• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3. Pengolahan Data Panel

4.3.6. Hasil Uji Asumsi Klasik Model Regresi Ketiga

4.3.6.3. Pengujian Hipotesis Model Regresi Ketiga

Hasil koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen secara statistik. Dalam melihat tingkat kekuatan hubungan variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat pada ujian koefisien determinasi pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.15

Koefisien Determinasi – Model 3 Model R-squared

Adjusted R-

squared S.E. Of regression

3 0.893707 0.833542 0.120876

Model regresi menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,833 atau 83,3% menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap kinerja keuangan perbankan sebesar 83,3% sedangkan sisanya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Nilai R merupakan koefisien korelasi, dengan nilai 0,893 atau 89,3% menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel independen nilai tambah modal manusia, modal struktural dan modal usaha dengan variabel kinerja pasar saham yang di proxykan dengan Market to Book Value (MBV) perbankan sangat kuat.

4.3.6.3.2. Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan kedalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pada model ini diperoleh degree of freedom for numerator (dfn) = 2 (k-1= 3-1) dan degree of freedom for denominator (dfd) = 81 (n-k = 84-1= 81) maka diperoleh F-tabel sebesar 3,11.

Tabel 4.16

Uji F-statistik - Model 3 Cross-section fixed (dummy variables)

F-statistic 14.85413 Prob(F-statistic) 0,000000

Sumber: Hasil olahan data Eviews, Lampiran V.

Tabel 4.16 menunjukkan secara serempak variabel nilai tambah modal manusia, modal struktural dan modal usaha berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja pasar saham perbankan yang di proxykan dengan Market to Book

Value (MBV), karena nilai Fhitung (14,854) > Ftabel (3,11). Adanya pengaruh yang

signifikan dapat dilihat dari nilai probabilitas statistiknya (0,00) < α 0,05.

4.3.6.3.3. Uji Statistik T

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas (VAHU, STVA dan VACA) dalam model regresi berpengaruh secara individu terhadap Variabel dependen (MBV). Pengujian ini dilakukan dengan melihat t-statistik dari regresi dan dengan t-tabel dalam menolak dan menerima hipotesis.

Tabel 4.17 Uji T-statistik – Model 3

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.384212 0.060375 6.363714 0.0000 VAHU -0.055670 0.021607 -2.576461 0.0128 STVA -0.102438 0.023691 -4.323982 0.0001 VACA 0.618327 0.073560 8.405785 0.0000 Sumber: Hasil olahan data Eviews, Lampiran V.

Berdasarkan hasil pengujian 4.17 diatas maka secara parsial pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen diuraikan sebagai berikut:

a. Variabel nilai tambah modal usaha (VAHU) mempunyai nilai thitung = -

2,576 yang lebih kecil dari ttabel 1,66 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,012 yang lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel VAHU berpengaruh negatif dan signifikan terhadap MBV perbankan.

b. Variabel nilai tambah modal struktural (STVA) mempunyai nilai thitung = -

0,0001 yang lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel STVA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap MBV perbankan.

c. Variabel nilai tambah modal usaha (VACA) mempunyai nilai thitung =

8,405 yang lebih besar dari ttabel = 1,66 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel VACA berpengaruh positif dan signifikan terhadap MBV perbankan.

4.4. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian

4.4.1. Pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah modal struktural (STVA) dan nilai tambah modal usaha (VACA) terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan.

Hasil pengujian secara parsial pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU) terhadap ROA perbankan diperoleh nilai thitung sebesar -5,107 dengan

signifikansi sebesar 0,000. Nilai thitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai ttabel

1,66dan nilai signifikansi lebih kecil dari α0,05. Dengan demikian dapat ditarik

kesimpulan bahwa H1a diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chen at al. (2005); Zeghal dan Maaloul (2010); Wibowo dan Sabeni (2012) dimana intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini menunjukkan semakin besar modal manusia yang digunakan perusahaan dalam bentuk alokasi SDM seperti pendidikan, pengalaman, keterampilan, skill, kemampuan inovasi dan kreativitas

menimbulkan biaya tambahan bagi perusahaan yang menyebabkan turunnya ROA perbankan.

