HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.2 Analisis Data
4.2.4 Pengujian Hipotesis .1 Uji t .1 Uji t
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t dan uji F. Uji t digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh dari masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Adapun variabel independen penelitian ini yaitu Faktor Fundamental yang terdiri atas 4 (empat) rasio berbeda serta Risiko Sistematis (Beta) dan akan diuji secara parsial sehingga ada 5 hipotesis dalam uji t. Tingkat signifikansi yang digunakan di dalam uji t ialah 5% (0,05).
H1: Faktor Fundamental berpengaruh terhadap Harga Saham perusahaan manufaktur
H1a: Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas menggunakan uji t, diperoleh nilai t sebesar 0,247 dengan nilai signifikansi 0,805. Hasil uji t pada data menunjukkan bahwa variabel Current Ratio berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham ditolak.
Artinya, harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014 dipengaruhi oleh informasi dari salah satu rasio likuiditas yaitu Current Ratio. Akan tetapi, walaupun Current Ratio berpengaruh positif namun tidak terlalu signifikan terhadap kenaikan harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua investor memperhatikan Current Ratio sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi pada saham perusahaan manufaktur atau lebih memilih indikator lain dalam berinvestasi.
H1b: Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham Adapun hasil uji t dari data di atas menunjukkan bahwa nilai t pada variabel DER sebesar 0,758 dengan signifikansi seesar 0,449. Hasil uji t pada data menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio berpengaruh positif namun
tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham ditolak.
Artinya,sama halnya dengan Current Ratio,Debt to Equity Ratio juga tidak terlalu mempengaruhi perubahan harga saham sehingga mengindikasikan bahwa salah satu rasio solvabilitas ini tidak terlalu menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi pada saham perusahaan manufaktur.
H1c: Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas, diperoleh nilai t sebesar 13,650 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hasil uji t pada data menunjukkan bahwa variabel Return On Asset berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap harga saham diterima.
Artinya, bahwa perubahan harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi oleh salah satu rasio profitabilitas yaitu Return On Asset. Hal ini sejalan dengan fenomena umum dan pandangan psikologis investor bahwa informasi tentang pertumbuhan laba perusahaan menjadi dasar pertimbangan untuk berinvestasi saham. Nilai ROA yang positif akan ditanggapi positif investor sehingga mempengaruhi pergerakan harga saham perusahaan manufaktur.
H1d: Price Earning Ratio berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham Berdasarkan hasil olah data diatas, diperoleh nilai t variabel Price Earning Ratio sebesar 6,397 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hasil uji t pada data menunjukkan bahwa variabel Price Earning Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa Price Earning Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham diterima.
Artinya, harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia juga dipengaruhi oleh bagaimana pasar menghargai suatu saham perusahaan yang ditunjukkan oleh salah satu rasio pasar yaitu Price Earning Ratio. Nilai PER yang tinggi menjadi sinyal positif bagi investor sehingga meningkatkan minat dan permintaan terhadap suatu perusahaan manufaktur. Hal ini akan mendorong terjadinya kenaikan harga saham perusahaan manufaktur.
H2: Risiko Sistematis (Beta) berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh nilai t variabel Beta sebesar -1,395 dengan signifikansi sebesar 0,164. Hasil uji t pada data menunjukkan bahwa variabel Beta berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur selama periode 2010-2014. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa Risiko Sistematis berpengaruh signifikan terhadap harga saham ditolak.
Artinya, variabel Risiko Sistematis pada penelitian memberikan gambaran bahwa semakin besar nilai Beta semakin besar risiko yang mempengaruhi suatu saham sehingga akan menurunkan harga saham, namun pada kenyataanya ada atau tidaknya Risiko Sistematis terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014 tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014 tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa ada faktor-faktor lain (seperti aksi korporasi perusahaan, tindakan akuisisi, merger, dsb) yang juga berpengaruh dan bagi investor sendiri lebih fokus kepada faktor-faktor lain yang dianggap mempengaruhi harga saham perusahaan manufaktur tersebut.
4.2.4.2 Uji F
Uji F digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan pada uji F adalah 5% (0,05). Berikut hasil uji F berdasarkan hasil uji dengan menggunakan SPSS pada perusahaan property dan real estate tahun 2012-2014:
Tabel 4.9 Hasil Uji F ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 518.465 5 103.693 41.487 .000b Residual 522.374 209 2.499 Total 1040.838 214
a. Dependent Variable: ln_y
b. Predictors: (Constant), ln_x5, ln_x4, ln_x2, ln_x3, ln_x1 Sumber: Output Statistik, 2016
H3: Faktor Fundamental (CR, DER, ROA, PER) dan Risiko Sistematis (Beta) secara serempak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil uji F diatas diperoleh nilai F 41,487 dengan signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematis secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematis secara serempak terhadap harga saham diterima karena didukung oleh hasil data yang diperoleh dari pengujian statistik diatas.
4.3 Pembahasan
1. Hubungan Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham