• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Jam Kerja Dan Jaminan Keamanan Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan Pada Pt Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Jam Kerja Dan Jaminan Keamanan Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan Pada Pt Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung Chapter III V"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian assosiatif yakni, penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih dan hasil penelitian asosiatif berfungsi untuk menjelaskan , meramalkan, dan mengontrol suatu gejala. (Rochaety, 2009:17). Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat pengaruh jam kerja dan jaminan keamanan kerja terhadap stres kerja karyawan pada PT Kuala Jaya Samudera Smelter Site Inalum Kuala Tanjung.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung, berlokasi di Jalan. Smelter Site Inalum Kuala Tanjung - Batu Bara. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013 - Juli 2013.

3.3 Batasan Operasional

a. Variabel Independen (Variabel X) terdiri dari jam kerja (X1) dan jaminan keamanan kerja (X2

b. Variabel Dependen (Variabel Y) terdiri dari stres kerja karyawan PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung.

(2)

3.4 Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat di ukur. Difinisi operasional digunakan untuk mengoprasionalkan construct sehingga memungkinkan bagi peneliti untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik. Definisi operasional bertujuan untuk melihat keterkaitan antara variabel dari suatu faktor dengan variabel faktor lainnya. Defenisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur untuk mengetahui baik buruknya pengukuran dalam sebuah penelitian didalam penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah:

a. Jam Kerja (X1

Jam Kerja adalah waktu yang ditentukan untuk melakukan pekerjaan. )

b. Jaminan keamanan kerja (X2

Jaminan Keamanan Kerja adalah jaminan kesehatan dan keselamatan kerja yang diberikan kepada karyawan sehingga karyawan merasa aman secara fisik .

)

c. Stres Kerja Karyawan (Y)

(3)

Pengaruh Stres kerja dapat merugikan bagi karyawan, stres kerja menyebabkan kuantitas kerja karyawan menjadi buruk yaitu karyawan bekerja tidak sesuai dengan target dan kurang berkompetensi dalam bekerja. Selain itu kualitas karyawan yang mengalami stres kerja juga mengakibatkan kurangnya ketelitian, ketuntasan, dan kerapian dalam melaksanakan pekerjaan.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Variabel Definisi Variabel Indikator

Skala Pengukuran Jam Kerja

(X1

Jam kerja adalah waktu yang ditentukan untuk melakukan pekerjaan.

)

a. waktu kerja shift

b. waktu kerja ideal c. waktu kerja

Jaminan keamanan kerja adalah jaminan kesehatan dan jaminan keselamatan kerja yang diberikan kepada karyawan sehingga karyawan merasa aman secara fisik.

Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seorang karyawan.

a. Emosi b. Tersinggung c. Konsentrasi

(4)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui masing-masing variabel adalah dengan menggunakan skala likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2005:86).

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Skala Skor

1 Sangat setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang setuju 3

4 Tidak setuju 2

5 Sangat tidak setuju 1

Sumber : Sugiyono (2005:86)

3.6 Populasi dan Sampel a. Populasi

(5)

b. Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2003:103). Teknik yang digunakan untuk sampel dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh (sensus) dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel karena jumlah populasinya relatif kecil. (Sugiyono, 2005:78). Dalam penelitian ini jumlah sampel sebanyak 91 responden.

3.7 Jenis Sumber Data a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara.

b. Data Sekunder

(6)

3.8 Metode Pengumpulan Data 1. Daftar pertanyaan (questionnaire)

Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden yakni kepada karyawan.

2. Wawancara (interview)

Wawancara secara langsung dengan responden terpilih di lokasi penelitian dengan pihak- pihak terkait.

3 Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari data- data yang diperoleh dari buku - buku literatur, jurnal, dan situs internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Instrumen penelitian yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah jika instrumen digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. (Sugiyono, 2004: 267).

(7)

menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data yang diperoleh melalui kuesioner hasilnya konsisten bila digunakan untuk penelitian lain.

a. Uji validitas

Validitas menunjukkan seberapa nyata pengujian mengukur apa yang harusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya dalam mencapai sasarannya. Menurut Situmorang (2010:69), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini disebar kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang berisi 20 pertanyaan yang menyangkut analisa jam kerja dan jaminan keamann kerja terhadap stres kerja karyawan. Pengujian validitas dilakukan diluar dari jumlah sampel, dalam hal ini diambil sebanyak 30 orang karyawan di luar dari karyawan PT Kuala Jaya Samudera sebagai sampel untuk uji validitas dengan menggunakan Software SPSS (Statistic Package for The Social Science) 16.0 dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika nilai Corrected Item-Total Correlation > rtabel

2. Jika nilai Corrected Item-Total Correlation < r

, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

(8)

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Sumber : Pengolahan Data Primer (Kuesioner) dengan SPSS 16.00, 2013

(9)

stres kerja karyawan adalah valid sehingga dapat digunakan untuk memperoleh data penelitian.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan menguji butir pertanyaan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Menurut Nunnally (Ghozali 2005: 42) suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka variabel atau konstruk tersebut dinyatakan reliabel.

2. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 maka variabel atau konstruk tersebut dinyatakan tidak reliabel.

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.955 20

Sumber : Pengolahan Data Primer (Kuesioner) dengan SPSS 16.00, 2013

(10)

lebih besar dan positif dari r-tabel yang bernilai 0,60. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki Cronbach Alpha > dari 0,60. Ini menunjukkan semua butir pertanyaan dari variabel jam kerja, jaminan keamanan kerja dan stres kerja karyawan tersebut dapat digunakan untuk memperoleh data penelitian.