Hasil pengujian secara parsial pengaruh nilai tambah modal struktural (STVA) mempunyai nilai thitung = 9,545 yang lebih besar dari ttabel = 1,66 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel STVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA perbankan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa H1b diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zeghal dan Maaloul (2010) namun bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Wibowo dan Sabeni (2012) dimana nilai tambah modal struktural tidak berpengaruh terhadap ROA perbankan. Penelitian yang dilakukan Wibowo dan Sabeni (2012) menggunakan sampel perusahaan perbankan periode 2009- 2011 dengan jumlah sampel sebanyak 25 perusahaan perbankan serta menggunakan program spss untuk pengolahan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar modal intelektual dalam bentuk modal struktural yang mencakup proses produksi, penggunaan teknologi informasi, sistem operasional perusahaan, hubungan dengan pelanggan, research & developement dan lain-lain yang dialokasikan oleh perusahaan perbankan dapat meningkatkan profitabilitas ROA perbankan. Adanya pengaruh positif dari STVA terhadap ROA disebabkan alokasi dari modal struktural yang besar dapat diarahkan untuk investasi berupa pembenahan kemampuan SDM dalam memanfaatkan modal struktural yang digunakan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.

Hasil pengujian secara parsial pengaruh nilai tambah modal usaha (VACA) mempunyai nilai thitung = -3,14 yang lebih kecil dari ttabel = 1,66 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,002 yang lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel VACA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA perbankan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa H1c diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Chen et al. 2005) dimana VACA sebagai salah satu bagian dari intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan modal usaha (VACA) berupa aset fisik seperti penambahan gedung untuk pembukaan kantor cabang baru tidak akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan karena laba sudah mencapai titik kulminasi. Penambahan aset fisik menyebabkan total aset bertambah dengan demikian akan mengurangi ROA perbankan.

4.4.2. Pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah modal struktural (STVA) dan nilai tambah modal usaha (VACA) terhadap kinerja ekonomi perusahaan perbankan.

Hasil pengujian secara parsial pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU) mempunyai nilai thitung = -10,585 yang lebih kecil dari ttabel 1,66 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel VAHU berpengaruh negatif dan signifikan terhadap OPM perbankan. Dengan demikian ditarik kesimpulan bahwa H2a diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Zeghal dan Maaloul (2010) dimana VAHU sebagai salah satu bagian dari modal intelektual

berpengaruh terhadap kinerja ekonomi perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar modal manusia berupa alokasi biaya untuk peningkatan sumber daya manusia yang dialokasikan oleh perusahaan perbankan kan mengurangi pendapatan dari hasil penjualan produk-produk perbankan yang dapat menurunkan operating margin (OPM) perbankan. Penambahan modal manusia yang digunakan dapat menimbulkan biaya tambahan bagi perusahaan yang akan mengurangi laba bersih yang karena beban operasional yang besar akan menjadikan pengurang laba menjadi besar sehingga laba bersih menjadi kecil.

Hasil pengujian secara parsial pengaruh nilai tambah modal struktural (STVA) mempunyai nilai thitung = 2,629 yang lebih besar dari ttabel = 1,66 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,011 yang lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel STVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap OPM perbankan. Dengan demikian ditarik kesimpulan bahwa H2b diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wibowo dan Sabeni (2012) dimana modal struktural sebagai bagian dari intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja ekonomi perbankan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa penambahan modal struktural (STVA) berupa pemanfaatan teknologi, peningkatan proses produksi dan sistem operasional perusahaan serta research & development akan meningkatkan pendapatan dari penjualan produk-produk perbankan yang pada akhirnya menyebabkan naiknya operating margin (OPM) perbankan. Hal ini menunjukkan peningkatan modal struktural (STVA) sebagai salah satu bagian dari intellectual capital cukup berperan penting dalam memaksimalkan laba perusahaan perbankan.

Hasil pengujian secara parsial pengaruh nilai tambah modal usaha (VACA) mempunyai nilai thitung = 3,234 yang lebih besar dari ttabel = 1,66 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,002 yang lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel VACA berpengaruh positif dan signifikan terhadap OPM perbankan. Dengan demikian ditarik kesimpulan H2c diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zeghal dan Maaloul (2010); Wibowo dan Sabeni (2012) yang menyatakan bahwa VACA berpengaruh positif signifikan terhadap OPM perusahaan. Adanya pengaruh positif VACA terhadap OPM perbankan karena penambahan modal usaha (VACA) yang besar mengindikasikan perusahaan lebih banyak mengalokasikan dana yang besar untuk pembiayaan modal intelektual berupa penambahan aset fisik dan keuangan seperti peningkatan alokasi dana untuk kredit serta penambahan kantor kas sangat berperan penting dalam meningkatkan produktivitas perusahaan sehingga menyebabkan naiknya OPM perbankan. Pengaruh positif dari VACA terhadap kinerja ekonomi perbankan mengindikasikan penggunaan aktiva fisik dan keuangan masih memegang peran utama untuk memberikan kontribusi pada kinerja ekonomi perusahaan perbankan.

4.4.3. Pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU), nilai tambah modal struktural (STVA) dan nilai tambah modal usaha (VACA) terhadap kinerja pasar saham perusahaan perbankan.

Hasil pengujian secara parsial pengaruh nilai tambah modal manusia (VAHU) mempunyai nilai thitung = -2,576 yang lebih kecil dari ttabel 1,66 dengan

disimpulkan bahwa variabel VAHU berpengaruh negatif dan signifikan terhadap MBV perbankan. Dengan demikian diperoleh H3a diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pramudita (2012) dimana VAHU sebagai bagian dari intellectual capital berpengaruh signifikan negatif terhadap MBV perbankan. Namun bertentangan dengan penelitian lainnya yang dilakukan oleh Wibowo dan Sabeni (2012) yang menyatakan tidak ada pengaruh modal intelektual terhadap MBV perbankan. Penelitian yang dilakukan Wibowo dan Sabeni (2012) menggunakan sampel perusahaan perbankan periode 2009- 2011 dengan jumlah sampel sebanyak 25 perusahaan perbankan serta menggunakan program spss untuk pengolahan data. Demikian juga penelitian yang dilakukan Zeghal dan Maaloul (2010) yang menunjukkan bahwa investor kurang memperhatikan pentingnya intellectual capital dalam industri tradisional dan sektor pelayanan jasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar modal manusia dialokasikan oleh perusahaan perbankan dalam pendanaan SDM untuk meningkatkan keahlian dan kompetensi karyawan menimbulkan naiknya biaya operasional dengan demikian ROA juga semakin turun dengan demikian kinerja pasar saham perbankan juga semakin menurun karena menurunnya ROA tersebut tidak berpengaruh terhadap kenaikan return bagi pemegang saham. Oleh karena itu penambahan alokasi dana modal manusia kurang efektif karena hal tersebut menimbulkan biaya besar yang menyebabkan penurunan laba sehingga mengurangi ROA perbankan dengan demikian tidak berpengaruh terhadap meningkatnya return bagi pemegang saham justru akan menyebabkan turunnya MBV perbankan.

Hasil pengujian secara parsial pengaruh nilai tambah modal struktural (STVA) mempunyai nilai thitung = -4,323 yang lebih kecil dari ttabel = 1,66 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,0001 yang lebih kecil dari α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel STVA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap MBV perbankan. Dengan demikian diperoleh kesimpulan H3b diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pramudita (2012) dimana STVA sebagai bagian dari intellectual capital berpengaruh signifikan negatif terhadap MBV perbankan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar penambahan modal struktural kurang efektif dalam peningkatan kinerja pasar saham perbankan karena tidak berpengaruh terhadap peningkatan return bagi pemegang saham yang menyebabkan turunnya kinerja pasar saham perbankan.

