada pertanyaan 10 sebesar 50,5 % (Karyawan Shift satu dan dua bekerja dengan waktu kerja efektif) dan pertanyaan 1 sebesar 49,5 % (Waktu yang disediakan cukup untuk menyelesaikan pekerjaan shift satu dan dua) dalam hal ini dapat menjadi pemicu stres kerja yang dilihat dari indikator waktu waktu kerja shift dan waktu kerja efektif sehingga dalam hal ini dapat mempengaruhi target perusahaan. Oleh karena itu waktu kerja shift dan waktu kerja efektif harus dilaksanakan secara optimal agar kinerja karyawan lebih meningkat dan perusahaan harus selalu mengupakan untuk

yang artinya walaupun ditingkatkan variabel jam kerja sebesar satu satuan maka stres kerja (Y) akan meningkat sebesar 0,293 satuan.

meningkatkan kinerja karyawan dan menurunkan stres kerja karyawan agar karyawan memperoleh hasil yang maksimal dan memiliki kualitas kerja. Hal ini terlihat pada pendahuluan sebelumnya yaitu Jam kerja merupakan bagian dari empat faktor organisasi yang merupakan sumber potensial dari stres para karyawan di tempat kerja (Robbins, 2006:796).

Fathoni (2006:176) menyatakan bahwa terdapat enam faktor penyebab stres kerja karyawan antara lain beban kerja yang sulit dan berlebihan, tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan tidak wajar, waktu dan peralatan yang kurang, konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja, balas jasa yang terlalu rendah, masalah-masalah kerluarga. Jam kerja merupakan bagian paling umum yang harus ada pada sebuah perusahaan. Jam kerja karyawan umumnya ditentukan oleh pemimpin perusahaan berdasarkan kebutuhan perusahaan, peraturan pemerintah, kemampuan karyawan bersangkutan. Jam kerja kerja dapat menjadi pemicu stres jika terlalu banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan atau tidak terdapat waktu yang cukup untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau dengan kata lain pekerja dituntut untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu (Ivancevich 2009:298)

Hasil penelitian Anggia Prihayandari (2006) berjudul : “Pengaruh Organisasi Terhadap Stres Kerja Karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan “ dengan sampel 50 karyawan. Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa organisasi yang terdiri dari variabel waktu kerja dan karakteristik tugas secara simultan berpengaruh terhadap stres kerja karyawan. Berdasarkan analisis kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda, variabel waktu kerja (X1) adalah -0,132

artinya berpengaruh negatif terhadap stres kerja karyawan (Y) dan variabel karakteristik tugas (X2) adalah 0,976 artinya berpengaruh positif terhadap stres kerja karyawan (Y).

4.4.2 Pengaruh Variabel jaminan keamanan kerja(X2

Hasil penelitian secara serentak menunjukkan bahwa jaminan keamanan kerja positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,03 lebih kecil dari 0,05. Nilai t

) terhadap stres kerja (Y)

hitung

(3,092) > ttabel (1,662)

Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel jaminan keamanan kerja bahwa persentase setuju pada pertanyaan 13 sebesar 58,2% (Peralatan kerja harus dipakai saat melakukan pekerjaan). Persentase setuju pada pertanyaan 11 sebesar 54,9% (perusahaan menyediakan biaya untuk perobatan), PT Kuala Samudera Kuala Tanjung telah memberikan jaminan keamanan kepada karyawan diantaranya menyediakan peralatan kerja dan menyediakan biaya pengobatan untuk karyawan hal ini terlihat pada pertanyaan 11 dan 13 yang mayoritas karyawan menjawab setuju, jaminan keaman sudah diterapkan cukup baik tetapi belum maksimal dalam hal ini terlihat bahwa persentase kurang setuju pada pertanyaan 14 sebesar 31,9% ( Bapak / ibu tidak pernah dikenakan sanksi kerja) dan pada pertanyaan 11 sebesar 23, 1% 9 (perusahaan menyediakan biaya pengobatan untuk karyawan). Dalam hal ini bahwa sanksi kerja dan biaya pengobatan yang artinya jika ditingkatkan variabel jaminan keamanan kerja sebesar satu satuan maka stres kerja akan meningkat sebesar 0,549.

kurang dapat menyebabkan pemicu stres kerja. Perusahaan juga dapat mengupayakan agar tidak banyak karyawan yang dikenakan sanksi. Oleh karena itu sanksi kerja harus benar-benar diberlakukan untuk karyawan yang tepat dan menyediakan biaya pengobatan yang cukup untuk karyawan sehingga jaminan keamanan yang diberikan dapat optimal dan stres kerja menurun.

Faktor lingkungan kerja berupa jaminan keamanan secara fisik, yang mempengaruhi kondisi fisik, manajemen atau hubungan sosial dilingkungan pekerjaan. (Dwiyanti, 2001:75). Schuler (2000 : 233) penyebab umum stres kerja bagi pekerja adalah atasan, gaji, jaminan keamanan dan keselamatan

Hasil penenelitian Herawaty Dalimunthe (2009) berjudul : “Pengaruh Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan PDAM Tiratanadi Cab. Medan Sunggal” karyawan menjawab bahwa : Kondisi lingkungan kerja yang terdiri dari kondisi fisik kerja dan kondisi temporer kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan. Kondisi temporer kerja merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi stres kerja karyawan.

4.4.3 Pengaruh Jam Kerja dan Jaminan Keamanan Kerja terhadap Stres Kerja Karyawan PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif antara variabel jam kerja dan jaminan keamanan kerja terhadap stres kerja karyawan PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung.(0,000<0,05) berarti koefisien signifikan secara statistik jam kerja dan jaminan keamanan kerja secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap stres kerja. Schuler (2000 : 233) penyebab umum stres kerja bagi pekerja

adalah atasan, gaji, jaminan keamanan dan keselamatan. Menurut Siagian (2004) kurang terpenuhinya jaminan keamanan ditempat kerja akan berhubungan dengan kinerja yang merosot,keinginan pindah yang besar, kepuasan kerja yang rendah, tingkat stres tinggi, disiplin kerja yang tidak sesuai dengan harapan dan tuntutan organisasi,konflik yang berlarut-larut tidak diselesaikan dan berbagai hal negative lainnya. Kurang terpenuhinya jaminan keamanan bagi karyawan ditempat kerja dapat memicu terjadinya stres kerja karyawan sehingga kinerja karywan menurun dan berpengaruh terhadap target perusahaan

Dokumen terkait