3.10 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan adalah: 1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan suatu cara menganalisis dimanan data-data yang ada dikumpul, diklasifikasikan, dianalisis,dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.

2. Analisis Statistik

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh Variabel bebas yaitu jam kerja (X1), Jaminan Keamanan Kerja (X2), terhadap variabel terikat yaitu stres kerja sebagai variabel (Y). Penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 16.00, dengan rumus:

� =�+�1�1 +�2�2+�

(11)

Y = Stres Kerja

� = Konstan

�1�2 = Koefisien regresi berganda (�1) = Jam Kerja Kerja

(�2) = Jaminan Keamanan Kerja

� = Standard error

�1,2 = Koefisien regresi

b. Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi berganda harus memenuhi syarat asusmsi klasik sebelum data tersebut dianalisis (Ghozali 2006: 91). Adapun syarat asumsi klasik tersebut meliputi

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji data dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak ( Ghozali, 2006 : 110). Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini di lakukan dengan pendekatan grafik dan pendekatan

Kolmogrov Smirnov.

(12)

Uji Multikolinearitas variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabelitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umumnya yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dkk, 2008: 104)

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji data dalam model regresi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika suatu pengamatan ke pengamatan lain sama, maka disebut homokedasitas. Cara mendeteksinya dengan pendekatan grafik. Pendekatan grafik dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

(13)

c. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis berdasarkan model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik, kemudian dianalisis dengan cara sebagai berikut: 1. Uji Signifikansi Simultan (uji-F)

Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

H0 : b1=b2= 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2

H

) yaitu jam kerja dan jaminan keamanan kerja stres kerja sebagai variabel terikat (Y).

1 : b1≠b2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2

Kriteria pengambilan keputusan:

) yaitu berupa jam kerja dan jaminan keamanan kerja terhadap stres kerja sebagai variabel terikat (Y).

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel H

(14)

2. Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel secara individual terhadap variabel terikat.

H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2

H

) yaitu berupa jam kerja dan jamina keamanan kerja terhadap stres kerja sebagai variabel terikat (Y).

0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2

Kriteria pengambilan keputusan:

) yaitu berupa jam kerja dan jaminan keaman kerja terhadap stres kerja sebagai variabel terikat (Y).

H0 diterima jika thitung < ttabel H

pada α = 5% a diterima jika thitung > ttabel

3. Koefisien Determinasi (R²)

pada α = 5%

(15)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat PT. Samudera Indonesia Kuala Tanjung

PT. Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa bongkar muat barang. Atas izin pihak yang berwenang dan pemerintah, perusahaan ini didirikan pada hari jum’at tanggal 13 november 1964 dengan nama PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung. PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung dipimpin oleh seorang presiden direktur yang bernama Bapak Soedarpo Sastro Satomo yang bertempat tinggal di jakarta. Dalam setiap keputusan yang diambil oleh presiden direktur masih memerlukan persetujuan dan pengawasan oleh dewan komisaris pendiri dari PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung.

(16)

1. Dermaga A : Dermaga ini untuk membongkar bahan-bahan keperluan milik PT Inalum

2. Dermaga B : Dermaga ini digunakan untuk memuat dan membongkar barang-barang milik PT. Inalum.

3. Dermaga C : Dermaga ini disebut pelabuhan umum yang ditangani oleh pemerintah dan hingga saat ini sebelum di tetapkan fungsinya. Visi dan misi PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung

1. Visi PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung adalah:

Memperluas, mengembangkan dan menumbuh kebanggan bidang industi transportasi untuk menjadikan lebih sehat, kuat dan menguntungkan semua pihak 2. Misi PT Kuala Jaya Samudera adalah:

Menyediakan pelayanan transportasi yang berkualitas bagi para costumer yang terbaik serta menumbuh kebangkan propit dalam upaya meningkatkan kesejahteraan pegawai dan para pemegang saham.

Perusahaan ini memiliki ruang lingkup yang terbagi dalam 4 kelompok, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. PBM (perusahaan bongkar muat barang) b. Perkapalan

c. Keagenan

(17)

4.1.2 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT. Kuala Jaya Samudera dapat dilihat pada Gambar 4.1

Sumber : Data Internal Perusahaan

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung

Uraian tugas (job description) setiap bagian adalah sebagai berikut 1. Koordinator

a. Mengkoordinir, mengawasi serta bertanggung jawab penuh terhadap segala sesuatu yang menyangkut perusahaan PT. Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung

(18)

2. Kepala Operasi

a. Mengurus kegiatan kapal, pemuatan atau pembongkaran barang-barang dari kapal tiba sampai kapal berangkat ke pelabuhan

a. Membuat penawaran biaya-biaya dalam melaksanakan kegiatan perkapalan b. Mengurusi pemberangkatan dan penyampaian kapal ke pelabuhan

c. Menyiapkan dokumen-dokumen pemuatan barang

d. Membuat nota setelah selesai melaksanankan kegiatan kapal 3. Kepala Seksi Transportasi

a, Mengangkat barang, baik dalam pembongkaran maupun pemuatan barang ke kapal

b. Menyediakan Truck, Trailer dan Forklift pada saat kapal tiba atau berangkat 4. Kepala Seksi Werehousing

a. Mengeluarkan barang dari gudang berdasarkan dokumen permintaan barang 5. Kepala Seksi Stevedoring

a. Mengatur dan menyusun barang di dalam kapal 6. Kepala Seksi Long Shorage

a. Mengatur barang di pelabuhan 7. Kepala Seksi Tally

a. Mencatat dan membuat dokumen keluar masuknya barang 8. Kepala Seksi Traffic

(19)