Hasil pengujian secara parsial pengaruh nilai tambah modal usaha (VACA) mempunyai nilai thitung = 8,405 yang lebih besar dari ttabel = 1,66 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel VACA berpengaruh positif dan signifikan terhadap MBV perbankan. Dengan demikian diperoleh kesimpulan H3c diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wibowo dan Sabeni (2012) dimana VACA berpengaruh signifikan terhadap MBV perbankan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar modal usaha (VACA) dalam bentuk modal fisik seperti penambahan kantor cabang baru dan modal keuangan berupa penambahan modal setor sebagai alokasi investasi bank untuk sumber daya diluar SDM dapat memperlancar kegiatan sistem operasional perbankan

untuk meningkatkan kemampuannya dalam bersaing. Dalam jangka waktu pendek hal ini tidak berpengaruh terhadap peningkatan laba perusahaan namun dengan adanya peningkatan modal usaha tersebut sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja masa depan perusahaan. Kondisi ini sangat positif dinilai para investor sehingga akan diapresiasi secara positif oleh investor dengan demikian harga saham perusahaan akan mengalami kenaikan. Kenaikan harga saham ini tentunya akan menaikkan MBV perbankan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan pada bab IV dengan memperharikan rumusan masalah penelitian yang diungkapkan pada bab I, Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Nilai tambah modal manusia (VAHU) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap terhadap ROA perbankan.

2. Nilai tambah modal struktural (STVA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap ROA perbankan.

3. Nilai tambah modal usaha (VACA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap terhadap ROA perbankan.

4. Nilai tambah modal manusia (VAHU) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap terhadap OPM perbankan.

5. Nilai tambah modal struktural (STVA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap OPM perbankan

6. Nilai tambah modal usaha (VACA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap OPM perbankan.

7. Nilai tambah modal manusia (VAHU) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap terhadap MBV perbankan.

8. Nilai tambah modal struktural (STVA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap terhadap MBV perbankan

9. Nilai tambah modal usaha (VACA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap MBV perbankan.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil dan keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk Peneliti Selanjutnya

Menggunakan sampel yang lebih besar dengan mengambil sampel yang lebih dari 3 tahun dan dapat meneliti seluruh perbankan di Indonesia sehingga dapat menggambarkan kinerja modal intelektual secara keseluruhan serta menambah variabel kinerja perusahaan perbankan misalnya Net Profit Margin, Gross Profit Margin, Return On Equity dan

lain-lain untuk menggambarkan kinerja perusahaan perbankan lebih menyeluruh.

2. Bagi Perusahaan

a) Perusahaan perbankan dalam memaksimalkan produktivitas sebaiknya perlu melakukan penambahan modal struktural (STVA) melalui pemanfaatan teknologi, peningkatan proses produksi dan sistem operasional serta research & development yang akan meningkatkan pendapatan dari aktivitas penjualan produk-produk perbankan. penambahan modal usaha (VACA) berupa aset fisik dan keuangan untuk jangka pendek tidak berpengaruh terhadap peningkatan laba perusahaan namun dengan penambahan modal tersebut sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja masa depan perusahaan dimana dalam jangka panjang dapat meningkatkan laba yang tentunya akan meningkatkan Return On Asset (ROA). Kondisi ini sangat positif dinilai para investor sehingga akan diapresiasi secara positif oleh investor dengan demikian harga saham perusahaan akan mengalami kenaikan sehingga para investor tertarik dalam membeli saham perusahaan tersebut.

b) Perusahaan perbankan dalam menjalankan operasionalnya harus menunjukkan kinerja yang maksimal serta menyampaikan informasi yang cukup tentang laporan keuangan. Dengan kinerja tersebut publik dapat melihat bahwa perusahaan sedang bertumbuh dengan baik serta dengan keterbukaan informasi dalam publikasi laporan keuangan akan

meningkatkan kepercayaan pihak luar (stakeholder) baik itu nasabah bank dan investor yang mana turut berpengaruh pada peningkatan laba perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdolmohammadi, M.J., 2005. “Intellectual Capital Disclosure and Market Capitalization”, Journal of Intellectual Capital, Vol. 6 No. 3 pg. 397-416. Bontis, Nick, 1998. “An Exploratory Study That Develops Measures and

Models”, Management Decisions. Vol. 36 No. 2 pg. 63-76.