9. Kepala Administrasi

a. Mengurusi segala administrasi PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tnjung b. Menciptakan dan mengelola pembelanjaan perusahaan yang efisien 10. Kasir

a. Melakukan pembayaran dan penerimaan uang atau cek 11. Data Kontrol

a. Mengontrol data keuangan PT. Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung 12. Billing

a. Melakukan penagihan uang kepada mitra PT. Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung

13. Disbursment

a. Menagih kembali biaya yang telah dikeluarkan untuk keperluan kapal dan ditagih kepada pemilik kapal

14. Umum

a. Mengurus semua keperluan rumah tangga perusahaan karyawan 15. Personalia

a. Mencatat, mengurusi rumah tangga perusahaan dan membuat administrasi karyawan yang bekerja di PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung

16. Maintenance / Repair

(20)

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Deskriptif Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Data diperoleh dari jawaban atas pertanyaan atau kuesioner yang diajukan pada responden. Data Dideskripsikan, digambarkan,diuraikan, dengan menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap angka tersebut, serta penampilan hasil yang diteliti, dalam hal ini mengenai jam kerja dan jaminan keamanan kerja (variabel independent) terhadap stres kerja (variabel dependent) pada PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung. Penelitian yang dilakukan menggunakan program bantuan SPSS versi 16.00. Jumlah responden penelitian sebanyak 91 orang.

Analisis deskriptif pada data penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1

Hasil Analisis Instrumen Metode Deskriptif

Sumber : Pengolahan Data Primer (Kuesioner) dengan SPSS 16.00, 2013.

Tabel 4.1 menyatakan bahwa ada sebanyak 91 sampel. Nilai minimum (paling kecil) adalah 12,00 pada variabel jaminan keamanan kerja. Nilai maksimum (paling besar) adalah 50.00 terdapat pada variabel jam kerja. Nilai mean (tengah) pada variabel jam kerja dengan nilai sebesar 38,4176, Nilai mean (tengah) pada variabel jaminan keamanan kerja sebesar 16,3187 dan Nilai mean (tengah) pada variabel stres

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Jam Kerja 91 26.00 50.00 38.4176 5.93870

Jaminan Keamanan Kerja 91 12.00 20.00 16.3187 2.33276

Stres Kerja 91 16.00 30.00 23.7692 3.62423

(21)

kerja dengan nilai sebesar 23,7692. Ketiga nilai ini termasuk kategori sedang untuk item pernyataan pada kuesioner penelitian ini. Standar Deviasi terendah terdapat pada variabel jaminan keamanan kerja 2.33276, dan Standar deviasi tertinggi terdapat pada variabel jam kerja 5.93870.

Penelitian ini dilakukan dengan cara membagi kuesioner kepada responden dan studi dokumentasi kepada 91 sampel pada PT Kuala Jaya Samudera divisi operasional. Jumlah seluruh pertanyaan adalah 20 butir, yang terdiri dari 10 butir pertanyaan untuk variabel X1 pada Jam Kerja, 4 butir pertanyaan untuk variabel X2 pada jaminan keamanan kerja dan 6 butir pertanyaan untuk variabel Y pada Stres kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis mengenai adanya pengaruh antara jam kerja dan jaminan keamanan kerja terhadap stres kerja karyawan. Karakteristik responden pada penelitian ini dibagi berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lama bekerja.

a. Karakteristik Berdasarkan Usia Responden Tabel 4.2 Usia Responden

Sumber : PT Kuala Jaya Samudera, 2013 (Data diolah)

Tabel 4.2 menunjukkan usia responden dapat diketahui sebanyak 41,76 % berusia antara 21-30 tahun, 27,47 % berusia antara 31-40 tahun, 20,88 % berusia

41-Usia Frekuensi Persentase

21 – 30 tahun 38 41,76

31 – 40 tahun 25 27,47

41 – 50 tahun 19 20,88

51 – 55 tahun 9 9,89

(22)

50, dan sisanya sebanyak 9,89 % berada pada rentang usia 51-55. Pada tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa karyawan responden yang berusia 21-30 tahun memiliki frekuensi tertinggi yaitu sebesar 38 orang dengan persentase 41,76 %.

b. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Tabel 4.3

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah Karyawan Persentase

Laki – laki 91 100

Perempuan - -

Total 91 100

Sumber: PT Kuala Jaya Samudera, 2013 (Data diolah)

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 91 responden, sebanyak 91 orang adalah laki – laki dengan persentase 100% dan karyawan perempuan 0 %. artinya seluruh karyawan operasional berjenis kelamin laki-laki karena PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung adalah perusahaan jasa transportasi bongkar muat barang sehingga lebih di minati laki-laki, dan banyak menggunakan tenaga kerja laki-laki.

c. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden Tabel 4.4

Tingkat Pendidikan Responden

Pendidikan Frekuensi Persentase

SD 8 8,79

(23)

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pendidikan tingkat pendidikan responden menunjukkan bahwa jumlah terbesar responden adalah lulusan SMA / Sederajat yaitu sebanyak 71 orang atau 78 %, untuk lulusan SD / sederajat sebanyak 8 orang atau 8,79%, SMP / sederajat sebanyak 8 orang atau 8,79%, lulusan Diploma (D3) sebanyak 3 orang atau 3,30%, lulusan Sarjana (S1) sebanyak 1 orang atau 1,10 % Dari data yang tersaji pada Tabel 4.3 di simpulkan bahwa lebih dari separuh karyawan yang bekerja di PT Kuala Jaya Samudera mengenyam pendidikan sampai dengan SMA / Sederajat dengan demikian dapat di katakan bahwa secara umum karyawan yang bekerja masuk dalam kategori pendidikan rendah

d. Karakteristik Berdasarkan Lama Bekerja Tabel 4.5

Lama Bekerja Responden

Masa Kerja Frekuensi Persentase

< 10 tahun 40 49

11 – 25 tahun 28 31

26 – 35 tahun 18 20

Jumlah 91 100

Sumber: PT Kuala Jaya Samudera, 2013 (Data diolah)

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa lama bekerja responden < 10 tahun sebesar 49 %, 11 – 25 tahun sebesar 31 % dan 26 – 35 tahun sebesar 20 %. Pada tabel ini menunjukkan bahwa mayoritas karywan PT. Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung memiliki masa kerja < dari 10 tahun yaitu dengan frekuensi 45 orang atau 49 %.

(24)

stres kerja (Y). Berikut merupakan tanggapan responden untuk pernyataan dari setiap variabel.

4.2.2 Deskriptif Variabel Penelitian

Setelah mengetahui karakteristik dari seluruh responden penelitian, berikut ini akan ditampilkan hasil olahan data primer yang merupakan deskriptif penelitian berdasarkan pendapat responden dari kuesioner yang telah disebar oleh peneliti. Secara deskriptif persentase hasil penelitian setiap dimensi factor yang mempengaruhi stres kerja karyawan bagian operasional PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung yaitu sebagai berikut:

1. Deskriptif Penilaian Terhadap Variabel Jam Kerja (X1

Tabel 4.6

)

Pendapat Responden Terhadap Variabel Jam kerja (X1

Butir

Sumber : Pengolahan Data Primer (Kuesioner) dengan SPSS 16.00, 2013

Hasil jawaban kuesioner yang di peroleh dari 91 (sembilan puluh satu) responden untuk variabel jam kerja pada Tabel 4.6 yaitu :

(25)

menjawab tidak setuju, 49,5% karyawan menjawab kurang setuju, 27,5% karyawan menjawab setuju, dan 2,2% karyawan menjawab sangat setuju. b. Pada butir kedua mengenai tidak lembur di hari libur, terdapat 1,1% karyawan

menjawab tidak setuju, 47,3% karyawan menjawab kurang setuju, 30,8% karyawan menjawab setuju, dan 20,9% karyawan menjawab setuju.

c. Pada butir ketiga mengenai tidak pernah mengalami kendala waktu kerja lembur, terdapat 1,1% karyawan menjawab tidak setuju, 25,3% karyawan menjawab kurang setuju, 59,3% karyawan menjawab setuju, dan 14,3% karyawan menjawab sangat setuju.

d. Pada butir keempat mengenai perusahaan memberikan waktu kerja ideal untuk menyelesaikan pekerjaan terdapat 1,1% karyawan menjawab tidak setuju, 45,1% karyawan menjawab kurang setuju, 25,3% karyawan menjawab setuju, dan 28,6% karyawan menjawab sangat setuju.

e. Pada butir kelima mengenai bekerja dengan waktu kerja ideal, terdapat 1,1% karyawan menjawab tidak setuju, 33% karyawan menjawab kurang setuju, 46,2% karyawan menjawab setuju, dan 19,8% karyawan menjawab setuju. f. Pada butir keenam mengenai datang ke kantor tepat waktu saat bekerja shift

dua, terdapat 1,1% karyawan menjawab tidak setuju, 39,6% karyawan menjawab kurang setuju, 27,5% karyawan menjawab setuju, dan 31,9% karyawan menjawab sangat setuju.

(26)

22% karyawan menjawab kurang setuju, 54,9% karyawan menjawab setuju dan 22% karyawan menjawab sangat setuju.

h. Pada butir kedelapan mengenai karyawan shift dua tidak menunda-nunda pekerjaan dan bekerja dengan waktu kerja efektif ,terdapat 3,3 karyawan menjawab sangat tidak setuju 6,6% karyawan menjawab tidak setuju, 5,5% karyawan menjawab kurang setuju, 45,1% karyawan menjawab setuju, dan 39,6% karyawan menjawab setuju.

i. Pada butir kesembilan mengenai pekerjaan yang diselesaikan tidak memakan waktu istirahat kerja, terdapat 1,1% karyawan menjawab tidak setuju 30,8% karyawan menjawab kurang setuju, 46,2% karyawan menjawab setuju, dan 22% karyawan menjawab setuju.

j. Pada butir kesepuluh mengenai karyawan Shift satu dan dua bekerja dengan waktu kerja efektif, terdapat 1,1% karyawan menjawab tidak setuju, 50,5% karyawan menjawab kurang setuju, 25,3% karyawan menjawab setuju, dan 23,1% karyawan menjawab setuju.