Bontis, Nick, Chong Keow, W.C. And Richardson, S., 2000. “Intellectual Capital & Business Performance in Malaysian Industries”, Journal of Intellectual Capital, Vol. 1 No. 1, pg 85-100.

Cahyaning, Anugraheni, 2010. “Analisis Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”, Skripsi tidak dipublikasikan, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Diponegoro, Semarang.

Chen et al, 2005. “An Empirical Investigation of the Relationship Between Intellectual Capital and Firm’s Market Value and Financial Performance”, Journal of Intellectual Capital, Vol. 6 Issue 2, pg. 159-176.

Edvinson, L., 1997. “Developing Intellectual Capital at Scandia”, Long Range Planning, Vol. 30 No. 3, pg. 266-373.

Firer, S. and William, S.M., 2003. “Intellectual Capital and Traditional Measures of Corporate Performance”, Journal of Intellectual Capital, Vol. 4 No. 3, pg. 348-360.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 19. Salemba Empat, Jakarta.

International Accounting Standards Board, 2004. Intangible Assets. IAS 38. International Accounting Standards Board, London.

Irmayanto, Juli dkk, 2009. Bank & Lembaga Keuangan, Cetakan Ketujuh, Universitas Trisakti, Jakarta.

Lev, B. and Sougiannis, T., 1996. “The Capitalization, Amortization and Value- relevance of R & D”, Journal of Accounting and Economics,Vol. 21 Issue 1 pg, 107-138.

Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu, 1997. Metodologi Penelitian, Cetakan Pertama, Bumi Aksara, Jakarta.

OECD, 2008. Intellectual Capital Assets and Value Creation-Synthesis Report, OECD, Paris.

Pratomo, Wahyu Ario dan Paidi Hidayat, 2007. Pedoman Praktis Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika. Medan: USU Press.

Pulic, A., 1998. “Measuring the Performance of Intellectual Capital Potential in a Knowledge Economy”, Paper presented at 2nd Mcmaster World Congress, Avaliable at: www. vaic-on.net (accessed 10 Desember 2013). Pulic, A., 2004. “ Intellectual Capital-does it create or destroy value?”, Measuring

Business Excellence, Vol.8 No. 1, pg. 62-68.

Pramudita, Gema, 2012. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar dan Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2010”, Skripsi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.

Sangadji, E. M., dan Sopiah, 2010. Metodologi Penelitian : Pendekatan Praktis Dalam Penelitian, Andi, Yogyakarta.

Stewart, T.A., 2002. “The case against knowledge management”, Business 2.0, Vol. 3 No. 2, pg. 80-83.

Tan et al, 2007. “Intellectual Capital and Financial Returns of Companies”, Journal of Intellectual Capital, Vol. 8 No. 1. Pg. 76-95.

Triandaru, Sigit dan Budisantoso, Totok. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi kedua, Salemba Empat, Jakarta.

Wibowo dan Sabeni, 2012. “Analisis Value Added sebagai Indikator Intellectual Capital dan Konsekuensinya Terhadap Kinerja Perbankan”, Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2 No. 1, hal 1-14.

William, S.M., 2001. “Is Intellectual Capital Perfomance and Disclosure Practice Related?, Journal of Intellectual Capital”, Vol. 2 No. 3. Pg. 192-203. Zeghal, Daniel and Maaloul, Anis, 2010. “Analysing Value Added as an Indicator

of Intellectual Capital and its Consequences on Company Performance”, Journal of Intellectual Capital, Vol. 11 No. 1, pg. 39-60.