2. Deskriptif Penilaian Terhadap Variabel Jaminan Keamanan Kerja (X2

Tabel 4.7

)

Pendapat Responden Terhadap Variabel Jaminan Keamanan Kerja (X2

Sumber : Pengolahan Data Primer (Kuesioner) dengan SPSS 16.00, 2013

(27)

Hasil jawaban kuesioner yang di peroleh dari 91 (sembilan puluh satu) responden untuk jaminan keamanan kerja pada Tabel 4.7 yaitu :

a. Pada butir kesebelas mengenai perusahaan menyediakan biaya perobatan untuk karyawan, terdapat 23,1% karyawan menjawab kurang setuju, 54,9% karyawan menjawab setuju dan 22% karyawan menjawab sangat setuju.

b. Pada butir kedua belas Asuransi kesehatan termasuk atensi perusahaan terhadap aspek kesehatan karyawan, perusahaan tidak terdapat 1,1% karyawan menjawab sangat tidak setuju, 16,5% karyawan menjawab kurang setuju 45,1% karyawan menjawab setuju dan 37,4% karyawan menjawab sangat setuju

c. Pada butir ketiga belas mengenai Peralatan Kerja harus dipakai pada saat melakukan pekerjaan, terdapat 1,1% karyawan menjawab sanagat tidak setuju, 11% karyawan menjawab kurang setuju 58,2% karyawan menjawab setuju dan 39,7% karyawan menjawab sangat setuju.

(28)

3. Deskriptif Penilaian Terhadap Variabel Stres Kerja(Y) Tabel 4.8

Pendapat Responden Terhadap Variabel Stres Kerja (Y)

Butir Frekuensi

STS % TS % KS % S % SS %

15 0 0 1 1,1 31 34,1 41 45,1 18 19,8

16 1 1,1 2 2,2 12 13,2 47 51,6 29 31,9

17 0 0 2 2,2 22 24,2 45 49,5 22 24,2

18 0 0 2 2,2 30 33 41 45,1 18 19,8

19 1 1,1 2 2,2 13 14,3 38 41,8 37 40,7

20 0 0 2 2,2 22 24,2 54 59,3 13 14,3

Sumber : Pengolahan Data Primer (Kuesioner) dengan SPSS 16.00, 2013

Hasil jawaban kuesioner yang di peroleh dari 91 (sembilan puluh satu) responden untuk variabel stres kerja pada Tabel 4.8 yaitu :

a. Pada butir kelima belas mengenai tidak emosi saat bekerja lembur, terdapat 1,1% karyawan menjawab tidak setuju, 34,1% karyawan menjawab kurang setuju 45,1% karyawan menjawab setuju dan 19,8% karyawan menjawab sangat setuju.

b. Pada butir keenam belas mengenai tidak emosi dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh atasan, terdapat 1,1% karyawan menjawab sangat tidak setuju, 2,2% karyawan menjawab tidak setuju 13,2% karyawan menjawab kurang setuju 51,6% karyawan menjawab setuju dan 31,9% karyawan menjawab sangat setuju.

(29)

menjawab tidak setuju, 24,2% karyawan menjawab kurang setuju, 49,5% karyawan menjawab setuju dan 24,2% karyawan menjawab sangat setuju. d. Pada butir kedelapan belas mengenai tidak tersinggung terhadap peraturan

memakai peralatan kerja terdapat 2,2% karyawan menjawab tidak setuju, 33% karyawan menjawab kurang setuju 45,1% karyawan menjawab setuju dan 19,8% karyawan menjawab sangat setuju.

e. Pada butir kesembilan belas mengenai Peralatan kerja tidak membuat konsentrasi menurun terdapat 1,1% karyawan menjawab sangat tidak setuju, 2,2% karyawan menjawab tidak setuju 14,3% karyawan menjawab kurang setuju 41,8% karyawan menjawab setuju dan 40,7% karyawan menjawab sangat setuju.

f. Pada butir kedua puluh mengenai Konsentrasi kerja karyawan tidak menurun saat bekerja shift satu dan dua, terdapat 2,2% karyawan menjawab tidak setuju, 24,2% karyawan menjawab kurang setuju 41,8% karyawan menjawab setuju dan 40,7% karyawan menjawab sangat setuju.

4.3 Analisis Statistik Penelitian 1. Uji Asumsi Klasik.

(30)

a. Uji Normalitas data.

Uji normalitas data dapat dilihat dari output SPSS melalui gambar kurva normal p-p plot untuk menunjukkan sebaran data penelitian. Gambar kurva normal p-p plot berikut ini dapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal, karena sebaran data yang ada menyebar kesemua daerah kurva normal. Uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.2.

Sumber : PengolahanData Primer dengan SPSS 16.00, 2013 Gambar 4.2 Normal P-P plot

(31)

penyebaran stres kerja mengikuti distribusi normal. Uji normalitas dapat dilihat juga pada One Sample Kolmogrov- Smirnov Test.

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 91

Normal Parametersa Mean .0000000

Std.

Deviation 2.18282583

Most Extreme Differences Absolute .134

Positive .105

Negative -.134

Kolmogorov-Smirnov Z 1.276

Asymp. Sig. (2-tailed) .077

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Pengolahan Data Primer (kuesioner) dengan SPSS 1600, 2013.

(32)

b. Uji Heterokedastisitas.

Uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan kurva scatterplot nilai residual variabel dependen. Pengambilan kesimpulan diketahui dari memperlihatkan sebaran plot data. Penulis menggunakan pendekatan grafik scatter plot untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu:

1. Pendekatan Grafik (Grafik Scatterplot)

Dasar analisis adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar baik di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

Sumber : Pengolahan Data Primer (Kuesioner) dengan SPSS 16.00, 2013 Gambar 4.3 Scatterplot

(33)

Berdasarkan gambar 4.4, plot data yang diproses dari hasil perhitungan SPSS pada gambar terlihat bahwa sebaran data tidak mengumpul pada satu sudut/bagian saja melainkan sebaran data menyebar pada keseluruhan bagian. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada data, sehingga dapat dikatakan bahwa data penelitian ini homogen.

c. Uji Multikolinearitas.

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

a. Nilai VIF dari jam kerja dan jaminan keamanan kerja lebih kecil dari 5 (VIF < 5), ini berarti tidak terdapat multikolinearitas antara variable independen dalam model regresi.

(34)

Tabel 4.10 a. Dependent Variable: Stres Kerja

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat terlihat bahwa:

a. Nilai VIF dari jam kerja, dan jaminan keamanan kerja, lebih kecil dari 5 (VIF < 5), ini berarti tidak terdapat multikolinearitas antara variable independen dalam model regresi

b. Nilai Tolerance dari jam kerja, dan jaminan keamanan kerja lebih besar dari 0,1 ini berarti tidak terdapat multikolinearitas antara variable independen dalam model regresi.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linear berganda, yang digunakan untuk mengetahuai dan menganalisis seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent, antara pengaruh jam kerja dan jaminan keamanan kerja terhadap stres kerja karyawan. Hasil analisis regresi linear berganda ini dapat dilihat pada Tabel 4.11

(35)

Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa variabel-variabel yang dimasukan (entered)

adalah jam kerja dan jaminan keamanan kerja terhadap stres kerja karyawan pada PT.Kuala Jaya Samudera sehingga diperoleh persamaan:

�= �+�1�1+�2�2 +�

Dimana:

Y = Stres Kerja

� = Konstan

12 = Koefisien regresi berganda (�1) = Jam Kerja Kerja

(�2) = Jaminan Keamanan Kerja

� = Standard error

�1,2 = Koefisien regresi Tabel 4.11.

Hasil Analisis Instrumen Regresi Linear Berganda Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Jaminan Keamanan

Kerja, Jam Kerjaa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Stres Kerja

(36)

4. Pengujian Hipotesis

a. Uji Signifikansi Simutlan (uji-F)

Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

H0:b1=b2=0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2

H

) yaitu jam kerja dan jaminan keamanan kerja terhadap stres kerja sebagai variabel terikat (Y)

a:b1≠b2≠0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2

F tabel dapat dilihat pada α = 5%

) yaitu jam kerja dan jaminan keamanan kerja terhadap stres kerja variabel terikat (Y).

Dengan derajat pembilang = k-1=2-1=1 Dengan derajat penyebut = n-k =91-1 =90 Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel H

(37)

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dijelaskan bahwa :

1. Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F pada Tabel diatas memperlihatkan nilai F-hitung sebesar 77,296 dengan Sig adalah 0,000. Dengan mencari pada Tabel F, dengan dfl=2 dan df2=88, diperoleh nilai F-tabel 3,15. Dengan kondisi dimana F-hitung lebih besar daripada F-tabel (77,296 >3,15) dengan nilai Sig yang lebih kecil dari alpha (0,000<0,05), maka kesimpulan dapat diambil adalah menolak H0

2. Kolom pertama dari uji ANOVA yaitu kolom regresi, adalah jumlah kuadrat dari varians yang dihasilkan oleh model persamaan regresi, yaitu sebesar 753,328 sedangkan kolom kedua yaitu residual adalah jumlah kuadrat varians yang tidak dihasilkan dari model persamaan regresi yaitu sebesar 428,826.

yang berarti koefisien korelasi signifikan secara statistik, jam kerja kerja dan jaminan keamanan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap stres kerja karyawan.

Tabel 4.12

Hasil Analisis Instrumen uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 753.328 2 376.664 77.296 .000a

Residual 428.826 88 4.873

Total 1182.154 90

a. Predictors: (Constant), Jaminan Keamanan Kerja, Jam Kerja b. Dependent Variable: Stres Kerja

(38)

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji ini bertujuan untuk melihat seberapa besar variabel bebas (X1 dan X2

Hasil Pengujian dari Uji t (Uji pengaruh parsial) adalah:

) berpengaruh positif secara parsial terhadap variabel terikat (Y). Penelitian uji t menggunakan tabel coeficients. Pengujian dilakukan untuk mengetahui mengenai variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai pengaruh yang positif atau tidak. Nilai T hitung selanjutnya akan dibandingkan dengan tabel dengan tingkat kesalahan (alpha) 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k), Uji t menunjukkan secara parsial variabel independent (X), mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak dengan variabel dependent yaitu (Y).

1) Model hipotesis yang digunakan uji t adalah: H0:b1=b2

signifikan dari variabel bebas (X

=0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y). Ha:b1≠b2≠0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1 dan X2

Nilai t hitung akan diperoleh dengan menggunakan software SPSS 16,0 for windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai t tabel.

) terhadap variabel terikat (Y).