LAMPIRAN

LAMPIRAN I

DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2012

No Nama Bank Kode Bank

1 PT. Bank Agroniaga Tbk AGRO

2 PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk INPC

3 PT. Bank Bukopin Tbk BBKP

4 PT. Bank Bumi Artha Tbk BNBA

5 PT. Bank ICB Bumi Putera Tbk BABP

6 PT. Bank Capital Indonesia Tbk BACA

7 PT. Bank Central Asia Tbk BBCA

8 PT. Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN

9 PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk BAEK

10 PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk SDRA

11 PT. Bank Internasional Indonesia Tbk BNII

12 PT. Bank Kesawan Tbk BKSW

13 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI

14 PT. Bank Mayapada Internasional Tbk MAYA

16 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI

17 PT. Bank CIMB Niaga Tbk BNGA

18 PT. Bank OCBC NISP Tbk NISP

19 PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP

20 PT. Bank Pan Indonesia Tbk PNBN

21 PT. Bank Permata Tbk BNLI

22 PT. Bank Sinarmas Tbk BSIM

23 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI

24 PT. Bank Swadesi Tbk BSWD

25 PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN

26 PT. Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk BTPN

27 PT. Bank Victoria International Tbk BVIC

28 PT. Bank Windu Kentjana Internasional Tbk MCOR

LAMPIRAN II

STATISTIK DESKRIPTIF

VAHU STVA VACA ROA OPM MBV

Mean 2.565979 0.522247 0.371969 0.017147 0.245399 0.417865 Median 2.25189 0.56196 0.364626 0.017508 0.210999 0.354865 Maximum 5.600375 0.821441 0.886551 0.043276 1.049414 1.232773 Minimum 0.327514 -2.053305 0.097367 -0.146827 -0.160356 0.014495 Std. Dev. 1.078438 0.346624 0.163788 0.020898 0.187047 0.296269 Sum 215.5423 43.86872 31.24543 1.440387 20.61348 35.10068 Sum Sq. Dev. 96.53134 9.972276 2.226596 0.036248 2.903877 7.285373 Observations 84 84 84 84 84 84 Cross sections 28 28 28 28 28 28

LAMPIRAN III

UJI HAUSMAN

Model 1

Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: POOL1

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 7.830949 3 0.0496

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. VAHU? -0.007334 -0.007220 0.000002 0.9374 STVA? 0.067505 0.066041 0.000003 0.4335 VACA? -0.011397 -0.001465 0.000057 0.1890

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: ROA?

Method: Panel Least Squares Date: 03/16/14 Time: 20:09 Sample: 2010 2012

Included observations: 3 Cross-sections included: 28

Total pool (balanced) observations: 84

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.004950 0.003447 1.436138 0.1568 VAHU? -0.007334 0.001974 -3.714449 0.0005 STVA? 0.067505 0.003962 17.03624 0.0000 VACA? -0.011397 0.010565 -1.078787 0.2856

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.934811 Mean dependent var 0.017147 Adjusted R-squared 0.897911 S.D. dependent var 0.020898 S.E. of regression 0.006677 Akaike info criterion -6.902675

Sum squared resid 0.002363 Schwarz criterion -6.005587 Log likelihood 320.9123 Hannan-Quinn criter. -6.542053 F-statistic 25.33383 Durbin-Watson stat 2.617050 Prob(F-statistic) 0.000000

Model 2

Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: POOL1

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 5.033597 3 0.1694

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. VAHU? -0.027634 0.001824 0.001165 0.3881 STVA? 0.069786 0.144268 0.002297 0.1202 VACA? 0.171548 0.130318 0.032159 0.8182

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: OPM?

Method: Panel Least Squares Date: 03/16/14 Time: 20:23 Sample: 2010 2012

Included observations: 3 Cross-sections included: 28

Total pool (balanced) observations: 84

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.216050 0.074343 2.906117 0.0053 VAHU? -0.027634 0.042582 -0.648951 0.5192 STVA? 0.069786 0.085461 0.816578 0.4178 VACA? 0.171548 0.227856 0.752882 0.4549

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.621473 Mean dependent var 0.245399 Adjusted R-squared 0.407212 S.D. dependent var 0.187047

S.E. of regression 0.144012 Akaike info criterion -0.760266 Sum squared resid 1.099196 Schwarz criterion 0.136821 Log likelihood 62.93116 Hannan-Quinn criter. -0.399644 F-statistic 2.900548 Durbin-Watson stat 3.231349 Prob(F-statistic) 0.000345

MODEL 3

Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: POOL1

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 13.144590 3 0.0043

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. VAHU? -0.055670 -0.040673 0.000359 0.4284

Dokumen terkait