2) Tingkat kesalahan (alpha) = 5% dan derajat kebebasan (df)= (n-k) n= jumlah sampel, n = 91

(39)

nilai ttabel 0, 05

Kriteria pengambilan keputusan: (88)=1,662

a. Dependent Variable: Stres Kerja

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16.00 2013

Pada Tabel 4.12 dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Variabel jam kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap stres kerja, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,000 lebih kecil 0,05. Nilai thitung (4,201) > ttabel (1,662)

b. Variabel jaminan keamanan kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap stres kerja , hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,03 lebih kecil dari 0,05. Nilai t

artinya jika ditingkatkan variabel jam kerja sebesar satu satuan maka stres kerja karyawan akan meningkat sebesar 0,293

(40)

c. Konstanta sebesar 3,537, artinya walaupun variabel bebas bernilai nol maka stres kerja tetap sebesar 3,537

d. Berdasarkan hasil uji t maka rumus persamaan regresinya adalah : Y = a + b1 X1 + b2 X2

Y = 3,537+0,293X

+ e

1 +0,549X2 + e C. Uji Koefisien Determinasi (R2

Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas (jam kerja dan jaminan keaman kerja) terhadap variabel terikat (stres kerja). Koefisien determinasi berkisar nol sampai satu (0 < R² > 1). Jika R² semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X

)

1) yaitu jam kerja, (X2

Tabel 4.13

) yaitu jaminan keamanan kerja adalah besar terhadap variabel terikat (Y) yaitu stres kerja karyawan. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil koefisien determinasi menggunakan SPSS Statistic 16.00 for windows dapat dilihat pada tabel 4.13

a. Predictors: (Constant), Jaminan Keamanan Kerja, Jam Kerja

b. Dependent Variable: Stres Kerja

(41)

Tabel 4.14

Hubungan Antar Variabel

Nilai Interpretasi

0.0 – 0.19 Sangat Tidak Erat

0,2 – 0.39 Tidak Erat

0.4 – 0.59 Cukup Erat

0.6 – 0.79 Erat

0.8 – 0.99 Sangat Erat

Sumber : Syafrizal dkk (2010:145)

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat terlihat bahwa:

1. Nilai R sebesar 0.789 berarti pengaruh antara jam kerja (X1) dan jaminan keamanan kerja (X2

2. Adjusted R Square sebesar 0.629 berarti 62,9 variabel stres kerja dapat dijelaskan oleh variabel jam kerja dan jaminan keamanan kerja sedangkan sisanya sebesar 37,1% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti konflik kerja, beban kerja, gaya kepemimpinan, sikap pimpinan dan sebagainya

,) terhadap stres kerja karyawan bagian operasional (Y), pada PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung sebesar 78,9% artinya hubungannya erat

(42)

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pengaruh Variabel Jam Kerja (X1

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa jam kerja positif dan signifikan berhubungan terhadap stres kerja karyawan PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,000 lebih besar dari 0,005. Nilai t

) terhadap Stres Karyawan (Y)

hitung (4,201) >

ttabel (1,662)

Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel jam kerja diketahui bahwa dominan setuju pada pertanyaan 3 sebesar 59,3%, (Bapak/ Ibu tidak pernah mengalami waktu kerja lembur. Selain itu pertanyaan setuju juga terdapat pada pertanyaan ke 7 sebesar 54,9% (tidak ada pemborosan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan). Dari keterangan tersebut dapat dijelaskan bahwa variabel jam kerja yakni waktu kerja shift dan waktu kerja efektif karyawan pada PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung sudah diterapkan cukup baik tetapi belum maksimal hal ini terlihat dari distribusi jawaban responden bahwa dominan kurang setuju pada pertanyaan 10 sebesar 50,5 % (Karyawan Shift satu dan dua bekerja dengan waktu kerja efektif) dan pertanyaan 1 sebesar 49,5 % (Waktu yang disediakan cukup untuk menyelesaikan pekerjaan shift satu dan dua) dalam hal ini dapat menjadi pemicu stres kerja yang dilihat dari indikator waktu waktu kerja shift dan waktu kerja efektif sehingga dalam hal ini dapat mempengaruhi target perusahaan. Oleh karena itu waktu kerja shift dan waktu kerja efektif harus dilaksanakan secara optimal agar kinerja karyawan lebih meningkat dan perusahaan harus selalu mengupakan untuk

(43)

meningkatkan kinerja karyawan dan menurunkan stres kerja karyawan agar karyawan memperoleh hasil yang maksimal dan memiliki kualitas kerja. Hal ini terlihat pada pendahuluan sebelumnya yaitu Jam kerja merupakan bagian dari empat faktor organisasi yang merupakan sumber potensial dari stres para karyawan di tempat kerja (Robbins, 2006:796).

Fathoni (2006:176) menyatakan bahwa terdapat enam faktor penyebab stres kerja karyawan antara lain beban kerja yang sulit dan berlebihan, tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan tidak wajar, waktu dan peralatan yang kurang, konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja, balas jasa yang terlalu rendah, masalah-masalah kerluarga. Jam kerja merupakan bagian paling umum yang harus ada pada sebuah perusahaan. Jam kerja karyawan umumnya ditentukan oleh pemimpin perusahaan berdasarkan kebutuhan perusahaan, peraturan pemerintah, kemampuan karyawan bersangkutan. Jam kerja kerja dapat menjadi pemicu stres jika terlalu banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan atau tidak terdapat waktu yang cukup untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau dengan kata lain pekerja dituntut untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu (Ivancevich 2009:298)

(44)

artinya berpengaruh negatif terhadap stres kerja karyawan (Y) dan variabel karakteristik tugas (X2) adalah 0,976 artinya berpengaruh positif terhadap stres kerja karyawan (Y).

4.4.2 Pengaruh Variabel jaminan keamanan kerja(X2

Hasil penelitian secara serentak menunjukkan bahwa jaminan keamanan kerja positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,03 lebih kecil dari 0,05. Nilai t

) terhadap stres kerja (Y)

hitung

(3,092) > ttabel (1,662)

(45)

kurang dapat menyebabkan pemicu stres kerja. Perusahaan juga dapat mengupayakan agar tidak banyak karyawan yang dikenakan sanksi. Oleh karena itu sanksi kerja harus benar-benar diberlakukan untuk karyawan yang tepat dan menyediakan biaya pengobatan yang cukup untuk karyawan sehingga jaminan keamanan yang diberikan dapat optimal dan stres kerja menurun.

Faktor lingkungan kerja berupa jaminan keamanan secara fisik, yang mempengaruhi kondisi fisik, manajemen atau hubungan sosial dilingkungan pekerjaan. (Dwiyanti, 2001:75). Schuler (2000 : 233) penyebab umum stres kerja bagi pekerja adalah atasan, gaji, jaminan keamanan dan keselamatan

Hasil penenelitian Herawaty Dalimunthe (2009) berjudul : “Pengaruh Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan PDAM Tiratanadi Cab. Medan Sunggal” karyawan menjawab bahwa : Kondisi lingkungan kerja yang terdiri dari kondisi fisik kerja dan kondisi temporer kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan. Kondisi temporer kerja merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi stres kerja karyawan.

4.4.3 Pengaruh Jam Kerja dan Jaminan Keamanan Kerja terhadap Stres Kerja Karyawan PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung

(46)

adalah atasan, gaji, jaminan keamanan dan keselamatan. Menurut Siagian (2004) kurang terpenuhinya jaminan keamanan ditempat kerja akan berhubungan dengan kinerja yang merosot,keinginan pindah yang besar, kepuasan kerja yang rendah, tingkat stres tinggi, disiplin kerja yang tidak sesuai dengan harapan dan tuntutan organisasi,konflik yang berlarut-larut tidak diselesaikan dan berbagai hal negative lainnya. Kurang terpenuhinya jaminan keamanan bagi karyawan ditempat kerja dapat memicu terjadinya stres kerja karyawan sehingga kinerja karywan menurun dan berpengaruh terhadap target perusahaan

(47)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan dan memberikan saran yang bermanfaat untuk perusahaan dan peneliti selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel jam kerja dan jaminan keamanan kerja secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap stres kerja karyawan PT Kuala Jaya samudera Kuala Tanjung. Berdasarkan hasil uji signifikan secara parsial yang paling dominan mempengaruhi stres kerja bagian operasional PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung adalah Variabel jam kerja. Dari hasil analisis koefisien determinasi diperoleh nilai R adjusted square (R²) sebesar 0,629 hal ini berarti 62,9% variabel stres kerja dapat dijelaskan oleh variabel jam kerja dan jaminan keamanan kerja, sedangkan 37,1% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti konflik kerja, beban kerja, sikap pimpinan dan lain sebagainya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

(48)

a. Sebaiknya pihak manajemen operasional PT Kuala Jaya Samudera Kuala Tanjung dalam menurunkan stres kerja karyawan bagian operasional lebih menitikberatkan pada jam kerja yaitu dengan menerapkan jam kerja secara teratur dan jam kerja efektif khususnya untuk karyawan operasional yang bekerja shift satu dan dua.

b. Hendaknya indikator-indikator jam kerja seperti waktu kerja shift, dan waktu kerja efektif yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja karyawan lebih diperhatikan dan jam kerja lebih teratur agar dapat memberikan pengaruh yang optimal dalam menurunkan stres kerja sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.

c. Agar kinerja karyawan meningkat dan target perusahaan dapat tercapai secara maksimal sebaiknya PT Kuala Jaya Samudera lebih memperhatikan karyawan yang bekerja dengan waktu yang tidak efektif dan juga menyediakan waktu kerja yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan shift satu dan dua.

2. Bagi peneliti Selanjutnya

Gambar

Tabel 3.2  Instrumen Skala Likert
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 4.2  Usia Responden
Tabel 4.3  menunjukkan bahwa dari 91 responden, sebanyak 91 orang adalah
+7

Referensi

Dokumen terkait

REKAPITULASI DATA KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN DAN JENIS KELAMIN KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2016 SEMESTER

Dari banyak pengertian tersebut jika dianalisis pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima

Muhamad Thobroni &amp; Arif Mustofa, belajar dan Pembelajaran pengembangan wacana dan praktik pembelajaran dalam pengembangan nasional, (Joggjakarta: Ar-ruzz Media, 2013)..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi HIV dan Sifilis serta Hubungan antara penyebaran Sifilis dan penularan HIV, menggunakan alat pemeriksaan Rapid Test HIV 3

Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai hasil statistik sebesar 0,113 dan signifikansi dari uji normalitas kolmogorov-smirnov dari motivasi belajar adalah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai konsentrasi pestisida golongan karbamat dengan jenis karbofuran dan metomil di perairan Pantai Mlonggo, Kabupaten

Berdasarkan Gambar 4 di atas, yang memberikan estimasi terbaik dalam memodelkan hujan aliran di stasiun Lubuk Ambacang pada tahap kalibrasi adalah skema 3 dengan nilai R

High Stage Sistem Refrigerasi Cascade Menggunakan Refrigeran MC22 Dan R404A Dengan Heat Exchanger Tipe Concentric Tube.. Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Sepuluh